Accompanying The Phoenix - Chapter 81
Tangan ramping nan pucat dari seorang wanita muda pada usia puncaknya, mengenakan gaun putih, mengangkat sebuah cangkir teh kumala ke bibirnya dan menyesap. Dia melengkungkan sedikit telunjuknya, dan dengan lembut menyisipkan helai-helai rambut yang tertiup angin ke belakang telinganya. Wanita itu tertawa ringan, “Menurutku Nona Jin senang membiarkan kita mengambil keuntungan dari situasi. Lagi pula, dialah yang pada akhirnya mendapat keuntungan.”
Sejenak mata Shen Li menjelajah ke seluruh wajah Xing Zhi dan berkata, “Menjadi seperti ini sekarang, kau yin dan aku yang, adalah persis seperti bagaimana kita hidup bersama di masa lalu.”
Bersikap cukup kooperatif, Xing Zhi bersandar pada Shen Li dan berkata, masih menggunakan nada ringan, “Bisakah kamu, Ah Li, menyesuaikan diri terhadap hal itu?”
Shen Li tersenyum sambil memicingkan mata, “Bisa.”
“Ah Li, apa kau suka?”
Shen Li menundukkan kepalanya dan dengan lembut menutupi bibir Xing Zhi dengan bibirnya sendiri, “Aku suka.”
Kemudian tanpa ragu, Xing Zhi memeluk punggungnya. Dengan emosi membara, keduanya saling bercumbu persis seperti bagaimana yang biasa mereka lakukan di halaman kecil tiap harinya. Tiba-tiba, suatu aura membunuh mendekat ke arah mereka. Shen Li bahkan tak mau repot-repot untuk mengernyit. Dia hanya melambaikan tangan untuk menahan dan sebuah dinding pelindung yang terbuat dari sihir pun menghadang pedang tajam yang mengancam.
Shen Li mengerahkan sedikit kekuatan, hanya untuk mendengar sebuah suara keras. Si penyerang terdorong hingga sekitar tiga puluh kaki jauhnya, terhuyung beberapa langkah di luar paviliun sebelum bisa berdiri tegak. Shen Li melepaskan Xing Zhi dan berdiri. Bersama-sama, keduanya menatap oran yang berdiri di luar paviliun, hanya untuk mendapati wajah kelabu Mu Zichun, dengan tampang seperti Asura, “Jadi sebaik inikah kau memperlakukan Nona Jin?”
Shen Li berbalik untuk menatap Xing Zhi yang ada di belakangnya, Xing Zhi juga balas menatapnya. Tiba-tiba, Xing Zhi memeluk lengannya. Kemudian Xing Zhi terisak seperti seekor burung yang tampak imut dan tak berdaya: “Ah Li, siapa orang ini? Kenapa dia galak sekali?”
Seketika, sekujur tubuh Shen Li merinding dan sudut-sudut bibirnya berkedut. Dia berbisik: “Jangan berakting terlalu berlebihan, aku tak sanggup menahannya….”
Xing Zhi balas berbisik: “Aku percaya padamu.”
Tak seharusnya kau percaya padaku seperti itu.…
Melihat kedua orang itu masih berbisik-bisik mesra di hadapannya, Mu Zichun berkata tegas: “Orang rendahan sepertimu, yang dengan penuh kebohongan bilang padanya bahwa kau takkan membiarkan dia menderita sedikit pun. Apa kau tahu kalau apa yang sedang kau lakukan saat ini memberi penderitaan terbesar baginya?”
“Kalau begitu biarkan saja dia menderita sekali-sekali.”
Mu Zichun menggertakkan giginya, “Kau bohong padanya.”
Shen Li mengangkat alisnya untuk menatap pria itu, “Apa hubungannya denganmu?”
Tenggorokan Mu Zichun tercekat. Dengan tenang Shen Li berkata: “Terus kenapa kalau aku rendahan? Terus kenapa kalau aku bohong pada Nona Jin? Apa hubungannya hal ini denganmu? Aku cuma menginginkan kekayaan dan harta Nona Jin. Aku cuma menipu dia. Setelah aku mendapatkan semua barang berharga miliknya, aku akan menceraikan dia….”
“Dan memakai barang-barang berharganya untuk menghidupi seorang gundik,” Xing Zhi menambahkan.
Shen Li mengikutinya: “Benar, dan memakai barang-barang berharganya untuk menghidupi seorang gundik. Memang apa hubungannya semua ini denganmu? Bukankah kau tak suka pada Nona Jin? Jadi kebetulan sekali, saat aku menikah dengan Nona Jin, aku pasti akan melepaskanmu. Bukankah memang inilah yang kau inginkan? Kenapa kau semarah itu?”
“Dasar bajingan.” Mu Zichun menggertakkan giginya dengan penuh kebencian. Ketika dia sudah akan mengangkat pedangnya untuk menyerang, tiba-tiba dia melihat sebuah sosok. Nona Jin sedang berdiri di sisi jalan yang lain, menatap nanar ke arahnya. Tanpa alasan yang jelas, Mu Zichun jadi panik dan berseru keras ke arah Nona Jin, takut wanita itu akan terluka, “Orang macam ini, tak usah pikirkan soal dia lagi!”
“Lantas siapa yang harus saya pikirkan?” Tak disangka-sangka, suara Nona Jin terdengar tenang, “Memikirkan tentangmu?”
Mu Zichun terperangah.
Nona Jin menatap Shen Li, “Tidak apa-apa kalau punya niat lain terhadap saya, setidaknya hal itu memberi saya kesempatan. Tetap lebih baik daripada seseorang yang tak punya niat apa pun terhadap saya juga tidak memberi balasan apa pun kepada saya.”
Cahaya di dalam mata Mu Zichun, sedikit demi sedikit, membeku menjadi es, “Apa kau tahu apa yang sekarang sedang kau lakukan?”
“Apa yang saya lakukan?” Nona Jin tertawa, “Memilih orang yang saya tak bisa bersamanya. Bukankah ini yang telah saya lakukan padamu? Apa? Apakah saya hanya diperbolehkan melakukan ini kepadamu? Apakah saya tidak boleh melakukan ini kepada orang lain?”
Wajah Mu Zichun jadi benar-benar pucat pasi.
“Sebelumnya, kau begitu enggan, dan kini, kau sudah hampir sembuh, jadi pergilah saja. Saya sudah mengganggumu selama bertahun-tahun. Sekarang, saya akhirnya menemukan jalan keluar…. Saya melepaskanmu. Kau akan kembali ke sekte keabadianmu. Kau tak lagi akan disiksa oleh saya, seorang siluman betina.”
Setelah berkata demikian, Nona Jin berjalan ke arah Shen Li. Dengan penuh pengertian Shen Li mengulurkan tangannya untuk menghentikan Nona Jin dan berkata seraya tersenyum: “Aku tak menyangka kalau Nona Jin akan memiliki cinta yang begitu mendalam kepadaku.”
Nona Jin tidak menjawab kata-kata Shen Li. Dia hanya menatap Mu Zichun dari sudut matanya. Dia hanya emosi-emosi yang tampak seperti amarah atau kepedihan di mata pria itu, tapi yang bersangkutan tidak mengucapkan apa pun untuk menghentikan dirinya.
Ketika mereka bertiga meninggalkan pandangan Mu Zichun, Nona Jin tersenyum pahit, “Lihatlah, saya sudah mengucapkannya sampai titik ini, tapi dia tetap seperti itu, jadi saya bisa melihat kalau saya memenangkan taruhan ini. Xing Zhi Shen Jun, Anda tak bisa memenangkan benda yang Anda inginkan itu.”
“Jangan terlalu yakin dulu.” Xing Zhi berkata, “Saat kau kembali, katakan pada para pelayan untuk mengemasi semua barangnya, kirim dia turun gunun, dan katakan kalau kau akan menikahi Shen Li dan tak bisa membiarkan orang luar seperti dia tetap tinggal. Kau akan lihat apa dia setuju atau tidak.”
Shen Li buru-buru berkata: “Ini tidak mungkin. Sudah sangat sulit bagi Nona Jin untuk akhirnya bisa mengikat Mu Zichun ke sisinya. Tak masalah kalau bilang akan melepaskan dia, tapi ini jelas takkan terjadi. Kalau tidak, semua upaya Nona Jin akan jadi sia-sia….”
Xing Zhi hanya menatap Nona Jin, “Bagaimana menurutmu?”
Nona Jin terdiam sejenak, “Kalau dia ingin pergi, saya akan biarkan dia pergi. Saya benar-benar sudah lelah. Saya telah memaksa dia untuk menikah. Saya ingin mengikat dia ke sisi saya, tapi ujian yang telah kalian semua lakukan, membuat hati saya merasa tidak yakin. Kalau saya harus menghabiskan waktu ribuan tahun berikutnya bersama dengan seseorang yang sama sekali tidak peduli kepada saya, maka saya lebih baik…. Hidup seorang diri saja, sebebas dan semudah sebelumnya.”
Shen Li tertegun.
“Saya akan suruh para pelayan untuk mengemasi barang-barangnya dan mengirim dia turun gunung.” Bahkan meski bibir Nona Jin mengulas senyum, matanya sarat dengan kekecewaan.
Shen Li membuka mulutnya, tapi tak ada satu kata pun yang keluar.
“Hei!” Setelah Nona Jin pergi, kesadaran Shen Li kembali dan dia berkata penuh penyesalan, “Kupikir mereka berdua punya perasaan terhadap satu sama lain. Hanya saja si kultivator keabadian itu terlalu kaku dan payah…. Apa kita benar-benar akan membiarkan mereka saling melewatkan seperti ini?”
“Rajaku, apa kau benar-benar berpikir kalau aku akan membiarkan urusannya berkembang seperti ini?”
Mata Shen Li menyala, “Ide jahat apa yang ada dalam pikiranmu?”
Seperti awan di langit yang melayang dihembus angin sepoi, Xing Zhi tersenyum, “Nanti kau hanya perlu membuat Nona Jin tak sadarkan diri.”
“Kenapa?”
“Tentu saja, itu karena sekarang aku tak bisa melakukannya. Di samping itu, Nona Jin tidak waspada terhadapmu.”
****
Setelah Nona Jin menyuruh para pelayan mengemasi barang-barang Mu Zichun, dia lalu memerintahkan mereka agar mengirim Mu Zichun turun gunung. Dia tak repot-repot untuk pergi mengantar pria itu, melainkan hanya duduk kaku di dalam kamarnya. Seorang pelayan datang untuk melapor bahwa Raja Langit Biru ingin bertemu dengannya. Nona Jin sama sekali tidak curiga tentang kenapa dia ada di sana. Akan tetapi, begitu Nona Jin melihat Shen Li, Shen Li menyambar ke arahnya dengan pisau. Nona Jin hanya merasakan kegelapan muncul di depan matanya dan langsung tak sadarkan diri.
Pada saat bersamaan, Xing Zhi berdiri di belakang Shen Li. Dia menolehkan kepala ke belakang dan dengan suara luar biasa acuh tak acuh, dia berkata kepada para pelayan, yang benar-benar dibuat kebingungan: “Raja Langit Biru baru saja membunuh majikan kalian. Mulai sekarang, Wilayah Salju Utara ini adalah milik Raja Langit Biru dan kalian semua juga adalah bawahannya.”
Ketika para pelayan mendengar hal ini, mereka dibuat melongo, bahkan Shen Li juga ikut melongo.
Para pelayan memekik keras dan berlarian keluar dari ruangan. Shen Li menarik Xing Zhi mendekat dan bertanya: “Apa yang kau lakukan dengan bilang seperti itu?”
Begitu Xing Zhi memberi senyum menenangkan, suara lonceng yang memekakkan telinga terdengar dari luar. Suara itu berkumandang ke seluruh Wilayah Salju sejauh ribuan li.
“Cepatlah, cengkeram leher Nona Jin. Nanti seseorang akan datang untuk membawanya pergi. Kau bisa tinggal bertarung melawannya dan membiarkan dia membawa Nona Jin pergi. Kemudian kita hanya perlu menunggu untuk dapat hadiah dan pulang ke rumah.”
Masih merasa ragu, Shen Li mengikuti kata-kata Xing Zhi. Benar saja, seperti yang baru saja Xing Zhi katakan, dalam waktu singkat, Mu Zichun bergegas datang. Ketika dia melihat kalau Shen Li sedang mencekik leher Nona Jin dengan satu tangan, dia pun menyerang seperti orang gila, memaksa Shen Li untuk benar-benar menghadang dua serangannya supaya pria itu tidak sampai melukai dirinya. Bagi seorang kultivator manusia sampai bisa mencapai tingkatan ini, dia pasti telah mengerahkan segenap kekuatannya….
Ketika Mu Zichun membawa Nona Jin pergi, Shen Li mendengarkan kumandang lonceng di luar, “Apa kau bahkan memikirkan soal…. Bagaimana kita akan mengurus dampaknya?”
“Dampaknya?” Xing Zhi menguap, “Memangnya itu urusan kita juga?”
****
Pernikahan Nona Jin dan Mu Zichun digelar sesuai dengan jadwal. Xing Zhi menghadiahi Nona Jin sebongkah batu yang dia pungut dari suatu tempat, dan dengan penuh eufemisme menyebutnya sebagai pecahan sebuah bintang yang tertinggal di Langit Atas Langit. Sebagai gantinya, Nona Jin memberi Xing Zhi sebuah bandul kumala.
Pernikahan Nona Jin berlangsung dengan megah, dan Shen Li senang bisa melihat senyum manis pada wajah Nona Jin.
Di perjalanan pulang, Xing Zhi terdiam untuk waktu yang lama, dan kemudian dengan hati-hati dia bertanya: “Apa kau menginginkan pernikahan?”
“Huh?” Shen Li tertegun.
“Dulunya aku berpikir kalau pernikahan itu cuma sebuah formalitas. Karenanya, itu tidak penting. Tetapi setelah menghadiri upacara pernikahan pada beberapa hari terakhir ini, tiba-tiba aku merasa kalau ini merupakan hal yang cukup bagus untuk mengumumkan identitas dari orang terpentingku ke seluruh dunia.”
Shen Li terus tertegun.
Xing Zhi membelai kepalanya dan berkata: “Ah Li, menikahlah denganku. Aku akan memberimu upacara pernikahan yang diberkati oleh ratusan ribu dewa.”
Shen Li menimbang-nimbang, “Baiklah, tapi kau harus melakukannya secepat mungkin, kalau tidak, saat perutku jadi semakin besar, maka tidak akan tampak bagus dalam gaun pengantin.”
“.…”
“Benar-benar langka bisa melihat Xing Zhi Shen Jun menatap dengan begitu kebingungan seperti ini.”
Ketika sudut-sudut bibir Xing Zhi melengkung naik tak terkendali, jemari lentiknya menekan ringan pada perut Shen Li. Dia sedikit membungkukkan tubuhnya untuk mengusapkan bibir ke telinga Shen Li, dan mendesah, “Istriku, apa lagi yang bisa kuminta….”
—- EPILOG—-
Tahun berikutnya….
Di dalam halaman kecil, suara tangis dua orang bayi bisa terdengar….
Kemudian pada tahun berikutnya lagi….
Bersama dengan Mu Zichun, Nona Jin membawa bayinya datang mengunjungi Shen Li, yang sedang hamil lagi….