General Above, I Am Below - Chapter 16
Perceraian adalah urusan yang begitu besar. Tak peduli seberapa pun bangsatnya seorang Xia Yujin, dia tetap harus segera memberitahu ibundanya.
An Taifei menebah dadanya, meneteskan air mata bahagia, dan bahkan terus-terusan berkata ‘bagus’. Untungnya belakangan ini, dia tak harus bangun pagi-pagi sekali untuk menerima salam dari menantunya, tak harus mempertimbangkan gadis pelayan mana yang akan dijadikan selir, atau khawatir kalau putranya akan dipukuli. Karena sejak sang jenderal mengatur masalah militer dan membunuh orang secara terbuka, tiap hari An Taifei jadi bermimpi buruk kalau putranya akan diseret dan dipenggal oleh sang istri….
Xia Yujin selesai melapor dan dengan riang pergi ke luar untuk membeli arak dan makanan untuk istrinya.
Yang-shi, dari kejauhan, melihat ekspresi cerianya untuk kali pertama dalam beberapa hari terakhir. Intuisinya mengatakan bahwa ini bukan hal yang baik. Dia pun langsung memanggil pelayan pribadinya, Yun Xiang, dan menyuruhnya mencari tahu. Yun Xiang cerdas dan menyenangkan. Dia adalah kekasih Gu Tou, pelayan pribadi Junwang, dan merupakan gadis yang ingin dinikahinya. Demi menyenangkan gadis itu, Gu Tou pun langsung memberitahunya tentang masalah perceraian itu dan berulang kali bilang kalau ini adalah urusan rahasia yang tak boleh sampai diketahui oleh orang luar.
Yun Xiang memberikan janjinya, lalu pulang melaporkan semuanya kepada Yang-shi. Setelah mendengar semuanya, Yang-shi pun syok.
Keluarga Yang dulunya adalah pedagang Istana yang mengalami kemunduran. Ayahnya dipaksa untuk menghabiskan waktu dua puluh tahun untuk belajar dan dengan susah payah akhirnya berhasil lolos ujian. Setelah itu, dia membayar sejumlah uang untuk posisi sebagai seorang pejabat kecil. Tetapi selain urusan uang, dia sebenarnya tak punya kemampuan lain. Hasilnya, dia sering diremehkan oleh rekan-rekannya dan selalu kesulitan dalam pekerjaannya. An Wang yang sekarang memiliki kekurangan fisik dan tak mampu mengambil posisi resmi. Kaisar membuat pengecualian dan membiarkannya mengawasi bisnis para pedagang Istana. Meski tak punya kekuasaan, tetap saja itu merupakan pekerjaan yang menguntungkan. Hal ini bisa dianggap sebagai balas jasa untuk An Wang yang sebelumnya, yang meninggal di usia muda karena kelelahan bekerja. Saat Keluarga Yang mendengar bahwa Xia Yujin menerima selir untuk menolak bala (baca chapter 1), karena dia hanya putri seorang selir yang tidak disukai, mereka pun menikahkannya untuk ditukarkan dengan kekayaan selama beberapa tahun.
Yang-shi tinggal di sebuah griya kecil dan hidup di sana tanpa menerima cinta. Dia harus meminta makanan dengan hati-hati di bawah para majikan wanita. Direndahkan oleh yang lain, masa mudanya perlahan berlalu dengan sia-sia dan memudar seiring dengan berlalunya waktu. Dalam kehidupan ini, dia hanya menanti reinkarnasi kehidupan mendatang.
Ini adalah takdirnya.
Mulanya dia telah menerima nasibnya itu, namun semua berubah saat dia bertemu sang jenderal.
Sang jenderal sibuk dengan urusan militer sementara Junwang tak bisa diganggu. Griya kediaman Nanping Junwang dikendalikan olehnya seorang dan sebagian besar urusan dalam harus melewati dirinya terlebih dahulu. Beberapa bulan telah berlalu, semua urusan bisa dianggap telah diatur dengan baik. Sang jenderal merasa sangat puas dan mendapati bahwa dia berasal dari keluarga pedagang. Karena Yang-shi memiliki bakat dalam berbisnis dan bisa dianggap pintar dan cepat tanggap, sang jenderal pun sampai membiarkan wanita itu mengurus toko maharnya dan memberi keuntungan dalam jumlah yang besar. Sang jenderal bahkan mengijinkannya mengurus rumah setelah renovasi kediaman Nanping Junwang selesai.
Statusnya di kediaman itu telah berubah. Sekarang dia adalah orang yang dijilat oleh para pengurus dan pelayan. Bahkan beberapa istri pejabat rendah pun bersikap sopan di depannya, karena takut menyinggung di belakang sang jenderal.
Seorang selir bisa mengendalikan rumah tanpa perlu menggoda sang tuan dan tidak dicap memalukan di kalangan umum. Betapa beruntung dan berjayanya hal ini?
Sang majikan wanita tidak cemburu kepada para selir, bahkan memanjakan dan memberi mereka dukungan. Di mana lagi kau bisa menemukan tempat seperti ini?
Kalau sang jenderal menceraikan Junwang, lalu datang seorang majikan wanita yang baru, dia harus bagaimana?
Nasibnya sudah cukup buruk hingga memaksanya menjadi selir dan dalam hidup ini terlahir dengan status rendah.
Bahkan bila majikan wanita yang baru baik hati, tidak pencemburu, dan bisa memberinya keuntungan, jelas tetap tak sampai separuhnya dari sang jenderal!
Setelah mencicipi madu, mana bisa dia kembali memakan jamu pahit?
Setelah mendapat harapan, mana bisa dia jatuh kembali ke dalam lumpur keputusasaan?
Rahang Yang-shi mengencang, dan dengan gugup dia meremas-remas saputangan bersulamnya. Segera diutusnya orang untuk memanggil Mei Niang dan Xuan’er untuk mendiskusikan cara pencegahan.
Mei Niang mendengar kabar buruk itu dan air matanya pun berjatuhan bagai hujan. Jenderal tak suka berdandan, tetapi suka melihat para wanita cantik merias diri. Karenanya, dia pun mengenakan gelang kumala putih di tangan, jepit rambut mutiara bunga dan kupu-kupu di bagian samping rambu, dengan giwang emas safir di telinga, serta ornamen korset bersepuh emas dengan batu permata pirus. Semuanya merupakan hasil kerajinan langka dari Barat yang diberikan oleh sang jenderal. Mas kawin sang jenderal, termasuk sutra yang indah dan bulu-bulu berharga, juga diberikan kepada mereka untuk dijadikan baju. Betapa senangnya mereka memamerkan diri. Beberapa hari yang lalu adalah hari ulang tahun Guan Yin (Dewi Welas Asih dalam agama Buddha) dan semua wanita pergi ke kuil untuk membakar dupa. Hari itu, Mei Niang berdandan dengan begitu menakjubkan hingga membuat mata iri para wanita itu seolah akan membuat beberapa lubang di tubuhnya. Kalau nyonya majikan baru adalah orang yang menyulitkan dan membenci penampilannya yang cantik, di bawah tangan sekejam itu, lalu apa yang bisa dia lakukan?
Xuan-er juga jadi terbengong-bengong hingga tak bisa berkata-kata dalam waktu lama. Kakaknya adalah pejabat kecil tingkat rendah di militer. Karena sifat jujurnya, sang kakak telah menyinggung atasan hingga ditekan dan tak mendapat promosi. Saat Xuan’er menyebutkan hal ini, sang jenderal langsung memeriksa masalahnya. Setelah memastikan kesalahan tersebut, sang jenderal langsung memperingatkan atasan kakaknya, lalu kemudian kakaknya itu dipindahkan ke posisi lain dan dinaikkan dua tingkat. Keluarganya begitu gembira mendengar kabar ini. Terlebih lagi, sang jenderal sudah setuju setelah pemisahan rumah, Xuan’er akan diijinkan mengunjungi rumah keluarganya secara berkala. Adik laki-lakinya tahun ini berusia tiga tahun. Anak itu pintar, cerdas, dan menggemaskan seperti bola salju. Setiap kali dia datang berkunjung, anak itu akan memanggilnya sebagai Jie Jie (kakak perempuan) dengan begitu manisnya. Oh, betapa dia mencintai adiknya itu! Kalau sang nyonya majikan yang baru adalah jenis orang yang mengikuti peraturan dan tak mengijinkannya mengunjungi rumah, dia bisa apa?
Semua orang menjadi sangat was-was dengan krisis ini.
Jenderal pergi….
Semua kehidupan yang indah ini pun berubah menjadi ilusi.
Mana bisa mereka membiarkan hal semacam ini terjadi di depan mata?!
Tiga wanita bergabung, membentuk persekutuan dalam perang, dan mereka pun membuat sebuah sumpah:
“Tak peduli muslihat apapun yang harus dipakai, kita tak boleh membiarkan Junwang menceraikan sang jenderal!”
Ye Zhao sedang duduk di kebun sambil mengasah pedangnya dengan gembira seraya menunggu arak dan daging. Tiba-tiba dilihatnya tiga orang wanita cantik menghampiri dirinya dengan agresif.
Yang-shi sedang memegang semangkuk sup penawar mabuk, Mei Nang dengan sepiring kue almond, dan Xuan’er membawa sekeranjang besar jeruk. Mereka berkerumun di sekitarnya, mata mereka begitu lembut, dan senyum mereka begitu manis hingga membuat Ye Zhao merinding dan bulu kuduknya berdiri tegak.
Ye Zhao meletakkan pedangnya dan dengan curiga melihat sekeliling lalu bertanya serius, “Apa yang kalian lakukan?”
Masing-masing wanita cantik itu menjawab, “Kami dengar semalam Jenderal mabuk, jadi kami kemari untuk melayani….”
Kemarin, Junwang, setelah minum dia malah jatuh ke sungai. Bukankah itu berarti Junwang lebih mabuk ketimbang dirinya?
Ye Zhao menggaruk kepalanya, merasa semakin bingung.
Mei Niang dan Xuan’er terus memberi lirikan penuh arti kepada Yang-shi. Yang-shi memegang sendok perang, meniup sup panasnya dan dengan lembut mengangsurkannya ke depan mulut Ye Zhao sambil berkata pelan, “Semalam Junwang sedang linglung, kami takut jenderal akan marah. Tetapi dia tak selalu begitu, para wanita penghibur itu akan terlupakan dalam sehari, mereka tak ada artinya. Junwang tak seburuk yang lain, perangainya sangat baik, saat orang yang lebih rendah membuat kesalahan, paling-paling dia hanya akan memaki mereka beberapa kalimat dan jarang menghukum dengan berat. Dia memang membuat beberapa kenakalan di luar dan juga bermain dengan beberapa orang, tapi dia tak pernah memboroskan uang sampai habis-habisan, jadi tak bisa dianggap sebagai hal yang mengerikan. Sejak kecil tubuhnya lemah dan sudah dikurung di dalam griya Taifei selama sepuluh tahun untuk memulihkan diri. Taifei takut kalau Junwang akan mendapat nasib buruk dan ingin mempertahankan nyawanya, jadi mereka memasukkanku ke dalam rumah, tapi sebenarnya aku tak terlalu disukai. Setelah itu, kesehatannya membaik dan jadi penuh dengan gairah muda, maka dia hanya ingin sedikit bersenang-senang. Pasangan yang baru menikah butuh waktu untuk saling mengenal dan tak lama lagi hidup akan jadi mulus dan tenang….”
Mei Niang mengikuti, “Junwang benar-benar adalah orang yang baik dan juga tidak bodoh. Para keturunan keluarga istana yang lebih muda akan mengambil gundik sebelum pernikahan mereka, jadi Taifei memilihku dan Xuan’er untuk melayaninya. Tapi dia tetap saja tak peduli. Meski datang berkunjung, dia tak pernah memberikan perlakuan khusus kepada siapapun. Waktu itu aku tak mengerti dan bertanya kepadanya. Junwang bilang kalau perbatasan Utara kacau balau, betapa banyak mayat yang berasal dari sebuah rumah, bahkan ada yang berasal dari keluarga Marquis dan juga dari keluarga pejabat besar. Nyonya yang tak bersalah hancur dan orang-orang yang pintar bahkan memasang perangkap. Beberapa orang yang pernah dia temui, semuanya adalah wanita-wanita cantik yang cerdas, semua berakhir dengan mengenaskan, hanya karena mengejar cinta dari orang lain dan menarik kebencian dari yang lain. Dia juga bilang kalau kelak dia akan harus menikah. Kalau istrinya lembut dan murah hati, tetapi dia menyayangi kami, hal itu akan melukai sang istri. Kalau istrinya tidak baik dan pemurah, maka hidupnya lah yang akan celaka. Dia telah bertemu dengan begitu banyak orang yang seperti bajingan, jadi dia paham dengan banyaknya siasat jahat di kediaman dalam. Hal itu tak bisa dicegah, jadi akan lebih baik kalau tetap bersikap tak peduli demi menjaga keselamatan dan kedamaian dalam hidup….”
Akhirnya sekarang giliran Xuan’er untuk bicara, hanya saja dia tak mampu memikirkan pujian yang lain. Semua orang menatapnya. Dia berusaha keras untuk membuka mulut beberapa kali dan akhirnya bertingkah kekanakan seraya berkata, “Junwang tetap saja sangat enak dilihat, jadi Jenderal jangan marah padanya, ya? Dalam pernikahan harus saling menghargai….”
Mereka semua berusaha keras memuji-muji Xia Yujin sampai menembus langit.
Ye Zhao yang mendengar semua itu pun nyaris meledak tertawa. Butuh usaha keras baginya untuk tak tersenyum dan berkata, “Dia lah pihak yang marah.”
Kata Yang-shi, “Tidak apa-apa! Selama seorang laki-laki menyukaimu, apa gunanya bersikap pelit? Aku akan mengarimu bagaimana menjadi lembut dan murah hati! Tentu emosi Junwang akan mereda!”
Kata Mei Niang, “Aku akan mengajarimu cara menyenangkan Taifei!”
Kata Xuan’er, “Aku… aku akan memberimu semangat!”
Ye Zhao menatap ketiga wanita yang sudah seperti serigala dan harimau itu, bahkan orang yang pemberani seperti dirinya pun tak bisa untuk tidak sedikit gemetar.
Ketika Qiu Hua meminta bertemu, rasanya seolah Ye Zhao telah menerima pengampunan. Dia pun langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur.