Evil-like Duke Household - Chapter 86
Dikau mesti memanggil daku!… Bukan, daku, aku! Nama daku…. Bukan, namaku adalah Sera=Ractos!
Putri termuda keluarga Duke Ractos, dari Kerajaan Azolias, jadi tahun ini yang satu ini, ah! Aku, mendaftar ke dalam Sekolah Benua – Akademi Gabungan Diebold, Departemen Bansawan jangka pendek, yap!
Baik daku… aku, kakak lelaki dan perempuanku juga masuk dalam akademi ini, dengan kakanda Daria menjadi bagian dari Departemen Bangsawan jangka panjang, sementara Kakanda Grisis merupakan bagian dari Departemen Penelitian Sihir, ya!
Lalu, boneka laba-laba ini yang selalu aku bawa di sampingku adalah Mary-chan Kecil! Ini adalah sebuah boneka empuk yang dibuat untuk tampak persis seperti teman nenenda daku, seekor laba-laba besar dengan banyak mata merah yang mati sebelum aku dilahirkan, ya!
… Eh? Apakah aku baru saja memakai ‘daku’ secara tidak benar? Juga, terus menambahkan tanda seru pada akhir dari ucapanku juga?
Ah, ha, hari ini, umm,… ah ya, aku tak merasa telalu enak badan, ya.
Karenanya, meski memang agak kasar, biarkan aku bicara seperti ini.
Sama seperti yang telah kukatakan sebelumnya, aku adalah putri termuda dari Keluarga Ractos. Dengan kata lain, Diebold, yang namanya menjadi nama bagi akademi ini, adalah kakek buyut daku, ya.
Itulah sebabnya, sementara semua orang dari Azolias… contohnya Baginda Raja, Perdana Mentri, juga Perdana Mentri yang sebelumnya, tampak sungguh enggan tentang hal itu, tak ada pilihan lain bagiku untuk tidak mendaftar ke akademi tersebut.
Mereka yang telah kusebutkan di atas, terus berkata bahwa mereka khawatir karena sekolah adalah tempat berbahaya karena orang-orang dari berbagai negara juga bisa mendaftar ke dalamnya, tetapi kupikir mereka hanya terlalu khawatir, ya.
Aku sudah mencapai usia tiga belas tahun, juga bila secara kebetulan hal ‘yang tidak diharapkan’ yang mereka cemaskan tidak benar-benar terjadi, yah, rasanya akan membosankan, bukankah begitu, akan jadi tidak sehat, ya!
Pada zaman sekarang, orang menuntut segala yang bersifat mendunia, ya.
Juga, yang kubutuhkan saat ini adalah seorang teman berusia sama, ya.
Aku mengerti bahwa semua orang dari Kerajaan Azolias menjagaku dengan baik, dan itulah alasan bagi orang-orang itu berlaku demikian, namun karena mereka melakukan hal itu, teman-teman daku sendiri jumlahnya nol, ya!
Ah, yah, sebenarnya tidak sungguhan nol sih.
Cucu dari Perdana Mentri yang sebelumnya, Felix=Nest=Orzhova=Orzhov. Felic adalah teman daku.
… Yah, lebih daripada itu dia adalah tunangan daku, juga, jadi saat dia menjadi suami daku, jumlah teman daku akan benar-benar mencapai nol, ya.
Itulah sebabnya sebelum hal itu sungguhan terjadi, aku harus membuat teman di Akademi Diebold ini, ya! Itulah tujuan utama daku!
Sejauh ceritanya berlangsung, aku pernah mendengar bahwa baik ibunda dan nenenda daku cukup kesulitan juga dalam mencari teman, tetapi aku akan tetap melakukan yang terbaik, ya!
Yah, berkata demikian, sebenarnya aku cukup beruntung, bila kamu tahu, aku sudah menemukan seseorang yang tampaknya bisa menjadi teman daku, ya!
Ini adalah sesuatu yang terjadi kemarin.
“… Sera=Ractos! Apa kau dengar aku?!”
Orang yang berkata demikian adalah seorang gadis dengan rambut halus coklat kemerahan yang tumbuh hingga ke bahunya, dengan gaun ungu, dan alis tebal yang memberi kesan seorang gadis berkemauan keras.
“Biar aku mengenalkan diriku sendiri, namaku adalah Miria=Ursa, aku adalah seseorang dari keluarga duke di Kerajaan Rozz. Aku punya keluhan yang ingin kukatakan kepadamu!”
Gadis itu meletakkan tangannya di pinggul, berdiri mengancam.
Melihat bagaimana dia… Miria-chan bersikap, merupakan sesuatu yang membuat hati daku tergerak.
Lagipula, selama daku tinggal di dalam Kerajaan Azolias, tak ada seorang pun yang akan mengatakan isi pikiran mereka kepada daku, sama sekali.
“Ah, ada yang salah dengan daku? Apakah daku telah melakukan sesuatu yang membuat dikau ingin mengeluh?”
Sementara hati daku tergerak, pihak lawan adalah seseorang yang ingin mengucapkan keluhan mereka.
Itulah sebabnya, jadi semuanya tak menjadi masalah besar. Aku harus bersikap sesuai keadaan, ya.
Tapi….
“Itu! Itulah tepatnya! Kamu adalah keturunan langsung dari Tuan Diebold dan seorang putri Duke seperti aku, benar kan?! Itulah sebabnya, kau tak seharusnya memakai cara bicara itu! Itu tidak pantas!!”
Mendengar perkataan tersebut, sekali lagi hatiku tergerak.
Bila tempat ini adalah Azolias, tak peduli seberapa banyak pun daku mengucapkan pendapat daku tentang ingin membetulkan cara bicara ini, semua orang hanya akan mengabaikannya dengan berkata, “Ini bukanlah sesuatu yang seharusnya benar-benar kau khawatirkan, kan?”
Bahkan aku juga berpikir kalau aku harus melakukan sesuatu tentang itu, kau tahu!
Namun, gadis ini, Miria-chan, dia menunjukkan hal-hal itu dan mengucapkan keluhannya secara langsung, yeah!
“Oh, engk… kamu juga berpikir demikian, ya?! Da… aku juga berpikir demikian. tapi, tak peduli betapapun keras aku berusaha, aku tak pernah bisa menyingkirkan kebiasaan ini, ya!”
Mempertimbangkan bahwa apa yang telah Miria katakan adalah sesuatu yang tepat sasaran, aku berusaha untuk membetulkan pola bicaraku saat bicara, tetapi masih gagal karena pola bicaraku yang biasa tetap keluar pada akhirnya.
“Eh? Kamu juga berpikir kalau cara bicara itu aneh?”
“Tentu saja! Daku… aku juga! Aku selalu berpikir untuk membetulkan cara bicara ini, tetpai semua orang di negara asalku tak pernah menganggapnya serous, yeah!”
Saat aku berpikir bahwa ini tak bisa dibetulkan dalam waktu singkat, namun meski demikian, daku telah berusaha sebaik daku dan berhasil bilang kepadanya sambil berusaha memperbaiki beberapa kata di bagian tengah.
… Pola bicara ini bukan sesuatu yang kuperoleh dari kakek daku. Alasannya adalah saat Raja yang sekarang mewarisi tahta, Raja yang sekarang berusaha mengubah cara bicaranya untuk meniru Raja sebelumnya, dan hal itu menimbulkan rasa iri dari kakek daku,dan karenanya, sejak aku kecil kakek daku telah mengisyaratkan kepada daku untuk bicara seperti beliau dan karenanya hal itu menempel dan menjadi kebiasaan daku hingga sekarang. Begitulah kejadiannya, yeah.
Terlebih lagi, sama seperti yang telah kukatakan sebelumnya, karena tak ada seorang pun yang berusaha untuk benar-benar menegur daku untuk hal ini, hal ini pun berakar dengan mendalam dalam diri daku, dan bukan sesuatu yang bisa diperbaiki hanya dalam satu hari.
“Ah, jadi begitu ya… jadi begitu kejadiannya. Aku mengerti…. Hah! Ah, bukan, bukan hanya itu! Aku juga punya keluhan tentang boneka laba-laba itu!”
Miria-chan yang sepertinya larut dalam lamunan selama sesaat, mendadak mengangkat wajahnya sambil terlihat seperti sedang menyadari sesuatu, lalu lanjut dengan mengganti topik pada Mary-chan Kecil yang kupeluk, ya.
“Kenapa laba-laba?! Di tempat pertama, fakta bahwa kau terus membawa sebuah boneka ke mana-mana kamu pergi itu sudah tidak masuk diakal, kau tahu!! Bahkan meski aku juga sangat suka boneka, aku tak pernah berpikir untuk membawanya ke dalam kelas, tahu!! Juga, para pendamping itu! Meski aku adalah seseorang yang berkedudukan sama sepertimu, aku tka membawa siapapun ke dalam kelas, tahu?!”
Itu hebat. Sebuah argumen yang disuarakan dengan sempurna, bila aku harus berkata. Aku baru menyadarinya sekarang setelah Miria-chan mengatakannya.
Tak seorang pun yang pernah membawa boneka ke dalam kelas. Sekarang saat Miria-chan berkata bahwa itulah yang masuk akal, aku berpikir kalau hal itu memang benar.
Tapi, aku tak berdaya tentang pendampingnya, yap.
“Yah, bila dikau bertanya tentang laba-laba, ini adalah sesuatu yang nenenda daku buat dengan barang milik kakenda buyut, itu saja yang bisa kukatakan… tapi aku mengerti tentang membawa boneka ke dalam kelas, yeah! Setelah ini, aku akan meninggalkannya di dalam kamar daku, yeah! Ah, tapi soal pendamping, itu bukanlah sesuatu yang aku bisa melakukan sesuatu tentangnya. Itu adalah perintah dari Baginda Alto dan Perdana Mentri, karenanya….”
“Ah, eh? jadi laba-laba bukan hobimu…? Juga, para pendamping itu adalah perintah sang Raja? Terlebih lagi, kamu itu cukup jujur, eh. Sejujurnya saja, kukira kami akan membantah apapun yang kukatakan, lho.”
Mendengar jawaban daku, Miria-chan menjadi agak santai seiring dengan cara bicaranya yang melunak bila dibandingkan dengan sebelumnya.
“Aku bukan orang bodoh yang takkan mendengarkan nasihat orang lain. Terlebih lagi, Miria-chan itu luar biasa, yeah! Dikau dengan benar mengingatkan caraku bersikap, cara bicara dikau juga sempurna, Miria-chan, dikau persis seperti seorang nona bangsawan ideal daku, yeah! Bila memungkinkan, aku berharap supaya dikau menjadi teman daku!”
Seperti yang telah aku katakan sebelumnya, setelah percakapan kami sampai pada titik ini, aku mulai merasa ignin menjadi lebih dekat dengan Miria-chan, jadi aku memintanya untuk menjadi teman daku.
Jadi, aku meraih tangannya dan bergerak lebih dekat kepadanya. Setelah tampak kaget selama sesaat, Miria-chan menjawab dengan nada suara yang agak lebih tinggi.
“Hm, hmph! Yah. Kalau kamu bisa memperbaiki kebiasaan tidak pantas itu, yah? Mungkin, hanya mungkin, kupikir aku akan menjadi temanmu, lho? … Karena saat ini, kamu masih tidak pantas untuk menjadi temanku, kan? Bukankah akan lebih baik bila kau mengubah dirimu sendiri terlebih dahulu dengan cara mendengarkan nasihatku dari waktu ke waktu, kan?”
Miria-chan berkata demikian sambil memalingkan wajahnya berusaha menghindari kontak mata, lalu dia melepaskan tangan daku, dan dengan cepat berjalan pergi ke suatu arah yang sepertinya adalah kamarnya.
Miria-chan telah mengatakannya sendiri. Bila aku bisa memperbaiki kebiasaanku ini, dan bila aku bisa bersikap lebih pantas sebagai seorang nona bangsawan, dia bilang dia akan mejadi temanku, ya.
Memperbaiki diriku sendiri adalah tujuan semula daku, dan dengan melakukan hal itu, Miria-chan akan menjadi teman daku.
Lagi, kupikir memang merupakan piihan tepat untuk mendaftar ke dalam akademi ini.
Aku yakin, bila aku tinggal di Azolias, pemikiran tentang memperbaiki kebiasaan ini secara serius, mempelajari pengetahuan umum tentang seorang nona bangsawan, atau bahkan mendapatkan teman akan menjadi tugas yang mustahil, dan aku akan berakhir dengan tumbuh menjadi seorang dewasa yang salah, yeah.
Kakenda, , ayahanda, ibunda, juga para kakanda.
Aku akan berusaha sebaik mungkin, aku akan mendapatkan banyak teman, menjadi seorang nona bangsawan yang menakjubkan dan mewarisi keluarga! Lihatlah diriku, yeah!