A Love So Beautiful - Special 13.2
Chen Xiaoxi tak mengira kalau putrinya sendiri akan tampak seperti ini.
Keriput, merah, dan kulit putih yang mengelupas.
Dia merasa muram. Jiang Chen sangat rupawan, dirinya juga tak terlalu jelek, bagaimana dia bisa melahirkan makhluk seperti itu?
Chen Xiaoxi khawatir setengah mati. Dia tak bisa menahan diri untuk bertanya pada Jiang Chen, “Putri kita begitu jelek, bagaimana dia akan bisa menikah kelak?”
Jiang Chen memijit dahinya, “Bayi baru lahir semuanya tampak seperti ini.”
Ibu Chen Xiaoxi secara kebetulan masuk, dan mendengar semua percakapannya. Dia sudah hampir memberikan pukulan ke kepala Chen Xiaoxi, Jiang Chen dengan cepat menyadarinya dan dengan gesit bergerak untuk berdiri di antara keduanya, “Bu, apakah Ibu merebus sup?”
“Aku baru saja kemari untuk bertanya pada kalian berdua agar keluar dan minum sup.”
Chen Xiaoxi, dengan Jiang Chen berdiri untuk memisahkan mereka, dengan bangga memasang wajah bodoh pada ibunya.
“Kamu lebih jelek lagi saat masih kecil. Kau sangat merah terang, kau kelihatan seperti baru saja dikeluarkan dari air mendidih!” Ibu Chen Xiaoxi begitu marah, dia meletakkan tangan di pinggangnya dan menghardik putrinya.
“Bagaimana bisa aku sejelek cucumu. Dia merah terang DAN kulitnya mengelupas, seperti kalau baru saja dikeluarkan dari larutan panas mendidih!”
“Tak peduli seberapa pun jeleknya, dia sama persis denganmu saat kau masih kecil, kau adalah asal dari gen-gen jelek itu!”
….
Jiang Chen dengan lembut menutupi telinga putrinya yang sedang tidur nyenyak. Dunia orang dewasa punya terlalu banyak pembicaraan yang tak seharusnya masuk ke dalam telinga, jangan dengarkan, jangan dengarkan.
Chen Xiaoxi tak pernah berpikir kalau dirinya takkan menjadi ibu yang baik. Saat ini, orang-orang sungguh terlalu lebay saat mereka menjadi ibu. Seperti yang disebutkan dalam buku-buku parenting, membesarkan bayi sama seperti memupuk organisme prasejarah, semuanya harus steril, semuanya harus organik, semuanya harus disucihamakan. Hal ini akibat dari kesannya sendiri bahwa, ibunya sendiri sangat santai, namun dirinya toh tumbuh dengan gembira. Namun dengan cepat dia menyadari, bahwa perilaku ‘menjadi seorang ibu tanpa susah payah’-nya sendiri sepenuhnya telah dikalahkan oleh perilaku ‘menjadi ayah secara ilmiah’-nya Jiang Chen.
Saat Jiang Ke si bayi kecil berumur sebulan lebih delapan hari, ayah dokternya yang terhormat membawa pulang penyakit flu dari rumah sakit, dan dengan cepat menulari ibunya yang tak punya terlalu banyak kekebalan: Chen Xiaoxi begitu cemas, dia ingin menelepon untuk meminta ibunya sendiri agar datang dan mengurus bayinya, namun dihentikan oleh Jiang Chen. Jiang Chen mengekspresikan bahwa bayi yang baru lahir memiliki kekebalan yang sangat kuat, dan tidak mudah terkena flu….
Setelah berdebat, Chen Xiaoxi tetap berakhir dengan memanggil ibunya. Nenek luar itu benar-benar memperlakukan cucunya seperti pusaka. Dia memperlakukann pasangan yang terkena flu itu sebagai musuh nomor satu. Chen Xiaoxi dipaksa ibunya untuk mengenakan sarung tangan plastik sebelum bisa menyentuh wajah putrinya.
Jiang Chen lebih pintar daripada Chen Xiaoxi. Dia mengenakan sarung tangan latex yang mereka pakai di dunia medis. Indera sentuhannya lebih baik.
Hanya saja saat Chen Xiaoxi melihat Jiang Chen yang mengenakan sarung tangan latex putih itu dan membelai kepala si anak tanpa ekspresi di wajahnya, dia jadi merasa kalau pemandangan itu tampak cukup menakutkan tak peduli bagaimana pun dia melihatnya.
***
Beberapa bulan kemudian, si bocah kecil Jiang Ke akhirnya menjalani transformasi lengkap. Benar, putri mereka bernama Jiang Ke. Ayah Jiang Chen yang memilih nama itu. Sang mayor kota tua berkata, cucunya itu pasti akan menjadi orang yang memikat* di masa mendatang. Semua orang setuju. Chen Xiaoxi harus menahan dirinya sendiri dari menyerah pada dorongan menggubah frase idiot dan payah seperti ‘Jiang Ke Jiang Ke, kemarilah dan beri pengajaran, beri pengajaran’, dan dengan patuh berkata, “Terima kasih, Yah.” Oke, ayo kembali pada pembicaraan tentang bagaimana Jiang Ke akhirnya tumbuh menjadi seorang bayi yang putih dan montok yang sama imutnya dengan bayi-bayi yang ada di berbagai iklan susu bubuk.
(T/N: ‘ke ren’ (可人) – berarti seseorang yang menyenangkan dan ramah. Jiang Ke is a homophone of 讲课 (jiang ke) – berarti memberi pengajaran)
Sesuai dengan akal sehat, dia seharusnya bisa menyingkirkan komentar-komentar seperti komentar tentang Jiang Ke tampak sangat jelek. Hari ini, Jiang Chen dan Chen Xiaoxi berdiri di sekitar buaian dan mengamati Jiang Ke kecil saat dia tidur.
“Tidakkah kau pikir putri kita jadi semakin dan semakin imut saat dia bertumbuh?” Chen Xiaoxi akhirnya keluar dari trauma tentang putrinya yang sangat jelek, “Lihatlah dia saat tidur, dia seperti malaikat.”
Jiang Chen menatap bayi yang sedikit demi sedikit tumbuh semakin gendut hari demi hari, dan menyodok lengan montok anak itu, tampak merenung, “Seperti onggokan daging yang terfermentasi.”
Chen Xiaoxi tak mampu berkata-kata, dan berjalan keluar dari kamar tanpa ekspresi.
Dia berjalan menuju balkon dan menelepon ibunya, “Bu, tiba-tiba aku ingin makan mantou, jenis yang baru saja dikukus dan putih juga montok serta masih beruap. Kapan Ibu bisa datang dan membuatkannya untukku?”