Summary
Kredit untuk penerjemahnya @Junetan089 atau @Kurenaii2000 formerly Kurenai86
Bisa mampir ke terjemahan lain punyanya di Wattpad ya 🙂
English translator: teaquilashot
(https://teaquilashot.wordpress.com/2017/11/30/a-love-so-beautiful/)
Televisi dan novel melabeli kami, para anak laki-laki dan perempuan yang berteman serta tinggal amat sangat dekat sejak masih kanak-kanak sebagai ‘kekasih masa kecil’. Terlebih lagi, umumnya mereka membaginya menjadi dua kategori: Satu, tipe yang ‘saling mencintai satu sama lain’. Dua orang yang begitu dekat seperti saudara, menyenggol sarang lebah dan sama-sama terkena sengatan, mencuri ubi dan dihajar bersama-sama. Pada saat keduanya menatap ke belakang, barulah pada saat itu mereka akan mengadari kalau persahabatan dari masa lampau perlahan-lahan telah berkembang menjadi cinta. Yang lain adalah tipe ‘saling lihat dan saling benci’. Dua orang yang saling membenci dengan intensitas yang sama, sudah gatal ingin menyerbu untuk menggigit yang lain saat melihat dari kejauhan. Begitu ada kesempatan, mereka akan saling menggembosi roda sepeda lawannya. Tapi kemudian, ketika keduanya tumbuh dewasa, mereka tiba-tiba akan menyadari — ah! Inilah cinta sejati.
Sayangnya, Jiang Chen dan aku bukan tipe keduanya. Dalam waktu yang sangat lama, aku dan dia hanya sekedar tetangga yang tinggal bersebelahan. Dia memainkan piano tiap hari, aku menonton Chibi Maruko-chan dengan penuh semangat. Kadang-kadang, saat aku lupa dengan isi pekerjaan rumah kami, aku akan menekan bel pintu rumah mereka. Dia akan selalu mencelaku, dan dengan tidak sabaran bertanya kenapa aku tidak ingat.
Mungkin, karena aku butuh bantuan, aku jadi tak pernah bertengkar dengannnya. Tentu saja, mungkin ini juga terjadi karena aku tak suka berargumen dengan orang lain sejak kecil. Aku orang yang tenang dan teratur, agak sedikit tidak biasa.