Fortunate To Meet You - Chapter 27
Hati terasa Liang Zheng sangat manis malam ini.
Sekembalinya ke kamar, dia tidak bisa menahan dirinya untuk bergegas naik ke tempat tidur, memeluk bantal dan berguling dua kali.
Setelah mandi, dia berbaring di tempat tidur sambil memegang ponselnya dan berkirim pesan dengan Zhou Xu.
Padahal baru saja mereka bertemu, tapi pembicaraan mereka tidak ada habisnya. Berada di kamar berseberangan, mereka berkirim pesan hingga jam satu pagi.
Keesokan paginya, Liang Zheng tidur hingga baru bangun jam sembilan pagi. Setelah membersihkan diri dan keluar dari kamar, dia melewati kamar Zhou Xu dan tanpa sadar melirik ke dalam. Pintu kamarnya terbuka, tidak ada orang di dalamnya. Mungkin dia sudah bangun pagi-pagi sekali.
Liang Zheng berjalan ke lantai bawah, ketika sampai di lantai dua, dia mendengar Bibi Zhou mengobrol dengan seseorang di ruang tamu.
Liang Zheng turun dan menemukan ada seorang anak laki-laki lain di ruang tamu.
Zhou Xu duduk bersandar di sofa tunggal sambil membaca buku. Dia sangat pendiam ketika tidak berbicara, tapi aura keberadaannya sangat tampak. Liang Zheng hanya melirik sekilas sudah langsung menemukan pemuda itu.
Hati Liang Zheng sedikit berdebar. Kemudian barulah dia menyadari seorang lelaki yang duduk di sofa tengah dan sedang mengobrol dengan Bibi Zhou.
Zhou Yuzhi mendongak dan melihat Liang Zheng berjalan turun, memanggil Liang Zheng sambil tersenyum, “Zhengzheng, sudah bangun?”
Liang Zheng tersenyum manis dan menjawab, “Iya!”
Dia berjalan mendekat dan Zhou Yuzhi memperkenalkannya, “Ini Zhou Qi, adik sepupu A Xu.”
Dia berkata lagi pada Zhou Qi, “Ini Zhengzheng, anak perempuan teman baikku.”
Liang Zheng tersenyum, “Halo.”
Setelah Zhou Yuzhi memperkenalkan Liang Zheng, dia bangkit berdiri dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan, membiarkan para muda-mudi itu bermain sendiri.
Meski Zhou Qi adalah sepupu Zhou Xu, tapi kepribadian mereka berdua jelas berbeda. Zhou Xu adalah tipe orang yang hanya duduk diam dan kebanyakan tidak banyak orang yang berani bicara banyak dengannya. Dirinya tampak begitu dingin hingga memengaruhi udara di sekitarnya.
Zhou Qi sangat berbeda. Dia sangat ceria dan tipe lelaki yang periang.
Hanya melalui obrolan singkat, dia sudah akrab dengan Liang Zheng. Dia membawa sebuah robot kecil yang dapat menerima instruksi, membuat gerakan dan berbicara. Dia menunjukkannya pada Liang Zheng bagaikan harta karunnya. Liang Zheng baru pertama kali melihatnya, merasa sangat aneh. Dia berjongkok di lantai dengan Zhou Qi di depan meja kopi dan memperhatikan robot itu sambil memberikan instruksi.
Keduanya sangat dekat. Liang Zheng menatap robot di atas meja dengan mata berbinar, senyum manisnya dan terus-menerus bertanya pada Zhou Qi.
Kedua orang itu semakin dekat, bersama-sama menatap robot kecil di atas meja. Zhou Xu yang duduk di sofa, tidak bisa menahan kerutan di keningnya saat melihat kedekatan kedua orang itu. Seketika dia api cemburu mulai membakarnya.
Dia tiba-tiba bangkit berdiri dan menendang Zhou Qi.
Zhou Qi mengaduh dan mendongak menatap Zhou Xu, “Kenapa?”
Zhou Xu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menatapnya dan berkata dingin, “Ikut aku ke atas.”
Setelah mengatakan ini, dia pun naik ke lantai atas.
Zhou Qi sedikit kebingungan. Dia menyentuh kepalanya dan bertanya pada Liang Zheng, “Aku naik sebentar, kamu mainkan sendiri saja dulu.”
“Oke.” Liang Zheng terfokus pada robot kecil itu, dia mengulurkan tangan untuk menyentuh robot itu dan matanya melengkung karena senyum. Lucu sekali.
Zhou Qi mengikuti Zhou Xu ke lantai atas, memasuki ruang belajarnya dan bertanya, “Ada apa, Kak?”
Zhou Xu mengambil buku dari rak dan pergi ke balkon, dia menarik kursi dan duduk setengah berbaring.
Dia duduk setengah berbaring sambil membaca dan tidak mengatakan apa-apa.
Zhou Qi sedikit kebingungan, dia ikut ke sana, “Kenapa sih, Kak?”
Zhou Xu terdiam beberapa saat sebelum berkata, “Mamamu minta aku untuk mengawasi studimu. Pertama, tulis laporan analisis pasar untuk kulihat.”
Zhou Qi, “…”
“Sekarang?”
“Hmm.”
“Aku tidak bawa laptop.”
“Pakai punyaku.”
Zhou Qi, “…”
Zhou Qi tercengang untuk waktu yang lama. Melihat sepupunya, mulutnya terbuka dan tertutup lagi.
Akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan menerima nasibnya. Masuk ke dalam dan menyalakan komputer.
Dia berpikir sangat lama, tapi dia masih tidak paham. Di bagian mananya dia menyinggung sepupunya ini? Sampai menyuruhnya menulis laporan analisis pasar pagi-pagi buta begini…
Zhou Qi menggaruk kepalanya dan menulis laporan, sungguh sangant membosankan. Dia pun bertanya, “Kak, boleh tidak aku berhenti menulis?”
“Tidak bisa.”
Zhou Qi menghela napas dan kembali menulis sebentar. Dia tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya pada Zhou Xu, “Kak, menurutmu Liang Zheng cantik tidak?”
Zhou Xu mendengarnya di luar, tapi tidak menanggapi.
Dia menutup bukunya dan melemparkannya ke meja samping, bangkit berdiri dan meninggalkan balkon.
Zhou Qi masih terus berkata, “Entah dia sudah punya pacar atau belum. Kurasa kepribadian dia sangat ceria, cantik sekali saat sedang tersenyum.”
Zhou Xu mengambil dua buku dari rak dan melemparkan ke atas meja tempat Zhou Qi berada.
Zhou Qi mendongak dan bertanya, “Kak, menurutmu aku cocok tidak dengannya?” Dengan kepribadian yang mirip, mereka pasti akan cocok berbaur bersama.
Zhou Xu meliriknya dan berkata dingin, “Tidak cocok.”Dia melanjutkan ucapan menusuknya, “Dia tidak suka orang semacam kamu.”
Dia lalu mengetuk dua buku di atas meja dengan tangan kanannya, “Baca sampai habis, nanti malam akan aku periksa.”
Zhou Qi, “Hah?!!”
Zhou Xu mengabaikannya, memasukkan kedua tangan ke dalam saku dan langsung beranjak pergi.
Ketika Zhou Xu turun ke bawah, Liang Zheng masih berada di sana sambil mengamati robot itu.
Zhou Xu berjalan mendekat, mengambil robot itu dan mematikannya.
Liang Zheng menjerit kecewa. Ketika berbalik, dia melihat Zhou Xu duduk di sofa belakangnya.
Zhou Xu melirik robot di tangannya, lalu mengangkat kelopak matanya untuk menatap Liang Zheng, “Kamu suka yang seperti ini? Nanti aku hadiahkan untukmu. Barang milik orang lain, apa bagusnya.”
Liang Zheng menatap Zhou Xu dan tidak tahu ada apa dengan pemuda ini.
Dia mengulurkan tangannya untuk mengambil robot itu, Zhou Xu menolak untuk memberikan dan malah memegang tangannya, “Tidak boleh.”
“Kenapa?”
“Nanti kubelikan untukmu.”
Liang Zheng tercengang.
Dia menatap Zhou Xu dan perlahan mulai mengerjapkan matanya. Seolah mendapat pencerahan, sudut bibirnya perlahan tertarik dan tubuhnya bergerak sedikit mendekat. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat mata Zhou Xu.
Zhou Xu juga balas menatapnya dengan mata hitamnya.
Liang Zheng tidak bisa menahan tawa dan berbisik, “Zhou Xu, kamu cemburu?”
Karena tadi dia main robot di sini dengan Zhou Qi, jadi Zhou Xu cemburu?
Zhou Xu melirik Liang Zheng dan mengabaikannya.
Liang Zheng tertawa dan tiba-tiba merasa bahwa Zhou Xu yang sedang cemburu itu sangat manis.
Ada sedikit rasa ingin menciumnya, tapi Bibi Zhou sudah berteriak dari ruang makan, “Ayo sarapan.”
Liang Zheng berdiri dari lantai sambil menahan senyum, “Kami datang.”
Dia berlari dengan hati senang ke ruang makan.
♥♥♥
Bulan Juli adalah minggunya ujian.
Liang Zheng ingin mempelajari ulang mata kuliahnya hingga tidak punya banyak waktu untuk kencan.
Zhou Xu sering datang kemari untuk bermain basket dengan Qin Song dan yang lainnya. Biasanya mereka selesai main basket saat Liang Zheng juga selesai belajar dan keluar dari perpustakaan, mereka akan mengajaknya makan malam bersama.
Zhou Xu yang setelah pacaran dengan Liang Zheng sangat terlihat perbedaannya. Meski masih bersikap dingin, tapi dia akan sesekali bercanda dengan Qin Song dan Yang Sheng. Saat suasana hatinya sedang bagus, dia akan tersenyum sebentar.
Setelah bermain basket di lapangan indoor, Zhou Xu duduk di tangga untuk minum air sambil memegang ponsel di tangan lainnya untuk membalas pesan Liang Zheng.
Qin Song datang mendekat dan mengambil sebotol air di lantai, dia bertanya, “Minggu depan hari ulang tahunmu, Liang Zheng akan tetap tinggal untuk merayakan ulang tahunmu, kan?”
Masalah ini belum sempat dibahas, Zhou Xu pun menjawab, “Tergantung situasinya.”
“Harus tinggal, lagi pula cuma beberapa hari.”
Setiap tahunnya, Yang Sheng dan yang lainnya akan menyelenggarakan acara ulang tahun untuk Zhou Xu. Zhou Xu sendiri sebenarnya tidak terlalu peduli.
Ketika dia pergi menjemput Liang Zheng untuk makan malam, dia sekalian bertanya.
Liang Zheng tertegun sejenak. Dia mendongak dan bertanya, “Tahun ini masih akan ada pesta ulang tahun?”
Zhou Xu menatapnya, “Kamu ingin kita lewatkan berdua saja?”
Liang Zheng tertegun sesaat.
Dia memiliki trauma sendiri terhadap pesta ulang tahun yang tahun lalu. Kalau bisa, tentu saja dia ingin berdua saja dengan Zhou Xu.
Tapi Zhou juga punya teman-temannya, dia tidak boleh mengajukan permintaan seperti itu.
Dia berkata sambil tersenyum, “Ulang tahunmu, kamu boleh lewati sesuai yang kamu mau.”
Zhou Xu berkata, “Aku tidak suka merayakan ulang tahun.”
Zhou Xu memang tidak suka merayakan ulang tahun. Dia tidak suka suasana yang meriah, terlalu berisik. Di tahun-tahun sebelumnya, Yang Sheng dan yang lainnya ingin membuat pesta, dia juga tidak mempermasalahkannya.
Tapi tahun ini, dia lebih ingin melewatkannya bersama Liang Zheng.
Jadi di bar hari itu, ketika Yang Sheng menanyakan tema apa yang akan diangkat tahun ini, Zhou Xu berkata, “Tahun ini tidak usah buat pesta.”
Yang Sheng terkejut dan berteriak kecewa.
Qin Song tertawa dan menendang Yang Sheng, “Percuma kamu sudah pernah pacaran, masa tidak mengerti yang namanya ‘dunia milik berdua’.”
Yang Sheng tiba-tiba tertawa, “Benar juga. Baiklah kalau begitu, tahun ini kita tidak akan jadi obat nyamuk.”
Zhou Xu sedang duduk dan minum alkohol, terlalu malas untuk memedulikan kedua orang itu.
Dia bangkit berdiri dan pergi menuju ke kamar mandi.
Baru saja Zhou Xu keluar dari ruangan VIP, Lin Xin yang duduk di sisi lain pun bertanya pada Yang Sheng, “Ada apa dengan Zhou Xu? Apa dia benar-benar pacaran dengan Liang Zheng?”
Yang Sheng mendongak dan minum minumannya, lalu dia terkekeh, “Ya masa bohongan?”
Beberapa teman Lin Xin juga duduk mendekat, “Yang benar saja? Kenapa Zhou Xu visa suka orang seperti dia? Kupikir Zhou Xu itu seleranya sangat tinggi.”
Yang Sheng lumayan suka pada Liang Zheng, dia tidak bisa menahan dirinya untuk membela Liang Zheng, “Memangnya Liang Zheng kenapa? Liang Zheng orangnya baik, cantik dan kepribadiannya juga baik. Selain itu, Zhou Xu suka padanya. Apa urusannya dengan kalian?”
“Bukan, status mereka tidak setara. Zhou Xu nantinya akan mengambil alih perusahaan, mana mungkin kakeknya membiarkan dia menikahi seorang gadis dari keluarga biasa?”
Yang Sheng memutar bola matanya dan berpikir dalam hatinya kalau Zhou Xu juga tidak akan menikahi gadis ini.
Salah seorang gadis berkata, “Iya. Latar belakang keluarganya tidak cukup bagus. Hadiah ulang tahun yang dia belikan untuk Zhou Xu tahun lalu juga jelek sekali.”
Begitu gadis ini selesai bicara, pintu ruangan terbuka dan Zhou Xu berdiri di luar dengan wajah dingin. Dia mengerutkan alisnya dan bertanya dengan suara rendah, “Hadiah ulang tahun apa?”