Demon Wang’s Favorite Fei [Bahasa Indonesia] - Chapter 210
- Home
- Demon Wang’s Favorite Fei [Bahasa Indonesia]
- Chapter 210 - Cinta Ada di Langit Kasih Sayang 9
Mantan Kaisar tidak menanyakan pendapat Feng Cang dan Feng Qi Qi tentang masalah ini. Sebaliknya, dia langsung bertanya pada Feng Xiao bagaimana menurutnya. Anak itu, tidak, Kaisar baru hanya menjawab dengan satu kalimat pada waktu itu, “Sepertinya akan menyenangkan!” Mantan Kaisar tahu kemudian bahwa dia (FX) setuju.
Setelah Feng Xiao menjadi Putra Mahkota, Feng Huang datang ke Nan Feng untuk menemui kakak laki-lakinya.
Pada saat itu, aku melihat Nona kecil Feng Huang untuk pertama kalinya. Ketika dia, berpakaian serba putih, berlari tertawa ke sini, aku jelas merasa bahwa tubuh Mantan Kaisar sedikit gemetar.
Tuan kecil benar-benar versi miniatur dari wanita itu. Apakah itu tawa, cemberut, marah atau tidak senang, itu adalah gambaran persis wanita itu. Itu memang … darah dan dagingnya!
Ketika aku melihat Nona kecil Feng Huang, aku menatap Mantan Kaisar dengan sedikit kekhawatiran. Dari matanya, aku melihat keheranan. Selain dari keheranan, aku tidak melihat emosi lain. Pada saat itu, aku menghela nafas lega. Aku khawatir bahwa Mantan Kaisar akan mengalihkan cintanya dari Feng Qi Qi ke Nona kecil Feng Huang yang tampak sama dengannya. Namun, sepertinya aku terlalu banyak berpikir. Mantan Kaisar tidak seperti itu.
Mantan Kaisar menggendong Nona kecil Feng Huang seperti putrinya dan memanjakannya hingga ke surga.
Aku belum pernah melihat Mantan Kaisar begitu merawat dan memanjakan seseorang. Dia memegang Nona kecil Feng Huang di pelukannya, memungkinkan dia untuk melihat pemandangan lebih jauh di posisi yang lebih tinggi. Dia mengupas leci dan memasukkannya ke bibir merah Nona Feng Huang.
Karena Nona kecil Feng Huang menyukai putih, ia memerintahkan orang-orang menenun sutra yang lebih lembut daripada awan untuk membuat baju baru bagi Nona kecil Feng Huang.
Singkatnya, Kaisar menaruh semua perawatannya pada Nona kecil Feng Huang. Dia bahkan ingin membuat Nona kecil Feng Huang menjadi seorang Putri, tetapi ditolak oleh Nona kecil Feng Huang. Pada saat itu, Nona kecil Feng Huang mengatakan satu kalimat. Mantan Kaisar tidak memperhatikan, tetapi aku mendengarkannya dengan hati ku.
“Ming Yue Cheng, aku tidak ingin menjadi seorang Putri! Seorang Putri terlalu jauh darimu!”
Mantan Kaisar melihat kata-kata ini sebagai kekanak-kanakan, tapi aku melihat sesuatu dari mata Nona Feng Huang. Pada saat itu, hatiku bergetar sedikit, tetapi ketika Nona kecil Feng Huang menatapku, aku menundukkan kepalaku.
Nona kecil Feng Huang sangat puas dengan prilaku ku. Dia dengan sengaja menikmati perawatan baik dari Kaisar dan menulis surat kepada orang tuanya mengatakan bahwa dia menyukai Nan Feng dan ingin tinggal di sini.
Aku tidak tahu apa yang akan dipikirkan Feng Qi Qi setelah dia membaca surat itu. Aku khawatir dia dan Feng Cang mungkin tidak tahu bahwa putri mereka yang berusia tujuh tahun, jatuh cinta pada Kaisar ssat itu. Cahaya melintas di dalam sepasang mata jernih itu. Selain aku, orang luar ini, yang bisa melihat secara menyeluruh, bahkan Mantan Kaisar tidak menyadari.
Nona kecil Feng Huang tinggal di istana selama delapan tahun.
Delapan tahun berlalu seperti angin. Nona kecil Feng Huang tumbuh dari gadis kecil menjadi wanita ramping dan elegan.
Pada saat itu, Feng Qi Qi tidak lagi menunjukkan wajahnya kepada dunia. Gelar kecantikan nomor satu Putri Ming Yue turun ke Feng Qi Qi, dan kemudian jatuh pada Nona kecil Feng Huang.
Meskipun, dia baru berusia lima belas tahun, Nona kecil Feng Huang telah menjadi kecantikan yang terkenal di daratan tengah. Dia murni seperti embun di daun hijau di pagi hari, dan bersih seperti salju di atas langit. Semua orang yang melihat Nona kecil Feng Huang akan mabuk karena tawa lembut dan suara penuh kasihnya.
Seperti ibunya, dia memiliki pesona yang memikat dan kesopanan yang tidak dapat ditemukan pada bangsawan.
Nama baik Nona kecil Feng Huang dikenal oleh semua orang saat ia tumbuh dewasa dan menjadi objek cinta para tuan muda.
“Ming Yue Cheng, aku tidak suka orang-orang itu!” Nona kecil Feng Huang lembut. Wajahnya hanya akan berubah pada satu saat; ketika seseorang mengaku cinta padanya. Setiap kali Nona kecil Feng Huang mengatakan kalimat ini, Mantan Kaisar akan mengusap kepalanya dengan lembut dan bertanya dengan penuh kasih sayang, “Pria macam apa yang Long Er suka? Aku akan mencarikannya untukmu!”
“Aku suka padamu!”
Nona kecil Feng Huang selalu berterus terang. Aku masih ingat pertama kali dia mengatakan itu. Mantan Kaisar pertama kali terkejut dan kemudian tertawa terbahak-bahak, “Long Er, aku sudah tua.”
Dua makna tersembunyi terungkap saat Mantan Kaisar mengatakan ini. Yang pertama adalah dia sudah tahu cinta Nona kecil Feng Huang terhadapnya. Yang kedua adalah dia tidak akan menerima perasaan Nona kecil Feng Huang.
Jawaban seperti itu, bagaimana mungkin seseorang secerdas Nona kecil Feng Huang tidak tahu makna tersembunyi itu? Namun, jawabannya bahkan lebih mengejutkan, “Ming Yue Cheng, aku tidak akan menyerah!”
Jika seseorang bertanya kepada ku, apa yang akan terjadi ketika dua orang dengan kehendak kuat bertabrakan, aku akan mengatakan kepadanya bahwa; itu adalah ujian hati dan kasih sayang. Akan menjadi perjuangan yang sama seperti lari marathon jarak jauh. Akan … diguncang oleh bencana besar!
Pada ulang tahun keenam belas Nona Feng Huang, aku melihat Feng Qi Qi lagi. Ketika dia berdiri bersama dengan Nona Feng Huang, usianya tidak bisa dibaca. Mereka yang tidak tahu akan berpikir bahwa mereka adalah sepasang saudara kembar.
Yang datang bersama Feng Qi Qi adalah suami dan putranya. Keluarga mereka reuni kembali di istana Mantan Kaisar.
Untuk dapat melihat Feng Qi Qi, Mantan Kaisar sangat senang. Senyum di mulut Mantan Kaisar tidak hilang sepanjang malam. Ketika kejadian ini jatuh ke mata Nona Feng Huang, jelas menjadi sakit di hati.
Malam itu, Mantan Kaisar mabuk. Aku melayani di sisinya. Jauh di malam hari, Nona Feng Huang tiba-tiba datang. Dia berpakaian tipis dan berbaring di sebelah Mantan Kaisar. Aku sangat terkejut sampai-sampai aku hampir menjerit. Dia pertama menotok titik akupunktur ku, membuat ku tidak bisa bergerak.
“Mengapa kau tidak mau menatapku? Kita hanya terpisah dua puluh enam tahun! Mengapa kau tidak mau menerima ku? ”
Nona Feng Huang meringkuk di pelukan Mantan Kaisar yang mabuk. Dia tampak menyedihkan seperti anak kecil. Penampilannya dan suaranya yang penuh air mata membuatku merasa sakit dihati.
“Ketika Kaisar lahir, aku belum lahir. Ketika aku lahir, Kaisar sudah tua. Namun, aku tidak peduli. Aku sama sekali tidak peduli!”
Tepat ketika Nona Feng Huang ingin mencium Mantan Kaisar, Kaisar membuka matanya dan menghentikan perilakunya yang ‘tidak masuk akal’ itu.
“Long Er, dari awal sampai sekarang, hatiku hanya punya ibumu. Dia adalah cinta dalam hidupku dan juga satu-satunya wanita yang kucintai. Kau pernah bertanya mengapa harem itu kosong. Aku tidak menjawab mu. Sekarang, aku akan memberitahumu, aku pernah berjanji pada ibumu, posisi Permaisuri akan selalu disediakan untuknya.”
“Long Er, kau hanyalah seorang anak kecil di mataku. Aku tidak bisa bersama dengan ibu mu, tetapi aku memperlakukan mu dan saudara-saudara mu sebagai anak-anak ku. Aku sangat mencintaimu, tapi itu bukan cinta antara seorang pria dan seorang wanita.”
“Long Er, kau harus menemukan seorang pemuda untuk mencintaimu dan tidak melekat padaku!”
Aku merasa bahwa kata-kata Mantan Kaisar agak kejam terhadap Nona Feng Huang. Harta yang Mantan Kaisar pegang di tangannya, air mata jatuh dari matanya untuk pertama kalinya dalam ingatanku.
“Aku tahu kau mencintai ibu ku, tetapi aku tidak akan menyerah. Di sini ada diriku!” Nona Feng Huang meletakkan tangannya di dada Mantan Kaisar. “Kau memiliki aku di matamu dan di dalam hatimu. Kau bisa berbohong kepada ku, tetapi kau tidak bisa membohongi diri sendiri!”
Setelah mengatakan ini, Nona Feng Huang berlari pergi tanpa alas kaki.
“Long Er …” Jika itu di masa lalu, Mantan Kaisar pasti akan mengejarnya. Malam itu gelap, angin kuat dan Nona Feng Huang berlari tanpa alas kaki, Mantan Kaisar pasti akan mengkhawatirkannya. Namun, kali ini, Mantan Kaisar hanya memanggil nama panggilan Nona Feng Huang sekali tetapi tidak mengejarnya.
“Fu Er, apa aku salah?”
Mendiang kaisar bertanya kepada ku, tetapi titik totok ku terpukul. Aku tidak bisa bersuara. Bahkan setelah titik totok ku dilepaskan, aku tidak bisa menjawab pertanyaan Mantan Kaisar ini. Lagi pula, aku bukan pihak yang terlibat. Aku tidak ada hubungannya dengan ini dan tidak bisa merasakan semua emosi dari masalah ini. Tantunya, aku tidak bisa mengatakan apa pun tentang ini.
Setelah malam itu, Nona Feng Huang meninggalkan surat dan pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal. Surat itu hanya mengatakan bahwa dia ingin melakukan perjalanan melalui daratan ini, untuk membuat dirinya menjadi dewasa. Namun, aku jelas melihat sebuah emosi yang disebut sakit hati di wajah Mantan Kaisar.
Pada hari-hari berikutnya, Nona Feng Huang akan mengirimkan surat setiap tiga hari. Didalamnya masih tulisan tangan yang Kaisar kenal. Isinya tidak lebih dari ke mana dia pergi dan apa yang dilihatnya. Hanya saja, di akhir setiap surat, Nona Feng Huang akan menulis kalimat, “Tunggu aku kembali.”
Hal semacam ini telah berlangsung selama satu tahun. Tiba-tiba, tuan kecil Feng Huang tidak mengirim surat lagi. Untuk waktu yang lama, dia tidak menulis surat.
Selama waktu itu, aku jelas dapat mendeteksi bahwa Kaisar bertingkah aneh. Ketika dia membaca laporan peringatan, dia akan segera mengangkat kepalanya ketika dia mendengar langkah kaki. Dia ingin tahu apakah itu kasim yang membawa surat Nona Feng Huang. Kekecewaan berulang kali membuat wajah Mantan Kaisar suram dan juga membuatnya lebih kurus.
Nona Feng Huang menghilang seperti itu entah ke mana. Bahkan keluarganya tidak tahu ke mana dia pergi. Setelah membaca surat yang ditulis oleh Feng Qi Qi, Mantan Kaisar benar-benar cemas. Feng Huang selalu berbakti. Dia tidak akan lama tidak menghubungi keluarganya. Namun, kali ini, bahkan keluarganya tidak tahu ke mana dia pergi. Mantan Kaisar yakin ada sesuatu yang terjadi padanya.
Feng Xiao dipanggil kembali oleh Mantan Kaisar. Mantan Kaisar memberikan tahta kepadanya. Dia mengambil surat-surat yang ditulis oleh Nona Feng Huang dan mulai melacak jejak Feng Huang. Dengan kata lain, Mantan Kaisar berjalan di jalan-jalan tempat Feng Huang pernah berjalan dan meminum sup yang dia pernah minum … Mantan Kaisar mulai dari surat pertama, dan mengikuti jejak setiap surat untuk mencari keberadaan Nona Feng Huang.
Bertentangan dengan sikap Mantan Kaisar, Feng Qi Qi sama sekali tidak mengkhawatirkan putrinya atau mengirim orang untuk mencari Nona Feng Huang. Ini agak tidak biasa. Aku memperhatikannya, tetapi aku tidak memberi tahu Mantan Kaisar. Aku hanya mengikutinya sepanjang jalan. Pada akhirnya, kami mencapai Kota Xiliang, bekas ibukota Xi Qi.
Pada titik ini, Xi Qi sudah menjadi wilayah Nan Feng selama bertahun-tahun. Kembali lagi ke tempat di mana kami disandera selama sepuluh tahun, hati ku memiliki terlalu banyak emosi.
Surat terakhir dari Nona Feng Huang dikirim dari sini. Setelah itu, tidak ada lagi berita tentangnya.
Aku dan Mantan Kaisar membawa lukisan Nona Feng Huang dan merekatkannya di mana-mana. Jadi, orang bisa membantu menemukan keberadaan Nona Feng Huang. Kami tinggal selama satu bulan.
Bulan ini, aku menyaksikan Mantan Kaisar berubah dari pria dewasa dan tampan menjadi seseorang yang brantakan. Sebuah lapisan jenggot tumbuh di dagunya yang bersih yang tampak sangat dekaden, menjadi putus asa, dan lesu.
“Fu Er, aku kehilangan dia.” Mantan Kaisar memandang orang-orang yang akan datang dan pergi di kota Xiliang dan mengatakan itu padaku. Ada penyesalan yang tak ada habisnya dalam pernyataan ini, yang membuat ku kasihan pada Mantan Kaisar ini.
Mantan Kaisar, pihak yang terlibat ini mungkin tidak menyadari bahwa cintanya pada Nona itu telah lama berubah dari cinta seorang yang lebih tua untuk generasi muda, menjadi cinta antara seorang pria dan seorang wanita. Dikatakan bahwa orang di tempat itu bingung, pengamat melihat jelas. Meskipun, aku adalah pengamat, tapi aku tidak bisa berkata apa-apa.
(Orang di tempat itu bingung, pengamat melihat jelas.= Pihak yang tidak terlibat melihat lebih jelas keseluruhan kejadiannya.)
“Paman, ini adalah sesuatu yang diminta kakak untuk kuberikan padamu.”
Tepat ketika Mantan Kaisar jatuh kesepian sekali lagi, seorang anak dengan gaya rambut teko, memberi sebuah surat kecil kepada Mantan Kaisar dan kemudian melarikan diri sambil tertawa.
Aku tidak tahu ketika aku melihat adegan ini, aku tiba-tiba merasa harapan itu datang. Sebelum aku bereaksi, Mantan Kaisar sudah lari, tanpa pedulikan citranya.
Aku sudah tua dan benar-benar tidak bisa mengikuti Mantan Kaisar. Aku hanya bisa menyewa kereta dan mengejar. Ketika aku bertemu dengan Mantan Kaisar, kami tiba di sebuah danau. Sebuah perahu kecil diparkir di pantai. Sepertinya sedang menunggu kami.
Ketika kami pergi dengan perahu ke perahu besar di tengah danau, terdengar suara kecapi. Pada saat itu, aku dengan jelas melihat bahwa tangan Mantan Kaisar mulai bergetar. Hanya dia yang bisa memainkan musik yang begitu indah.
Sebagai pelayan yang berkualitas, saya tidak mengikuti Mantan Kaisar. Sebaliknya, aku meninggalkan tempat ini untuk mereka.
Namun, meskipun demikian, aku mendengar suara Nona Feng Huang. Aku bersumpah bahwa aku hanya mendengar dua kalimat. Kalimat-kalimat itu mengatakan ini.
“Dulu, kau bertemu ibuku di kapal ini dan jatuh cinta padanya. Sekarang, kau bertemu aku di sini, bisakah kau juga mencintaiku sekali saja?”
Apa yang terjadi setelah itu, aku tidak tahu. Bahkan jika kau mempertanyakan ku secara intens, aku tidak tahu apa yang telah terjadi. Maafkan aku karena sudah tua. Orang tua lupa dengan mudah. Aku tidak ingat banyak hal lagi.
Mungkin, kau akan mengatakan bahwa aku pura-pura bodoh. Maka, kau benar sekali! Sebagai pelayan yang hidup selama enam puluh tahun di istana, untuk dapat hidup, harus ada cara untuk bertahan hidup dan mempertahankan hidup. Misalnya aku, aku tahu apa yang harus kukatakan dan tidak boleh ku katakan. Aku juga tahu kapan aku harus memahami berbagai hal dan kapan aku harus pura-pura bodoh.
Aku hanya bisa memberitahumu bahwa setelah ini, Kaisar mendampingi Nona Feng Huang ke ‘desa nomor satu di bawah Surga’ di Yongzhou. Aku tua. Mantan Kaisar adalah orang yang penuh belas kasih. Dia tidak membiarkan ku mengikutinya. Mengenai apa yang terjadi di sana, aku tidak tahu.
Yang aku tahu adalah bahwa akhir dari cerita ini adalah klise. Mantan Kaisar dan Nona Feng Huang hidup bahagia bersama. Semua orang, termasuk aku, kasim tua ini yang tidak mungkin lebih tua lagi, hidup bahagia.