Beauty of Lies - Chapter 15
Lu Yue berdiri di depan pintu kantor general manager dan mengetuk pintu.
Setelah mendengar ucapan “Silakan masuk”, tanpa sadar dia membenahi penampilannya dan kemudian mendorong pintu hingga terbuka lalu berjalan masuk.
Memasuki kantor, perhatian Lu Lue langsung terarah pada Tong Ling yang sedang duduk di kursi kantornya.
Berbeda dari imej sebelumnya, wanita itu kini mengenakan pakaian profesional yang tampak mengesankan, rambut panjang lurusnya digulung dengan seksama dan hanya beberapa helai rambut yang menjuntai di sekitar pipinya yang putih. Postur duduk wanita itu sangatlah anggun dan ketika kepalanya sedikit terangkat, leher putihnya yang laksana leher angsa pun terlihat.
Begitu dia melihat wanita itu, rasanya Lu Yue seperti sedang melihat wanita cantik yang elegan dan lembut. Bahkan jika wanita itu tak bilang apa-apa, pemandangan tersebut membuat orang mendapat dorongan untuk membuatnya senang.
Lu Yue jadi sedikit mengerti kenapa sekretarisnya serta semua orang di perusahaan bisa ditipu semudah itu.
Wanita semacam itu jelas tidak mirip dengan seorang staf kantoran biasa, hanya identitas sebagai tunangannya yang lebih sesuai untuknya.
Berpikir demikian, Lu Yue tak bisa menahan senyumannya: “Sepertinya tunanganku merasa sangat nyaman di sini.”
“Tunangan apa?” Tong Ling berpura-pura tak mengerti dan berkata dengan wajah tegas: “Di sini tak ada tunangan. Jangan bicara sembarangan.”
“Kau telah mengambil keuntungan dariku dan tak mau bertanggungjawab?” Lu Yue melirik ke ruangan kantor dan berkata, “Kau sudah mengubah sofa di ruangan ini, membangun pantry, memasang kulkas dan TV serta bahkan menaruh peralatan game di sini. Sebuah kantor sudah diubah jadi seperti ini, siapa yang berani melakukan ini kecuali tunanganku?”
“Dan kopi di atas meja dibuatkan oleh sekretarisku untukmu dan kuenya adalah buatanku. Sekretarisku membawakannya untukmu. Begitu kau menginginkan buah-buahan segar dan makanan kapan saja….” Lu Yue ingat makanan-makanan yang telah Xu Zhao siapkan untuk Tong Ling setiap hari dan dirinya, sang CEO, tidak sepemilih itu: “Kau sudah makan dengan enak dan memanfaatkannya, siapa yang menyediakan ini?”
Tong Ling memiringkan kepalanya: “Sekretaris Xu yang menyediakannya, Sekretaris Xu benar-benar orang yang baik!”
Lu Yue nyaris tertawa karena marah: “Jelas-jelas semua itu dariku. Kenapa kau memikirkan tentang pria lain?”
Tong Ling tidak senang mendengar kata-kata Lu Yue:”Tuan Lu, jangan pandang dirimu sendiri terlalu tinggi. Orang yang telah menyenangkanku adalah Sekretaris Xu dan aku memperoleh perlakuan saat ini sebagai hasil dari upayaku sendiri. Lalu mengenai dirimu….”
Tong Ling menyangga dagunya dengan satu tangan, mengerutkan bibirnya dan berkata, “Selain dari menjadi papan latar belakang, apa lagi yang sudah kau lakukan? Saat kau kembali, kau bahkan tidak minta maaf. Begitu kau datang, kau berpikir soal menagih jasa. Apa kau tak punya rasa malu?”
Ini adalah kali pertama Lu Yue dibuat begitu jijik oleh orang lain. Selama beberapa saat, emosi-emosinya begitu rumit.
“Aku menyesal karena tidak menghiburmu sendiri.” Lu Yue menghela napas, berjalan ke meja Tong Ling dan mengakui kesalahannya dengan sungguh-sungguh: “Maafkan aku, aku minta maaf padamu karena sudah melanggar janji, apa kau bisa memaafkan aku?”
Ekspresi Lu Yue sangat serius dan sikapnya dalam mengakui kesalahan sungguh menakjubkan. Dia benar-benar seorang pria dengan EQ tinggi dan dia tahu bagaimana cara melunakkan hati wanita untuknya.
“Kalau saja aku yang mengurusmu, aku pasti akan melakukannya lebih baik dari Sekretaris Xu.” Lu Yue berkata sungguh-sungguh, “Aku berharap orang yang mengurusmu adalah aku, bukan pria lain. Aku akan cemburu kalau kau diurus oleh pria lain.”
Lu Yue menatap wanita di hadapannya dengan mata bunga persik yang lembut dan penuh perasaan itu: “Jadi, lihatlah aku lebih banyak dan jangan pikirkan tentang pria lain, ya?”
Setelah menggelengkan kepalanya, Tong Ling mengangkat tangannya dan menyentuh ringan pipi Lu Yue, “Kau itu minta maaf, atau menyatakan cinta?”
“Kalau kau bisa menerima permintaan maafku, maka itu adalah permintaan maaf dan kalau kau bisa menerima pernyataan cintaku, maka itu adalah pernyataan cinta.” Lu Yue membungkuk, menggenggam tangan Tong Linng dan kemudian menempatkan tangan wanita itu ke pipinya: “Tak peduli apa pun pilihanmu, aku bisa menerimanya.”
Alis Tong Ling sedikit terangkat, “Lantas bagaimana kalau aku tidak menerimanya?”
“Maka hanya berarti bahwa yang telah kulakukan tidak cukup baik. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membuktikan padamu kalau aku tak lebih buruk daripada pria-pria lainnya.” Ketika Lu Yue mengucapkan kata-kata ini, kepercayaan diri yang kuat membuncah di matanya.
Sungguh menarik mendengarkan kalimat semacam itu dari seorang pria tampan dan bersemangat tinggi.
Tong Ling meletakkan tangannya ke wajah Lu Yue dan perlahan menurunkannya. Dibelainya leher dan jakun pria itu, kemudian mencengkeram dasi pria tersebut lalu menarik Lu Yue ke arah wajahnya dengan kepala tertunduk.
“Lu Yue, kau tahu, aku adalah pacar Ye Huan.” Tong Ling membelitkan dasi Lu Yue pada jemarinya, matanya menjelajahi wajah Lu Yue, “Apa kau sedang mencoba merebut wanita Ye Huan?”
“Menurutmu lebih baik menjadi seorang kekasih yang tidak akan diakui oleh Keluarga Ye atau menjadi calon istri dari Keluarga Lu?” Lu Yue menumpukan tangannya ke atas meja, membiarkan Tong Ling menarik dasinya. Barusan tadi Tong Ling telah menyentuhnya, membuat tatapannya memanas.
Jarak di antara keduanya hanya terpisahkan oleh sebuah meja dan hembusan napas hangat mereka bercampur baur.
“Keluarga Lu memang baik, tapi kau… tidak cukup penurut.” Sudut mulut Tong Ling melengkung dan menghitung kelebihan Ye Huan: “Walaupun saat ini ye Huan cukup tak berguna, di matanya hanya ada aku dan dia takkan menyembunyikan apa pun dariku. Dia sangat memercayai dan mencintaiku. Aku tak butuh diakui oleh Keluarga Ye. Ketika Ye Huan mewarisi aset-aset Keluarga Ye, secara alami aku akan menjadi menantu yang diakui oleh Keluarga Ye.”
“Kau bilang, aku telah memilih seseorang yang tak bisa ditangkap. Yah, kenapa aku tidak memilih seseorang yang akan menggoyangkan ekornya dengan patuh saja?” Tong Ling mencodongkan tubuh mendekati telinga Lu Yue dan berkata seraya tersenyum ringan, “Tuan Lu, apakah pria yang pintar seperti Anda tak tahu cara memilih?”
Tong Ling membuka ambisi Yu Yurou secara jujur di hadapan Lu Yue, tanpa ditutup-tutupi sama sekali. Dia memandang Lu Yue seperti sepotong daging babi lezat yang terbungkus dengan indah tapi tak bisa dimakan. Pada akhirnya, dia mendorong orang itu dengan penuh sesal.
Sudah lama Lu Yue tahu wanita macam apa Yu Yurou itu. Ketika wanita itu berpura-pura di depan beberapa orang pria, dia hanya menganggap satu sama lain sebagai gangguan. Wanita itu lebih istimewa ketimbang wanita-wanita lain hanya karena wanita itu tahu lebih banyak soal bisnis dan menjaga perasaan laki-laki.
Ambisi Yu Yurou terbungkus dalam senyuman yang tampak suci. Meski Lu Yue merasa ini munafik, dia ingin tahu sampai sejauh apa yang bisa dicapai oleh Yu Yurou. Karena itulah dia mengamati dan mendekati wanita tersebut. Pada saat itu, dia tak berpikir kalau wanita ini akan punya pengaruh tambahan pada dirinya, lagipula, dia sudah melihat semua yang ada di balik kedok wanita ini.
Yang tak bisa Lu Yue bayangkan adalah bahwa sejak pihak lain memutuskan untuk tetap tinggal di negara ini, semuanya sudah berubah.
Yu Yurou memberinya cukup banyak kejutan. Dia bahkan ingin membuat hubungan dengan wanita semacam itu dan menjadikannya sebagai tunangan. Tapi pada akhirnya, dirinya ditolak dengan kejam.
Sudah seharusnya Lu Yue marah dan kesal, tapi ketika dia melihat wanita ambisius di depannya, dia hanya merasa patah hati.
Akhirnya dia menyadari bahwa ini adalah seorang wanita yang tak bisa dia kendalikan.
Dasi yang telah ditarik oleh Tong Ling menggantung renggang di leher Lu Yue. Lu Yue melepas kancing di bagian kerahnya dengan sikap gondok dan menatap Tong Ling, yang wajahnya tetap tak berubah lalu berkata seraya tersenyum kecut, entah menerima nasib atau merasa sedih: “Aku sudah tertangkap olehmu.”
“Benarkah?” Tong Ling bersandar malas di meja dan berkata santai, “Aku tak percaya.”
Persis ketika Lu Yue ingin mengakui perasaannya, dengan cepat dirinya disela oleh Tong Ling, “Aku ingin bilang, bukannya aku tak percaya pada perasaanmu, tapi karena aku tak percaya kalau orang sepertimu bisa tetap tenang.”
Tong Ling melirik ringan pada Lu Yue, “Jangan bilang padaku kalau kau sangat penuh perasaan dan takkan pernah berubah. Kalian laki-laki semuanya sama dan aku tahu sepalsu apa kata-kata itu.
“Berapa lama kau bisa mempertahankan ketertarikanmu padaku? Satu bulan, satu tahun, atau sepuluh tahun?”
“Daripada membiarkan hubungan kita mengalami jalan buntu, lebih baik mempertahankannya tetap seperti ini dan jadilah teman baikku. Bukankah bagus kalau sebagai teman, aku masih sangat menyukaimu,” Tong Ling berkata tulus.
Lu Yue sudah hampir terbujuk tapi dia masih tak mau menyerah: “Semua orang di perusahaan ini meyakini kalau kau adalah tunanganku.”
“Itu kan ide orang lain, memangnya apa urusan kita?” Tong Ling mengangkat bahu, “Kalau rumor ini kelak menyebar hingga ke telinga Ye Huan, kau bisa membantuku menjelaskannya.”
“Apa ada orang sepertimu yang hanya memikirkan tentang mengambil keuntungan dan tidak membayar!” Lu Yue mengesampingkan kerugiannnya dan berkata seraya tersenyum, “Aku akan membantumu, apa bagianku?”
Tong Ling memberi isyarat dengan tangannya agar Lu Yue mendekat ke sampingnya.
Lu Yue berjalan ke arah Tong Ling dengan curiga, “Kenapa, apa menurutmu….”
Sebelum Lu Yue selesai bertanya, sebuah ciuman lembut mendarat di bibirnya.
Tong Ling mengalungkan kedua tangannya ke leher Lu Yue, mendongakkan kepalanya dan tersenyum manis pada Lu Yue: “Apa sudah cukup?”
Mendadak napas Lu Yue menjadi lebih berat dan diangkatnya wanita berpinggang ramping itu dari kursi ke atas meja, “Apa ini adalah sesuatu yang bisa dilakukan di antara teman?”
Tong Ling mengenakan gaun kerja dengan panjang rok yang hanya sampai ke pahanya. Begitu kulitnya menyentuh permukaan meja yang dingin, tanpa sadar dia bergidik, “Turunkan aku, di sini agak dingin.”
“Kau bisa berpegangan padaku.” Tangan Lu Yue menyapu dokumen-dokumen yang ada di atas meja, mencondongkan tubuh ke depan dan menciumi Tong Ling. “Kau juga bisa menaruh kakimu di atasku.”
“Ba–” Ciuman Lu Yue sudah memagutnya sebelum Tong Ling bisa mengucapkan kata bajingan.
Ciuman Lu Yue begitu lembut dan hati-hati, sarat dengan perasaan dan rasa syukur. Aroma juniper pada tubuh Lu Yue yang bercampur dengan napas lembab dan panas memasuki hidung Tong Ling. Dia menyentuh dada panas pria itu dan memejamkan matanya yang bergetar.
Rasa dari ciuman ini sangat menyenangkan, teknik Lu Yue tak tertandingi. Tong Ling memeluk erat leher Lu Yue seraya menikmati ciuman itu dengan gembira.
Lu Yue juga tenggelam dalam ciuman yang serasi dengan sempurna ini. Jantungnya yang berdebar kencang membuatnya sepenuhnya mengabaikan suara-suara di sekitarnya.
Barulah ketika terdengar suara ketukan keras di pintu, keduanya tersadar dari atmosfer yang ambigu tersebut.
Braak!
Pintunya dibanting terbuka kuat-kuat dan sebelum Tong Ling, yang sedang berbaring di atas meja bisa bangkit, dia melihat seorang wanita dengan sosok memesona dan wajah jelita berlari masuk.
Wanita cantik ini memekik marah begitu dia melihat pemandangan di balik pintu: “Lu Yue! Kau sudah sembunyi dariku hanya demi perempuan ini? Tunangan? Bukankah kau bilang kau takkan pernah menikah seumur hidupmu?! Kenapa bisa ada tunangan?!”