Demon Wang’s Favorite Fei [Bahasa Indonesia] - Chapter 212
- Home
- Demon Wang’s Favorite Fei [Bahasa Indonesia]
- Chapter 212 - Special: Tuan Putri Terakhir 2 (TAMAT)
Aku telah berada di Aula Hua Yang selama tiga bulan. Selama tiga bulan ini, aku pergi ke setiap tempat di Istana Timur. Semua orang tahu bahwa aku adalah gadis bisu yang dibawa oleh Feng Xiao. Mereka melihat bahwa aku hanyalah seorang anak kecil, jadi mereka tidak menghalangi aku untuk berkeliaran.
Tiga bulan sudah cukup bagiku untuk mengingat tata letak Istana Timur. Kecuali untuk studi Feng Xiao yang tidak bisa aku masuki, aku mendapatkan kehadiran ku di semua tempat lainnya.
Yang membuat aku khawatir adalah sedikit sekali kesempatan melihat Feng Xiao dalam tiga bulan terakhir. Setelah dia menempatkan ku di Aula Hua Yang, dia tidak pernah muncul di depan aku lagi. Bibi Xi Mei berkata bahwa aku harus menyenangkan Feng Xiao dan mendapatkan perasaannya. Dengan begitu aku bisa bertahan di sini. Jadi, aku membuat keputusan.
“Anda ingin menjadi pelayan istana?” Dong Rui terkejut, “Bukankah sudah bagus sekarang, Nona? Ada Yang Mulia, tidak ada yang akan mengganggumu!”
“Tidak ada yang namanya makan gratis.” Aku menulis di atas kertas.
Dong Rui melihatnya untuk waktu yang lama dan tersenyum. “Nona, biarkan pelayan ini melapor pada Yang Mulia dulu.”
Namun, Feng Xiao tidak menemui ku pada akhirnya. Pemuda yang mengendong ku di desa Chao Tian tidak pernah muncul lagi. Hanya Dong Rui yang membawa balasan. Feng Xiao setuju untuk membiarkanku mulai dari peringkat terendah bagi pelayan istana.
Dong Rui membawakanku pakaian pelayan istana ukuran kecil. Aku menanggalkan jubah di tubuh aku dan mulai sebagai pelayan istana kecil.
Banyak orang tidak mengerti pilihan ku. Orang-orang berpikir bahwa aku pasti meminta lebih banyak hal melalui bantuan Feng Xiao. Aku mendengar komentar semua orang tetapi tidak menanggapi. Bibi Xi Mei mengatakan bahwa tidak ada yang akan berjaga-jaga terhadap anak-anak. Aku tidak berpikir demikian. Bahu dingin Feng Xiao saat ini cukup untuk menunjukkan bahwa aku hanyalah gelombang kecil dan tidak menarik perhatiannya.
Jika aku ingin tinggal di sisi Feng Xiao, aku harus memiliki kemampuan dan kualifikasi seperti itu. Hanya dengan cara ini, aku bisa membalaskan dendam ayah-kekaisaran ku pada suatu hari nanti.
(ayah-kekaisaran di sini dimaksudkan seorang Pangeran sebagai ayah, karena dari keluarga kekaisaran di panggil begitu, bukan Kaisar.)
Pelayan istana yang bertanggung jawab atas semuanya tidak terlalu toleran terhadapku karena aku dibawa pulang oleh Feng Xiao. Dia memperlakukan aku dengan adil dan masih ketat dengan ku. Di bawah ajarannya, aku dengan cepat bisa melakukan pekerjaan aku dan menjadi pelayan istana yang berkualitas di Istana Timur. Aku ditugas kan ke taman Istana Timur.
Meskipun taman Istana Timur tidak sebanding dengan Taman Kekaisaran di istana kekaisaran, Istana timur masih berwarna-warni dan penuh bunga.
________________________________________
Feng Xiao belum menikah, jadi tidak ada majikan wanita di Istana Timur. Satu-satunya orang yang sering datang bermain adalah adik perempuan Feng Xiao, Feng Huang. Ketika aku pertama kali melihat Feng Huang, aku terkejut. Aku pikir aku melihat peri dari surga. Feng Xiao dengan lembut berdiri di samping Feng Huang dan mengambil kelopak di pundaknya. Mereka berdua berdiri di taman itu seperti peri.
Feng Huang pada usia yang sama dengan ku, tetapi keluhuran dari gerakannya sepenuhnya bawaan lahir. Melihat aku menatapnya, dia tidak marah tetapi malah mengangguk ke aku dan tersenyum. Senyum itu membuatku lupa bahwa aku sedang menyapu lantai dan aku berdiri dengan bodohnya di sana.
“Kakak, kau mempekerjakan ‘pekerja anak’! Kau bahkan rela membiarkan gadis sekecil itu bekerja. Jika ibu tahu, dia akan memarahimu lagi!” Suara Feng Huang selembut kupu-kupu di angin. Ketika aku melihat dia datang, napas aku melambat.
“Siapa namamu?” Feng Huang memegang tanganku. Aku mengenali brokat di tubuhnya. Sudah lama diketahui bahwa Nona kecil Feng Huang sangat disayangi oleh Ming Yue Cheng. Sepertinya itu benar.
Aku tidak tahu mengapa. Ketika aku melihat Feng Huang dan Feng Xiao bersama, aku merasakan perasaan sedih di hati ku. Semua yang mereka nikmati sekarang seharusnya menjadi milikku. Jika ayah kekaisaran ku masih di sini, jika ayah kekaisaran ku mendapatkan tahta, aku akan menjadi Putri Mulia Rong Hua dan bukan pelayan istana kecil dengan sapu.
“Long Er, dia tidak bisa bicara.” Feng Xiao menjelaskan kebisuanku dan mengatakan namaku pada Feng Huang. Dari mata Feng Huang, aku melihat rasa kasihan. Dibandingkan dengan kakaknya Feng Xiao, Feng Huang adalah gadis yang lebih sederhana.
“Kakak, biarkan Rong Hua pergi denganku! Aku tidak memiliki teman belajar!”
Aku telah mendengar bahwa selama Feng Huang meminta, Feng Xiao akan memenuhi permintaannya. Tapi kali ini, Feng Xiao menatapku untuk waktu yang lama. Jika bukan karena sinar matahari di langit, aku pikir aku jatuh ke dalam gua es. Intuisi ku mengatakan kepadaku bahwa Feng Xiao meragukan identitas ku. Itulah mengapa dia melakukan ini kepadaku. Dalam kepanikan, aku menurunkan kepala aku dan jari-jari kecil ku meraih sapu dengan kuat, dan bahkan pada titik tertentu, aku akan berhenti bernafas.
“Kakak, jangan menakut-nakuti Rong Hua. Dia masih anak-anak.” Feng Huang yang melihatku seperti ini, cepat membantuku. Dalam sekejap, dingin yang membeku di sekitarku menghilang. “Jika kau menyukainya, bawa dia bersamamu!”
Setelah Feng Xiao dan Feng Huang pergi, kaki ku menyerah dan jatuh ke tanah dengan lemas.
Aku tidak akan pernah melupakan ekspresi Feng Xiao, di mana matanya yang ungu tertutup es di balik bulu mata yang panjang. Meskipun aku tidak tahu apa yang salah dan membuatnya begitu berubah, tapi aku bisa merasakan dia meragukan ku dan menjaga diri dari ku.
________________________________________
Sebelum aku dapat merenungkan penyebab masalah, aku dibawa ke istana kekaisaran Nan Feng oleh Feng Huang.
Ini adalah kunjungan pertamaku ke istana. Meskipun aku tahu banyak tentang istana kekaisaran Nan Feng dari deskripsi bibi Xi Mei. Aku juga pernah berfantasi di kepala kecil ku tentang betapa megahnya istana kekaisaran. Tapi aku masih tertarik dengan pemandangan indah di depanku.
“Rong Hua, kau akan tinggal di sini mulai sekarang. Kau dapat yakin bahwa tidak ada yang akan menindas mu. Ada aku! Bahkan kakak tidak bisa!” Feng Huang dengan murah hati mencarikan tempat tinggal untuk ku. Membuat ku terlepas dari status gadis yatim piatu menjadi teman belajar Feng Huang.
Di Nan Feng, ada tiga orang paling mulia; satu adalah Ming Yue Cheng, yang kedua adalah Feng Xiao dan yang ketiga adalah Feng Huang.
Tetapi bagi orang-orang di istana, orang paling mulia adalah Feng Huang. Ming Yue Cheng dan Feng Xiao memperlakukannya seperti harta karun. Semua makanan dan pakaian adalah yang terbaik, bahkan aku sebagai pendamping studi menikmati perawatan terbaik. Status ku juga meningkat karena Feng Huang dan menjadi Nona Rong Hua, di antara orang-orang.
Bibi Xi Mei berkata bahwa sepuluh tahun tidak terlalu lama bagi seseorang untuk balas dendam. Feng Xiao sudah curiga padaku. Aku harus mendapatkan kepercayaan dari Feng Huang untuk bertahan hidup di istana ini.
________________________________________
Dalam lima tahun ke depan, aku telah berjaga-jaga dan berhati-hati, dengan tegas mengingat identitas ku dan mencoba yang terbaik untuk memainkan peran sebagai teman belajar. Seiring waktu berlalu, aku hampir lupa identitas ku, sampai Kasim Luo mendatangi ku.
Hari itu, aku memetik bunga plum merah dan berencana untuk kembali. Seorang kasim dengan tubuh bengkok menginjak salju, muncul di depanku. “Kasim ini memberi hormat pada pada Putri Rong Hua ….”
Suaranya sudah tua dan suram. Ketika aku mendengar dia untuk pertama kalinya, aku terkejut dan cepat melihat sekeliling. Saat itu musim dingin dan tidak ada seorang pun di Taman Plum. Aku menarik napas lega. Aku melihat kasim Luo dan berpura-pura berekspresi ‘Aku tidak mengerti apa yang kau maksud.’
“Hehe, Putri sangat cerdas.” Kasim itu mengeluarkan batu giok dan menyerahkannya padaku. Setelah melihat kata ‘Xi’, mata aku menjadi hangat. ‘Xi’ adalah nama ayah kekaisaran ku. Ini adalah batu giok yang diberikan kakek kekaisaran kepadanya ketika dia lahir. Bibi Xi Mei berkata bahwa jika aku bisa memasuki istana, seseorang akan membawa giok wangye untuk menemuiku. Aku pikir kasim di depan ku adalah orang yang bibi Xi Mei bicarakan!
(Kakek-kekaisaran di sini merupakan seorang Kaisar, bukan Pangeran. Atau, Kaisar Nan Feng sebelumnya.)
“Luo Su?” Aku berbicara dengan lembut.
“Budak ini.” Luo Su mendengar aku berbicara dan matanya menjadi merah. Orang-orang di istana mengira aku adalah gadis bisu. Tidak ada yang tahu bahwa aku benar-benar bisa berbicara. Aku hanya pura-pura tidak bisa. “Putri telah menderita! Jika wangye masih di sini, dia pasti akan senang melihat Putri menjadi sangat peka!”
Kata-kata Luo Su sangat emosional dan membuat hatiku bergetar. Setelah menjalani kehidupan yang tenang begitu lama, kedatangan Luo Su akhirnya mengganggu itu semua.
Aku mengambil apa yang Luo Su berikan kepada aku dan dengan cepat kembali ke ruangan. Setelah aku tenang, aku keluar kamar. Aku menaruh bunga plum merah di vas dan meletakkannya di depan Feng Huang.
“Sangat cantik!”
Feng Huang menyukai bunga plum merah. Bunga plum merah cerah mencerahkan wajahnya yang sangat cantik. Orang dan bunga saling melengkapi. Sangat menyentuh.
“Rong Hua, terima kasih!” Feng Huang mengeluarkan bunga plum dan menaruhnya di rambutku.
Tata krama Feng Huang sangat bagus. Meskipun dia adalah gadis yang paling dicintai di Nan Feng, dia tidak arogan karenanya. Dia selalu sederhana dan ramah. Melihat Feng Huang, aku akan merasa rendah diri. Bukan hanya karena dewa memberikannya penampilan yang sempurna, tetapi juga karena karakternya yang mulia. Aku sering bertanya-tanya, jika ayah kekaisaran ku menjadi Kaisar, dapatkah aku, sebagai sang Putri, menjadi mulia dan murni seperti Feng Huang.
Setelah kembali ke kamar, aku membuka apa yang telah diberikan Luo Su kepada ku. Ada selembar kertas di dalamnya, yang padat dengan nama orang-orang yang ayah kekaisaran ku sisipkan di istana kekaisaran Nan Feng pada tahun-tahun itu, serta kelemahan para pejabat yang berkuasa. Sejak kematian ayah kekaisaran ku, Luo Su telah bersembunyi diam-diam di istana. Sudah sepuluh tahun sekarang. Nyawanya diselamatkan oleh ayahku, jadi aku tidak akan pernah meragukan kesetiaannya.
Butuh waktu tiga hari untuk menghafal semua nama yang tertulis dalam daftar. Mungkin semuanya adalah kehendak para dewa. Sebagian besar dari orang-orang itu ditugaskan ke Istana Timur Feng Xiao, yang lebih nyaman bagi ku.
Setelah menghafalnya, aku membakar kertas itu. Semuanya sangat berhati-hati sehingga tidak ada yang menyadarinya. Selama lima tahun terakhir di istana, meskipun Feng Huang melindungiku, aku tahu dengan jelas bahwa di istana yang gelap ini, tidak ada informasi yang bisa digunakan untuk melawanku yang bisa dibiarkan. Kalau tidak, orang yang akan mati itu bukan aku tapi semua orang di daftar itu.
Sekarang, Ming Yue Cheng tidak lagi berurusan dengan masalah pengadilan. Lima tahun yang lalu, Feng Xiao mulai berpartisipasi dalam urusan politik. Seluruh pengadilan politik sekarang ada di tangan Feng Xiao.
Sebenarnya, Feng Xiao bukan anak dari Ming Yue Cheng. Sebaliknya, aku dan Ming Yue Cheng yang memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.
Menurut senioritas dalam keluarga, aku harus memanggil Ming Yue Cheng paman kekaisaran. Pada masa itu, untuk menghapus hambatan bagi Putra Mahkota (FX), Ming Yue Cheng membunuh banyak orang, termasuk keluarga kekaisaran Nan Feng yang menentang suksesi tahta Feng Xiao. Ayah kekaisaran ku ada di antara mereka.
Ayahku, Ming Yue Xi, adalah Pangeran sah dari Nan Feng. Jika Ming Yue Cheng tidak kembali ke negara ini, dinasti ini mungkin milik ayah ku. Sayangnya, hidup mengalami pasang surut. Pangeran (MYC) yang dipenjara di Xi Qi menjadi penguasa Nan Feng dan memenjarakan saudara-saudaranya di ibu kota, termasuk ayah kekaisaran ku.
Ketika Ming Yue Cheng ingin menjadikan Feng Xiao Putra Mahkota, ayah ku memanggil para menteri siang dan malam. Di mata ayahku, Nan Feng milik keluarga Ming. Tidak peduli apa, bukan giliran Feng Xiao. Ming Yue Cheng melakukan ini, ini tidak diragukan lagi menjual negara.
“Dia menghancurkan Nan Feng hanya untuk menyenangkan gadis iblis Bei Zhou! Dia hanya menjual negara!” Ketika dia gelisah, ayah ku akan memukul meja dengan keras dan meludah ke mana-mana.
Pada saat itu, aku masih kecil. Aku tidak tahu siapa gadis iblis yang dibicarakan ayah ku. Sampai akhirnya dia mengalami akhir yang buruk, barulah aku tahu bahwa orang yang dimaksud ayah adalah ibu dari Feng Xiao … Feng Qi Qi.
Ayah kekaisaran dengan sombong menyerang Ming Yue Cheng dan Feng Xiao di wangfu. Sampai saat itu, ketika dia berulang kali memanggil Feng Qi Qi ‘gadis iblis’, wangfu kemudian menghadapi bencana.
Aku tidak pernah tahu bahwa perlindungan paman kekaisaran pada Feng Qi Qi akan sangat dalam. Dia secara pribadi datang ke wangfu untuk mempertanyakan ayah kekaisaran. Namun, pada hari itu ayah kekaisaran tidak bahagia. Dia minum anggur dan bahkan berbicara dengan tidak bertanggung jawab. Dia bahkan meneriakkan rahasia paman kekaisaran.
“Saudara kandung ku, jangan berpikir bahwa anda dapat menyembunyikan hal-hal yang anda lakukan dari semua orang. Semua yang anda lakukan adalah untuk wanita iblis itu! Karena wanita iblis itu, anda membubarkan harem tiga ribu wanita cantik! Karena dia, anda bahkan tidak menginginkan pewaris kekaisaran! Dia bisa menyihirmu dalam hal ini. Dia hanya wanita iblis!”
“Bajingan!” Ming Yue Cheng memberi ayah kekaisaran tamparan di wajah, begitu keras sehingga mulutnya berdarah. Bibi Xi Mei cepat menutup mataku dan menyembunyikanku. Setelah itu, wangfu dibersihkan. Bibi Xi Mei melarikan diri bersamaku dan membawaku keluar dari ibu kota. Setelah itu, kami berakar di Gunung Dayu.
Aku masih kecil pada waktu itu. Aku tidak dapat mengingat banyak hal dengan jelas. Aku hanya ingat dengan jelas kata-kata yang ayah kekaisaran teriakkan. “Wanita iblis itu akan merusak Nan Feng-ku! Dosa menghancurkan negara ini benar-benar tidak dapat dimaafkan!”
Aku mengukir kata-kata ini di hati ku karena ini adalah kata-kata yang membawa kematian kepada ayah ku.
________________________________________
Alasan mengapa kasim Luo datang padaku sekarang adalah karena Feng Xiao akan menikah. Dia berpikir ini adalah kesempatan. Aku telah melihat tunangan Feng Xiao, Nalan Zhu. Dia adalah gadis yang cantik, lembut dan baik hati. Begitu Feng Xiao melihatnya, mata ungunya akan berubah lembut.
Aku pernah bertemu mereka di Taman Kekaisaran. Feng Xiao memegang tangannya dan dengan hati-hati menyayanginya. Meskipun Nalan Zhu bukan wanita yang lemah, ia bisa menyelamatkan anak harimau dari serigala ketika berburu di musim dingin. Tapi di depan Feng Xiao, dia seperti wanita cantik dan tak berdaya dan bersandar pada Feng Xiao. Keduanya bersama-sama seperti sepasang peri, membuat orang iri.
Kasim Luo mengatakan bahwa ketika Feng Xiao menikah, Feng Qi Qi pasti akan menghadiri pernikahan putra sulungnya. Ini adalah kesempatan bagus untuk menyerang.
Setelah aku mendengar nama wanita iblis itu, aku lupa semua hal seperti -bertahan dan menyembunyikan diri- yang bibi Xi Mei katakan kepada ku. Feng Xiao adalah musuhku, terlebih lagi Feng Qi Qi. Karena Feng Qi Qi, ayah kekaisaran meninggal secara tidak adil. Semuanya karena dia!
Aku mengikuti pengaturan Luo Su dan bertemu orang-orang dalam daftar. Setelah bertahun-tahun pengamatan oleh Kasim Luo, ia menyimpulkan bahwa orang-orang ini setia kepada ayah kekaisaran ku. Untuk para menteri, mereka juga baru-baru ini menerima surat tanpa nama, yang merinci bukti penyuapan mereka. Untuk sesaat, pengadilan dalam keadaan kacau balau. Aku merasa semuanya ada di tangan ku. Ketika aku melihat Feng Huang lagi, aku mengembalikan tatapan kasihannya yang telah aku lihat di matanya.
Suatu hari, aku akan kembali ke posisi ku dan menghancurkan orang-orang yang telah menyakiti ku!
________________________________________
Karena pernikahan Feng Xiao, Feng Huang pindah ke Istana Timur untuk membantunya mempersiapkan diri. Aku sebagai teman belajar juga datang ke Istana Timur lagi. Setelah lima tahun, aku bukan lagi gadis bisu yang merendah diri dan kesepian. Feng Xiao juga menjadi pria muda yang lebih dewasa dan mantap dari anak yang elegan itu.
Melihat ke Istana Timur dihiasi dengan lentera dan spanduk berwarna, dan penuh dengan sukacita, aku merasakan kesedihan yang tak dapat dijelaskan di hatiku. Aku tidak tahu dari kapan, Feng Xiao seperti benih kecil yang ditanam di hati ku. Ini melahirkan tunas kecil dan tumbuh menjadi cabang yang padat, membuat hatiku secara bertahap dipenuhi dengan nya.
Aku iri pada Feng Huang, cemburu pada Nalan Zhu dan membenci semua orang yang diperlakukan dengan baik oleh Feng Xiao. Iri, cemburu, benci. Sumber dari semua kejahatan….
Aku tidak tahu apakah itu karena aku jatuh cinta pada Feng Xiao hingga aku mengubah target balas dendam dari Feng Xiao menjadi Feng Qi Qi. Aku dengan keras kepala percaya bahwa penyebab langsung kematian ayahku adalah Feng Qi Qi dan bukan Feng Xiao.
Aku lupa mata acuh pada waktu itu ketika aku meninggalkan Istana Timur dan juga lupa nasihat bibi Xi Mei bahwa ‘membunuh Feng Xiao adalah pembalasan terbaik pada Feng Qi Qi’. Sedini ketika Feng Xiao menurunkan tubuhnya dan menanyakan namaku dengan suara rendah, pemuda bermata ungu itu telah memasuki hatiku.
________________________________________
Karena sulaman ku sangat bagus, Putri Mahkota masa depan itu meminta aku untuk membantunya membuat gaun pengantinnya. Melihat ekspresi memohon Nalan Zhu, aku merasa puas di dalam. Ternyata dia tidak sempurna. Dia juga memiliki hal-hal yang tidak bisa dia lakukan. Aku menaruh semua kerinduan untuk pernikahan ku sendiri di gaun pengantin ini, seolah-olah setiap jahitan dan benang menggambarkan kebahagiaan ku.
Aku dengan hati-hati menjahit gaun pengantin, dan menyembunyikan ‘aroma gelap’ pada benang emas dan menjahit gaun pengantin dengannya. ‘Aroma gelap’ bisa membuat orang tidak sadarkan diri. Tujuan ku adalah membuat Feng Xiao kehilangan kesadaran di malam pernikahan. Setelah itu, aku dan orang-orang ayah kekaisaran ku akan mengambil kesempatan untuk membunuh Feng Qi Qi untuk membalaskan dendam ayah ku.
Dari awal hingga akhir, aku tidak ingin menyakiti Feng Xiao. Aku hanya ingin membuatnya pingsan. Aku hanya ingin membiarkan dia menghindari balas dendam terencana ini, tapi aku salah. Aku memiliki niat untuk membiarkannya lepas, tetapi yang lain tidak. Ketika pisau tajam Luo Su mengarah ke Feng Xiao, aku berteriak.
“Putri, tolong menjauhlah …” Luo Su mengerutkan kening.
“Kasim, musuh kita adalah Feng Qi Qi dan bukan Putra Mahkota!”
“Tuan Putri, anda bingung! Bagaimana bisa Feng Xiao menjadi Putra Mahkota Nan Feng kita?! Nama keluarganya adalah Feng. Dia putra dari wanita iblis itu. Dia adalah musuhmu!”
Bahkan setelah Luo Su mengatakan ini, aku masih menolak untuk pindah. Aku masih percaya bahwa dalam masalah ini, Feng Xiao tidak bersalah. Ketika ayah kandung ku meninggal, Feng Xiao sama tuanya dengan ku sekarang. Bagaimana itu salahnya? Orang-orang yang harus mati adalah Feng Qi Qi dan Ming Yue Cheng!
“Kasim, bagaimanapun, kau tidak bisa membunuh Feng Xiao. Orang-orang yang ingin kita bunuh adalah Ming Yue Cheng dan Feng Qi Qi. Mereka adalah pembunuh ayah ku!”
Desakan ku membuat Luo Su tidak berdaya. Luo Su hanya bisa mundur dan membawa semua orang ke istana lain. Untuk sesaat, Istana Timur terang benderang dan berisik di mana-mana. Tepat ketika aku berpikir semua debu telah menetap dan dinasti Nan Feng akan kembali ke tangan ku lagi, sebuah pedang ditempatkan di leher ku.
(Debu telah menetap = hiruk pikuk telah berhenti.)
“Kau, kapan kau bangun?” Aku memandang Feng Xiao dan terkejut. Ada juga Nalan Zhu yang berada di samping, Mak Comblang Kehormatan, dan pelayan istana. Mereka semua berdiri.
(Mak Comblang Kehormatan = biasanya wanita yang melangsungkan formalitas acara pernikahan, dan mengurus perjodohan, tanggal baik dll.)
“Aku sudah terjaga sepanjang waktu.” Suara Feng Xiao masih dalam dan rendah dengan daya tarik yang menawan tetapi menusuk dingin.
Semua yang ditinggalkan ayahku untukku hancur malam ini. Mereka yang tersembunyi di Istana Kekaisaran dan Istana Timur digali. Semuanya langsung dibunuh oleh Ming Yue Cheng. Sebelum Luo Su meninggal, dia menghela nafas panjang padaku, seolah dia membenci besi karena tidak menjadi baja. Juga, seolah-olah dia merasa bersalah karena tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh ayahku.
(Membenci besi karena tidak menjadi baja= merasa kesal terhadap seseorang yang gagal memenuhi harapan.)
Sedangkan untuk orang lain, aku tahu bahwa beberapa orang mati dengan enggan, beberapa meninggal karena kesal. Kesetiaan Luo Su tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun, orang lain telah hidup dengan damai begitu lama tetapi menginjak jalan kematian karena kedatangan ku. Jadi, aku bisa melihat kebencian mereka untukku di mata mereka.
________________________________________
“Bunuh saja aku….” Aku melihat dengan putus asa pada pria di panggung tinggi. Ini adalah pertama kalinya aku berbicara. Kecuali Feng Xiao, yang lainnya jelas terkejut.
“Kau bisa bicara? Rong Hua, mengapa kau melakukan ini?” Feng Huang menatapku tidak bisa dimengerti.
Dalam lima tahun terakhir, dia memperlakukan aku sebagai sahabatnya dan berbagi suka dan duka dengan saya. Termasuk rahasia kecilnya, yaitu mencintai Ming Yue Cheng secara diam-diam, dia telah memberitahuku. Dia tidak pernah mendiskriminasikan ku karena aku adalah seorang gadis bisu. Dia dengan tulus memperhatikan ku dan memperlakukan aku seperti sederajat dengannya.
Melihat mata indah Feng Huang, semua kebaikannya kepada ku, semua terlintas dalam pikiran ku. Aku sama sekali tidak bisa membandingkan diri dengan karakter, sikap, dan kebaikan pada gadis di depan ku. Dia adalah perwujudan sempurna, membuatku merasa rendah diri. Itu mungkin mengapa aku ingin menghancurkan kebahagiaannya. Karena aku tidak mau. Aku adalah Putri sejati!
Aku menutup mata ku dan mencoba untuk memaksa semua kebaikan Feng Huang keluar dari kepala ku. Dia adalah putri dari wanita jahat itu. Dia bukan temanku. Dia tidak pernah ada!
Ketika aku membuka mata lagi, mata aku kembali ke ketenangan dan ketidakpedulian. Aku melihat Feng Xiao. Dia tidak menatapku. Sebaliknya, dia memegang tangan Nalan Zhu dengan erat. Tangan mereka saling terkait. Pada saat ini, hal itu sangat menyinggung mata, sangat menyinggung hingga hatiku sakit.
“Kau sudah tahu siapa aku, kan?” Meskipun aku baru berusia empat belas tahun, hampir lima belas tahun, tapi suaraku sudah jatuh yang tidak sesuai dengan usiaku. Juga sedikit serak karena tidak berbicara untuk waktu yang lama.
“Ya.” Feng Xiao mengangkat kepalanya. Mata ungunya dingin dan tanpa kegirangan tanpa jejak gelombang. Itu membuat ku takut. Dia tahu, itu satu hal, tetapi dia mengakui adalah hal lain. Sepertinya jalan ku untuk membalas dendam sudah gagal sejak awal.
“Lalu kenapa kau membawaku kembali? Mengapa kau menggendongku di tanganmu?” Aku berteriak histeris.
Feng Xiao tidak akan pernah tahu bahwa pelukannya adalah kekuatan pendorong bagi ku di tahun-tahun terakhir ini. Dia yang sangat bersih dan tampan dan tidak peduli dengan kotoran di tubuhku. Ketika dia memeluk ku, itu mengingatkan aku pada pelukan ayah kekaisaran. Itu juga semacam kehangatan dan menyegarkan.
“Karena kau adalah Putri terakhir dari dinasti.”
Aku pada awalnya tidak mengerti kata-kata Feng Xiao. Hanya sampai nanti, barulah aku mengerti.
________________________________________
Setelah dipenjara di biara Ting Fo, barulah aku tahu banyak hal dari masa lalu. Karena satu kalimat Feng Xiao ‘anak kecil tidak bersalah’, Ming Yue Cheng menyerah untuk melacak keberadaanku. Dia (FX) membawaku kembali karena dia ingin menjaga garis darah keluarga Ming. Untuk melindunginya (FX) paman kekaisaran telah mengeksekusi terlalu banyak orang. Feng Xiao bukan orang yang berhati dingin. Dia tidak ingin Ming Yue Cheng memikul terlalu banyak julukan buruk di pundaknya. Itulah mengapa dia (FX) membawa aku kembali ke Istana Timur. Namun, pada akhirnya, aku mengecewakan Feng Xiao yang telah memberi ku kesempatan.
Orang yang memberitahuku hal-hal ini adalah Feng Huang. Ketika dia datang menemui ku, dia sudah menjadi pengantin wanita Ming Yue Cheng. Aku melihat kebahagiaan yang belum pernah dilihat sebelumnya di wajah Feng Huang. Senyum manis itu mengencerkan kesedihan yang dia miliki selama bertahun-tahun. Melihat kebahagiaannya, aku benar-benar bahagia untuknya.
“Rong Hua, Cheng telah mempertahankan gelar mu. Jika kau mau, kau dapat pergi dari sini kapan saja dan memulai hidup baru. Kakak akan membantu mu!”
Ketika Feng Huang pergi, pintu biara Ting Fo yang telah ditutup selama bertahun-tahun tidak pernah dikunci lagi. Melihat dunia terbuka di luar, aku tahu bahwa mereka telah memberi ku kebebasan.
Pada hari-hari di biara Ting Fo, aku merasakan kedamaian yang belum pernah terjadi sebelumnya di hati ku. Hidup dalam balas dendam selama bertahun-tahun, aku lupa usia ku. Aku sekarang baru berusia delapan belas tahun. Itu adalah tahun-tahun terbaik dalam hidup. Hanya saja, melihat dunia luar, aku tidak bisa melangkah keluar.
Mungkin ini adalah tujuan terbaikku. Hanya mendengarkan suara Buddha, aku bisa membiarkan jiwaku yang tenggelam dalam kebencian mendapatkan kedamaian.
________________________________________
Penerjemah: Ini adalah akhir dari buku ini. Terima kasih semua untuk selamat sampai bab terakhir. Aku berharap kalian semua yang terbaik dan semoga kita akan bertemu di buku baru ya 😊
Lup,
RandomAlex a.k.a SadPotato