The Oath of Love vol. 1 [Bahasa Indonesia] - Chapter 52
Bulan Mei ini, aku dan Dokter Gu sama-sama sibuk dengan pekerjaan kami masing-masing, tetapi seperti yang dikatakan oleh Dokter Gu, “Besok adalah besok. Ada begitu banyak besok. Bagaimanapun juga, kita berdua sudah sangat sibuk, maka biarkan saja badai datang lebih kencang!”
Mengenai pernikahan, aku dan Dokter Gu memutuskan untuk tidak mengganggu kedua orang tua kami masing-masing, kami berdua akan membereskannya sendiri.
Pada saat akhir pekan, aku dan Dokter Gu membuka dua botol Budweiser, meletakkannya di atas meja, duduk saling berseberangan satu sama lain, dan saling bersulang dengan gelas kami masing-masing.
(Budweiser, kadang-kadang disebut Bud saja, adalah sebuah merek bir putih [pale lager] terkenal di dunia yang dimiliki oleh perusahaan Anheuser-Busch yang berpusat di kota St. Louis, Amerika Serikat. Budweiser dibuat dengan sebuah proporsi campuran beras ke dalam fermentasi biji gandum.)
“Mari kita bersulang, Tuan Gu!”
“Mari kita bersulang, Nyonya Gu.”
Setumpuk kertas A4 untuk masing-masing orang, dan kami berduapun mulai bekerja.
Dokter Gu bertanggung jawab untuk mengurusi masalah hotel, aku bertanggung jawab untuk mengatur daftar tamu yang akan diundang, Dokter Gu bertanggung jawab untuk mengatur menu makanan, aku bertanggung jawab untuk undangan dan manisan atau permen yang akan dibagikan pada saat pernikahan nanti, Dokter Gu bertanggung jawab untuk Event Organizer pernikahan kami nanti, dan aku bertanggung jawab untuk dekorasi di gedung pernikahan kami nanti …
Pada saat Dokter Gu melanjutkan operasinya, aku menyelesaikan sidang disertasiku, pada saat Dokter Gu mempresentasikan laporannya, aku sedang melakukan pekerjaanku …
Pernikahan memang benar-benar merupakan suatu hal yang sangat melelahkan. Setiap hari ketika kami berdua pulang kerja, kami mengadakan undian dengan permainan ‘batu-gunting-kertas’. Pemenangnya akan mendapat giliran untuk mandi terlebih dulu. Ketika pihak yang kalah akhirnya mendapat giliran untuk mandi, si pemenang sudah tidur dengan lelapnya.
Kedua orang tua kami berulangkali mengatakan bahwa mereka ingin membantu, tetapi Dokter Gu dengan tenang berkata, “Kalian berempat tenangkan saja pikiran kalian untuk tugas kalian masing-masing, bawa saja amplop merah kalian ke pernikahan kami ketika waktunya tiba nanti.”
Kemudian Dokter Gu pulang dan berkata kepadaku, “Nyonya Gu, kau harus bertahan!”
Aku menepuk pundak Dokter Gu dengan bangga, “Aku tidak takut, karena aku memilikimu!”
Kira-kira pada saat pernikahan kami berdua sudah ditetapkan, kami berdua berbaring di atas tempat tidur lebih awal dan sama-sama merasa bingung.
Aku berkata, “Jika pernikahan itu direncanakan sendiri oleh kedua belah pihak yang bersangkutan, tidak akan ada begitu banyak anak-anak muda yang memutuskan untuk bercerai dengan santainya.” Untuk menikah saja butuh banyak perjuangan, bagaimana mungkin rela untuk kemudian bercerai.
Sepanjang pernikahan kami berdua, mulai dari awal persiapan pernikahan hingga sampai pada akhir, berat badan Dokter Gu turun sebanyak 6 kati, dan aku juga kehilangan berat badan sebesar 5 kati.
Pada saat hari dimana kami berdua mencoba gaun pengantin, Dokter Gu menatap cermin rias dan berkata, “Yah, pernikahan benar-benar membentuk tubuh juga hati seseorang.”
Pada paruh pertama resepsi pernikahan kami, semuanya relatif masih berjalan dengan lancar, melihat kembali perjalanan cinta kami berdua, teman dan keluarga memberi selamat, dan menyajikan teh untuk mertua. Pembawa acara pesta pernikahan kami berdua adalah seorang pemuda yang ahli di bidang sastra yang sangat romantis (aih, aku jadi malu …), secara khusus, pemuda itu memiliki kebebasan dalam berekspresi, dan hal itu cukup menjadi ujian bagi pasangan baru, utamanya aku dan Dokter Gu.
Pembawa Acara, “Cinta adalah topik abadi bagi umat manusia. Bolehkah saya bertanya kepada pengantin wanita, menurut anda, apa itu cinta?”
Aku berkata, “Dua orang yang tepat dan cocok untuk satu sama lain, kemudian mereka bertemu, dan secara diam-diam memutuskan untuk bersatu.”
Pembawa Acara, “Kemudian pengantin laki-laki, menurut anda, apa itu pernikahan?”
Gu Wei terdiam selama beberapa detik, dan kemudian berkata, “Dua orang yang saling mendukung hingga mereka tua.”
Kata-kata Gu Wei ini membuat mataku terasa sedikit panas.
Pembawa Acara, “Pengantin wanita merasa sangat terharu hingga dia ingin menangis. Apa yang ingin dikatakan oleh pengantin pria?”
Gu Wei, “Anak yang baik ~”
… Semua tamu undangan pun tertawa, dan aku langsung merasa malu.
Setelah beberapa kali dipermalukan oleh pembawa acara itu, aku bertanya-tanya apakah pembawa acara itu ingin agar kami berdua melafalkan Akitab, tetapi akhirnya pembawa acara itu mengumumkan acara tukar cincin.
Mengenakan mahkota bunga dengan sayap kecil di punggungnya, Liu Yue yang mengenakan gaun putih yang mengembang, muncul sambil membawa dua buah cincin di tangannya. Sambil berjinjit, Liu Yue mengangkat cincin itu dan mendekatkan cincin itu di tangan kami berdua. Aku dan Gu Wei akan bertukar cincin. Pembawa acara kembali menggoda kami berdua, “Di hadapan semua orang, sebelum saling bertukar cincin, pasangan pengantin baru ini dipersilakan untuk saling mengucapkan ‘sumpah cinta’ bagi satu sama lain.”
“Katakan ‘aku mencintaimu!’” teriak Gu Xiao dari arah kerumunan para tamu undangan, dan semua yang hadir pun tertawa.
Aku melihat ke arah Gu Wei. Berawal dari sebuah mangkuk bedah dan hanya sepasang matanya saja yang terlihat, sekarang Gu Wei tersenyum dan akan segera menjadi seorang suami. Waktu telah berlalu, Gu Wei masih sama seperti pada saat itu. Aku berpikir bahkan setelah bertahun-tahun sekalipun, jantungku masih tetap berdebar kencang ketika aku melihat mata Gu Wei.
Aku berkata, “Apapun yang terjadi di masa depan, aku akan selalu berada di sisimu.”
Gu Wei memegang tangan kiriku dan berkata, “Kau tidak akan menyesalinya.”
“Dengan cincin ini sebagai tanda, kalian berdua akan memberikan semua kepercayaan, kesetiaan, dan tanggung jawab di sisa hidup kalian berdua untuk satu sama lain.”
Gu Wei perlahan-lahan menyelipkan cincin itu ke jari manisku, dan berbisik di telingaku, “Selamat Menempuh Hidup Baru, Nyonya Gu.” Kata Gu Wei sambil menatapku dan tersenyum.
Aku mengambil cincin dari tangan kecil Liu Yue dan menyelipkan cincin itu ke jari manis Dokter Gu sebelum penglihatanku benar-benar menjadi kabur, “Baiklah, Tuan Gu, kau sekarang benar-benar menjadi milikku.”
Dengan latar musik yang mengharukan dan tepuk tangan juga sorak-sorai para tamu undangan, aku membenamkan kepalaku di pelukan Gu Wei dan menangis.
Paruh kedua resepsi pernikahan kami pada dasarnya merupakan acara bebas bagi semua tamu undangan.
Selain dari Gu Xiao yang meminjam bass dari band yang tampil untuk memainkan versi rock dari lagu ‘Yue Liang Dai Biao Wo De Xin / The Moon Represents My Heart milik Teresa Teng’, dan seorang tamu undangan yang berkata, “Monyet yang ada di lengan pakaianmu itu kelihatan.” Ketika Gu Xiao sedang melakukan sulap dengan seekor monyet. Kecuali dari dua hal tersebut, sebagian besar waktu pada paruh kedua resepsi pernikahan kami itu berjalan dengan lancar.
Aku dan Gu Wei bersulang dari meja ke meja. Sansan dan Xiao Zhongyi mengikuti di belakang kami berdua, layaknya dua dewa yang sedang menjaga pintu gerbang, masing-masing dari mereka berdua memegang sebotol air putih, dan selalu ada pemecahan dari setiap masalah. Tentu saja, ada juga orang yang benar-benar berniat ingin mencari gara-gara. Ketika pergi ke meja para dokter muda ahli bedah itu, Zhang Cong menghalangi Xiao Zhongyi yang hendak menuangkan anggur, “Gu Wei, berapa banyak kandungan alkohol dalam botol anggurmu itu ah? Apakah bisa mencapai takaran rasio yang biasa digunakan dalam medis? Kami sudah menyiapkan anggur untukmu di sini.” Zhang Cong menunjuk pada dua gelas cannonball yang berisi anggur yang berwarna sangat aneh yang diletakkan di tengah meja, “Aku jamin ketika kalian berdua meminum anggur ini, maka kalian berdua akan merasa seolah-olah kalian berdua sedang berada di surga.”
Gu Wei, “Kami harus terbang pada pukul 12.00 malam nanti. Aku harus menyetir dalam dua jam kedepan.”
Di sinilah Gu Wei bersikap lebih jahat dariku. Ketika aku merasa khawatir jika semua orang memaksa kami berdua untuk minum anggur dan menjadi mabuk, Gu Wei sudah memesan tiket pesawat pada malam pesta pernikahan kami berdua. Dan kemudian Gu Wei membawa ‘pelindung’ untuk membebaskan diri dari orang-orang itu, yaitu dengan meminum sesuatu yang dikenal oleh orang-orang sebagai air putih biasa sepanjang malam itu.
“Bagaimana dengan dua gelas anggur ini?”
Sansan angkat bicara, “Bawa anggur sendiri maka harus diminum sendiri.”
Yang dikatakan oleh Sansan itu layaknya sedang mengusik sarang lebah, para dokter itupun merasa tidak senang.
Pada saat kritis seperti itu, Xiao Zhongyi melangkah maju, “Aku yang akan meminum anggur itu.” Tentu saja Xiao Zhongyi juga menghabiskan gelas anggur yang kedua, karena Sansan sudah merasa tidak kuat lagi untuk meminum anggur itu.
Ugh! Ada pria tampan seperti itu, bagaimana mungkin orang tidak akan jatuh cinta kepadanya.
Menurut apa yang diingat oleh Sansan kemudian, “Sekelompok biarawati Buddha yang ada di dekat kita, langsung saja terpesona pada Xiao Zhongyi.”
(Tetapi pada saat berikutnya, Xiao Zhongyi menempel terus kepada Sansan dan menggoda Sansan, hal itu yang membuatku merasa bahwa orang ini tidak berniat tulus membantuku.)
Jika orang-orang itu begitu mudah untuk diatur, maka orang-orang itu pasti bukanlah para dokter muda ahli bedah itu. Maka setelah aku selesai menyaksikan video pemberkatan, Dokter Gu sudah menghilang.
Zhang Cong memegang mikrofon di tangannya dan berkata, “Pengantin wanita, dimana pengantin prianya?”
Suasana di aula perlahan-lahan menjadi sunyi, dan aku dibiarkan berdiri sendiri.
Zhang Cong, “Ayo, ayo, tidak ada yang diperbolehkan untuk membantu, biarkan pengantin wanita menemukan sendiri pengantin prianya itu.”
Aku melihat ke arah meja anggota keluarga yang berada di dekatku, tetapi semua orang yang ada di meja itu menunjukkan ekspresi bingung.
Pembawa Acara ikut memperkeruh suasana, “Mari kita lihat bagaimana pengantin wanita ini dapat menemukan pengantin prianya itu.”
Aku benar-benar ingin mengutuk, ‘Sial, masalah apa lagi yang dibuat oleh Pembawa Acara ini!’ Tetapi karena hari ini adalah hari pernikahanku, maka aku akan mentolerir masalah ini.
“Sial! Pembawa Acara ini benar-benar ahli dalam membuat masalah!” Sansan mencaci Pembawa Acara itu sama seperti apa yang ada di dalam pikiranku, sebelum akhirnya ditenangkan oleh Xiao Zhongyi (Sansan mencaci Pembawa Acara itu karena sebelumnya Pembawa Acara itu juga menggoda Sansan dan Xiao Zhongyi dengan berkata, “Pengiring pengantin pria dan pengiring pengantin wanita tadi juga saling berciuman, bukan?”).
Aku hanya bisa bertanya, “Gu Wei masih berada di aula ini, bukan?”
Salah seorang Dokter menjawab, “Ya.”
Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling aula ini, dan aula ini dipenuhi dengan orang-orang.
“Gu Wei?” aku berteriak, tetapi tidak ada jawaban.
Dokter yang lain berkata, “Jangan berteriak, kau tidak boleh berteriak! Pengantin wanita, cepat cari cara untuk dapat menemukan Gu Wei!”
Tidak boleh berteriak? Dalam benakku langsung muncul gambaran seorang dokter dengan tangannya yang terikat di belakang punggungnya dan mulutnya ditempeli dengan pita perekat.
Dokter yang lainnya lagi berkata, “Bagaimana mungkin dokter bedah kami yang masih muda, tampan, dan berbakat itu bisa dibawa pulang dengan begitu mudahnya? Ayo, nyatakan cintamu!”
Aku perlahan-lahan berjalan ke arah Zhang Cong, dan hak sepatuku secara perlahan-lahan menginjak sepatu kulit yang dikenakan oleh Zhang Cong, “Kelak di masa depan lebih baik kau menghindar dariku, jika tidak, kau akan mati di tanganku!”
Aku membiarkan Zhang Cong mendesis di tempatnya berdiri, kemudian aku-pun berbalik dan naik ke atas panggung.
Ugh! Hubungan cinta yang berjalan dengan sangat mulus dan lancar memang sangat mudah untuk membuat orang merasa iri. Aku melihat ke arah keyboard dan menghela napas dengan putus asa. Aku hanya bisa memainkan akord, dan hanya akord saja …
Why do birds suddenly appear
Everytime you are near
Just like me, they long to be
Close to you
On the day that you were born
The angels got together
And decided to create a dream come true
So they sprinkled moondust in your hair of gold
And starlight in your eyes of blue
That is why all the girls in town
Follow you all around
Just like me, they long to be
Close to you
…
(Lirik lagu tersebut di atas merupakan lagu dari ‘Carpenters’ yang berjudul ‘Close to You’.)
Aku sudah berusaha dengan begitu keras seperti ini, dan mereka tetap tidak akan membiarkan Gu Wei keluar!!!
Setelah terdengar tepuk tangan dari bawah panggung, terdengar teriakan orang-orang, “Satu lagu lagi!”
Aku hendak membalas dendam dengan melakukan kekerasan terhadap Zhang Cong ketika seseorang didorong keluar dari belakang pengeras suara yang tingginya menjulang mulai dari lantai hingga menyentuh langit-langit aula yang menempel di dinding yang ada di belakangku. Orang itu adalah Xiao Yang, yang merupakan seorang dokter yang berasal dari departemen yang sama dengan Gu Wei di rumah sakit, sebelum Xiao Yang itu bisa berdiri, Xiao Yang mengusap bahunya sambil mendesis, “Kau seharusnya tidak memukulku terlalu keras ah!”
Kemudian Gu Wei keluar, merapikan lengan pakaiannya dan berjalan ke arahku. Gu Wei kemudian meraih dan memeluk pinggangku, menundukkan kepalanya dan mencium keningku.
Langsung saja terdengar sorakan dari bawah panggung, siulan dan jeritan juga berbagai macam teriakan terdengar di seluruh penjuru aula.
Aku berkata dalam hati, pernikahan ini benar-benar terlalu sulit.