A Match Made in Heaven - Chapter 9
Hari itu, pada akhirnya Xin Mei tidak jadi mandi. Lu Qianqiao mengunci dirinya di dalam paviliun Gui Hua, dan keduanya saling memelototi untuk sesiangan.
“Apa maumu?” Xin Mei mengangkat dagunya, sedikit lesu. “Apa kau mau mengikatku pada dirimu sendiri sampai kau mati?”
Lu Qianqiao dengan lembut membelaikan jarinya pada sepotong kumala yang kelihatan memiliki kualitas yang sangat rendah. Dia terdiam cukup lama saat kemudian mendadak dia berkata, “Tiga bulan lagi. Dalam tiga bulan ini, aku harus memastikan keselamatan Huang Ling. Saat waktu itu tiba dan kalau… aku masih ada di sini, maka aku tentu akan melepaskanmu.”
Xin Mei merasa was-was, “Tapi bagaimana kalau kau tak ada lagi di sini?”
Apakah dia hanya akan terikat di Huang Ling dan mati kelaparan?
Lu Qianqiao tak merespon dan terus memandangi potongan kumala kualitas rendah di telapak tangannya itu dengan pikiran-pikiran berat dalam beanknya. Cahaya di matanya meredup.
Xin Mei tiba-tiba terpikirkan kembali pada hari itu di restoran. Fu Jiuyun telah mengatakan sesuatu atau apalah tentang bagaimana sebagian besar anggota Klan Pengamuk mati pada saat krisis di usia dua puluh lima tahun. Waktu itu dia tak mengerti sepenuhnya. Tuan Mei Shan menyebut Lu Qianqiao sebagai seorang Pengamuk, jadi… apa itu berarti bahwa dalam waktu tiga bulan, pria itu akan berusia dua puluh lima dan mati?
Xin Mei merengkuh kepalanya, memutar otaknya. “Itu… itu… selalu ada jalan keluar! Jangan khawatir, kau tahu, setiap kematian itu berbeda. Beberapa orang mati dengan sangat ringannya, dan beberapa mati dengan sangat… berat. Sungguh menakjubkan. Kau hanya perlu berusaha keras untuk menjadi sedikit lebih berat….”
Jemari Lu Qianqiao membeku saat dia mengangkat kepalanya untuk menatap Xin Mei. Dia bertanya, “… Apa kau sekarang sedang berusaha menenangkanku?”
“Ya!” Wah, pria itu ternyata sudah melihat niat baiknya, tidak buruk juga. “Siapa tahu, mungkin pada hari ulang tahun kedua puluh limamu, rasanya hanya akan seperti sedang tidur dan tidak lebih! Jangan khawatirkan tentang itu!”
Kata-kata yang hebat.
Lu Qianqiao berdiri untuk berjalan ke arah jendela dan mendorongnya terbuka. Dari luar, suara riuh alat musik tabuh melayang ke dalam ruangan. Sebuah panggung telah didirikan di atas permukaan air kolam. Tampaknya Tuan Zhao sedang mempertunjukkan sandiwara barunya untuk kali pertama pada sore ini. Penonton yang terdiri dari para siluman duduk dalam kerumunan di tepi kolam, berkicau dan mengoceh. Beberapa sedang memecahkan biji kuaci dan beberapa menunjuk-nunjuk ke arah panggung. Semua orang tampak gembira, tidak waspada, and bersenang-senang sendiri.
“Pentas boneka?” Xin Mei melompat mendekat, matanya berkilau dengan kegembiraan. “Aku belum pernah melihat pentas boneka sebelumnya!”
***
Pementasan-pementasan Tuan Zhao biasanya sangat penuh emosi. Bahkan sebelum pertunjukan berjalan separuhnya, para penonton sudah bercucuran air mata.
Tao Guoguo bersembunyi di bawah jendela di Paviliun Gui Hua, membuat taruhan dengan Si Lan. “Zhao si Melodramatis memakai bagian-bagian plot sama yang sudah usang kali ini. Tokoh utamanya mati, orangtuanya mati, teman-temannya mati. Aku menang. Jadi, Si Lan Dage! Bayar!”
Dengan wajah gelap, Si Lan menyerahkan seuntai koin kepadanya. Tuan Zhao sebelumnya telah menepuk dada dan bersumpah bahwa kali ini, pertunjukannya tidak akan sama dengan yang manapun yang telah dia tulis di masa lampau. Siapa yang tahu bahwa pada akhirnya, secara mendasar dia hanya menuliskan hal yang sama lagi. Lain kali Si Lan takkan memercayai kata-katanya lagi.
Oh, benar juga, kali ini boneka-boneka dalam pertunjukan Tuan Zhao adalah dua belas boneka yang telah dibuat sang Jenderal pada waktu senggangnya. Apakah sang Jenderal akan mengamuk setelah menonton pertunjukan yang parah itu…?
Si Lan diam-diam memutar tubuhnya hanya untuk mendapati sang Jenderal berdiri di jendela, sosoknya yang biasanya tenang jadi agak kaku. Dalam sikap kaku itu terdapat secercah kerapuhan saat dia menunduk menatap Xin Mei yang sedang meratap pilu yang berdiri di sampingnya.
“Wuuhhuuhuuu… itu sedih sekali… dan bagus sekali….”
Xin Mei menekankan sapu tangan pada wajahnya. Sapu tangan itu sudah basah kuyup sampai menetes-netes. Lu Qianqiao melihat ke sekitarnya dan meragu selama sesaat sebelum menyerahkan sapu tangannya sendiri kepada gadis itu.
“… Apa memang sebagus itu?” Dia bertanya, tidak yakin.
Xin Mei mengambil sapu tangan itu dan membuang ingus dari hidungnya. “Itu sungguh menakjubkan! Aku tak pernah melihat pertunjukan yang sedemikian menggetarkan dan indah! Dan boneka-bonekanya! Mereka luar biasa, kelihatan seperti hidup.”
Sang Jenderal yang membuat kedua belas boneka itu, kau tahu… kau punya selera yang lumayan bagus.
“Benarkah,” ekspresi Lu Qianqiao tampak ikut melunak saat dia berkata, “Masih ada pentas boneka lain besok sore. Dan akan memakai boneka yang sama.”
Si Lan mengerutkan diri dengan kaku. Ditamparnya wajahnya sendiri dengan segenap tenaga. Dia barusan sedang berhalusinasi, kan? Yeah, tentu saja, itu adalah halusinasi, halusinasi….
Setelah menangis, mata Xin Mei jadi merah seperti mata kelinci. Dengan penuh semangat dia menatap Lu Qianqiao. “Apa aku bisa minta tanda tangan Tuan Zhao? Dan juga orang yang membuat boneka-boneka itu!”
Lu Qianqiao berpikir kalau mata kelinci gadis itu tak pernah telihat sedemikian menggemaskan dan manisnya seperti layaknya saat ini. Dia terbatuk pelan, tak bisa menahan diri dari memanjangkan Tali Pengikat Siluman sepanjang beberapa kaki. Dia membawa Xin Mei keluar untuk mencari Tuan Zhao demi meminta tanda tangan.
Di bawah jendela, Tao Guoguo mengamuk, “Perempuan jahat ini! Dia sedang berusaha menggoda Qianqiao Dage! Si Lan Dage, kenapa kau tak menendang dia keluar dari sini?”
Si Lan hanya bisa tetap diam. Dia masih tak mampu berkata-kata karena kebingungan.
Tuan Zhao sedang memberikan pengarahan kepada para siluman kecil untuk membenahi panggung dan membersihkan atributnya. Dia bermandikan keringat, dan sebuah ekor tikus mencuat keluar dari bawah jubahnya untuk mencari angin. Huang Ling penuh dengan pusaka, dan atribut panggung yang dipakai Tuan Zhao dalam pertunjukannya semuanya adalah barang-barang asli dan otentik. Bila ada yang secara sembrono memecahkan sesuatu, sang Jenderal mungkin akan mencabut ekornya untuk dijejalkan ke dalam hidungnya.
“Hati-hati! Cermin Ikatan Jiwa itu sangat rapuh!”
Karena dia melihat siluman kecil yang sedang membawa cermin itu terhuyung akibat beratnya, Tuan Zhao jadi tak tahan untuk menjerit dengan putus asa. Dikagetkan oleh perintah yang keras tersebut, si siluman kecil terlompat, dan Cermin Ikatan Jiwa pun terjatuh ke tanah dan bergulir dan berguling hingga mengenai kaki Xin Mei. Tumbukan cermin itu pada kaki Xin Mei sangat keras, dan rasanya sakit tiada tanding.
“… Cermin?”
Xin Mei membungkuk untuk memungut cermin yang kelilingnya sekitar satu kaki. Untuk sebuah cermin, permukaannya sangat kasar dan gelap. Saat kau melihat ke dalamnya, kau bahkan tak bisa membedakan siluetmu sendiri.
“Apa cermin ini pecah karena jatuh?” Dia membalikkannya untuk diserahkan pada Lu Qianqiao.
Sebelum Lu Qianqiao bisa menerimanya, sebuah cahaya putih mendadak berkilas dari dalam kegelapan samar cermin itu, tiba-tiba berubah menjadi titik-titik cahaya kecil seperti kunang-kunang yang memelesat keluar dari dalam cermin dan berpencaran ke segala arah. Pada saat ini, permukaan cermin yang kasar dan gelap tiba-tiba menjadi segelap malam saat memantulkan sepasang kekasih saling berpandangan dengan emosi mendalam.
Cahaya-cahaya peri kecil itu berkilauan di atas kepala dua orang tersebut, menyinari mereka dengan kecemerlangan seperti pantulan pada kolam air… pemandangan itu sangat menggetarkan.
Kecuali… kecuali, kedua kekasih itu tampak seperti Xin Mei dan Lu Qianqiao!
Xin Mei menatap hampa.
Tuan Zhao meraung, “Cermin Ikatan Jiwa! Cermin Ikatan Jiwa! Setelah bertahun-tahun ini, akhirnya cermin ini menunjukkan sebuah pertanda! Oh Langit! Belahan jiwa sang Jenderal adalah nona muda di hadapan kita ini!”
Kerumunan siluman itu pun jadi penuh dengan dengungan riuh, dan karena tak sanggup menerimanya lagi, Si Lan pun jatuh pingsan karena syok.
Kedua sosok yang saling berpelukan di dalam cermin memudar dengan cepat setelah itu, dan masih memegangi cermin tersebut, Xin Mei bertanya-tanya apakah dia harus melihat ke dalamnya lagi. Tuan Zhao telah sejak lama memegangi lengan baju Xin Mei dengan mata sarat dengan air mata, terus-terusan mengguncangkan gadis itu, “Nona Muda, kau harus merawat Jenderal kami baik-baik….”
Menjatuhkan Cermin Ikatan Jiwa ke wajah Tuan Zhao, Lu Qianqiao menarik Xin Mei yang gelagapan saat dia berbalik dan pergi.
“Apa yang terjadi?” Xin Mei bertanya dengan sangat hati-hati.
Tanpa ekspresi, Lu Qianqiao berkata, “Waktunya tidur.”
Tampaknya pria ini lagi-lagi berada dalam suasana hati yang buruk…. Xin Mei mengatupkan mulutnya rapat-rapat dan dengan sangat cerdik tidak bicara lagi.
***
Suasana hati Lu Qianqiao tampaknya tak membaik sejak sore itu. Dahulu, setidaknya pria itu masih akan mengatakan beberapa hal kepada Xin Mei. Sekarang, secara mendasar Lu Qianqiao memperlakukan dirinya seperti udara. Pria itu selalu dikunjungi orang di Paviliun Gui Hua, dan mereka selalu membicarakan sesuatu yang rahasia. Lu Qianqiao membiarkan Xin Mei terikat pada pohon di luar selama saat-saat ini.
Mataharinya sungguh bagus hari ini, dan Xin Mei berjemur di halaman. Merasa bosan, dia memungut beberapa kerikil dan melemparkannya pada jendela tertutup di Paviliun Gui Hua untuk menghibur dirinya sendiri.
Tiba-tiba, seseorang membuka jendela itu. Dari jauh dan dari ketinggian yang lebih tinggi, Lu Qianqiao bertahan dalam diam saat dia… menatap ke arah Xin Mei.
Xin Mei melambai padanya dengan enerjik. “Apa kalian sudah selesai bicara?”
Gadis itu ingin makan sesuatu dan minum sesuatu dan pergi ke kamar mandi lalu mandi….
“… Diamlah.” Lu Qianqiao menutup jendela.
Xin Mei melemparkan batu lainnya, dan batu itu mengenai jendela dengan suara ‘tak!’ Tak ada suara yang datang dari dalam.
“Hoho, apakah Lu Dage sedang marah pada Nona Xin Mei pada saat ini?”
Sebuah tawa ringan terdengar dari belakang Xin Mei. Dia berbalik untuk melihat seorang wanita yang mengenakan gaun merah muda, meredam tawa di bibir saat wanita itu menatap dirinya.
“Diikat ke sebatang pohon seperti itu… sama seperti seekor anjing.”
Wanita itu tersenyum dengan amat cantiknya.
Xin Mei memutar otaknya selama beberapa saat dan kemudian akhirnya dia ingat dengan nama wanita muda itu. “Hong Lian Jiejie, saat kau berdiri di bawah pohon sambil berpakaian seperti itu, kau tampak sangat mirip dengan kakak iparku. Kau terasa seperti keluarga….”
“Namaku Ying Lian!”
Ying Lian menarik napas dalam-dalam, menggertakkan giginya saat dia berusaha mempertahankan senyumannya. Dia menyentuh wajahnya sendiri. Dia… masih muda, kan? Bagaimana bisa dirinya tampak seperti seorang kakak ipar?
Bisa juga hal ini karena gadis kecil di hadapannya terlalu segar dan halus. Dengan pipi lembut seputih salju dan penampilan murni serta cantiknya, Xin Mei membawa kejelitaan polos dari seorang gadis muda biasa. Bagaimanapun juga, siluman-siluman wanita takkan pernah bisa terlihat sedemikian luhurnya. Ying Lian mau tak mau jadi merasa sedih.
Di samping itu, bahkan Cermin Ikatan Jiwa juga telah menunjukkan gambaran dari gadis itu bersama dengan Lu Qianqiao….
Ying Lian mengesah, merasa iri, marah, juga sedikit iba.
“Aku merasa tidak enak melihatmu terikat seperti itu. Apa kau mau pergi?” dia bertanya seraya tersenyum.
Ya! Xin Mei mengangguk dengan antusias.
“Kalau begitu, Jiejie akan melepaskanmu diam-diam… bagaimana pendapatmu tentang itu?”
Hebat! Xin Mei begitu terharu sampai-sampai hampir menangis.
Ying Lian menurunkan lengan bajunya ke arah batang pohon, mengangkat matanya untuk tersenyum pada Xin Mei. Dalam senyumannya, dia tampak puas dengan dirinya sendiri, dan bahkan ada secercah kegembiraan pada ide mengenai kemalangan seseorang….
“Aku akan mengalihrupakan beberapa teratai merah bayangan untukmu. Cukup ikutilah jalan yang mereka buat. Seorang temanku, siluman beruang, tinggal di bagian Barat Huang Ling. Kau akan tinggal dengan dia untuk sementara ini. Setelah semuanya beres, Jiejie akan diam-diam mengirimmu keluar.”
Xin Mei memegangi kelopak teratai di tangannya. Setelah berjalan cukup jauh, dia pun melihat ke belakangnya. Ying Lian Jiejie yang baik hati itu masih berdiri di tempat yang sama, mengantar dirinya. Dia pun melambai kepada Ying Lian sebagai tanda perpisahan.
Yang sebenarnya adalah, di sisi Barat Huang Ling, tinggallah seorang siluman beruang yang terkenal jahat. Semua siluman wanita, antara usia satu hingga seratus, hanya perlu mendengar namanya sebelum mereka memucat ketakutan.
… Tentu saja, Xin Mei sama sekali tak tahu tentang ini. Saat ini dia sedang berjongkok di sisi jalan, mencabuti kelopak-kelopak dari sekuntum bunga liar….
“Kembali… tidak kembali… kembali… tidak kembali….”
Setelah kelopak terakhir, jawaban yang diberikan oleh Langit kepadanya adalah: Tidak kembali.
Xin Mei mengucek matanya, bangkit, dan melanjutkan berjalan.
Qiu Yue, maafkan aku, aku sungguh seorang pemilik yang buruk… kau harus bertahan di sana. Sebelum aku menyelamatkanmu, kumohon jangan menjadi daging pelikan asap!
Xin Mei sangat tertekan sekarang, dan dia menyeka air mata saat dia melangkah menyusuri jalan yang ditunjukkan oleh bunga-bunga teratai merah bayangan.
Di hadapannya tiba-tiba muncullah seorang lelaki tinggi gemuk yang berpakaian hitam. Menunggangi kabut, pria itu terbang di atas Xin Mei, melintas lewat. Saat pria itu menundukkan kepalanya, dia melihat Xin Mei, dan mendadak dia berhenti.
“Nona Kecil, apa kau tersesat?” tanya si paman tinggi gemuk itu. Paman aneh itu tersenyum baik hati.
Xin Mei bahkan tak mendongakkan kepalanya, “Minggir dari jalanku! Aku sedang kesal!”
“Seram sekali!” Si paman aneh itu terpana, tapi kemudian dia lanjut tersenyum dengan penuh welas asih, “Shushu (T/N: Paman) menyukai nona-nona muda yang pemberani dan tak kenal takut. Apa kau mau pergi ke rumah Shushu untuk bermain? Shushu akan mentraktirmu tanghulu (T/N: cemilan dari buah-buahan yang dilapisi gula dan jadi seperti permen).”
Xin Mei mengangkat kepalanya dengan mata berair. “Sungguh?”
Si paman aneh itu mengangguk penuh semangat, “Sungguh, sungguh.”
“… Aku ingin makan daging panggang. Juga misua.”
“Shushu punya semua itu!” Sarat dengan kegembiraan, si paman aneh menggandeng si nona muda menuju rumahnya….
… Disebutkan bahwa siluman beruang itu paling menyukai wanita-wanita cantik, dan dia seringkali memakai teknik rendahan untuk memancing gadis-gadis muda polos dengan makanan lezat seperti tanghulu.
Pada saat ini, gadis itu mungkin sudah diculik, huh.
Dalam satu kibasan, Ying Lian telah membereskan saingan cinta sekaligus pelamar yang menjengkelkan. Sekujur tubuhnya terasa ringan, dan dia mendendangkan sebuah nada pendek, mempersiapkan dirinya untuk tidur siang di samping kolam. Tanpa peringatan, Tang Guoguo tiba-tiba melompat di depannya dari atas cabang pohon, mengernyit kepadanya.
“Ying Lian Jie, bagaimana bisa kau membiarkan manusia itu pergi ke tempat siluman beruang? Dia akan kehilangan nyawanya.”
Tang Guoguo telah menguping dalam waktu lama, dan dia amat sangat tidak setuju dengan tindakan Ying Lian. Siluman beruang itu mesum dan kasar, dengan kekuatan yang cukup besar untuk menakuti orang sampai mati. Siluman beruang itu bersikeras untuk berdandan seakan dirinya elegan dan terpelajar, tetapi semua siluman wanita di dekat Huang Ling akan kabur saat melihatnya. Ying Lian sampai berbuat nekat dengan benar-benar mengarahkan Xin Mei langsung menuju siluman itu.
Ying Lian tidak tampak takut, dan dia hanya tersenyum, “Apa kau sudah lupa kalau dia sudah membuatmu pingsan?”
Tang Guoguo merona, “Itu hal yang berbeda. Saat dia memukulku, aku… aku juga berada di pihak yang salah. Aku ingin mencuri jiwanya demi meningkatkan kekuatanku. Akan tetapi, mengirim dia ke tempat siluman beruang itu tidak benar. Itu berarti menjebak dia!”
Ying Lian tersenyum seakan dia tak peduli, “Kalau dia dijebak, maka hanya bisa dikatakan bahwa dia terjebak karena dirinya keterlaluan bodohnya. Dia benar-benar membuat Cermin Ikatan Jiwa… konyol sekali. Memangnya aku berencana untuk kalah kepadanya….”
“Ying Lian Jie!” Tang Guoguo jadi panik.
Ying Lian menepuk-nepuk pipi Tang Guoguo yang masih kekanakan, dan kemudian dia melompat ke dalam kolam, berubah mejadi sekuntum bunga teratai merah yang merekah.
“Guoguo masih kanak-kanak. Saat seorang wanita bertemu dengan saingan cinta, semua tipuan keji merupakan permainan yang adil. Saat kau sudah tumbuh dewasa, kau harus menjauh dari kaum wanita… jalanilah sisa hidupmu dalam damai bersama dengan adikmu.”
Aiya, sekarang saatnya untuk tidur, tidur, tidur… perasaan sebuah beban berat terangkat dari dalam hati sungguh menakjubkan.