Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye - Bab 6
- Home
- Addicted Pampering You: The Mysterious Pampered Wife of The Military Ye
- Bab 6 - Mendatangi Rumah Keluarga Fu
BAB 6 – Mendatangi Rumah Keluarga Fu –
Ketika Shen Qinglan kembali ke asrama sekolah, hanya tinggal satu orang dan berada di seberangnya. Ada 4 orang dalam satu kamar, ketiganya orang lokal, termasuk Shen Qinglan. Hanya Wu Qian yang bukan orang dari daerah sini.
Selain liburan musim panas dan musim dingin, dia tidak sering pulang kerumah. Juga, dia bekerja selama akhir pekan.
Selain Yu Xiao Xuan, juga ada Fang Tong. Hari ini dia kencan dengan pacarnya.
Setelah menyapa Wu Qian, dia mandi dan merebahkan diri di ranjang. Meskipun sudah sangat malam, Shen Qinglan tidak merasa mengantuk sama sekali.
Tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu, akhirnya dia mengantuk, ponselnya tiba-tiba menyala. Dia melihat dan membukanya. Sebuah pesan. Melihat nomor yang tidak ia kenal yang mengirimnya, mata cantiknya berkilat, jari lentiknya menekan tombol ‘hapus’.
***
Di hari Jum’at, Shen Junyu datang menjemputnya untuk pulang lebih awal.
Ketika Shen Qinglan kembali ke rumah Keluarga Shen, dia tidak melihat Chu Yunrong dan Shen Xitong. Mereka tampaknya sedang berbelanja.
Shen Qinglan tidak terlalu suka belanja, dia hanya pergi jika Yu Xiaoxuan mengajaknya. Hanya sekali dia pergi berbelanja dengan Chu Yunrong yaitu ketika dia baru saja kembali ke Keluarga Shen.
Shen Qinglan menemui Kakek Shen di halaman belakang vila, dia sedang merapikan potongan bunga-bunganya.
“Kakek”
“Lan’er sudah pulang…” Kakek Shen melihat cucunya dan tersenyum. Dia berada di militer untuk waktu yang cukup lama. Bahkan jika dia bukan orang yang keras, jelas kehidupan militer mempengaruhinya, dia jarang tersenyum. Dia juga tidak begitu dekat dengan cucu-cucunya, yah… terkecuali Qinglan.
“Aku sudah berjanji akan menemani Kakek akhir minggu ini, tentunya aku tidak akan mengingkari janji sendiri.” Nada Qinglan datar, tapi dari matanya bisa di lihat betapa dekatnya dia dengan sang Kakek.
Tangan Kakek Shen sedang memegang gunting tanaman untuk memotong dahan-dahan dan bunga-bunga. Dia berkata pada Qinglan: “Cucu Kakek Fu-mu akan pulang, dia mengundangku untuk ke rumahnya. Apa kau mau menemani Kakek besok?”
Cucu Kakek Fu? Fu Hengyi? Qinglan ingat bertemu dengan pria itu di restoran. Mata indah Shen Qinglan berbinar dan dia berbicara.
“Iya Kakek, aku pasti akan menemani Kakek.” Shen Qinglan mengambil gunting dari tangan Kakek Shen dan membantunya untuk merapihkan semak kecil di bawah bimbingan Kakek Shen.
Saat mereka sedang menyibukkan diri di halaman, Chu Yunrong dan Shen Xitong baru saja pulang.
“Ibu, warna gaun yang ibu beli hari ini sangat cantik. Ibu harus tahu saat ibu keluar dari ruang ganti, penjaga toko bertanya apa kita kakak-beradik. Aku bilang ‘ini Ibu ku’, dia tidak percaya, dia berpikir aku menipunya.” Suara bahagia Shen Xitong terdengar jelas bahkan dari pintu tertutup.
Chu Yunrong tersenyum. “Oh, mulutmu manis sekali, gaun ini memang cantik, mata putriku benar-benar bagus.”
Keduanya berbicara dengan penuh kebahagiaan, mereka tidak menyadari kedua orang yang baru saja masuk, hingga Xitong akhinya menyadari keberadaan mereka.
“Kakek, Qinglan, kalian datang tepat waktu. Ibu dan Aku baru saja selesai berbelanja dan membeli beberapa pakaian untuk mu.” Xitong mengeluarkan kemeja coklat gelap dari tas belanja dan memberikannya ke Kakek Shen. “Kakek Aku memilihnya untukmu, apa Kakek suka?”
Kakek Shen dengan tenang mengangguk dan berkata: “Ya. Kau perhatian, Kakek suka.”
Shen Xitong mendengar kata-kata itu, dan tersenyum dengan manis. “Bagus kalau Kakek suka.” Setelah itu, dia menarik keluar benda lain dari tas, sebuah gaun pink pucat. “Qinglan, ini yang Ibu pilih untukmu. Ibu melihatnya dan langsung memilihnya untuk mu. Bagaimana? Kau suka?”
Kedua mata Shen Qinglna jatuh pada gaun itu, gaun tanpa lengan. Gaun yang tak memiliki pola rumit, tetapi memiliki bunga peony besar di bagian pinggang, membuat gaun itu terlihat halus. Tapi gaun itu terlihat mirip dengan yang sedang di kenakan Xitong sekarang.
“Qinglan, apa kau suka gaun nya?” Chu Yunrong menatap Qinglan, ada sedikit kekhawatiran di matanya, saat kata-kata Kakek Shen kemarin berputar ulang di kepalanya.
Shen Qinglan mengulurkan tangan dan menerima gaun itu. “Aku sangat suka, terimakasih Ibu.” Tidak ada kata-kata berlebih, dan kedua matanya tetap tenang, tidak ada ‘suka’ atau ‘tak suka’ yang terlihat.
Chu Yunrong melihat prilaku putrinya, suasana hatinya redup. Saat melihat Shen Xitong, ada setitik emosi tak dikenal dalam matanya.
***
Ketika Shen Qinglan dan Kakek Shen tiba di rumah Keluarga Fu, hanya ada Kakek Fu di rumah.
“Fu Tua, aku sudah tiba. Keluarlah!” Saat Kakek Shen memasuki pintu, suara kerasnya bergema di ruangan, dia selalu melakukan ini saat bertemu teman seperjuangannya.
“Kupingku tidak tuli. Apa-apaan kau memanggilku dengan berteriak seperti itu?!” Suara Kakek Fu bisa di dengar dari lantai atas, dan sesaat kemudian langkah-langkah terburu-buru terdengar.
“Kakek Fu.” Shen Qinglan menyapa Kakek tua yang energik yang kedua matanya penuh senyuman.
Mata Kakek Fu berbinar. “Oh, nak Qinglan kau juga datang. Ah kau Kakek tua, kenapa tidak bilang nak Qinglan juga ikut?!”
Kakek Fu menatap Kakek Shen, wajahnya terlihat penuh kekesalan.
Ekspresi Kakek Shen penuh kebingungan, dia baru saja tiba dan bahkan mereka belum menyambut satu sama lain dengan benar.
Sebenarnya, apa yang di pikirkan Kakek Fu sekarang adalah; Jika dia tahu bahwa nak Qinglan akan datang, dia pastinya tidak akan menyuruh bocah itu untuk pergi, dia sudah pasti akan mengikatnya di rumah.
Fu Hengyi sudah berumur 31 tahun ini, tapi hingga sekarang dia tidak memiliki pacar. Setiap hari dia akan selalu berada di militer, dan selalu memikirkan tentang militer. Cucu-cucu keluarga lain sudah berkeluarga, dan bahkan cicit mereka sudah bisa beli kecap sendiri. Tapi keluarganya masih seperti ini, inilah yang di khawatirkan Kakek fu.
(membeli kecap sendiri = biasanya seorang anak jika sudah bisa mandiri akan di suruh ibunya untuk coba pergi membeli barang sendirian ke toko atau pasar, pada umumnya barang ini adalah ‘kecap’. Seperti ‘tugas pertama dalam kehidupan sang anak’ yang musti dilakukan tanpa di temani saat berumur 6 tahun misalnya.)
Dan gadis keluarga Shen ini, bukan hanya dia cucu dari teman lamanya, dengan penampilannya, di tambah dengan penampilan cucunya sendiri jelas-jelas pasangan yang sempurna. Anak-anak dari keduanya sudah pasti akan tampan dan cantik. Selama dia membawa cicitnya yang rupawan di depan teman-teman lamanya, dia pasti akan menuai banyak tatapan iri dan cemburu. Kakek Fu menatap Shen Qinglan dan hampir mengeluarkan air liur.
Untungnya, niat Kakek Fu tidak di ketahui oleh Kakek Shen. Kalau tidak, kedua Kakek tua itu sudah pasti akan bertarung dengan satu sama lain. Cucu mu sudah 31 tahun, cucu ku baru 21! Jarak umur cucumu dan cucuku begitu jauh, dia bisa saja jadi pamannya! Tapi cucumu berani-beraninya mengatakan omong kosong ini?!
Shen Qinglan tidak tahu apa yang sedang di pikirkan Kakek Fu dalam hati. Dia hanya menyadari Kakek Fu menatapnya dengan wajah bahagia untuk waktu yang cukup lama. Setelah beberapa saat tatapannya meredup, saat si Kakek menyadari dia tidak dapat memenuhi harapannya sendiri. Saat wajahnya berusaha terlihat setenang mungkin, dalam hati, dia masih bergumam penuh kesal.
Kakek Fu tidak menemani mereka lama, dia buru-buru memberikan alasan akan pergi ke toilet sebelum menelpon cucunya untuk cepat-cepat pulang, dan mengancamnya untuk segera pulang dalam setengah jam. Setelah itu dia berseru ke Kakek Shen untuk menemaninya bermain catur.
Awalnya Kakek Shen tidak berniat untuk ber tamu lama di rumah Keluarga Fu. Dia dan Shen Qinglan harus pergi ke rumah sakit untuk menemani istrinya. Tapi sekarang Kakek Fu terus-terusan menariknya untuk tetap tinggal. Karena dia menyadari pria tua ini biasanya di rumah sendirian karena anak dan menantunya telah meninggal, anak perempuannya juga jarang pulang setelah menikah, dan cucu satu-satunya berada di militer dan jarang di rumah; memikirkan semua ini membuat hatinya melunak.
——
Thanks for reading!