Dudu’s Diary - Chapter 27
Yuan Long buru-buru memasuki kamar dan merasa lega melihat Yu Shanshan sedang tidur di sana. Tapi saat dia melihat petak-petak ungu dan hitam pada pinggangnya, seluruh wajahnya langsung merosot.
Dia maju untuk mengangkat baju Shanshan dan mendapati kalau pinggang dan perut wanita itu tertutup oleh lebam-lebam ungu dan terdapat banyak lubang bekas tusukan jarum di situ, mungkin di bagian tubuh lainnya juga.
Yuan Long adalah orang dewasa dan tak berpikir kalau Shanshan dipukuli seperti halnya Dudu. Dia bisa melihat kalau lebam-lebam ini seharusnya ditinggalkan oleh bekam dan akupuntur.
Tapi kapan Shanshan keluar untuk melakukan bekam dan akupuntur? Dan sebenarnya kenapa dia ingin pergi ke sana?
Yuan Long teringat pada ekspresi kesakitan Shanshan ketika Dudu menghambur padanya kemarin, dan kemudian teringat kalau Yu Shanshan telah menyuruh Dudu agar jangan menyentuh dirinya semalam. Apakah itu karena dia sedang kesakitan sehingga tak berani membiarkan Dudu menyentuhnya?
Kenapa Shanshan sampai membuat dirinya sendiri jadi seperti ini?
Dudu melihat kalau ayahnya tetap berwajah datar dan tak bicara. Berpikir kalau ibunya terluka parah dan menjadi cemas. Dengan berlinangan air mata, dia mencengkeram kaki celana ayahnya dan bertanya, “Yah, apa Ibu sedang kesakitan? Ayo bawa Ibu ke rumah sakit buat ketemu Om Dokter.”
Yuan Long menepuk-nepuk kepala anak itu dan berencana untuk menyuruh bocah kecil itu pergi terlebih dahulu. “Ibu tidak dipukuli. Ibu baik-baik saja. Pergilah sikat gigimu dan cuci mukamu, dan sarapan setelahnya.”
Dudu menolak untuk pergi dan masih menatap ibunya dengan galau. Ibu sangat menakutkan, bagaimana Ibu bisa sampai dipukuli? Ibu biasanya sangat galak, pastilah ada orang lain yang tak menyukainya dan memukulnya.
Ibu bertarung dengan sangat kuat, tapi orang itu bahkan bisa mengalahkan ibunya, jadi orang itu pasti lebih menakutkan lagi.
Dudu terisak dan menggosokkan wajah kecilnya pada celana ayahnya. “Yah, orang yang pukul Ibu, apa dia sangat hebat sampai-sampai Ayah juga nggak bisa mengalahkan mereka? Yah, jangan takut. Ayo panggil polisi, dan biar polisi yang memukuli orang jahat itu.”
Yuan Long tiba-tiba jadi tak bisa tertawa ataupun menangis. Otak anak ini benar-benar seperti ‘murid yang melampaui gurunya’: Dia lebih baik daripada ibunya.
(T/N: 青出于蓝而胜于蓝 adalah metafora bahwa orang bisa mencapai kemajuan setelah belajar.)
Yuan Long membungkuk dan mengangkat si pria gendut kecil yang sedih itu. Yuan Long menyeka air mata anak itu dan harus menjelaskan pada si pria kecil apa itu bekam. “Dudu, Ibu tidak dipukuli orang. Ibu pergi untuk melakukan bekam. Bekam itu bagus untuk kesehatan. Tapi bisa membuat kulit menghitam seperti kulit Ibu, jadi dia tidak benar-benar terluka, kau tahu?”
Ini adalah kali pertama Dudu mendengar tentang bekam sehingga dia hanya mendengarkan dengan bingung. Butuh waktu sesaat baginya untuk mencerna fakta bahwa ibunya pergi untuk dibekam dan bukannya dipukuli. Penuh keraguan, dia mengajukan pertanyaan: “Kalau begitu, Yah, kenapa Ibu pergi untuk dibekam? Apa kesehatan Ibu jelek?”
Yuan Long tak tahu sebabnya, Yu Shanshan harus menjawab sendiri pertanyaan ini. Dia hanya bisa memberi putranya jawaban samar untuk saat ini. “Ibu akan merawat kakinya. Bekam bisa membuat kakinya sembuh lebih baik dan lebih cepat.”
Dudu tiba-tiba menyadari kalau dia akhirnya bisa melepaskan kecemasan di hatinya, dan sekarang bersedia untuk dengan patuh pergi ke kamar mandi demi menggosok giginya dan membasuh wajahnya.
Tanpa Dudu, raut di wajah Yuan Long memudar. Dia menghampiri Yu Shanshan dan duduk di sisi ranjangnya. Ditatapnya bekas-bekas di tubuh wanita itu lagi kemudian memikirkannya dalam benak, berusaha menerwa waktu Yu Shanshan pergi ke tempat bekam.
Selama dua hari terakhir ini, Shanshan akan pergi berbelanja tiap hari setelah dia mengantar Dudu ke sekolah. Dia tak mencurigai apa-apa, dan hanya berpikir kalau Shanshan cuma sedang bosan di rumah. Sekarang saat dia memikirkan tentang hal itu, Shanshan ternyata tidak pergi berbelanja sama sekali, tetapi pergi untuk sesi bekam.
Kalau Shanshan melakukan bekam demi kesehatan yang baik, wanita itu tak seharusnya menyembunyikan hal itu darinya. Tapi Shanshan merahasiakannya dan tak mau dirinya tahu. Maka bekam ini bukan demi kesehatan tubuh sama sekali, melainkan untuk tujuan lain. Ditambah lagi, Shanshan masih memiliki lubang-lubang bekas tusukan jarum di kulitnya….
Yuan Long langsung berspekulasi tetang apa yang sedang Shanshan lakukan.
Menyadari hal ini, tiba-tiba muncul ledakan amarah dalam hatinya. Kenapa kau tak menganggap serius tubuhmu sendiri? Bagaimana kalau tubuhmu mengalami kerusakan secara acak? Kesehatan yang lebih penting atau kecantikan dan kejelekan yang lebih penting?
Yuan Long sungguh tak percaya dengan cara lain untuk menurunkan berat badan selain dari olahraga. Segala jalan pintas yang menyatakan akan menurunkan berat badan dengan mudah itu memiliki harganya. Dia takkan membiarkan Shanshan mengambil jalan pintas agar tubuhnya bisa jadi kurus tanpa pandang bulu.
Untuk pertama kalinya sejak pertemuan kembali mereka, Yuan Long marah dengan Shanshan.
Dia langsung menundukkan kepalanya dan mencium bibir Shanshan dengan kuat. Giginya menggesek di antara bibir wanita itu. Mungkin ini juga adalah gigitan hukuman.
Yu Shanshan tak bisa bernapas, dalam kondisi linglung. Mulutnya masih sakit, dan dia tak bisa untuk tidak perlahan membuka matanya. Kemudian dilihatnya Yuan Long menatap dirinya dengan wajah kaku.
Yu Shanshan begitu ketakutan sehingga dia membuka matanya dan terbangun.
Dia bangkit dan duduk dalam diam, lalu mundur. “Apa yang kau lakukan?”
Yuan Long tak bicara. Pria itu menatapnya dan tampak agak dingin.
Ini adalah kali pertama sejak keduanya bertemu kembali ketika Yu Shanshan melihat pria itu menunjukkan ekspresi seperti itu, yang sangat serupa dengan bagaimana pria itu di masa lalu. Ekspresi Yuan Long biasanya memang dingin, dan terkadang wajah pria itu jadi lebih mengerikan lagi saat marah. Tapi akhir-akhir ini, Yuan Long bersikap lunak dan lembut kepadanya dan Dudu, sehingga Yu Shanshan lupa kalau Yuan Long masih mampu membuat raut yang dulu telah membuat dirinya ketakutan ini.
Dahulu, Shanshan takut pada bagaimana Yuan Long memberengutkan wajahnya, dan sekarang dia juga lumayan takut.
Yu Shanshan, merasa agak gentar, berusaha bertanya, “Ada apa denganmu? Kenapa kau menatap orang seperti itu?”
Yuan Long mencengkeram lengannya dan menarik dirinya mendekat, mengangkat bajunya untuk menampakkan kulit di baliknya. Pria itu bertanya ringan, “Apa ini?”
Yu Shanshan jadi panik dan buru-buru menarik turun bajunya untuk menutupinya.
Yuan Long melonggarkan tangannya. “Yu Shanshan, apa kau bisa menjelaskan kepadaku bagaimana kau mendapatkan tanda-tanda ini di tubuhmu? Kenapa kau ingin melakukan akupuntur dan bekam?”
Tak dinyana, dirinya ketahuan secepat itu, dan Yuan Long sekali lihat sudah tahu apa yang telah dia lakukan. Mata Yu Shanshan jadi gelisah dan tak berani mengatakan kalau dia sedang berusaha menurunkan berat badan, karena menurut apa yang dia ketahui tentang Yuan Long, pria itu pasti akan marah. Yuan Long akan membencinya karena tidak menganggap serius tubuhnya sendiri.
Jadi dia harus berbohong dan berkata, “Aku harus menyingkirkan kelembaban dan hawa dingin di tubuhku, dan ini bagus untuk kesehatanku.”
Yuan Long masih tampak tak percaya: “Benarkah? Lantas kenapa kau bilang kau sedang pergi berbelanja alih-alih mengatakan padaku tentang ini?”
Jantung Yu Shanshan bagaikan genderang yang ditabuh, namun mulutnya berpura-pura tak peduli dan berkata, “Oh, tak ada yang perlu dikatakan tentang ini. Lagipula, kau juga tak tahu banyak tentang hal ini. Apa yang akan kukatakan kepadamu?”
Saat Yuan Long menatapnya, sorot mata pria itu meredup, “Yu Shanshan, apa kau yakin kau masih ingin berbohong padaku?”
Yu Shanshan terpaksa mengerutkan lehernya dan mengingat kembali kejadian-kejadian di masa lalu kapan pun dirinya membuat kesalahan. Pada saat itu, setiap kali dia melakukan sesuatu yang membuat Yuan Long marah, pria itu tak memukul ataupun memakinya, melainkan menatap dirinya dengan sorot dingin, membuat hatinya terasa sangat tidak nyaman, yang mana bahkan lebih buruk daripada memukul dan memakinya. Shanshan kemudian akan dibuat kewalahan dengan cepat dan akan dengan patuh mengakui kesalahannya, mengindikasikan bahwa dia takkan pernah berani melakukannya lagi.
Setelah lewat bertahun-tahun ini, melihat Yuan Long dengan ekspresi berat dan dingin semacam ini, Shanshan tak menyangka kalau dirinya tak tahan dengan pria itu bersikap seperti ini, dan segera dirinya pun kalah. “Oh, kenapa kau melakukan ini? Aku tak melakukan hal yang buruk, kenapa kau begitu marah?”
Melihat Yuan Long masih tak bicara, Yu Shanshan tahu kalau pria itu tak bisa membiarkan saja hal ini sekarang. Kalau Yuan Long ingin tahu, dia bisa mencari tahu bahkan bila dia tak perlu mengatakannya. Shanshan sekalian saja mengaku dan mendapatkan perlakuan longgar dengan kejujuran dan kelonggaran.
Setelah mengerahkan keberaniannya, Yu Shanshan berkata, “Baiklah, aku akan bilang saja. Aku pergi melakukan bekam untuk menurunkan berat badan. Kenapa? Tak bisakah aku mencoba cara penurunan berat semacam ini?”
Kalimat terakhir diucapkan dengan berani, berusaha menemukan sedikit momentum untuk dirinya sendiri.
Sayangnya, hal itu tak bekerja dengan Yuan Long. Ekspresi pria itu jadi lebih jelek lagi. “Yu Shanshan, apa kau bahkan tahu kalau kau sudah menjadi seorang ibu? Kau masih tak mengerti apa yang bisa dilakukan dan yang tak bisa dilakukan? Kau ingin jadi kurus, oke, aku akan mendukungmu, tapi kau tak bisa mengandalkan metode-metode yang tak bisa dipercaya ini untuk menurunkan berat badan. Kalau tubuhmu sampai rusak, apa kau tahu apa konsekuensinya?”
Yu Shanshan belum berhasil diyakinkan meski sudah ditegur. “Bekam berasal dari pengobatan Tiongkok tradisional untuk menurunkan berat badan. Banyak penyakit bisa disembuhkan dengan akupuntur dan bekam, yang mana menunjukkan kalau akupuntur dan bekam itu bermanfaat. Aku tak minum obat secara membabi buta, jadi bagaimana itu bisa dibilang tak dipercaya?” Butuh waktu lama baginya untuk memutuskan pada akupuntur dan bekam demi menurunkan berat badan, dan dia tak mencoba metode-metode tidak aman lainnya.
Yuan Long mengerutkan bibirnya kuat-kuat dan menunjuk pada bekas-bekas di tubuh Shanshan. “Lihatlah luka-lukamu, memangnya itu aman? Juga, apa kau sudah mempertimbangkan efek sampingnya? Apakah itu buruk untuk kesehatanmu? Begitu berhenti, apa kau bisa menjamin kalau beratmu tidak akan langsung kembali?”
“Aku….” Yu Shanshan dibuat terbengong-bengong karena dia tak tahu apakah hal itu akan buruk bagi kesehatannya, dan juga tak tahu apakah berat badannya akan langsung kembali begitu dia berhenti. Diam-diam dia mencari di internet, dan banyak orang yang bilang kalau beratnya akan kembali, tapi di tak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Tapi tanpa sadar dia tak mau percaya kalau beratnya akan kembali, karena dia berharap metode itu akan efektif, bisa benar-benar membantunya menurunkan berat, akan membantunya menjadi tidak terlalu jelek dan tidak terlalu mencolok saat berdiri di samping Yuan Long.
Namun dengan ide menipu diri sendiri seperti itu, dia tak tahu bagaimana harus mengatakannya kepada Yuan Long.
Di hadapan pria itu, dirinya tampak seperti orang bodoh yang malang, sama sekali tak seperti Yu Shanshan yang tinggi hati dan penuh percaya diri.
Yu Shanshan tiba-tiba merasa sangat sedih dan merana. Meski dia tak mau menangis di depan Yuan Long, tetap saja sudah terlambat, dan air matanya turun tanpa bisa diduga.
Mulanya, Yuan Long hanya marah karena Shanshan tak menghargai tubuhnya, tapi dia tak mau membuat wanita itu jadi begitu sedih, apalagi sampai membuatnya menangis. Hal paling tak tertahankan dalam hidupnya adalah tangisan Shanshan. Dia tak pernah ingin melihat wanita itu menitikkan air mata.
Yuan Long mau tak mau mencondongkan diri dan memeluknya. Pria itu membelai rambut Shanshan dan meminta maaf dengan lembut, “Maaf, ini salahku. Aku tak seharusnya segalak itu. Jangan menangis.”
Yu Shanshan menangis lebih keras lagi, meronta untuk tidak membiarkan pria itu menyentuh dirinya.
Yuan Long tak memahami rasa rendah diri dan kesedihannya. Pria itu masihlah Yuan Long yang hebat dan menarik, namun dirinya adalah Yu Shanshan yang malang, yang telah diolok-olok di mana-mana dan jatuh ke tanah. Mereka sama sekali tidak berasal dari dunia yang sama.
Mungkin Shanshan seharusnya tidak membiarkan Yuan Long sekali lagi masuk ke dalam kehidupannya. Hasil dari tekanan semacam itu adalah dirinya menderita dan pria itu juga bersedih. Mereka sama sekali tidak cocok untuk bersama.
Dia nyaris mematahkan hati Yuan Long, dan bahkan bila dia tak mau pria itu melakukannya, dengan paksa Yuan Long memeluknya dalam dekapan, berusaha menyeka habis semua air matanya dan memintanya untuk tidak menangis. “Aku sudah bersikap tidak baik, jangan nangis, jangan nangis, sayang.”
“Aku bukan sayangmu.” Yu Shanshan begitu nelangsa sehingga dia mendorong Yuan Long, “Kau pergilah, aku bukan berasal dari dunia yang sama denganmu. Lanjutkanlah dengan kehidupanmu yang hebat. Orang gendut sepertiku tak pantas untuk bersama denganmu, dan kau tak perlu bertanggungjawab untukku karena Dudu. Aku tak butuh tanggungjawabmu. Aku tak pantas menerima tanggungjawabmu. Pergilah cari wanita yang lebih baik.”
“Yu Shanshan, omong kosong apa yang kau katakan?” Yuan Long marah dan terluka. Kata-kata Shanshan telah menusuk hatinya. Dia ingin memukuli pantat Yu Shanshan dengan sepuas hati, tapi dia takut akan membuat wanita itu menangis lebih keras lagi. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan dengan Shanshan.
“Yah, kenapa Ibu nangis? Apa badan ibu kesakitan?” Dudu Kecil, yang menunggu sarapan di ruang keluarga, tak bisa lagi menunggu orangtuanya keluar untuk makan, jadi dia pun berlari ke dalam kamar untuk mencari mereka, hanya untuk menemukan ibunya menangis sedih dalam pelukan ayahnya. Alam bawah sadarnya membuat dia merasa kalau luka-luka di tubuh ibunya pastilah sangat menyakitkan dan membuat ibunya menangis.
Dudu masuk, dan Yuan Long tak tahu bagaimana harus meneruskan percakapan itu, jadi dia harus menyeka air mata Yu Shanshan dan mencium dahinya seperti anak-anak, “Sekarang jangan nangis, oke? Kau jangan menangis saat kau bertemu Dudu, Dudu akan menertawakanmu.”
Yu Shanshan tak mau menangis dengan sedemikian parahnya di depan putranya. Dia buru-buru menghentikan air matanya, menyeka wajahnya. Dia mendorong Yuan Long menjauh dan bangkit, lalu berkata pada Dudu, “Ibu baik-baik saja, Gendut Kecil, pergilah sarapan dan berangkat ke sekolah, atau kau akan terlambat!”
Melihat ibunya telah mendapatkan kembali semangatnya, Dudu merasa lega dan meraih tangan sang ibu dan berkata, “Kalau beigtu keluar dan sarapan denganku. Ada telur yang enak.”
Yu Shanshan menepuk pantat kecil anak itu. “Pergilah makan. Ibu belum cukup tidur. Ibu ingin tidur sebentar lagi.”
Dudu, terbiasa pada kebiasaan ibunya untuk tidur sampai siang, mengangguk lalu berbalik untuk menarik ayahnya, “Yah, ayo sarapan sama-sama.”
Yuan Long menatap Shanshan dan melihat wanita itu berbaring kembali, menutupi wajahnya dengan selimut, jelas-jelas mengabaikan dirinya. Berpikir kalau Dudu nanti harus bersekolah, dia harus mengajak Dudu sarapan dan kemudian mengantar anak itu ke TK terlebih dahulu.
Setelah mengantar Dudu ke sekolah, Yuan Long kembali ke bagian bawah komunitas, tapi bukannya naik, dia malah duduk di sebuah kursi di alun-alun dan berpikir dalam diam.
Dia memikirkan tentang apa yang telah terjadi hari ini.
Dia marah tentang metode penurunan berat badan Shanshan yang gegabah. Dia tak suka kalau Shanshan menempatkan penurunan berat badan di depan kesehatannya. Yuan Long tak mengerti perilaku menurunkan berat badan Shanshan yang membabi buta, jadi dia marah pada wanita itu.
Namun air mata kesedihan Shanshan bagaikan cambuk pada hatinya yang membangunkan dirinya sepenuhnya.
Dia telah berpikir kalau dia bukannya tidak menyukai Shanshan, dia tak menganggap kalau Shanshan gendut ataupun tidak cantik, dia berharap Shanshan tidak rendah diri dan takkan peduli tentang bagaimana orang lain akan memandang dirinya.
Tapi bisakah kau benar-benar tak peduli kalau kau punya perasaan rendah diri?
Dari sudut pandang lain, kalau dirinya menjadi seorang pria gendut, yang sekali lagi dihadapkan dengan seorang wanita cantik memesona, akankah dia bisa duduk bersama wanita itu dan menerima pandangan dari orang lain tanpa peduli?
Tidak. Kalau dirinya jadi seperti itu, dia pasti akan merasa cemas bahwa dirinya tidak pantas untuk wanita itu dan pandangan yang akan ditariknya bila berada di sisi si wanita.
Yuan Long jadi merasa ingin menghajar dirinya sendiri. Dia benar-benar menerima begitu saja sehingga dia tak pernah berpikir tentang diri Shanshan dari sudut pandang wanita itu. Dahulu Shanshan begitu bangga dan memukau. Shanshan telah mengalami celah dari langit ke bumi. Bagaimana bisa Shanshan bersikap tak peduli seperti orang suci?
Shanshan ingin kurus karena ingin menjadi orang yang lebih baik. Apa ada yang salah dengan hal itu? Tidak. Namun Yuan Long tak pernah memahami Shanshan dan bahkan menyalahkan Shanshan karena memakai metode yang salah.
Yang harus dia lakukan bukanlah menyalahkan Shanshan, melainkan membantu Shanshan menjadi seperti yang diinginkaannya, untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan menjadi Yu Shanshan yang ingin dicapainya.
Sungguh konyol karena Yuan Long tak menyadarinya hingga sekarang. Tak heran Shanshan tak mau bicara kepadanya. Dia tidak melakukannya dengan cukup baik.
Yuan Long menatap menara jaga, terdiam selama sesaat, mengeluarkan ponselnya dan memanggil tantenya, Yu Miao.
“Tante, aku butuh bantuan.”
***
Setelah menutup teleponnya, Yuan Long naik. Rumahnya sunyi dan sarapan yang ditinggalkan di dalam wajan pagi ini tak tersentuh.
Yuan Long tahu kalau Yu Shanshan belum makan sejak pagi ini.
Dia mendorong pintu kamar hingga terbuka dan menemukan Shanshan masih terbaring di ranjang dalam posisi yang sama seperti di pagi hari, seakan wanita itu sedang tidur.
Perlahan Yuan Long menghampiri dan duduk di ranjang. Dia kemudian melingkarkan lengannya pada Shanshan, menyurukkan kepalanya ke leher wanita itu dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh Shanshan. Perlahan dan dengan lembut dia berkata di telinga Shanshan, “Sayang, aku salah. Kelak aku akan mendukungmu kalau kau ingin kurus. Aku akan membantumu menurunkan berat badan sama-sama, oke?”
Kelopak mata Yu Shanshan bergetar.
“Sayang, kalau kau pikir menjadi dirimu yang dahulu akan membuatmu percaya diri dan membuatmu senang, maka ayo kita bekerja sama untuk membuatmu menjadi seperti kau yang dulu sesegera mungkin, oke?”
Yu Shanshan tak bisa berpura-pura lagi. Perlahan dia membuka matanya dan tenggelam ke dalam mata hitam pekat Yuan Long begitu dia membukanya.
Yuan Long mencium matanya. “Jangan marah denganku, dan jangan bilang kalau aku tak perlu bertanggungjawab padamu. Kau adalah tanggungjawabku untuk seumur hidupku, dan aku takkan pernah melepaskanmu.”
Yu Shanshan tak pernah tahu kapan Yuan Long bisa bicara dengan sebaik itu. Dinding pertahanannya runtuh seketika dan dia ingin menangis lagi.
Pada kenyataannya, dia tidak marah dengan Yuan Long. Dia marah pada dirinya sendiri, dan dia hanya melemparkan seluruh kesedihannya pada pria itu. Belakangan dia mulai tenang dan merasakan penyesalan, dia tak seharusnya mengucapkan kata-kata itu untuk mengusir Yuan Long pergi. Yuan Long hanya melakukannya untuk kebaikannya sendiri, pria itu tak bersalah. Shanshan begitu ketakutan kalau Yuan Long benar-benar marah kepadanya dan pergi.
Sekarang bukan hanya Yuan Long tidak marah lagi, tapi juga kembali untuk minta maaf kepadanya.
Yu Shanshan tak tahan untuk menangis dan bertanya padanya, “Bukankah kau marah karena aku berusaha menurunkan berat badan?”
Yuan Long menyeka air mata Shanshan dan mencium kelopak matanya, “Aku akan mendukungmu untuk jadi kurus dan aku akan mengawasimu. Tapi ada satu hal: kau tak boleh menurunkan berat badan dengan cara sembarangan. Kita harus menurunkannya dengan cara yang paling ilmiah, oke?”
Yu Shanshan mengangguk sambil mencebik. “Aku takkan menurunkan berat badan tanpa pandang bulu. Aku takkan pergi ke tempat akupuntur dan bekam. Aku akan makan lebih sedikit dan olahraga lebih banyak. Aku takkan malas.”
Sudut mulut Yuan Long melengkung naik. Hatinya meleleh oleh kepatuhan Shanshan pada saat itu. Dia tak bisa menahan diri untuk memeluk Shanshan dengan lebih erat lagi, dan kemudian mengatakan pada wanita itu apa yang telah dia rencanakan jauh di dalam hatinya.
“Sayang, kenapa kau tak berhenti dari pekerjaanmu di sini dan kembali ke Ibu Kota bersamaku?”