Beauty of Lies - Chapter 5
Si tokoh utama pria sadar secepat itu?
Wajah Tong Ling berkedut, seperti kalau seorang makhluk sosial mendengar bahwa si bos sedang tidak berlibur hari ini. Namun sikap profesionalnya yang bagus membuat wajahnya menampakkan ekspresi amat terkejut dan buru-buru berkata: “Ye Huan sudah sadar? Bagus sekali! Aku akan pergi menemui dia sekarang juga!”
Ye Xu meraih Tong Ling dan ketika melihat Tong Ling yang begitu peduli dengan kondisi Ye Yuan, hatinya pun jadi semakin dan semakin terasa tidak nyaman. “Jangan cemas, dia baru saja keluar dari ruang operasi, jadi dia pasti masih agak pusing karena reaksi obat biusnya.”
Di permukaan Tong Ling menampakkan kecemasan namun berkata ceria: “Lantas kapan dia akan pulih? Lukanya begitu parah, pasti sangat sulit….”
“Fisik Ye Huan relatif bagus dan cideranya hanya luka-luka kecil. Dia akan sembuh setelah tinggal beberapa lama di rumah sakit.” Ye Xu berusaha sebaik mungkin untuk merahasiakan kondisi Ye Huan, supaya wanita di depannya ini tidak cemas lagi.
“Omong-omong, jangan katakan pada siapa-siapa soal kecelakaan mobil yang dialami Ye Huan.” Ye Xu berkata dengan raut serius: “Aku telah menutupi kabar dari rumah sakit dan tak ada seorang pun yang akan menyebarkannya. Aku sudah minta seseorang untuk membawa mobil yang Ye Huan kendarai waktu itu. Aku juga sudah mengurus pihak lainnya. Dia tak bisa mengendalikan kecepatan mobil gara-gara hujan, yang menyebabkan dia menabrak Ye Huan yang sedang berjalan sendirian di tepi jalan pada persimpangan. Setelah menabrak seseorang, dia bergegas membawanya ke rumah sakit. Sejak awal hingga akhir, dia hanya melihat Ye Huan.”
Bagaimana bisa Tong Ling tak memahami maksud Ye Xu? Ye Xu telah sepenuhnya mengeluaran dirinya dari kecelakaan mobil itu. Tong Ling merasa sangat terharu dan kemudian memutuskan untuk memanfaatkan alat ini baik-baik dan takkan pernah membiarkan Ye Xu menyia-nyiakan bakatnya!
“Bukankah ini bohong….” Tong Ling berkata ragu, “Ye Huan turun dari mobil setelah melihatku, aku….”
Ye Xu memegangi bahu Tong Ling dan sepasang mata yang dalam itu saling bertatapan dengan Tong Ling: “Kau saat ini ada di luar negeri dan kecelakaan mobil itu tak ada hubungannya denganmu. Aku tak memintamu berbohong dan menipu orang, kau hanya tak perlu mengatakan apa-apa.”
“Tapi, bagaimana kalau seeorang melihat kejadian kecelakaan itu?” Tong Ling sedikit menjauh. Bulu mata dinaikkan, tampak sangat gelisah, “Walaupun tak ada pejalan kaki di hari berhujan, masih ada kamera pengawas di persimpangan….”
Kamera pengawas? Benar juga! Masalah pengawasan itu juga harus dipecahkan! Ye Xu hampir melewatkan kunci yang ini tapi untung saja, dia menyadarinya tepat waktu. Pikirannya berubah dan dia pun membuat keputusan.
Melihat Ye Xu kembali tenang, Tong Ling tahu bahwa tak ada yang perlu dicemaskan tentang urusan ini, tapi dia berpura-pura berkata, “Sebenarnya, tak perlu serepot itu. Tak ada yang perlu disembunyikan soal masalah ini.”
“Bodoh. Si nyonya Shen itu, kalau dia sampai tahu bahwa kau ada hubungannya dengan kecelakaan mobil putranya, dia pasti akan menyusahkanmu.” Ye Xu menundukkan kepalanya dan menempelkan dahinya pada dahi Tong Ling. Ujung hidung keduanya saling bersentuhan ringan dan ketika napas keduanya berbaur, wajah Ye Xu yang mulanya acuh tak acuh perlahan menampakkan seulas senyum tipis, “Dengarkan aku, ya?”
Seakan dibuat kaget oleh tindakan Ye Xu, pertama-tama Tong Ling memasang wajah tertegun, kemudian perlahan merona dan mengangguk, lagi dan lagi: “Aku, aku mengerti.”
“Adik….” Tong Ling memutar tubuhnya, mata melihat sekeliling dengan cepat, lalu menerawang ke kejauhan, “Kenapa kau dekat sekali?”
“Memeriksa suhu tubuhmu.” Ye Xu menemukan alasan masuk akal untuk pendekatan mendadaknya terhadap Tong Ling. Dia melepaskan tangannya dan dengan gerakan alami membelai rambut Tong Ling, “Tampaknya suhu tubuhmu memang sudah turun, tapi flu membutuhkan waktu satu atau dua hari untuk sembuh. Minum obat dan rawatlah tubuhmu sendiri selama beberapa hari ini.”
Tong Ling menatap wajah kaku namun lembut Ye Xu. Desahnya pada M577, “Kau lihat kan, M577? Dia itu sangat genit.”
Atribut baru apa yang Ye Xu punya untuk merangsangnya? Berani-beraninya pria itu menggodanya dengan begitu terang-terangan.
M577 membuang muka, tak bisa mengatakan apa-apa dalam hati: [Ye Xu yang ada dalam plot jelas-jelas seorang karakter yang jarang menampakkan emosinya dan memberi dalam diam….”
“Hee hee, yang satu ini jadi lebih menarik sekarang,” Tong Ling berkata dengan raut wajah tak berdosa. Seraya mengobrol dengan M577, dia berkata dengan nada seorang supir tua: “Aku memang suka yang pedas. Dia itu tidak cukup terbuka. Pria macam apa itu kalau dia tak mengambil inisiatif?”
M577: [….]
M577 berkata dengan susah payah: [Cukup ya cukup. Sekarang fokus pada tokoh utama pria dalam plot….]
Tong Ling mengingat kembali plotnya dari dalam benak dan mengamatinya. Plot di rumah sakit sangat sederhana dan bisa dirangkum dalam beberapa kalimat.
— Setelah menemukan bahwa wanita yang ditabraknya sangat mirip dengan pacarnya yang sedang pergi ke luar negeri, Ye Huan pun pergi ke rumah sakit dari waktu ke waktu dengan pemikiran tidak benar. Ketika si wanita menyatakan cinta kepadanya, dia mengusulkan bahwa pihak lain bisa menjadi kekasihnya, dengan syarat pihak lain harus meniru penampilan Yu Yurou. Ketika Yu Yurou kembali ke Tiongkok, hubungannya akan berakhir. pada pengakhiran hubungan, sebuah kontrak juga ditandatangani, mengindikasikan bahwa hubungan di antara keduanya adalah murni bersifat transaksional.
Oh, benar-benar bajingan! Tak heran si tokoh utama wanita Yu Yurou punya ban cadangan. Dua orang ini benar-benar pasangan yang ditetapkan oleh Langit!
Setelah Tong Ling mendesah penuh emosi, dirinya pun penuh antusiasme dan ingin bekerja sepenuh hati.
“Ye Huan ada di bangsal mana?” Tong Ling bertanya pada Ye Xu, “Aku tahu dia sedang tidur, tapi aku ingin menemani dia.”
Ye Xu ingin menghentikan Tong Ling dari mengunjungi Ye Huan tapi dia tak punya posisi apa-apa, jadi dia hanya bisa mengingatkan: “Kau tahu bahwa berisiko kalau kau menemani dia, kan? Kecelakaan mobil Ye Huan takkan bisa terlalu lama disembunyikan, lebih baik kau meninggalkan dia setelah melihatnya. Kalau tidak, tunggu hingga Shen Man datang kemari dan melihatmu di sini, takutnya dia takkan melepaskanmu semudah itu setelah ditipu olehmu.”
Tong Ling berpikir sejenak dan tampak telah membuat keputusan, “Aku tahu kalau yang terbaik adalah meninggalkan dia, tapi aku tak sanggup melakukannya. Ye Huan membutuhkan seseorang untuk merawat dia. Bagaimana bisa aku pergi? Aku akan cari cara untuk tinggal.”
Wajah Ye Xu cemberut, orang yang barusan tadi begitu lembut kini berubah dingin. “Kau tak bisa meninggalkan dia seperti ini? Atau sebenarnya kau mencemaskan aku dan beranggapan kalau aku tak bisa mengurus dia dengan baik?”
“Mana mungkin!” Tong Ling buru-buru menegaskan: “Bagaimana mungkin aku mencemaskan soalmu? Aku cuma berpikir kalau ini terlalu merepotkanmu, kau masih punya begitu banyak hal yang harus dilakukan, aku tak bisa membiarkanmu membuang-buaang waktumu pada urusan sesepele ini.”
Ye Xu berkata sungguh-sungguh: “Bagiku, urusanmu tak pernah sepele.”
Tong Ling berpura-pura tersipu dan menundukkan kepalanya tanpa suara.
Ye Xu adalah orang pertama yang berkompromi. Dia mendesah, seakan tak ada yang bisa dia lakukan terhadap gadis ini: “Aku akan minta perawat untuk merawat dia, kau juga bisa tinggal untuk melihat dia. Kalau Shen Man datang, aku akan memberitahumu lebih dulu.”
Tong Ling mengintip ke arah Ye Xu, mengulurkan tangannya dan mengait kelingking Ye Xu, “Jangan marah, ya? Aku tahu aku terlalu keras kepala, maafkan aku….”
Ye Xu dibuat bingung oleh gestur kecil Tong Ling. Entah kenapa jadi semakin sulit baginya untuk tetap tenang di hadapan pihak lainnya.
“Jangan marah, Adik.” Setelah Tong Ling mengait kelingking Ye Xu, dia mulai menggaruk telapak tangan Ye Xu lagi, “Jangan marah, jangan marah….”
Rasa gatal di telapak tangan menyebar hingga ke hatinya, jadi Ye Xu buru-buru menggenggam tangan Tong Ling yang bergerak sembarangan dan bertanya dengan nada bingung, “Apa kau melakukan ini pada orang lain juga? Dengan sembarangan menyentuh tangan seorang pria?”
Tong Ling memelotot marah pada Ye Xu: “Barusan tadi kau baru saja menyentuh kepalaku. Kenapa aku tak bisa menyentuh tanganmu? Dan kenapa kau bilang aku seenaknya, aku hanya melakukan ini padamu saja!”
Setelah bicara, Tong Ling berbalik, “Hmph, aku takkan pernah menyentuhmu lagi!”
Hati Ye Xu meleleh seperti madu. Dia buru-buru meraih pergelangan tangan Tong Ling, “Aku menyentuhmu dan kau menyentuhku punya makna yang berbeda.”
Alis Tong Ling terangkat: “Apa bedanya?”
Sorot mata Ye Xu tiba-tiba jadi berbahaya. Dia melingkarkan lengannya pada pinggang si wanita, mencodongkan tubuh dan mendekat sedikit demi sedikit.
Tubuh Tong Ling gemetar dan dia berkata kaku, “Kau, kau mau apa?”
Kata-kata yang tak terucap disela oleh ciuman yang panas.
Ciuman Ye Xu begitu ganas dan hangat. Dia telah mengoyak lepas topeng lembut masa lalu dan mencium wanita yang ada di puncak hatinya kuat-kuat serta penuh perasaan. Sebelum si wanita bisa mendorong dirinya menjauh, dia memegangi bagian belakang kepala si wanita dan mengigit bibir pihak lain sementara ujung lidahnya juga memanfaatkan situasi untuk pelan-pelan mendorong masuk, dengan tamak mengejar rasa manis yang sulit dimenangkan kalau tanpa kemampuan ini.
Jantung keduanya berdebat liar dan Ye Xu melihat wanita dalam pelukannya memejamkan mata dengan gemetaran, bulu mata panjang si wanita bergetar pelan, penampilan halus dan tak berdaya ini hanya membuatnya menginginkan lebih banyak….
Pada akhir ciuman itu, Ye Xu menyeka air mata dari sudut-sudut mata si wanita dengan tangannya. Merasa agak puas, dia terengah pelan dan berkata ke telinga Tong Ling dengan suara agak parau: “Jangan lupa, adik kecilmu ini juga seorang laki-laki.”
Tong Ling terhenyak dan membuka matanya, dia mundur dua langkah dengan kaget dan malu kemudian berlari pergi seperti kelinci tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Tapi setelah belasan detik, dia berlari kembali ke tempat Ye Xu.
“Itu…. Di mana bangsal Ye Huan?” Tong Ling bertanya takut-takut.
Ye Xu langsung jadi kesal. Bahkan pada saat seperti ini, wanita ini belum melupakan pacar sialannya.
“Ikut denganku.” Ye Xu tak lanjut mendekati Tong Ling. Dia menunjukkan jalan dalam jarak cukup jauh dan sebelum Tong Ling memasuki bangsal, dia menatap pihak lainnya dalam-dalam: “Jangan takut padaku, aku takkan pernah melukaimu.”
Tong Ling menundukkan kepalanya dan berkata “um” lalu buru-buru berjalan memasuki bangsal.
Di dalam bangsal, pria yang sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit langsung membuka matanya begitu dia mendengar pintunya terbuka.
Tubuh Ye Huan terasa lemah dan lelah. Dia ingin tidur tapi benaknya tak bisa tetap tenang.
Dia ingat bahwa orang pertama yang dia lihat setelah didorong keluar dari ruang operasi adalah Ye Xu.
Ye Xu berkata bahwa Yu Yurou telah menelepon dirinya karena tak bisa menemukan orang lain untuk menandatangani formulir persetujuan untuk operasinya. Berkata bahwa pria itu telah menghalangi beritanya, jadi dia bisa menelepon Shen Man dan mencari alasan untuk pergi selama beberapa saat. Yang penting kau bisa menyembunyikan kecelakaan mobilnya. Jangan biarkan Shen Man menemukan keberadaan Yu Yurou….
Tentu saja Ye Huan tahu apa maksud Ye Xu. Ye Xu tak perlu mengingatkan dia bahwa dia ingin melindungi pacarnya lebih daripada dirinya sendiri!
Meski Ye Huan sudah tahu bahwa Ye Xu adalah teman Yu Yurou dan pada saat itu pilihan terbaik adalah mencari Ye Xu, tapi Ye Huan masih dibuat kesal dengan sikap Ye Xu yang menjaga kekasihnya sebagai hal yang wajar.
Dia sama sekali tak mau melihat wajah Ye Xu, dia hanya ingin melihat wanita yang paling dia cintai!
Jadi Ye Huan menunggu Yu Yurou muncul.
Yu Yurou tak membuat Ye Huan menunggu lama, namun melihat wanita di hadapannya dengan mata berkabut, bibir memerah dan bengkak serta sekujur tubuh penuh dengan aroma manis yang sangat disukai orang lainnya, mau tak mau benak Ye Huan jadi merasa agak curiga.
“Mulutmu… kenapa luka?” Ye Huan tak pernah mendapat firasat seburuk ini. Dia menatap pacarnya, berusaha mencari jawaban dari wajah si wanita, “Apa telah terjadi sesuatu?”