Evil-like Duke Household - Chapter 88
- Home
- Evil-like Duke Household
- Chapter 88 - Selingan: Instruktur dan Divisi Ksatria Jangka Pendek dan Duo Bego
Namaku Visenga… yah, bahkan bila aku menyebutkan namaku di sini, tak seorangpun yang akan tahu, eh.
Lalu apakah yang ini akan membuatmu teringat, Komandan dari Unit Zirah Berat Pasukan Ksatria Kerajaan Azolias? Itu aku, yah, dulunya begitu.
Itu benar, semuanya sudah jadi masa lalu.
Aku sudah pensiun, dan sekarang aku mendorong kursi komandan kepada si maniak zirah itu… ke si Erza itu, hah!
Hal itu, yang terjadi dua puluh tahun yang lalu. Kekisruhan yang terjadi karena sang Gubernur dan putranya… ups, seharusnya aku memanggil dia sebagai kepala keluarga sekarang ini.
Mereka berdua adalah korban dari rumor gelap tertentu. Dan karenanya, berkat penjelasan dari Raja terdahulu bahwa semua rumor itu hanya rumor tak berdasar, pendapat orang-orang tentang Erza, juga ikut berubah.
Mendadak jumlah orang yang takut kepadanya ebrkurang, dan karena Erza sendiri memasang alat sihir megafon ke dalam zirahnya, sekarang dia jadi bisa saling memahami dengan pasukannya.
Jadi, karena aku sudah lelah menjaga dia, juga karena aku telah menyimpan uang cukup banyak, aku pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari pasukan ksatria.
Yah, aku memang pernah berpikir bahwa mungkin tidak masalah bahkan bila aku meneruskan pekerjaanku sebagai ksatria sedikit lebih lama lagi karena aku belum mencapai usia pensiun, tetapi aku telah menemukan pekerjaan yang lebih mudah daripada harus berurusan dengan Erza.
Itu benar, pekerjaan itu adalah di Sekolah Benua – Akademi Gabungan Diebold.
Saat ini, aku bekerja sebagai instruktur untuk divisi ksatria. Aku sudah sepenuhnya terbiasa dipanggil Instruktur ketimbang Komandan.
Yah, bila dibandingkan dengan sekolah ksatria di Akademi Azolias, yang ada di sini jauh lebih santai dan karenanya aku bisa melakukan apapun yang menurutku sesuai.
Megitu aku bilang kalau aku dulu pernah menjadi komandan dari Pasukan Ksatria Kerajaan Azolias, mereka toh langsung mempekerjakanku.
Jadi, divisi ksatria ini. Meski secara keseluruhan disebut sebagai divisi ksatria, di sini masih dipisah menjadi tiga jalur lain.
Jalur Ksatria Tempur, Jalur Kepemimpinan, dan Jalur Jangka Pendek.
Kurikulum untuk dua yang pertama persis seperti yang tertera pada namanya. Jalur yang mempelajari seni pertempuran dan seni memimpin pasukan. Sementara itu Jangka Pendek berbeda dari keduanya.
Bila aku harus menyederhanakannya, Divisi Ksatria Jangka Pendek hanyalah versi divisi ksatria dari Divisi Bangsawan Jangka Pendek.
Bila aku harus menggambarkannya lebih jauh lagi, maka itu adalah jalur bagi mereka yang ingin memiliki pencapaian lulus dari Akademi Diebold.
Jalur ini adalah jalur bagi mereka yang ingin lulus cepat dalam waktu tiga tahun, dan kemudian kemudian mendaftar ke Sekolah Ksatria Azolias sembari memegang gelar Alumni Akademi Diebold di tangan mereka.
Nama lain dari sekolah itu adlah, Sekolah Ksatria Privat Azolias.
Kekuatan tentara dari Kerajaan Azolias sudah terkenal, dan saat berurusan dengan kaum muda perbedaan dalam kekuatannya jadi lebih kentara, mungkin karena keturunan, tetapi perbedaan dalam kekuatan mereka seperti langit dan bumi.
Dan karenanya, diputuskanlah untuk membuat saja sekolah dari hal itu dan sebagai hasilnya adalah hanya membuat mereka yang mendaftar dari negara asing jadi kelihatan menyedihkan.
Bahkan para instruktur juga tidak terkecuali karena kudengar tidak sedikit yang kehilangan kepercayaan diri mereka saat mereka mengajar di sekolah itu. Hal itu tak ada hubungannya denganku, jadi kenapa aku harus peduli.
Apa tujuanku, tanyamu? Yah karena satu dan lain alasan, tentunya yang menjadi instruktur untuk jangka pendek adalah aku.
Aku lumayan menyukai kelas ini karena rasanya sedikit memberi perasaan nostalgia dan memang sedikit memberikan rasa lelah bila dibandingkan dengan kegiatan membosankan lainnya.
Juga, di sini jauh lebih mudah daripada mengurus Erza.
… Hanya sampai sebelum beberapa tahun yang lalu, begitulah.
Itu benar, waktu itu dua tahun yang lalu.
Dua tahun yang lalu, pelajaran pertama untuk Divisi Ksatria Jangka Pendek setelah upacara penerimaan sekolah.
Aku sudah merencanakan supaya mereka memperkenalkan diri mereka sendiri, melakukan pertandingan kecil-kecilan, kemudian mengakhiri hari saat waktunya tiba.
… Tapi itu ada di sana. Orang yang mengenakan zirah hitam pelat utuh. Terlebih lagi, mereka ada dua.
Aku tak punya apa-apa selain firasat buruk saat menatap mereka. Salah satu dari mereka adalah seorang gadis, kau tahu, rambutnya juga merah, tingkat kemiripan wajahnya dengan maniak zirah itu membuat perutku mulas.
Tentu saja, firasat burukku memang tepat sasaran.
“SENANG EBRTEMU DENGAN ANDA! Nama saya Saria=Helix! Saya berasal dari Kerajaan Azolias, Keluarga Viscount Helix! Saya sudah mendengar banyak cerita tentang Instrutur dari ibu saya! Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda!”
Hehe… lihat, dia kelihatan sama persis seperti Erza versi 2, lho. Eza versi 2. Aku merasa sepertinya sarapanku sudah akan keluar dari mulutku, kau tahu.
Sekarang, mari dengar apa yang diucapkan yang lainnya. Yang lelaki. Aku yakin kalau dia juga berbahaya.
“Instruktur, saya adalah adik kembar dari Saria=Helix yang telah memperkenalkan dirinya sebelum saya, nama saya adalah Gran=Helix. Saya berkeinginan untuk menjadi Komandan Unit Ksatria Zirah Berat sama seperti Ibu dan Instruktur, jadi saya akan sangat berterima kasih bila Instruktur bersedia mengajari saya dengan semestinya.”
Mereka berdua adalah anak-anaknya Erza. Terlebih lagi, mereka berdua mengenakan zirah logam hitam pelat utuh, kau tahu. Aku yakin bahwa itu adalah logam hitam, aku yakin itu. Kali selanjutnya mereka membuka mulut mereka, aku yakin kalau mereka akan bicara tentang logam hitam.
“….”
“….”
“… Eh? Kalian takkan mau bicara tentang logam hitam?”
Ayolah, siapa yang bahkan akan menegurku karena mengatakan hal itu keras-keras, kan? Keduanya adalah anak-anak Erza, mengenakan zorah hitam itu, kan? Tentunya mereka akan membicarakan tentang logam hitam itu, kan? Tapi mereka tak melakukannya. Apa ini? Mimpi?
“Aah! Instruktur, bukannya saya memiliki obsesi yang sama atas kerasnya logam hitam seperti ibu saya, lho! Lagipula tujuan saya adalah memasuki Unit Khusus!”
“Hal itu sama dengan saya. Meski saya ingin memasuki Unit Zirah Berat, dan saya masih berpikir bahwa pertahanan itu penting… saya tak punya obsesi apapun terhadap logam hitam.”
Eh, serius? Bahkan meski kalian kelihatan mirip dengan Erza?
Sekarang karena mereka telah mengatakannya, setelah kulihat lebih dekat, zirah yang dikenakan oleh gadis bernama Saria itu memang hitam tetapi kelihatan seperti zirah yang tipis, sementara anak lelaki bernama Gran mengenakan zirah kokoh yang berat namun tak ada sedikitpun hiasan yang dibuat dari logam merah yang sama sekali tak berguna untuk pertahanan seperti zirah si Maniak Metal itu. Zirah mereka sederhana bila dibandingkan.
Mungkin, mereka memang mirip seperti Erza, tetapi di bagian dalam adalah seperti Zen=Helix itu? Kalau demikian, maka aku akan jadi benar-beanr gembira.
“Hmm…! Yah, kalau begitu bagaimana kalau kalian menunjukkan padaku apa yang kalian punya. Untuk memperkenalkan diri kalian, bagaimana kalau kalian berusaha menerjang sambil memukul target.”
Sama seperti arti namanya, menerjang sambil memukul target mengharuskan siswa memukul target yang sudah disiapkan yang perlahan-lahan bergeser pada satu garis lurus/
Dengan seruanku sebagai sinyal, para siswa memelesat bergiliran, menyabet pelindung yang dipasangkan pada target.
Hmm. Meski masih kasar, bukankah mereka melakukan pekerjaan bagus, eh? Ada banyak anak hebat yang sepertinya bisa mengamankan tempat di Pasukan Ksatria Azolias.
Sekarang, giliran dua orang yang bermasalah itu.
Dari percakapan kami sebelumnya, aku merasa agak lega tentang mereka berdua… tidak, biarkan aku meralatnya, aku ceroboh.
Hehe… aku sudah mengatakannya sebelumnya kan? Bahwa firasat burukku tepat sasarab.
“Instruktur, saya minta izin untuk mengaktifkan Zirah Sirkuit Sihir!”
Begitu gilirannya tiba, Saria mendadak berkata demikian padaku, meminta izin dariku.
“Zirah Sirkuit Sihir? Zirah itu, punya sirkuit sihir?”
“Ya! Zirah ini didesain sedemikian rupa sehingga tidak bisa dipakai tanpa izin dari pejabat yang lebih tinggi, ya!”
“Heeh.”
Sekarang saat aku melihatnya dengan seksama, pada bagian belakang zirahnya terpasang sebuah alat sihir aneh yang biasanya takkan orang temui pada bagian belakang zirah.
Pedang dua tangan yang dia gunakan memiliki panjang yang sama dengan pedang normal, tetapi saat dilihat dengan seksama, sepertinya pedang itu memiliki sirkuit sihir yang lebih rumit daripada Batu Sihir Internal yang Erza pakai.
Sekarang aku ingat, meski aku tak pernah benar-benar memakainya sebelumnya, tapi aku pernah mendapat informasi tentang Zirah Sirkuit Sihir ini.
Sederhananya, ini adalah zirah yang ditempeli sirkuit sihir pada seluruh tubuhnya, memakai batu sihir untuk mengaktifkannya, dan memiliki kelemahan yaitu pertahanannya turun drastis bila dibandingkan dengan zirah lain yang berukuran sama.
Tetapi sepertinya sirkuit sihir itu menambah kekuatan tak tertandingi saat diaktifkan.
Fakta bahwa sirkuit itu memberi beban berat pada penggunanya membuatnya tidak bisa diaktifkan tanpa izin dari atasan, yang disebut sebagai kelemahan lain dari benda ini.
Bagaimanapun, itulah gambaran tentangnya, dan karenanya aku pun memberikan izinku kepadanya.
Tapi, kau tahu, sungguh tidak bijak bagiku untuk memberikan izin mengaktifkan sesuatu yang aku sendiri tak mengerti fungsinya.
“Mengkonfirmasi izin instruktur! Aktifkan Zirah Sirkuit Sihir! Tekanan Sihir, Fungsi Normal! Mengkonfirmasi Keselamatan Belakang! Semua fungsi, normal! …Saria=Helix, MELUNCUR!”
Mendadak, api hijau yang dibuat dengan sihir memancar keluar dari bagian belakang zirahnya bersama dengan suara ledakan yang tak pernah kudengar sebelumnya. Sesaat berikutnya, benda hitam itu sudah mencapai sasaran, dengan seluruh target dibelah menjadi dua dengan meninggalkan sebuah tanda merah panas pada permukaannya.
Biarkan aku mengatakannya sekali lagi. Hal itu terjadi dalam sekejap. Semua murid baru juga membuka mulut mereka, tercengang kaget.
… APAAN TUH?!
“OI! Saria=Helix!! Ap… apa-apaan itu!! Lihat, tanahnya sampai tercongkel, tahu!!”
Aku baru sadar.
Si bego itu bergerak dalam sekejap sembari menciptakan sisa tanah yang tercungkil.
Siapa yang akan memperbaiki ini… eh, aku?
“HYA-HA-! Instruktur! ini adalah Zirah Sirkuit Sihir terbaik! Cuma ada satu di dunia, pesanan khusus!! Nama resmi, Zirah Tenaga Jet Mana – Sirkuit Sihir Penuh – Lapis Logam Hitam; Tipe Tiga Nozzle Delapan Gerbang!! Saya menyebutnya! SUPER MACH SARIA MK1, ITU DIA!!”
Dengan tensi yang lebih tinggi ketimbang ketika Erza membual tentang zirahnya, Saria yang tiba pada tujuan meneriakkan sesuatu yang tidak jelas dengan suara keras.
“JUGAAA! INI ADALAH REKAN SUPER MACH SARIA MK1!! NAMA RESMI, PEDANG DUA TANGAN LAPIS SIRKUIT SIHIR DENGAN GETARAN FREKUENSI TINGGI!! PEMBASMI SEMPURNA SARIA, ATAU ITULAH SEBUTAN DARIKU!!”
“DENGARKAN AKU SIALAN!! AKU TAKKAN MENGERTI BAHKAN BILA KAU MENJELASKAN SEMUA ITU!! HENTIKAN ZIRAH ITU! INI PERINTAH!! HENTIKAN! ZIRAH ! ITU!!”
Tampaknya dia masih bisa mengikuti perintahku tak peduli betapapun tinggi tensinya, karena Saria mematikan fungsi zirahnya dengan benar.
‘Zirah Sirkuit Sihir yang memberikan penggunanya pengalaman kecepatan yang tak pernah bisa dirasakan oleh seorang pun di dalam medan perang sekarang ini menjadi pusat perhatian sebagai zirah gemerasi baru! Meski zirah ini memiliki kecenderungan untuk memilih pemiliknya sendiri, itulah hal bagus tentang zirahnya, ya! Performa memukau yang takkan bisa dirasakan siapapun selain sang orang terpilih!! Saya tak bisa lagi puas dengan zirah lain!!”
“Sialan, bocah ini masih berisik bahkan saat zirahnya sudah dimatikan! Jangan cuma matikan tuas untuk zirahnya, hentikan juga tensi tinggi itu, dasar kau dodol!! Kampret, gadis ini memang adalah anak perempuannya Erza!! Beraninya kau menghancurkan harapanku!!”
Saat aku menundukkan kepalaku sambil memegangi mataku yang berair, si adik… Gran, mulai mencolekku sambil minta maaf.
“Instruktur, saya sangat menyesal. Kakak saya akan terus berada dalam tensi seperti itu dalam waktu cukup lama kapanpun dia mengaktifkan zirahnya…. Saya tahu bahwa dia agak berisik saat jadi seperti ini, tetapi tolong bertahanlah dengannya.”
Saat ini, aku merasa terselamatkan dengan fakta bahwa si adlik laki-laki adalah pihak yang waras di antara keduanya.
Tampaknya bocah ini bukan seseorang yang akan menaruh beban pada lambungku seperti yang lainnya itu, Erza versi 2.
Bahkan bobot dari sarung tangannya yang kurasakan saat dia menepuk-nepuk bahuku membuatku merasa tenang… kenapa, aku merasa kalau sarung tangan itu berat sih….
“Aih, Kakak jadi begitu bersemangat hanya karena kecepatan saja, padahal Ibu sudah mengatakan pada kami bahwa hal yang paling penting adalah pertahanan mutlak….”
Eh? Anak ini barusan bilang apa…?
Nggak mungkiiiin… Mustahil itu benar… kan?
“Oi, Gran=Helix. Zirahmu itu dibuat dari apa?”
“Ya. Zirah saya dibuat sepenuhnya dibuat dengan logam hitam.”
Yang benar saja.
Kau tadi bilang kalau kau tak terobsesi dengan itu?
“Kalau ada logam lain yang memiliki kepadatan lebih tinggi daripada logam hitam, saya dengan senang hati akan menukarnya dengan yang itu.”
Aah, kau benar-benar tidak terobsesi dengan logam hitam, eh.
… Omong-omong, ketebalannya, berapa sentimeter?
“Sepuluh.”
Ketebalannya tidak masuk diakal! Seperti yang sudah kuduga, yang ini juga lewat! Dia itu cuma maniak pertahanan!!
Aah, aku ingin berhenti jadi instruktur….