Ashes of Love - Chapter 6
Aku menatap sekeliling. Makam wanita tua itu, Dewi Bunga yang sebelumnya masih sama sederhana seperti sebelumnya. Aku telah meninggalkan Dunia Bunga selama seratus tahun, tapi aku masih tak melihat sedikit pun bunga-bunga yang mekar untuk menghias gundukan kuburannya. Selama Empat Ribu Tahun, saat aku masih tinggal di Shui Jing, musim yang paling kunantikan adalah ‘Shuang Jiang’, karena itu adalah peringatan kematian Dewi Bunga yang sebelumnya. Setiap tahun, saat Shuang Jiang, Pemimpin Bunga Pertama akan membuka Shui Jing dan mengijinkan kami para xian dan peri kecil meninggalkan perbatasan. Dia akan membiarkan kami pergi ke hadapan makam tua Dewi Buga sebelumnya untuk melakukan pelayanan menganang, dengan penuh hormat memenuhi kewajiban bakti dari kami para generasi muda. Meski waktunya tak butuh lebih dari satu batang dupa untuk terbang dari Shui Jing ke makam itu, bagi kami para peri yang telah dikurung dalam Shui Jing selama bertahun-tahun, masa-masa ini sama berharganya seperti manusia memperlakukan Tahun Baru mereka. Meski sepertinya kami dibutuhkan untuk menemani kedua puluh empat Pemimpin Bunga dan memasang tampang amat sangat menderita, dalam hati kami sebenarnya melompat-lompat kegirangan.
Tetapi, kini aku berlutut di depan makam dan menghitung dengan jari-jariku. Saat ini, titik balik musim panas bahkan belum tiba, jadi Shuang Jiang masih agak terlalu jauh, dan Festival Menyapi Makam juga telah berlalu….
“Arwah majikan kita yang sebelumnya maha mengetahui. Di hadapan tanah kuburannya, aku akan bertanya dan kau menjawab, jangan berani berbohong setengah kata pun!” Pemimpin Bunga Pertama membuka mulutnya dengan gaya memerintah.
Setelah mengamati ekspresi Pemimpin Bunga Pertama, dengan patuh aku menyatukan kedua telapak tanganku dan membungkuk tiga kali ke arah tanah makam, seluruh wajahku sarat dengan pemujaan.
“Di mana jepit rambut yang ada di kepalamu?”
“Aku menghilangkannya.” Kenapa semua orang begitu peduli dengan Tusuk Rambut Penyegel Jiwa itu?
“Selain Dewa Api, berapa banyak orang lagi yang telah melihat sosok aslimu?”
“Juga ada Yue Xia Xian Ren, Le Ting, Fei Xu, Dewa Malam, Lao Hu, Ji Dou Xing Jun….” Aku menghitung memakai jari-jariku, berusaha sebaik mungkin untuk mengingat, tetapi sorot membunuh menguar dari mata Pemimpin Bunga Pertama. Sorotan itu membakarku dan aku sedikit bergidik, tak mampu meneruskan bicara.
“Apakah Dewa Api yang membawamu keluar dari Shui Jing?” Tatapan Pemimpin Bunga Pertama menusukku.
“Ya,” jawabku ragu.
“Selama sertaus tahun kau meninggalkan Shui Jing, kau telah tinggal di Istana Qi Wu di Dunia Khayangan?”
“Ya.”
“Setelah Dewa Api dilukai oleh jarum-jarum demam, apakah kau yang menumbuhkan Ling ZHi Xian Cao dan menyelamatkan nyawanya?
“Ya.”
“Terakhir, biar kutanya padamu….” Pemimpin Bunga Pertama menggertakkan giginya, dan dengan penuh tekad membuka mulutnya, “Apakah kau telah mengembangkan perasaan antara pria dan wanita terhadap Dewa Api?”
“Ya.” Karena aku telah menjawab pertanyaannya yang sebelumnya dnegan begitu mulus, aku bahkan tak berpikir sebelum kata-kata itu lolos dari mulutku.
“Dosa! Ini sungguh dosa besar!” Akal sehat Pemimpin Bunga Pertama hancur, dan dia pun memejamkan mata, “Majikan terdahulu! Mu Dan tak berguna! Hamba tak patut menerima kepercayaan besar Anda! hari ini, hamba bersedia menghancurkan separuh kekuatan hamba sebagai hukuman!” sambil berkata demikian, dengan sedih dia berlutut di depan makam itu dengan suara ‘bruk’ dan mengangkat tangan untuk memukul dahinya sendiri.
Eh?
“Bukan, bukan, sama sekali bukan seperti itu!” Buru-buru aku menyela. Kenapa semua orang jadi begitu panik saat mereka mendengar bahwa Phoenix dan aku memiliki suatu jenis hubungan? Lao Hu seperti itu dan Pemimpin Bunga Pertama juga seperti itu sekarang. Oh, separuh kekuatan xian-nya. Bukankah Pemimpin Bunga Pertama itu jadi agak terlalu berlebihan dan boros?
Pemimpin Bunga Pertama menaikkan tangannya dengan suara gemerisik, dan sambil berbalik, matanya menyorot dengan amarah yang mengungkungku, “Katakan yang sebenarnya, apa yang barusan kau katakan tadi itu benar?”
Melihat dia begitu meributkan soal jawaban ini, aku tak tahan untuk memikirkannya secara serius. Tetapi apa yang bisa dianggap sebagai mengembangkan perasaan antara pria dan wanita dengan Phoenix?
Aku ingat kisah-kisah cinta yang pernah diceritakan oleh xian rubah, dan dengan menyatukannya, secara kasar bisa kusimpulkan ke dalam tujuh kata besar ‘Bercinta dan mengancam bunuh diri berulang kali’. Meski Phoenix telah mengajariku beberapa metode kultivasi diri, dia tak pernah mempraktekkan metode berpasangan denganku, dan karenanya, ‘bercinta’ tak bisa diterapkan; lalu soal bertanya padaku tentang ‘mengancam bunuh diri berulang kali’ untuk Phoenix itu, hal tersebut akan melampaui batasan imajinasiku lebih jauh lagi.
Jadi, aku mengangguk kepada Pemimpin Bunga Pertama dan berkata, “Itu benar.”
Pemimpin Bunga Pertama perlahan menatap wajahku, “Lalu kenapa kau menyelamatkan nyawanya? Kenapa kata-kata yang kau ucapkan padanya sebelum kita pergi terdengar begitu mengundang?!”
Iyakah? Aku mengerjapkan mataku. “Dia sudah berjanji untuk memakai hasil pertapaan selama tiga ratus tahun sebagai pertukaran dengan Ling Zhi Xian Cao, dan masih belum memenuhi janjinya itu.”
Pemimpin Bunga Pertama terhuyung-huyung, menutup matanya dan setelah terdiam selama sesaat, dia pun membuka mulutnya untuk berkata, “Hanya untuk hasil pertapaan?” lalu, dia mengesah, kelihatan lega, dan bergumam pada dirinya sendiri: “Tak apa-apa, aku sudah linglung dan melebih-lebihkanmu.”
Melihat bahwa penyakit wanita tua itu akhirnya telah lewat, kugosok lututku dan bersiap untuk berdiri, tapi siapa yang tahu kalau dia tiba-tiba akan membuka matanya dan menatapku dengan galak, secara paksa mencegahku bergerak. “Kau harus ingat baik-baik dalam benakmu, Dunia Khayangan dan Dunia Bunga kita memiliki kebencian yang takkan pernah terselesaikan! Hari ini, di hadapan makam ini dan di hadapan majikan sebelumnya, kau harus bersumpah untuk tidak pernah berhubungan lagi dengan Dunia Khayangan!”
Dengan patuh kuangkat dua jari tangan kananku ke dahi, “Aku, Jin Mi, saat ini juga akan bersumpah, bahwa aku takkan punya hubungan dengan manusia dari Dunia Khayangan seumur hidupku! Kalau aku melanggar sumpah ini, biarlah lingli-ku dihancurkan, tak bisa menjadi xian dalam kehidupan ini. Pada kehidupan mendatang, biarlah alu diturunkan menjadi manusia, dan dalam kehidupan setelahnya, biarlah aku menjadi sebuah wortel untuk dikunyah para kelinci….”
“Sudah cukup, sudah cukup. Kita sudahi saja untuk hari ini.” Pemimpin Bunga Pertama mungkin merasa bahwa aku telah bertindak dengan sangat penurut, dan sumpah yang telah kubuat sudah cukup kejam, jadi karena merasa puas, dia pun mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. Aku menahan diri agar tidak memeluk diriku sendiri dengan kegirangan. Wanita tua itu sebenarnya begini mudah untuk ditipu. ‘Manusia dari Dunia Khayangan, manusia dari Dunia Khayangan’, karena itu adalah Dunia Khayangan, mana mungkin ada manusia?
Semua ini agak terlalu berlebihan, karena setelah Pemimpin Bunga Pertama sendiri yang menjemputku pulang ke Shui Jing, kedua puluh tiga Pemimpin Bunga lain semuanya muncul untuk mencariku, dan para peri di Shui Jing juga dengan riang berdesakan di depan pintu rumahku untuk melihat keramaian, selain Lin Qiao, yang tampaknya telah salah melaporkan sesuatu kepada Pemimpin Bunga Pertama dan kini dikirim ke kebun sayur di sebelah untuk menumbuhkan sayuran sebagai hukuman, dan Lao Hu yang meraung-raung serta menutup pintunya, berkata bahwa aku telah melukai hatinya saat aku mengakali dia dan takkan pernah mau melihatku lagi.
Tetapi, memangnya apa yang telah dilakukan oleh Dunia Khayangan kepada Dunia Bunga? Kapanpun para Pemimpin Bunga bicara tentang Dunia Khayangan, wajah mereka akan terlihat muak dan mata mereka akan jadi sarat dengan kebencian. Satu demi satu, dengan sepenuh hati mereka akan menyuruhku agar tidak memiliki hubungan apapun dengan Keluarga Khayangan, tetapi mereka takkan mau mengatakan alasannya padaku, jadi aku hanya bisa dengan penasaran memakai rasa ingin tahuku untuk menyiksa benakku, lagi dan lagi.
Setelah para Pemimpin Bunga pergi, Pemimpin Bunga Pertama menempelkan tiga jimat sihir pada pintuku dan dengan paksa menyuruhku untuk menekuri kesalahan-kesalahanku dalam pengasingan.
Meski Phoenix biasanya tak bisa dianggap hangat dan dekat denganku, dia bisa dianggap sebagai seorang dewa yang memenuhi janjinya. Karena dia dengan senang telah setuju untuk datang ke Dunia Bunga kemarin lusa, aku jelas berpikir kalau dia akan datang hari ini. Aku selalu menganggap kekuatan dewa milik Phoenix tentunya sangat hebat, jadi ketiga jimat sihir di pintuku seharusnya tak ada bedanya dengan sepasang duilian (T/N: kuplet, puisi berpasangan yang sering dipajang di depan pintu) bagi dia.
Karenanya, aku pun bangun pagi-pagi sekali, dan setelah membersihkan diri, aku menunggu Phoenix datang lalu melepaskan jimat-jimat sihir itu dan mengeluarkanku. Aku menginjak teralis anggur dan memanjat dinding untuk untuk melihat ke luar pintu tiga kali, dan akhirnya menunggu sampai satu, dua, tiga awan… totalnya dua puluh empat awan muncul di ujung langit. Kutarik kepalaku masuk, bersiap turun seperti caraku naik tadi. Itu bukan awan, itu jelas-jelas sosok ramping dan gemulai dari dua puluh empat Pemimpin Bunga yang menuju kemari di atas bunga-bunga.
Aku sudah akan kembali seperti caraku tiba, saat sudut mataku menyapi sebuah cahaya tujuh warna yang jernih melintasi awan-awan. Cahaya itu luar biasa benderang, dan saat aku memusatkan pandanganku padanya, kulihat bahwa itu sebenarnya adalah dia, Phoenix, yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan mendarat di depan pintu halamanku. Hari ini, dia mengenakan jubah mereah berlengan lebar, dengan pinggiran berdesain phoenix emas. Ujung bajunya sampai ke tanah, dan dengan noraknya dia berdiri di depan pintuku seperti ini, jadi seluruh Shui Jing menjadi beberapa tingkat lebih terang.
Lalu, ketika keduapuluh empat Pemimpin Bunga melihat kilasan cahaya keemasannya, ekspresi mereka pun mejadi cukup gelap, dan satu demi satu, mereka turun dari bunga-bunga mereka, mendarat di hadapan Phoenix. Phoenix dengan santainya mengepalkan tangan untuk memberi salam. “Dewa kecil ini, Xu Feng, memberi salam kepada semua Pemimpin Bunga.”
Pemimpin Bunga Pertama memakai sudut matanya untuk menyapu Phoenix. “Untuk alasan apa Dewa Api menempuh ratusan li jauhnya demi memasuki Dunia Bungaku tampa ijin, tidak hanya sekali, tetapi dua kali?”
Dewa kecil ini sekarang telah memanggil Anda sekalian untuk Jin Mi Xian Zi.” Ujung alis Phoenix melengkung membentuk garis-garis senyuman, dan tanpa menahan diri dia berkata, “Xu Feng telah berjanji kepada Jin Mi bahwa saya akan datang hari ini. Saya harus menepati perkataan saya, khususnya kepada orang yang dikagumi oleh dewa kecil ini. Bahkan bila gunungan belati dan lautan api menghalangi, saya tetap harus datang. Saya memohon kepada para Pemimpin Bunga untuk meringankan peraturan untuk satu kali ini saja.”
Orang yang dia kagumi? Kalau menyesuaikan dengan kata-kata xian rubah, bagaimana dia akan menjelaskan ini? Wah, benar juga, xian rubah pasti akan berkata, “Pak tua ini berpikir kalau kata ‘mengagumi’ itu sangat anggun.” Jadi sepertinya Phoenix ingin mempraktekan metode berpasangan denganku?
Kusandarkan daguku pada telapak tangan dan mempertimbangkannya selama sesaat. Ya, sebenarnya tak ada yang salah dengan itu. selama aku bisa meningkatkan lingli-ku.
“Lancang!” Pemimpin Bunga Ding Xiang menggertakkan giginya dan melontarkan kata-kata itu dari lidahnya, begitu marah sampai-sampai sekujur tubuhnya gemetar. “Benar-benar dosa! Langit dan bumi begitu besar, dengan lebih dari ribuan dan puluhan ribu wanita, tetapi kenapa Keluarga Khayanganmu tak mau melepaskan Dunia Bunga kami?! Terutama Jin Mi, Dewa Api tak boleh memiliki harapan sia-sia itu lagi!”
“Terutama Jim Mi?” Phoenix menaikkan alisnya, sudut bibirnya tampak menimbang-nimbang perkataan itu, “Dewa kecil ini hanya tahu bahwa Jin Mi adalah peri buah yang bertapa selama beberapa ribu tahun. Setelah mendengar kata-kata Pemimpin Bunga Ding Xiang, saya jadi ingin bertanya kenapa Jin Mi menjadi begitu ‘spesial’?”
Pemimpin Bunga muda itu terdiam, dan tampak tercengang.
Pemimpin Bunga Pertama menaikkan matanya dan sambil lalu melirikku yang waktu itu sedang berbaring di atas tembok. “Dewa Api tak mengetahui semua cerita yang ada di dunia ini. Hari ini, xian kecil ini dengan tulus hendak menasihati Pangeran Kedua. Jangan tertipu oleh penampilan Jin Mi. pada akhirnya, orang yang akan patah hati setelah sesaat bermimpi muluk, adalah diri Anda.”
Phoenix mengangkat tangannya dan menggelengkan kepala, berkata, “Dewa kecil ini bukan orang yang begitu dangkal hingga menilai orang dari penampilan mereka. Xu Feng mengagumi Jin Mi, tentu saja jarena aku menyukai pembawaannya yang bagai air dari mata air dan tak ada hubungannya dengan penampilan dia.”
Pemimpin Bunga Ding Xiang menyeringai. “Orang-orang di Keluarga Khayangan begitu picik. Apa kau tahu bahwa ribuan tahun yang lalu, ada seorang dewa yang telah mengatakan hal yang sama denganmu? Dan apa yang terjadi pada akhirnya? Setelah terbangun dari mimpi, yang disebut-sebut sebagai ‘cinta sejati’ itu hanyalah kebohongan yang memuakkan.”
Phoenix mengerutkan alisnya. “Dewa kecil ini memang tak tahu alasan lama apa yang membuat kedua dunia jadi memiliki dendam berkepanjangan selama sepuluh ribu tahun ini, tapi tak peduli apapun yang terjadi dahulu, itu adalah masa lalu. Tidak akan bijaksana bila semua dunia dan semua generasi terus terpengaruh olehnya. Saya mohon kedua puluh empat Pemimpin Bunga bersedia memberitahu dewa kecil ini asal muasal dendam ini, mungkin ini hanya kesalahpahaman.”
“Karena Dewa Api punya waktu untuk menerobos Dunia Bungaku, kenapa Anda tidak pergi dan bertanya kepada Yang Maha Mulia, sang Kaisar Langit?” Pemimpin Bunga Yu Lan menyela dingin.
Pemimpin Bunga Pertama mengangkat tangannya untuk menghentikan Pemimpin Bunga Yu Lan. “Saya sudah cukup berbicara tentang hal ini. Saya hanya punya satu kalimat; Anda boleh memilih dari semua wanita yang ada, tetapi jangan Jin Mi, dengan alasan apapun!”
—–
“Jangan Jin Mi dengan alasan apapun?” Setelah mendengar ini, Phoenix pun menundukkan kepalanya untuk menimbang-nimbang selama sesaat. Dalam sekejap, ekspresinya mendadak berubah, bagaikan badai, seakan mimpinya telah dihancurkan. “Kaisar Langit… Dewi Bunga sebelumnya… apakah Jin Mi adalah….”
“Tak ada gunanya bicara lagi. Lao Hu, antar dia pergi!” Pemimpin Bunga Pertama berbalik dengan murka.
Lao Hu, yang sedang berjongkok di pojokan dan sudah mendengarkan secara diam-ciam selama beberapa saat, ternganga kaget saat Pemimpin Bunga Pertama memergokinya. Dia menggosokkan tangannya, tersenyum canggung, lalu menggeser tubuh bulat kecilnya keluar. Memutar kepala, dengan muram Lao Hu mengulurkan tangannya ke arah Phoenix. “Yang Mulia Dewa Api, silakan –!“
“Ai!” Aku berpegangan pada tembok, mendengarkan mereka sambil berusaha menebak teka-teki serta bertukar kode-kode sampai membuatku benar-benar linglung. Kenapa dia pergi begitu saja? Aku kan masih terkurung di sini. Karenanya, aku buru-buru bersuara untuk memanggil Phoenix, tapi siapa sangka kalau dia tak bisa mendengarku sama sekali dan malah berpaling begitu saja. Aku baru melihat kalau Pemimpin Bunga Pertama memakai sihir penyamaran di luar pintuku dan selain orang yang membuat mantra ini, yang lainnya takkan mampu melihatku sedikitpun.
Pemimpin Bunga Pertama mungkin telah mendengarku memanggil-manggil dan segera menatapku dengan sorot mata setajam belati, jadi aku pun membekapkan tanganku ke mulut dan dengan patuh tutup mulut.
Sebelumnya aku sudah pernah melihat Phoenix yang sombong, Phoenix yang dingin, Phoenix yang menggoda, Phoenix yang keras kepala, tetapi inilah kali pertama aku mlihat Phoenix yang sepertinya telah kehilangan jiwanya. Aku jadi tak tahan untuk menatapnya beberapa kali lagi, tetapi aku hanya melihat dia berjalan perlahan ke kuar SHui Jing dalam kebingungan. Dia bahkan lupa untuk naik ke atas awan dan tak menolehkan kepalanya saat dia berjalan keluar dari Shui Jing.
Pada saat ini, aku mengerti sesuatu yang berarti. Tak peduli sehebat apa pun lingli-mu, kalau mulutmu bisu, kau tetap tak bisa mengalahkan musuh. Contoh yang bagus adalah Pemimpin Bunga Pertama kepada Phoenix dalam urusan ini, jadi aku tak bisa untuk tidak lebih mengagumi wanita tua itu.
Tetapi karena Phoenix telah diusir oleh Pemimpin Bunga Pertama, siapa yang akan melepas ketiga simbol sihir di pintuku? Sebelumnya, setidaknya aku bisa sedikit melatih otot-ototku di Shui Jing, tapi sekarang, aku hanya bisa tinggal dalam rumah mungilku, mondar-mandir seratus langkah dari timur ke barat dan seratus langkah dari utara ke selatan. Sempit sekali.
Setelah lewat dua hari kemudian, Pemimpin Bunga Pertama datang ke Shui Jing seperti biasa untuk melakukan pemeriksaan, dan setelah dia pergi, kulihat jam air di atas meja. Periode hai(Jam 9-11 PM) bahkan belum lewat. Bosan setengah mati, kupetik sehelai daun anggur untuk menarik sekelompok kunang-kunang, dan satu demi satu, kucabuti sayap-sayap mereka untuk menghilangkan rasa bosan.
Tepat saat aku sedang mencabuti dengan riang, kulihat seberkas cahaya gemerlap meluncur dari atas cakrawala. Aku tak tahu Xing Jun (Star Lord / Penguasa Bintang) mana yang datang untuk bermain hari ini. Kudengar bahwa di dunia fana ada sebuah kebiasaan; kapanpun mereka melihat sebuah meteor, kalau mereka memanfaatkan sinar itu untuk membuat permohonan, permohonan itu pasti akan terkabul. Meski aku tak berpikir kalau manusia itu cukup pintar, kebiasaan itu lumayan menarik, jadi diam-diam aku membuat permohonan kepada bintang jatuh dari dasar hatiku , berdoa semoga aku akan segera mendapatkan kebebasanku.
Mataku mengikuti meteor itu selama beberapa saat, dan melihat bahwa jalurnya tidak benar, tetapi sesaat kemudian, sebuah cahaya menyilaukan muncul dari dalam halaman. Hei, seperti yang sudah kuduga, meteor itu jatuh ke halamanku. Jangan sampai dia menghantam pohon pisang yang telah kutanam.
Aku bergegas lari ke kebun belakang, dan setelah sinar dewa yang berkilauan itu menghilang, tetap tak terlihat adanya seorang Xing Jun kecil yang naik sapu. Di bawah cahaya bulan yang seperti air, Xiao Yu Xian Guan sedang membimbing seekor rusa sika Hewan Mimpi Buruk, berdiri diam di tengah halaman dan tersenyum dengan begitu anggun padaku. pola sulaman berwarna hijau dengan indahnya menghias jubah sutra putihnya, yang berkibaran naik turun tertiup angin malam.
“Dewa kecil ini tak mengirimkan kartu tamu dan sembarangan muncul di sini. Saya harus meminta agar Jin Mi Xian Zi tidak marah.” Xiao Yu Xian Guan itu memang seorang dewa yang sopan.
“Tidak sama sekali, tidak sama sekali. Saya telah menganggur dengan parahnya selama dua hari ini, Xiao Yu Xian Guan datang tepat waktu untuk meredakan rasa bosan saya. Jin Mi sangat menyukainya.” Aku buru-buru mengatakan beberapa kalimat sopan.
Xiao Yu Xian Guan menatap tanganku, dan sedikit jejak senyum pun muncul di bibirnya. Kuikuti tatapannya dan melihat bahwa sayap-sayap kunang-kunang kecil masih ada di tanganku. Serangga kecil itu telah dicabuti bulunya dan berputar-putar kencang. Aku segera membaungnya, menggosokkan tanganku dan tertawa canggung.
Xiao Yu Xian Guan mengalihkan tatapannya, dan menyembunyikan senyumannya. “Saya pikir karena Jin Mi Xian Zi juga sudah bosan setengah mati. Bisakah dewa kecil ini mendapatkan kehormatan untuk mengajak Jin Mi Xian Zi keluar dari Shui Jing agar bisa sedikit bersantai?” Xiao Yu Xian Guan benar-benar dewa yang baik dan penuh pengertian.
Memasang tampang ingin melakukan yang terbaik dalam situasi yang buruk ini, aku berkata, “Itu boleh juga.”
Aku memanjat naik ke atas punggung Hewan Mimpi Buruk, Xiao Yu Xian Guan menarik kekangnya, dan dengan santai membimbing kami keluar dari perbatasan yang telah dibuat oleh Pemimpin Bunga Pertama. Cahaya benderang tiba-tiba muncul di depan mataku. Aku jadi semakin merasa kalau Xiao Yu Xian Guan adalah seorang dewa yang baik yang kekuatan dewanya tidak jelek.
Jadi sepertinya para manusia fana itu memiliki pengetahuan mereka sendiri, karena kebiasaan memohon pada bintang jatuh ini ternyata memang sangat manjur.
Tak terhitung banyaknya bintik-bintik cahaya bintang yang menyebar di cakrawala, mengalir ke Sungai Khayangan. Xiao Yu Xian Guan menuntun Hewan mimpi Buruk rusa sika itu untuk melangkah di atas sungai dan pergi ke arah hulu, melawan arus.
Aku menunggang di atas punggung Hewan Mimpi Buruk, dan membelai-belai bulunya yang sehalus air. Kupalingkan kepalaku dan berkata pada Xiao Yu Xian Guan, “Pekerjaan Run Yu Xian Guan, kalau mempertimbangkan peringkatmu, memang cukup bagus. Tetapi bila mempertimbangkan pesonanya, Jin Mi pikir masih tidak sebagus pekerjaan Mao Ri Xing Jun (Dewa yang bertugas mengatur terbitnya matahari).”
“Oh? Saya tertarik mendengarkan pendapat Jin Mi Xian Zi yang terhormat.” Xiao Yu Xian Guan menghentikan langkahnya dan menatapku.
“Mao Ri Xing Jun bertugas pada siang hari, yang lebih ramai berkat kokokan ayam jantan dan gonggongan anjing. Namun di tengah malam, semua orang sudah tertidur, jadi rasanya muram sekali. Anda hanya memiliki Hewan Mimpi Buruk mecil yang bisu ini untuk menemani Anda, bahkan tak ada orang lain untuk diajak bicara. Bukankah Xiao Yu Xian Guan itu agak terlalu kesepian?”
Xiao Yu Xian Guan menundukkan kepalanya, menatap aliran Sungai Khayangan yang berkilauan di bawah kakinya, dan tersenyum samar pada bayangannya. “Hanya orang-orang yang telah mengalami keramaian lah yang tahu apa itu kesepian. Aku ditakdirkan untuk sendiri selama puluhan ribu tahun. Setiap hari, aku makan seorang diri, melatih kultivasi seorang diri, membaca seorang diri, dan tidur seorang diri. Aku tak pernah mengalami keramaian, jadi bagaimana aku tahu apa itu kesepian?”
Aku menolehkan kepalaku kepadanya dan berkata, “Aku tidur larut malam. Kalau kau merasa amat bosan, kau bisa mencariku, atau aku bisa mencarimu. Kita berdua bisa merasa bosan bersama. Tetapi, di mana Xiao Yu Xian Guan tinggal?”
Xiao Yu Xian Gua mengangkat kepalanya, matanya memantulkan berkas-berkas bintang, jernih bagai kaca. “Saya tinggal di Istana Xuan Ji di ujung pelangi, di tengah Hutan An. Hari itu ketika Jin Mi Xian Zi secara kebetulan bertemu dengan dewa kecil ini adalah tepat di luar Hutan An.”
Kuanggukkan kepalaku, mengeluarkan sebutir biji dari lengan bajuku dan memberikan biji itu kepadanya. “Ini adalah biji bunga sedap malam. Bunga ini suka berkembang di malam hari dan menutup kelopak bunganya pada siang hari. Dia punya kebiasaan yang serupa dengan Xiao Yu Xian Guan, jadi dia bisa menemanimu.”
Run Yu Xian Guan menerima biji itu, dengan hati-hati meletakkannya dalam kantong di dadanya, lalu tersenyum padaku, “Terima kasih, Jin Mi Xian Zi.”
“Tak usah dipikirkan, tak usah dipikirkan!” Kutepuk=tepuk Hewan Mimpi Buruk yang ada di bawahku dan berpura-pura bersikap sopan, “Tapi… tapi, bisakah Dewa malam tidak mengantarku pulang ke Shui Jing? Tak apa-apakah bila Jin Mi memanfaatkan keramahtamahanmu selama beberapa hari di Istana Xuan Ji milik Pangeran Pertama?”
Xiao Yu Xian Guan tak bisa menahan dirinya untuk tertawa. “Karena saya telah jauh-jauh membawa Jin Mi Xian Zi pergi dari Shui Jing hari ini, tentu saja saya tak berencana untuk mengantar Jin Mi Xian Zi pulang. Saya merasa terhormat karena Jin Mi Xhan Zi tak menganggap rendah Istana Xuan Ji saya, jadi dari mana istilah ‘memanfaatkan keramahtamahanku’ itu berasal? Tetapi, bila kedua puluh empat Pemimpin Bunga mengetahui tentang hilangnya Anda, mereka akan belajar dari kesalahan dan pasti akan mencari di Dunia Khayangan. Karenanya, bila Jin Mi Xian Zi ingin tetap bebas dalam waktu lebih lama, Run Yu tak beranggapan bahwa Dunia Khayangan adalah pilihan terbaik.”
“Kau benar.” Aku mengangguk setuju, algid an lagi. Xiao Yu Xian Guan memang memikirkan segala hal dengan seksama. “Tapi Jin Mi tak tahu keenam dunia dengan terlalu baik, ajdi aku masih harus meminta Run Yu Xian Guan untuk memberiku pengarahan.”
Xiao Yu Xian Guan tersenyum hangat tapi tak menjawab, hanya menuntun Hewan Mimpi Buruk ke hulu. Setelah sampai di puncak Sungai Khayangan, dia melangkah di tepi sungai dan berkata, “Dunia Milky Way, Khayangan di atas, Bumi di bawah, dan di seberang Sungai Khayangan dan sedikit jauh ke bawah adalah Dunia Fana. Ada ratusan kebiasaan, bentuk, dan aroma yang bercampur di Dunia Fana. Mencari aroma Jin Mi Xian Zi dari begitu banyak aroma yang berlainan bukanlah urusan yang mudah.”
“Yang Mulia, sang Dewa Malam, sungguh memiliki bakat langka menjadi negarawan. Jin Mi sungguh menganggap tinggi Anda.” Kegirangan, dengan tulus aku mengatakan semua itu pada Xiao Yu Xian Guan.
Xiao Yu Xian Guan membantuku melompat turun, dan suara-suara ribut dari tempat yang ramai pun menerpa wajahku.
Xiao Yu Xian Guan menemukan sebuah rumah yang lumayan untuk kutinggali dan mengganti penampilan luarku menjadi seorang laki-laki sekarang ini. Belum sempat aku mengangkat cermin dan menatap diriku sendiri, seorang dewa angin dan air setempat bergegas datang, mengikuti aroma dewa seperti kucing kecil.
“Oh….” Dewa setempat itu mengangkat kepalanya. Dia menatap selama beberapa saat ketika matanya seakan terpancang pada leherku. Aku berputar dengan tidak yakin. Jadi sepertinya pita satin yang mengikat rambutku terlalu panjang, barusan aku tak memperhatikannya, dan pita itu menjulur di lekukan leherku, menyelinap masuk ke dalam pakaianku. Xiao Yu Xian Guan dengan penuh perhatian mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan pita itu dan memindahkannya ke luar pakaianku, agar pita itu tak menggosok dan membuat leherku gatal.
Setelah memindahkan pitanya dengan benar, Xiao Yu Xian Guan memalingkan kepalanya dan dengan ramah berkata kepada dewa angin dan air setempat, “Kali ini, saya harus meminjam kediaman dewa setempat ini. Saya tak memberitahu Anda scara resmi, harap maafkan saya.”
Kesadaran dewa angin dan air setempat itu akhirnya pulih. Dia membungkuk dan dengan penuh hormat berkata, “Pangeran Pertama, kehadiran Dewa Malam sungguh memberikan kehormatan sejauh seratus li ke sekitar kediaman saya yang sederhana ini, sungguh hal yang menyenangkan! Ini adalah kali pertama xian kecil ini bisa melihat penampilan Pangeran Pertama yang luar biasa anggun. Saya sungguh mendapatkan berkat selama tiga masa kehidupan, dan keberuntungan tanpa batas! Xian kecil ini….”
“Ini adalah teman baru dewa kecil ini, Tuan Muda Ling Guang. Karena dia menemui beberapa masalah, dia harus meminjam tempatmu untuk ditinggali selama beberapa hari. Saya harus meminta dewa setempat ini agar menjaga dia dengan baik.” Xiao Yu Xian Guan mengangkat tangannya untuk memperkenalkanku. Kupikir nama samaran ‘Ling Guang’ ini cukup bagus, jadi aku langsung setuju.
Meski Xiao Yu Xian Guan menyela pidato pembuka yang panjang dan tanpa henti dari dewa setempat itu, dia tak marah sama sekali, dan dengan cerdas berputar untuk membungkuk padaku. “Dewa kecil ini memberi salam kepada Tuan Muda Ling Guang.” Lalu, dengan murah hari dia menepuk dadanya dan meyakinkan Xiao Yu Xian Guan, “Sayalah yang telah membuka gunung ini! Sayalah yang telah membuat jalan ini! Sayalah yang bertugas di tempat ini! Kalau ada orang yang hendak mencelakai Tuan Muda Ling Guang bahkan seujung rambut pun, dia akan harus melangkahi mayat saya terlebih dahulu!”
Wah, kata-kata ini kedengarannya cukup mengesankan.
Xiao Yu Xian Guan berbisik pelan di telingaku, “Sebelum dewa setempat ini mencapai keabadian, dulunya dia adalah seorang bandit gunung yang merampok dan merampas.”
Mendapat pencerahan, aku pun menganggukkan kepalaku.
“Maka, saya harus merepotkan dewa setempat.” Merasa senang, Xiao Yu Xian Guan bersikap sopan kepada dewa setempat itu.
“Itu….” Mata cerdas dewa setempat ini berpindah-pindah antara aku dan Xiao Yu Xian Guan. Bertahan pada perjanjian, dia pun meluruskan wajahnya dan berkata kepada Xiao Yu Xian Guan, “Sebenarnya, xian kecil ini memiliki penglihatan yang sangat buruk yang menjadi semakin parah di maam hari. Apapun yang berada pada jarak lebih dari dua lengan, saya hanya bisa melihatnya sebagai bayang-bayang samar. Pangeran Pertama Dewa Malam, harap Anda jangan khawatir dengan xian kecil ini. Anda bisa merasa leluasa untuk melanjutkan… melanjutkan…. Xian kecil ini akan mengundurkan diri.”
Aku mengawasi dewa setempat kecil yang dibilang punya penglihatan buruk itu dengan lincah dan hati-hati menutupkan pintu untuk kami lalu memelesat pergi di kegelapan malam, dengan cekatan memutari gunung dan kolam hias, mengundurkan diri dengan angin bertiup di bawah kakinya. Aku tak bisa menahan diri untuk bertanya-tanya, apa yang kami lanjutkan?
Mungkin Xiao Yu Xian Guan memiliki urusan penting yang harus dia bereskan? Jadi aku pun mengikutinya dan menolehkan kepala untuk berkata padanya, “Xiao Yu Xian Guan, silakan lanjutkan saja!”
Tak tahu harus tertawa atau menangis, Xiao Yu Xian Guan pun memijit pelipisnya.