The Oath of Love vol. 1 [Bahasa Indonesia] - Chapter 50
- Home
- The Oath of Love vol. 1 [Bahasa Indonesia]
- Chapter 50 - (Ekstra Bab): Persahabatan antara Aku dan Sansan Selama Dua Puluh Tahun
Sansan adalah sahabatku. Setelah aku dan Sansan dulu sering bertengkar sewaktu masih di Taman Kanak-kanak, aku dan Sansan akhirnya menjadi teman akrab dan saling menghargai satu sama lain.
Alasanku memanggilnya dengan nama Sansan adalah karena Sansan merupakan generasi ketiga di keluarganya.
Guru Lin sedang menyaksikan program pelaporan kasus di CCTV 2. Setelah mendengarkan percakapanku bersama dengan Sansan melalui telepon, Guru Lin-pun bertanya, “Aku memanggilnya dengan nama Xiao San, mengapa kau tidak ikut memanggilnya dengan nama Xiao San?”
Aku menatap Guru Lin dengan putus asa, “Karena Ayah merupakan generasi kedua …”
Guru Lin adalah orang yang pikirannya begitu sederhana sehingga beliau tidak pernah berpikir panjang. Jika aku berani memanggil Sansan dengan sebutan Xiao San, Sansan akan benar-benar bisa membunuhku dengan menggunakan ribuan kalimatnya yang tajam itu. Tetapi karena aku memanggilnya dengan nama Sansan, maka perkataan Sansan-pun tidak memiliki kekuatan untuk membunuh kecuali membuat lidah Sansan sendiri menjadi kaku.
(Xiao San artinya adalah wanita lain atau perusak rumah tangga orang.)
Di mata orang luar, aku dan Sansan adalah sahabat yang saling melengkapi, yang satu suka cemberut, yang lainnya ceria; yang satunya gunung es, yang lainnya penuh semangat; yang satu membosankan, yang lainnya sangat lincah; aku dan Sansan selalu bergandengan tangan hingga kami berdua menginjak bangku SMP, kemudian aku dan Sansan memasuki SMA yang berbeda, dan kemudian …
Aku dan Sansan terus saling berkirim surat agar hubungan kami berdua terus menjadi akrab …
Di era dimana ponsel belum begitu populer dan orang-orang muda ingin menikmati sedikit romansa, aku dan Sansan menghabiskan kertas surat, amplop, dan kartu pos yang tidak terhitung jumlahnya dengan frekuensi rata-rata 1,5 surat setiap minggunya yang kami berdua saling kirimkan. Aku dan Sansan terpisahkan sejauh setengah kota. Aku dan Sansan bertahan dalam ujian waktu dan jarak ketika kami berdua hanya bertemu sebanyak tiga kali dalam tiga tahun. Ups …
Sansan benar-benar merupakan siswa IPA yang sejati. Mata pelajaran yang dipilih oleh Sansan merupakan gabungan antara Fisika dan Kimia. Pada saat itu, mantra yang sering diucapkan oleh Sansan adalah, “Dengan mempelajari Matematika, Fisika, dan Kimia dengan baik, maka kita bisa pergi kemana-mana tanpa rasa takut sedikitpun juga.”
Aku memilih Geografi dan Fisika, dan aku menghabiskan waktu lebih dari satu tahun di kelas Fisika dan Kimia serta kelas Sejarah dan Geografi. Baru pada semester keduaku di SMA, aku mulai mantap untuk memilih kelas Sejarah dan Geografi.
Sansan mempelajari IPA di Sekolah Menengah Utama Seni Liberal dan aku mempelajari Sastra di Sekolah Menengah Utama Sains, masa-masa itu merupakan masa-masa sulit yang samasekali tidak dapat untuk aku ingat.
Sansan selalu berkata dengan jijik, “Kau adalah siswa ilmu semu!”
Akupun berkata, “Kau tidak boleh begitu diskriminatif terhadap Geografi karena kau buruk dalam memikirkan maupun membayangkan mengenai tiga dimensi dan tidak pernah bisa menghitung jarak antara dua titik pada sebuah bola dengan benar.”
Hal ini merupakan kelemahan Sansan. Sansan masih belum tahu bagaimana matahari akan mempengaruhi bayangan pohon pada saat sudut-sudut rotasi matahari bekerja secara bersamaan. Atau pertanyaan seperti jam berapa waktu setempat ketika sebuah pesawat terbang melaju dari Lintang 30° LU dan 120° BT. Ketika pesawat itu terbang dari Barat ke Timur pada pukul 23.00 tanggal 29 Februari 2012 dengan kecepatan 880 km/jam, ketika terbang ke 30° Lintang Selatan dan 120° W, jam berapakah waktu setempat pada saat itu? Sebenarnya, aku juga belum menghitung konversi kecepatan udara dan kecepatan daratnya bersamamu … (Sansan: “Percaya atau tidak, kau ini benar-benar orang yang menyebalkan!!!”)
San San selalu mengatakan bahwa mengetahui hal-hal semacam ini tidak memiliki sisi praktisnya samasekali, tidak setelah aku mengatakan, “Ketika tersesat di hutan yang sepi, kau dapat menyimpulkan arah dan waktu berdasarkan letak pohon, kemudian dapat keluar dari hutan itu!” Inilah sedikit keseruan dari mempelajari ilmu Geografi ini. Itulah mengapa orang-orang yang mempelajari Geografi adalah orang-orang yang kesepian …
Setelah ujian masuk perguruan tinggi, Sansan masuk ke jurusan Teknik Sipil di Universitas L, dengan nilai Fisika yang sangat tinggi. Dengan nilai Geografi-ku yang sangat tinggi, aku memasuki ke jurusan Akuntansi di Universitas T, yang berjarak 136 km jauhnya dari Sansan …
“Meskipun Geografi adalah mata pelajaran yang sangat layak di Universitas, tetapi sayangnya kau tidak memilih jurusan itu.” Sejak saat itu, Sansan benar-benar mengeluarkanku dari kategori mahasiswa IPA.
Aku merasa sangat sedih.
Karena selama tiga tahun berada di SMA, tidak ada yang menganggapku sebagai siswa seni liberal …
Aku tumbuh dengan keras kepala diantara celah-celah – Pohon Cemara Selamat Datang (benar-benar lelucon yang garing …)
Akuntansi sebenarnya bukan merupakan jurusan yang aku inginkan, aku hanya menyesuaikan diri saja. Aku dibesarkan di bawah bendera berwarna merah, pendukung partai, dan memiliki pandangan tiga sudut mengenai akar normal. Aku tidak bisa membuat akun riil, kemudian bagaimana aku bisa membuat akun palsu?!
Alasan dari mengapa aku memilih jurusan Akuntansi adalah karena Ibuku yang berasal dari latar belakang Audit, mulai menggodaku dengan mengatakan, “Akuntansi itu sebenarnya sangat sederhana.”, tetapi kemudian pada akhirnya Ibuku merasa kesal, “Dari siapa kau mewarisi semua ini?”. Ibuku merasa frustasi, dan akupun juga merasa frustasi, karena nilaiku semasa kuliah tidak terlalu buruk … aku hanya merasa tidak tertarik saja pada Akuntansi.
Maka akupun tidak ragu untuk mengambil gelar kedua, dan di tahun terakhir kuliahku, aku mengubah karirku dengan ingin melanjutkan kuliah di program pascasarjana. Ketika Sansan memasuki sebuah Institut Desain di Kota X dan menjadi insinyur baru yang masih hijau, aku mendapat surat penerimaan untuk melanjutkan kuliah program pascasarjana di sebuah Universitas di Kota X sehingga aku akhirnya berhasil berkumpul kembali dengan Sansan.
Reaksi pertama banyak orangtua mengenai program pascasarjana ini adalah, ah, anak-anak ini suka belajar, kemudian disusul dengan pertanyaan yang sudah umum, “Jurusan apa yang kamu ambil di program pascasarjanamu itu?”
Dari sini, ada perlakuan yang berbeda.
Ketika kau menjawab Ekonomi, orang akan berpikir, wow, sangat kaya …
Ketika kau menjawab Arsitektur, orang akan berpikir, wow, itu sulit …
Ketika kau menjawab Filsafat, orang akan berpikir, wow, itu sangat mendalam …
Ketika kau menjawab Fisika, orang akan berpikir, wow, sangat akademis …
Ketika kau menjawab Geologi, orang akan berpikir, wow … apa yang baru saja kau katakan?
Wajah mereka sering menunjukkan ekspresi yang tidak terlukiskan, bercampur dengan keterkejutan, linglung, dan ekspresi bodoh … dan banyak emosi yang lainnya lagi. Aku melihat ekspresi ini di wajah Ibuku ketika aku berusia 23 tahun.
Aku mengerti bahwa keterkejutan Ibuku adalah terletak pada kata “Geologi” yang terdapat dalam surat pemberitahuan kampus pada saat itu. Seseorang yang telah berurusan dengan angka sepanjang waktu tidak dapat memahami kecintaanku pada tanah ini … (ups …)
Tetapi aku juga mengerti bahwa demi Universitas di Kota X itu, Ibuku tidak akan membunuhku. Ibuku memegang surat pemberitahuan kampus itu sambil mendengus, kemudian Ibuku tersenyum dan berkata, “Akuntansi itu di atas Geologi, cukup bagus untuk dipadupadankan, dari siapa kau mempelajari hal ini?”
Aku mencoba untuk menghidupkan suasana, “Guru Lin, lihatlah Guru Lin, beliau mencampur dan menyusun Fisika. Jika sekarang kita mengesampingkan hal itu, beliau tidak hanya akan melakukan lintas sekolah dan lintas disiplin ilmu, tetapi juga menjadi mahasiswa lintas seni dari sastra …”
Ibuku akhirnya memilih untuk terus mendukungku …
San San adalah orang ketiga setelah orangtuaku yang mengetahui mengenai hal ini. Tangan San San yang seperti batu giok yang sedang menggambar desain mengambil surat pemberitahuan itu, melihatnya, menyentuhnya, membersihkannya, dan menunjukku sambil berkata – Pengkhianat! Keras kepala! Mengerikan!
San San, kau mengenalku dengan sangat baik!
Apa itu sahabat? Sahabat terbaik Sansan adalah jika aku adalah seorang pria, aku tidak akan menikahi Sansan! Jika tidak, dimana aku akan menyembunyikan uang pribadiku?!
Aku dan Sansan sama-sama merupakan orang yang sangat pragmatis, sebagai contoh:
Begitu Sansan menjadi mahasiswa baru, aku sudah memutuskan proyek apa yang harus dikerjakan oleh Sansan pada saat dia lulus nanti, “Ingatlah bahwa temanya adalah kamar pengantinku.” Sansan menatapku dengan penuh rasa muak, “Sayang, aku tidak mempelajari desain interior.”
Ketika aku dan Sansan pergi berbelanja selama libur musim panas untuk mencari inspirasi bagi proyek pertama yang akan diambil oleh Sansan, Sansan dengan cepat menoleh ke arahku ketika seorang sales yang cantik menunjukkan model sebuah rumah dan Sansan berkata kepadaku, “Hitung cahaya musim dingin di lantai pertama Blok B. Ayolah.”
Aku menatap Sansan dengan muak, “Sansan, Geologi utamanya mempelajari komposisi material dan struktur lingkaran bumi …”
Mata Sansan melotot dengan tajam ke arahku, “Jadi kau bisa memprediksi terjadinya gempa bumi untukku?”
Aku … Akupun menatap langit dengan pasrah, menggambar segitiga dalam otakku, memperkirakan jarak antara gedung-gedung yang tinggi pada garis lintang dan garis bujur …
Hal itu menunjukkan bahwa: Pertama, kami berdua tidak memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai bidang keahlian masing-masing. Dan yang kedua, Sansan adalah S dan aku adalah M. Akan tetapi, hal itu tidak mempengaruhi persahabatan kami berdua seiring berjalannya waktu. Karena kami berdua tahu betul bahwa kami berdua tidak seperti yang terlihat oleh orang-orang. Sansan mengatakan bahwa aku memiliki kepribadian yang baik tetapi tidak dapat menyembunyikan perutku yang hitam itu, maka Sansan merupakan Tahu Xi Shi yang menyerap kepribadian saudari perempuannya yang merupakan bangsawan kerajaan itu dan juga menyerap kelembutan hati saudari perempuannya yang merupakan bangsawan kerajaan itu.
(Perut Hitam maksudnya adalah orang-orang yang dangkal dan ramah, tetapi dalam hati mereka memiliki sisi gelap dan juga jahat. Sedangkan Tahu Xi Shi maksudnya adalah seseorang yang cantik yang menjual tahu, dan juga berarti bahwa gadis itu sering dihina oleh orang lain, merupakan sebuah karakter dalam novel klasik.)
Maka pada hari dimana Sansan melakukan aksi mogok makan untuk menolak tawaran pekerjaan dari orangtuanya, aku menyantap makan siang milik Sansan dan, dengan santai menyakinkan orangtua Sansan dengan cara menceritakan serangkaian peristiwa yang kejam yang terjadi di masyarakat mengenai ‘orangtua yang mengatur jalan menuju Surga bagi anaknya, dan juga aku menyanyikan lagu mengenai tragedi kehidupan’ untuk orangtua Sansan. Dengan demikian aku berhasil meyakinkan kedua orangtua Sansan mengenai masyarakat yang jahat yang ada di dunia ini. Pada saat aku melakukan perang dingin dengan Ibuku, dan setelah dua kali waktu makan malam selama aku melakukan perang dingin dengan Ibuku itu, Sansan mengajak Ibuku jalan-jalan selama satu jam penuh sambil memeluk lengan Ibuku, dan berkata, ‘Orangtua mana yang tidak menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka, dan anak mana yang ingin membuat orangtuanya merasa khawatir?’ Strategi lembut yang menurutku samasekali tidak ada hubungannya dengan Geologi ini telah berhasil menenangkan Ibuku.
Maka aku dan Sansan itu saling melengkapi, aku dan Sansan memiliki banyak persamaan, aku dan Sansan saling menjaga satu sama lain …
Apa yang aku tulis pada hari ini adalah mengenai Sansan, yang tampaknya tidak memiliki hubungan yang logis dengan novel yang aku tulis ini. Tetapi, aku ingin mengatakan, Sansan, meskipun aku sekarang memiliki seorang pria dalam hidupku, tetapi wanita dalam hidupku ini selamanya wanita itu adalah kamu. Ups …
Aku libur pada hari ini. Sebenarnya, alasan utamanya adalah setelah makan malam bersama dengan Sansan di malam hari, Sansan diseret ke sebuah tempat karaoke untuk menyanyikan sebuah lagu yang memiliki lirik, ‘Teman-temanku yang berjalan bersamaku seumur hidupku” selama tiga jam lamanya …
Aku dapat memahami perasaan sesak dan sakit ketika aku melihat waktu yang selama ini aku habiskan bersama dengan sahabat terbaikku itu, yang tidak pernah terpisah denganku, dan sekarang secara berangsur-angsur di dalam hatiku telah ada orang lain selain sahabat terbaikku itu, tetapi aku juga merasa bahagia karenanya.
Tanpa bantuan Sansan, mungkin hubunganku dan Dokter Gu tidak akan berjalan dengan lancar.
Sansan tersayang, ada banyak hal, jika tidak dikatakan itu salah tetapi jika dikatakan maka hal itu terlalu berlebihan. Dan ketika kita berdua sedang tidak masuk akal, kita biasanya tidak memilih untuk mengatakannya dengan tidak masuk akal. Kita berdua telah melakukannya selama bertahun-tahun, dan kita akan terus melakukannya di masa yang akan datang.
Yang terakhir, Sansan, cepat turunkan berat badanmu. Gaun pengiring pengantin yang aku pesan untukmu adalah gaun dengan model tube top. Jika kau tidak bisa mengenakan gaun itu, maka kau hanya bisa mengenakan seprei. Kau ingin terlihat menakjubkan atau mengerikan, silakan kau pilih sendiri.
Pada akhirnya, kapan kau akan mengajak Xiao Jun untuk menemuiku untuk mendapatkan inspirasi …