Buku Panduan Neraka - Chapter 360
Si wanita bercadar sama sekali tak terganggu oleh hantu-hantu di depannya. Dia terus berjalan dan membiarkan hantu-hantu itu menerjang dirinya, sementara keempat rekannya kelihatan sama sekali tak mencemaskan dirinya.
Persis ketika hantu-hantu itu hendak menyerang si wanita, tak tarhitung banyaknya bayangan menyembur keluar dari punggung si wanita. Ketika diamati lebih dekat, bayangan-bayangan itu sesungguhnya adalah lengan-lengan yang menyerupai sayap ketika menjulur keluar dari dalam tubuhnya.
Lengan-lengan itu menarik semua hantu yang datang ke arah si wanita ke dalam sayap-sayapnya, yang diikuti oleh suara lolongan dan pekikan dari para hantu, sebelum semuanya kembali sunyi.
“Luar biasa. Bagaimanapun juga kau adalah seseorang dengan kekuatan dewa-dewa purba. Bahkan hantu-hantu tingkat dewa juga tak bisa melakukan apa-apa padamu,” komentar Jing Hua. Dia dibuat terkejut sekaligus gelisah ketika menyaksikan kekuatan wanita ini.
“Apa gunanya memiliki kekuatan?” si wanita tiba-tiba berhenti dan bertanya pada Jing Hua.
“Apa gunanya? Ya untuk menjadi kuat, menjadi tak terkalahkan, membuat orang lain gemetar ketakutan,” jawab Jing Hua tanpa ragu.
Namun si wanita menggelengkan kepalanya dan menghela napas ketika berkata, “Yang kau bilang itu cuma beberapa hal yang datang bersamaan dengan memiliki kekuatan. Guna dari memiliki kekuatan adalah untuk melindungi. Bisa untuk melindungi dirimu sendiri, atau untuk melindungi orang lain. Itulah makna sesungguhnya dari memiliki kekuatan.
“Tapi dalam kasusku… kekuatanku diperoleh dengan bayaran kematian dari rasku sendiri. Apa gunanya memiliki kekuatan seperti itu?” Si wanita kelihatan depresi ketika dia berhenti bicara dan mulai berjalan lagi, membiarkan hantu-hantu mendekati dirinya karena semua hantu itu lalu diubah menjadi tak lebih dari kepulan asap.
Dengan si wanita bercadar memimpin jalan, lantai kedua tak mendatangkan bahaya apa pun bagi kelompok dan mereka pun berhasil melewatinya dengan mudah. Menjelang akhir jalan, hantu-hantu terakhir merasakan bahwa wanita ini berbahaya dan berhenti berusaha menyerangnya.
Sementara itu, kembali ke lantai tiga, Su Jin dan timnya mengekori di belakang Shen Wu dan dengan cepat berpapasan kembali dengan tim pemilik monster. Namun kali ini, mereka sudah mati. Mayat mereka mengambang di dalam lava dan perlahan terbakar menjadi abu.
“Sebuah tim dengan tingkatan setara dengan kita… sudah tewas terbantai begitu saja?” Mau tak mau Oscar membuat komentar ini. Tim pemilik monster ini jelas tidak lemah. Tim mana pun yang mampu melewati patung-patung batu di pintu depan dan berjalan melewati lantai dua tanpa masalah tak mungkin menjadi tim yang lemah. Namun, mereka semua sudah mati di sini, menyisakan tak lebih dari mayat-mayat tak bernyawa.
“Yah, mereka sudah berhasil sampai sejauh ini. Jadi, mereka pasti punya suatu cara untuk menyeberangi tempat ini, kan?” ujar Natasha.
Su Jin berjongkok untuk mengamati mayat monster yang berada paling dekat dengannya. Separuh bagian dari mayat itu berlubang-lubang, dan tulang belulangnya jelas telah dipatahkan oleh suatu kekuatan besar. Mata Su Jin langsung melebar ketika dia berkata pada timnya, “Mereka mati karena terkena suatu serangan. Ada sesuatu yang berbahaya di sekitar sini.”
Segera setelah dia mengucapkan hal itu, lava di dekat mereka tiba-tiba mulai menggelegak dan sesosok manusia raksasa yang terbuat dari lava muncul di depan mereka, menghujani mereka dengan semburan bola api lebat.
“Humph!” Shen Wu mendengus ketika bola-bola api itu dipadamkan di tengah udara dan tak lagi membawa hawa panas. Namun meski apinya sudah padam, batu-batuan yang tadinya dikelilingi oleh api yang sudah padam tetap menghujani mereka seperti granat.
“Roar!” Narasha mengeluarkan raungan marah ketika dia langsung berubah menjadi naga. Sayap-sayap raksasanya membantu melindungi yang lain dari batu-batu yang beterbangan.
Namun bahkan ketika Natasha melakukannya, dia melolong pilu sementara tubuhnya terus bergerak turun. Daya hantaman dari batu-batu itu amat sangat tinggi, dan kekuatan mendaratnya bahkan membuat seorang Natasha kesulitan untuk bertahan. Beberapa dari bebatuan itu bahkan membuat lubang di beberapa bagian sayap naganya. Tak heran para pemilik monster itu berakhir kehilangan nyawa di sini.
“Natasha, izinkan aku menginjakmu!” seru Su Jin.
Natasha mengangkat sedikit sayapnya untuk memberi cukup ruang bagi Su Jin melompat keluar dan mendarat di atas kepalanya.
Su Jin menekankan kuat-kuat tangannya ke atas kepala Natasha dan sebentuk zirah perak pun muncul di sekeliling tubuh naga Natasha dengan suara dengung keras. Ini adalah zirah yang Su Jin buat dengan psikokinesisnya, dan meski lebih mudah dibuat ketimbang mecha, tetap saja menguras banyak psikokinesisnya.
“Semuanya, cepat kalahkan makhluk itu!” seru Su Jin.
Dengan terpasangnya zirah psikokinesis, Natasha tak lagi takut pada batu-batuan itu dan terbang ke arah si raksasa lava. Shen Wu memakai kekuatannya untuk menyelimuti Natasha dengan selapis es untuk melindunginya.
Natasha menghantam kuat-kuat si raksasa lava, cakar-cakar naganya mengoyak lepas satu lengan si raksasa. Su Jin mengulurkan kedua lengannya dan memakai psikokinesisnya untuk memberi sepasang cakar naga psikokinesis tambahan pada Natasha
Cakar-cakar psikokinesisnya mencengkeram kepala si raksasa, sementara Natasha berputar untuk melecutkan ekornya pada leher si raksasa untuk memenggal kepala si raksasa.
“Ayo maju!” Durand melompat ke arah si raksasa seraya berseru pada Shen Wu, “Beri aku zirah es juga!”
“Siap!” jawab Shen Wu.
Durand melompat ke dalam tubuh si raksasa lewat lehernya yang terbuka dan mulai menyerang si raksasa dari dalam. Sementara Su Jin, Natasha, dan Durand menggabungkan kekuatan untuk menyerang si raksasa, makhluk itu pun mulai kehilangan tenaga dan roboh kembali ke dalam lava.
Namun segera setelah dia mengenai lava, si raksasa mulai pulih dengan cepat. Su Jin menyadari hal ini dan berkata, “Kita harus memisahkan si raksasa dari lava, atau dia akan bisa membangkitkan dirinya terus-terusan!”
“Serahkan padaku!” seru Oscar yang tetap berada di samping. Tubuhnya pun berubah menjadi bayangan yang membungkuskan diri ke sekitar si raksasa.
Lapisan bayangan memisahkan si raksasa dari lava, tapi Oscar tak bisa terlalu lama melakukan hal ini. Kekuatan Jiwanya terpengaruh amat parah oleh suhu tinggi di tempat ini.
“Waktunya mati!” Shen Wu melompat ke dalam bayangan dan memakai Kekuatan Jiwanya untuk memadamkan semua api yang ada pada si raksasa dan memaksa suhunya turun dengan amat cepat. Dalam waktu kurang dari satu menit, si raksasa telah kehilangan semua tanda-tanda kehidupan dan berubah menjadi bongkahan batu dingin.
BUUM! Durand menjebol keluar dari perut si raksasa dan Natasha menghantamkan cakarnya pada si raksasa, mengubahnya jadi debu.
Oscar langsung kembali ke wujud manusia. Menjadi bayangan yang menyelimuti area seluas itu cukup sulit baginya, terutama karena suhu udara di sini terlalu panas. Temperatur yang amat sangat tinggi telah benar-benar memberi pengaruh buruk bagi Oscar.
Mereka berlima berhasil membunuh si raksasa dalam waktu kira-kira tiga menit. Kelihatannya mudah, tapi itu hanya karena mereka berlima telah berhasil mengkoordinasikan serangan-serangan mereka dengan amat baik. Jika satu saja dari mereka gagal dengan cara apa pun, bisa-bisa mereka berakhir mati semua seperti tim para pemilik monster itu.
Si raksasa tak mampu bangkit lagi karena dia sudah dihancurleburkan, namun Su Jin dapat firasat buruk bahwa raksasa ini bukan satu-satunya musuh di lantai ini. Mereka harus bergegas pergi ke gunung berapi yang mereka lihat tadi.
“Tak aman kalau terus berlama-lama di sini, jadi lebih baik kita bergegas melanjutkan perjalanan,” Su Jin memanggil timnya. Dia menarik Natasha, yang telah kembali ke wujud manusia, untuk berdiri, kemudian lanjut berjalan.
Ekspresi mereka tampak suram, karena meski sampai sejauh ini mereka belum kehilangan siapa-siapa, mereka hampir mencapai batasan kekuatan mereka. Kalau hal ini terus berlanjut, takutnya setidaknya satu dari mereka mungkin takkan selamat dari Tantangan ini.
Tubuh Durand telah mendapat banyak luka bakar, karena zirah es Shen Wu sepertinya tak terlalu berguna melawan bagian dalam tubuh si raksasa. Namun tubuh abadinya mampu pulih dengan amat cepat, jadi luka-luka bakarnya pun mengerak hampir seketika itu juga, kemudian keropengnya berjatuhan untuk kembali menampakkan kulit yang mulus.
“Kalian bertiga punya Kekuatan Jiwa tipe energi, jadi pasti kalian sudah banyak memakainya sampai sejauh ini, kan? Kalian masih baik-baik saja?” tanya Durand.
Su Jin mengernyit. Durand bertanya mungkin karena yang bersangkutan sudah memakai banyak Kekuatan Jiwanya. Tubuhnya bisa pulih dari cidera mematikan, sehingga seringkali dideskripsikan sebagai tubuh abadi, namun tidaklah benar kalau Durand tak bisa mati.
“Aku bisa melewati satu lagi pertempuran seperti tadi, tapi aku masih punya pil yang dari Oscar itu, jadi kurasa aku akan baik-baik saja,” ujar Shen Wu lebih dulu. Kekuatan Jiwanya bukan berdasarkan pada energi. Kekuatannya adalah sebuah teknik untuk mengendalikan lingkungan, jadi tidak menguras sebanyak yang terlihat.
Mereka semua lalu berpaling untuk menatap Su Jin dan Oscar. Kedua orang inilah yang memiliki Kekuatan Jiwa dengan dasar energi.