Beauty of Lies - Chapter 12
M577 merasa putus asa.
Dia tak tahu kenapa urusannya bisa berubah jadi seperti ini. Karena dirinya dilengkapi dengan pelindung harmoni yang dibuat oleh dewa utama, dia tak bisa melihat apa-apa.
Tapi bahkan meski dia tak bisa melihat gambarnya, dia masih bisa mendengar suaranya.
M577 merasa seakan dirinya akan jadi tuli.
Tunggu…. Apa-apaan yang kau lakukan, inang?!
Kenapa?!
Hal yang paling tak bisa dipahami oleh M577 adalah kenapa urusannya jadi begini tapi penyimpangan plotnya belum berubah!!
“Aku sudah menyelesaikan plot rumah sakit terlebih dahulu. Sebelum poin plot berikutnya untuk peran pendukung wanita umpan meriam keluar, semua ini adalah waktu bebas.” Tong Ling menjelaskan kepada sistem yang kebingungan: “Sebagai sistem, kenapa kau tidak profesional sama sekali?”
M577 memasang topeng pilu: [Menyalahkan aku?]
Tiba-tiba M577 terperanjat: [… Kenapa kau bebas mengobrol denganku?!]
Tong Ling menghela napas: “Ah, aku agak lelah, jadi aku mengobrol saja denganmu.”
M577 berteriak: [Nggak! Aku nggak mau dengar!!]
Ketika teleponnya tiba-tiba berdering, Tong Ling bangun. Kali ini dia telah memberi cukup kesenangan kepada Song Xingyi, jadi dia yakin pemuda itu takkan melupakan dirinya selama beberapa waktu.
Song Xingyi tidak menjawab telepon itu. Song Xingyi menatpa Tong Ling dengan mata berkaca-kaca dan suaranya kedengaran agak was-was: “Masih… lanjutkan?”
M577 mengekspresikan sikap merendahkannya kepada tokoh pendukung pria yang sudah jatuh: [… Lanjutkan? Tegakkan kepalamu!]
Tong Ling mengesampingkan sistem yang sedang kesal tak jelas itu, berdiri, dan bertanya pada Song Xingyi, “Siapa yang meneleponmu?”
Tidak seperti kakak lembut yang barusan tadi, sekarang kakaknya ini sudah jadi lebih dingin.
Song Xingyi merasa gugup, melirik telepon dan berkata was-was, “Aku tak tahu nomornya.”
“Tak tahu?” Tong Ling memungut ponsel Song Xingyi dan membuka catatan panggilannya, “Pada pukul 3.00 pagi hari, nomor ini menghubungimu lagi.”
“Aku tak tahu!” Song Xingyi buru-buru menjelaskan, “Saat itu aku sedang tidur, jadi bagaimana bisa aku bicara pada seseorang di tengah malam? Kak, lihatlah, teleponnya tidak diangkat!”
Dia sedang bermimpi sepanjang malam, bagaimana bisa dia punya semangat untuk menjawab telepon yang aneh?
“Jadi Xingyi tak menghubungi wanita lain di luaran?” Nada bicara Tong Ling agak lebih lambat.
Song Xingyi sungguh ingin bersumpah pada Langit, “Sama sekali tak ada wanita lain!”
“Kalau begitu blokir nomor ini.” Tong Ling menyerahkan ponsel itu pada Song Xingyi, “Blokir juga informasinya, aku tak suka melihat ada orang yang mengganggumu pada saat ini.”
Song Xingyi buru-buru memblokir nomor itu dan kemudian dengan patuh meletakkan ponsel itu ke tangan Tong Ling: “Kakak, kau bisa memeriksa ponselku sesukamu, informasi di dalamnya sangat bersih!”
Tong Ling melambai pada Song Xingyi, “Aku mau ke kamar mandi, kau bangunlah sendiri.”
Tiba-tiba wajah Song Xingyi merona. Buru-buru dia mengumpulkan pakaiannya dan berdiri.
Mengingat kembali kejadian semalam yang masih terbayang dalam benaknya dan hari ini sudah ada kemajuan nyata, Song Xingyi mengerutkan bibirnya dan terkekeh tapi dia merasa agak cemas. Mencemaskan kalau semua ini rasanya seperti mimpi, mencemaskan kalau kelembutan itu akan menghilang kapan saja.
Berpikir demikian, Song Xingyi buru-buru berjalan ke sisi Tong Ling, dengan takut-takut minta maaf lagi: “Kak, maafkan aku.”
Dengan seksama Tong Ling mencuci tangannya lalu menatap Song Xingyi.
“Kakak takkan mengabaikanku, kan?” Song Xingyi benar-benar menginginkan jaminan. Dia tahu bahwa kali ini dirinya benar-benar sudah berlaku impulsif dan pikirannya penuh dengan hal-hal semacam itu, membuat permohonan tersebut lagi dan lagi. Wajah Song Xingyi sudah akan mengepulkan asap ketika dia teringat bagaimana dia tak bisa berhenti bergumul dengan Tong Ling.
Tong Ling tak memberi jawaban pasti namun hanya berkata, “Aku suka orang yang penurut.”
Song Xingyi langsung menjawab, “Aku selalu menurut!”
“Sungguh?” Tong Ling mengambil handuk di samping, “Ada seekor anak anjing yang suka berputar-putar.”
Song Xingyi merona dan menundukkan kepalanya, “Aku bukan anak anjing….”
“Aku suka anak anjing.” Mulut Tong Ling sedikit melengkung, “Anak anjing adalah yang paling imut.”
Song Xingyi tak bisa menahan diri ketika dia melihat senyuman ini dan berseru, “Guk.”
Tong Ling mengisyaratkan agar Song Xingyi menundukkan kepalanya dan begitu pemuda itu membungkuk, dia pun menempelkan bibirnya pada lesung pipit kecil di sudut bibir Song Xingyi.
“Imut sekali.” Tong Ling berkata lembut.
Mata Song Xingyi berbinar cerah. Dia menahan rasa malunya dan berseru guk guk beberapa kali berturut-turut.
Kemudian dia mendekatkan wajahnya, matanya sarat dengan antisipasi.
“Anak anjing nakal,” Tong Ling berkata, memegangi wajah Song Xingyi lalu menciumnya lagi.
Song Xingyi berseru beberapa kali dan dia pun mencium pemuda itu beberapa kali, jumlahnya sama persis.
Melihat kalau Song Xingyi ingin berseru lagi, Tong Ling langsung membekap mulut pemuda itu dengan tangannya, “Oke, tidak imut kalau terlalu berisik.”
Song Xingyi hanya merasakan manis menggelora di dalam hatinya. Kalau cinta punya warna, warnanya pasti merah muda!
Anak anjing itu jadi semakin dan semakin menempel saja.
Tong Ling mendorong Song Xingyi, yang hampir menempel ke sisi tubuhnya, ke satu sisi dan memprotes tidak sabar dengan wajah dingin: “Tak bisakah kau duduk saja di samping tanpa mengganggu?”
“Aku….” Song Xingyi ingin bergerak tapi dia tak bisa menahan diri! Begitu dia melihat Tong Ling, mata dan kakinya mengikuti tanpa sadar, “Tak bisakah aku tetap berada di sisi Kakak?” Song Xingyi berkata agak nelangsa, “Aku cuma ingin lebih banyak melihat Kakak.”
“Oke.” Tong Ling tersenyum penuh makna.
“Aku lelah, aku ingin tidur sebentar.”
Buum!
Lagi-lagi otak Song Xingyi meledak.
Kenapa Kakak masih bisa tidur dengan tenang di depannya dalam situasi semacam itu?
Hati Song Xingyi amburadul. Satu ketika, dia merasa kalau Kakak tidak membencinya, karena Kakak memercayainya. Pada kali lainnya, dia merasa kalau Kakak tidak menganggap serius dirinya, kalau tidak bagaimana bisa Kakak membiarkan dirinya tetap tinggal sendirian sebagai seorang pria tanpa keraguan?
Song Xingyi tak berani terlalu dekat dengan Kakak.
Setelah memikirkannya, dia pun hanya duduk di lantai, matanya mengarah pada wajah tidur wanita itu dan tidak melihat ke tempat-tempat lain yang tak seharusnya dilihat.
Dia bisa mendengar napas teratur kakak ketika wanita itu tidur. Rambut panjang wanita itu terurai lembut di belakang tubuh dan ada segumpal kecil rambut di pipinya, sedikit bergetar seiring dengan napasnya.
Hati Song Xingyi terasa gatal ketika dia melihatnya. Dia pun mengulurkan tangan dan dengan lembut menyibakkan rambut itu ke samping dan tanpa disengaja jemarinya menyentuh pipi lembut wanita tersebut.
“Xingyi, apa yang kau lakukan?” Mata Tong Ling tampak sadar. Barusan tadi dia hanya pura-pura tidur.
Song Xingyi terperanjat. Sekarang dia tahu kenapa Tong Ling tidur di depannya. Ternyata sedang mengujinya! Tapi dia….
“Kau benar-benar tidak baik.” Tong Ling mendengus dingin, “Kukira kau akan menurut, tapi ternyata kau masih ingin melakukan hal-hal buruk!”
Song Xingyi tak mampu berkata-kata.
“Anak anjing yang tidak berlaku baik juga harus dihukum.” Tong Ling memberi perintah singkat: “Sekarang, berbalik, menghadap dinding, dan jangan bergerak!”
“Aku….”
Persis ketika Song Xingyi hendak menjelaskan, dengan kejam dirinya disela oleh Tong Ling: “Jangan buat aku marah.”
Dengan sedih Song Xingyi berjalan ke dinding. Dia merasa dirinya telah disalahi. Bukankah keterlaluan kalau menghukum dirinya sebelum dia sempat menyentuh Kakak….
“Xingyi, apa kau menyalahkan aku?” Tong Ling berjalan ke belakang Song Xingyi.
Dia melingkarkan lengannya ke lengan pemuda itu, “Bukankah hari ini kau datang untuk merawatku saat aku sedang sakit? Tapi apa yang telah kau lakukan padaku? Kau nakal sekali!” Ketika dirinya dibelit begitu, semua perasaan sedihnya memudar dan hatinya meleleh saat disalahkan dengan nada selembut itu oleh wanita tersebut.
“Aku salah.” Dengan patuh Song Xingyi mengakui kesalahannya dan di matanya, hukuman kecil ini menjadi terasa manis. “Ini salahku.”
Tong Ling berdiri berjinjit dan berbisik ke telinga Song Xingyi. “Apa Xingyi adalah anak anjing yang nakal?”
Song Xingyi bergidik, dengan wajah merona dia pun menjawab lemah, “… Ya.”
M577: [….]
Mata M577 seperti mati: [Tolong, inang. Aku ini masih anak-anak. Kenapa kau menunjukkan ini padaku!]
Tong Ling tersenyum dan berkata pada sistem: “Di dalam plot, Song Xingyi adalah anjing penjilat si tokoh utama wanita Yu Yurou. Menjilat tokoh utama wanita tidak menjadi masalah, tapi menggigit orang sembarangan, tidakkah menurutmu dia itu sangat nakal?”
[Inang, tolong berhentilah membuat alasan, kau itu cuma bermuslihat dan mempermainkan hati seorang pemuda!]
Tong Ling terkejut: “Ternyata kau sudah melihatnya, M577. Kau benar-benar sudah tumbuh dewasa.”
M577 buru-buru berkata, [Nggak! Aku nggak butuh pertumbuhan semacam ini!!!]