Ashes of Love - Chapter 7
Rembulan malam ini tampak luar biasa terang dan bulat, bersinar cerah di atas jembatan kecil dan air yang mengalir di tengah-tengah kebun bunga, bukit-bukit buatan, serta paviliun. Phoenix, Xiao Yu Xian Guan, dan aku duduk di depan Meja Delapan Dewa (T/N: 八仙桌, meja kotak dengan bangku untuk delapan orang) sambil minum arak, yang kupikir amat serasi dan memuaskan. Selain sang dewa setempat, yang sedang berlutut di sana dengan punggung dibebani oleh sebau sapu yang beratnya separuh orang dewasa, dan kadang-kadang menyeka bulir-bulir keringat dari dahinya dengan lengan baju. Dia tak kelihatan terlalu puas.
“Xian kecil ini datang dengan sebuah tongkat untuk memohon hukuman dari kedua xian shang!” Kali ini, lidah si dewa setempat sangat lancar, dan akhirnya tidak melantur, tampak telah sadar dari kondisi mabuknya.
“Apa kau tahu di mana kesalahanmu?” Xiao Yu Xian Guan bersikap tenang dan sabar. “
“Xian kecil ini bersalah seribu kali, sepuluh ribu kali, saya sungguh tak semestinya menggandrungi benda dalam cawan itu! Xian kecil ini bersalah seribu kali,s epuluh ribu kali, saya sungguh tak seharusnya diam-diam mengajak Tuan Muda Lian Guang keluar dari halaman! Xian kecil ini bersalah seribu kali, sepuluh ribu kali, saya sunggh tak seharusnya mengajari Tuan Muda Lian Guang cara berjudi!” Dengan sangat cepat dan tulus dewa setempat itu mendaftar kesalahan-kesalahannya, satu demi satu.
“Hmm? Hanya ini saja?” Xiao Yu Xian Guan tersenyum kepada si dewa setempat, selembut mungkin.
Si dewa setempat sedikit bergidik, “Xian kecil ini bersalah karena telah melakukan kejahatan yang paling berat dan patut menerima kematian sepuluh ribu kali, dan seharusnya, sharusnya sama sekali tidak mengajak Tuan Muda Lian Guang pergi ke tempat pelacuran!” Dia langsung ambruk ke tanah, berkowtow, dan mengaku bersalah.
“Dan apa lagi?” Phoenix bertanya dingin.
“Eh?” Si dewa setempat bangkit dan mengerjap, lalu berkata dengan merana, “Tak ada yang lain, sunggh tak ada yang lainnya!”
Phoenix memutar-mutar arak osmanthus di cawannya, perlahan menyesap seteguk, dan dengan santai berkata, “Kudengar di dunia dana ada sebuah hukuman yang disebut dengan ‘terpengaruh karena berhubungan’. Ada sebuah wisma ribuan li jauhnya dari sini, yang tampaknya merupakan sarang bandit gunung. Aku tak terlalu sering turun ke dunia fana, jadi kenapa aku tak memperbaiki kesalahan sesuai dengan dekrit Langit dan dengan mengakhiri saja semuanya?”
Si dewa setempat menyeka air matanya, “Semua bandit kecil di dalam rumah itu adalah keturunan dari saudara-saudara manusia xian kecil ini selama tiga puluh enam generasi. Saya memohon kepada Pangeran Kedua sepuluh ribu kali untuk mengampuni mereka!” Memang benar bahwa Kaisar pun memiliki beberapa saudara yang miskin, dan bahwa para xian juga memiliki sanak keluarga manusia.
“Hmm?” Phoenix mengerlingkan matanya pada si dewa setempat dan mengeluarkan suara terahir, “Dewa ini tak berpengalaman dan tak berpengetahuan. Aku sempat mendengar sesuatu yang disebut ‘empat kesenangan besar dalam hidup’, tetapi apa saja itu?”
Si dewa setempat sedikit berayun. Tiba-tiba dia berpaling padaku dan berkata muram, “Tuan Muda Lian Guang, xian kecil ini sudah amat mabuk sehingga tadi itu saya jadi linglung. Sebenarnya keempat kesenangan besar dalam hidup adalah ‘musik, catur, sastra, dan melukis’.” Pada akhirnya, dia juga tertawa kering beberapa kali, “Salah bicara, ini sungguh hanya salah bicara!”
Eh? Salah bicara ini bukannya terlalu jauh, ya? Aku lalu jadi ragu-ragu dan bimbang, tetapi Phoenix mengulurkan tangannya dan menyentil dahiku, “Untung saja aura xian-mu masih stabil dan tak dinodai oleh hawa kotor itu.”
Si dewa setempat menghembuskan napas panjang, tapi kemudian mendengar Phoenix lanjut berkata, “Mulai besok, kau harus pergi ke tempat Lao Jun sebagai pelayan untuk menjaga tungku.”
Dengan ekspresi penuh duka, si dewa setempat berkata, “Pangeran Kedua, tempat Lao Jun itu seperti kuali uap. Xian kecil ini takut dengan panas. Kalau saya masuk ke sana, takutnya saya akan matang lebih dahulu sebelum pil-pilnya. Bisakah Anda mengubah hukumannya?”
Sekarang ini membuktikan bahwa tawar-menawar dengan dewa berhati dingin seperti Phoenix adalah langkah yang bodoh karena Phoenix hanya menggumam pada dirinya sendiri, “Masih ada posisi lain yang tersedia. Kudengar Neraka Avici membutuhkan Utusan Neraka untuk menagkap arwah, kenapa kau tak ke sana selama beberapa hari terlebih dahulu?”
(T/N: Neraka Avici adalah tingkatan neraka yang paling bawah, khusus untuk orang-orang yang telah melakukan kesalahan teramat besar seperti membunuh orangtua.)
“Terima kasih, Pangeran Kedua, atas kebaikan Anda. Xian kecil ini bersedia pergi ke kediaman Lao Jun untuk menjaga api.” Dewa kecil itu menyeka air mata kepahitan yang mengalir ke segala arah dan kemudian dikirim pergi oleh Xiao Yu Xian Guan.
“Jin Mi Xian Zi sangat hebat dalam membuat arak.” Xiao Yu Xian Guan perlahan menikati arak osmanthus di tangannya dan mengubah topik.
“Tidak sama sekali, tidak sama sekali,” aku berpura-pura merendah, “kalau Run Yu Xian Guan menyukainya, jin Mi bersedia mengajarkan resep membuat arak ini kepada Anda.”
“Kalau begitu sudah ditentukan, malam selanjutnya ketika bunga sedap malam berkembang, Run Yu pasti akan berbenah dan dengan penuh hormat menanti instruksi Jin Mi Xian Zi.” Senyum Xiao Yu Xian Guan bagai dibasuh oleh hembusan angin musim semi.
Dengan nyaring aku menyuarakan persetujuanku.
Di sebelah, Phoenix menuang arak dan minum sendirian, ekspresinya tampak acuh tak acuh. Dengan cemas aku mengangkat teko untuk menuangkannya arak. Dia tak mengatakan apa-apa, tapi membiarkanku mengisi cawannya hingga penuh. Aku sudah terbiasa dengan gaya dinginnya, tapi sekarang dia jadi begitu diam sampai jadi menakutkan.
Sesudah itu, sepertinya aku telah menjadi pelayan penuang arak bagi mereka. Keduanya minum secawan demi secawan, araknya tak habis-habis, tetapi mereka bahkan tak bertukar kata sekalipun, juga tak pernah bertukar pandangan. Mereka minum sampai kira-kira lima teko dengan cara seperti ini. Xiao Yu Xian Guan memakai satu tangan untuk menyangga dahinya dan tersenyum padaku, ekspresi di matanya berkilau redup sebelum terpejam. Kuletakkan teko araknya dan memanggil dia dua kali tetapi tak melihat dia merespon sama sekali.
“Dia sudah mabuk.” Phoenix melirik Xiao Yu Xian Guan dan menyimpulkan. Sisi kakiku terasa agak gatal, tapi itu ternyata karena Yan Shou rusa sika telah menggesek pakaianku. Hewan kecil itu tak tahu caranya bicara, tetapi niatnya sudah jelas. Aku merapalkan mantra untuk memindahkan Xiao Yu Xian Guan ke punggungnya dan dia pun menggendong Xiao Yu Xian Guan pergi menuju luasnya malam, terbang menuju Dunia Khayangan, mungkin kembali ke Istana Xuan Ji.
Ekspresi wajah Phoenix begitu rumit daar dia menatapku, dan dengan melihat posturnya, aku tak berpikir kalau dia sudah mabuk. Kenapa orang yang seharusnya mabuk tidak mabuk, sementara orang yang tak seharusnya mabuk malah mabuk. Aku lanjut memegangi teko arak dan menuangkan arak untuknya. Saat mencapai teko kelima belas, kusingkirkan tekonya dan langsung menuangkan untuknya dari dalam kendi. Begitu mencapai kendi kedua puluh, aku menjadi waspada. Aku tak pernah tahu bahwa Phoenix sebeanrnya adalah ahli dalam minum arak. Mungkin dia bisa minum seribu cawan dan masih tidak mabuk sepertiku? Tetapi araknya hampir habis dan aku tak tahu apa yang harus kulakukan setelah itu.
Aku duduk di atas bangku batu di sebelah Phoenix, menimbang-nimbang sejenak, kemudian membuka mulutku untuk berkata, “Itu… itu… kau amsih berhutang padaku tiga ratus tahun hasil pertapaan. Kenapa kau tak memanfaatkan kesempatan baik seperti malam ini dan memberikannya padaku?”
Aku tak melihat responnya selama beberapa saat. Apa mungkin dia berubah pikiran?! Kuangkat kepalaku dan menatapnya, tetapi melihat kalau dia belum bergerak sedikitpun dan hanya duduk di sana. Tadi, bila melihatnya dari kejauhan aku jadi tak bisa melihatnya, namun ketika melihat lebih dekat, kusadari kalau ada dua bercak merah yang sangat tipis di pipinya, matanya berselimut lapisan lembab berkilau, membuat pupil matanya terlihat lebih hitam lagi.
Ada apa dengannya, duduk saja seperti itu? aku mengulang kta-kataku beberapa kali lagi, tapi dia masih mengabaikanku. Aku jadi sedikit gugup dan memakai tanganku untuk mencoleknya pelan, tapi tak dinyana dia malah roboh dan dengan mulusnya jatuh ke bahuku. Aroma arak osmanthus menerpaku dengan telak. Barulah saat itu aku menyadari kalau dia sudah mabuk dalam waktu cukup lama.
Saat orang biasa mabuk, ada yang menjadi banyak bicara, seperti si dewa setempat itu, dan beberapa jadi suka tersenyum, contohnya adalah Xiao yu Xian Guan. Aku juga mendengar bahwa beberapa orang ada yagn menari dan melompat-lompat kegirangan, tapi kemudian, aku tak mengira kalau ada banyak yang seperti Phoenix, yang menjadi diam, tak mengatakan sepatah kata pun, dan bahkan memasang gaya untuk berlagak.
Aku ingin merapalkan mantra untuk memindahkannya ke dalam kamar samping, tetapi karena dia menyandar padaku dan memiliki kecenderungan untuk merosot di sepanjang lenganku menuju tanah, aku jadi hanya bisa menyisakan satu tangan untuk memeganginya, karena tangan yang satunya lagi tertahan sehingga aku bahkan tak mampu menggerakkannya, apalagi menerapkan mantra.
Akibatnya, aku jadi setengah menyeret, setengah membopongnya ke dalam kamar samping. Orang ini memang sedikit berat, tapi masih bisa dianggap penurut, karena dia tak bergerak-gerak dan menambah bebanku.
Dengan susah payah, kuletakkan dia di atas ranjang, tetapi aku melihat bahwa dia masih memegangi cawan anggur kosong di tangannya. Bibir merahnya yang lembab sedikit melengkung, matanya terpejam, kehilangan ketajamannya yang biasa, dua tirai bulu matanya menciptakan dua bayang-bayang kecil yang penurut di bawah matanya. Melihatnya seperti ini,d ia kelihatan seperti anak-anak yang masih belia.
Anak-anak, ah, hanya ada untuk dikerjai! Kujulurkan dua jari untuk mencolek pipinya, menggosok dan memencet-mencetnya. Menyenangkan sekali!
Tepat saat antusiasmeku sedang tinggi-tingginya, secepat kilat dia pun membuka matanya, menatapku dengan paksa, dan membuka mulutnya untuk berkata, “Siluman kecil macam apa kamu?!”