I Raised A Sick And Weak Prince - Chapter 26
Su Xi tak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan ini.
Dalam benaknya, si karakter game tiba-tiba menyadari kalau dirinya hanyalah karakter game. Ini mungkin bukan sekedar cinta buatan dalam film-film lokal, melainkan film blokbuster kiamat di Amerika!
Tentu saja, mungkin ini hanya karena si pembuat game-nya lebih pintar, memberi anak itu otak yang nyaris seperti pikiran manusia nyata. Saat kau sampai pada titik ini di dalam game, si tokoh utama akan mengajukan pertanyaan ini.
Terlebih lagi, terkaan si anak memang masuk akal. Bagaimanapun juga, Su Xi sudah berkomunikasi secara aktif dengan anak itu namun tak pernah meninggalkan pesan.
Dan kalau dia menjawab ‘tidak’ pada pertanyaan ini, takutnya anak itu akan menjadi sangat sedih. Kalau bukan gara-gara entah kenapa dia tak bisa meninggalkan pesan, maka kenapa selama ini dia tak bicara kepada anak itu?
Setelah berpikir sejenak, Su Xi membalikkan pesan di atas meja dan menjawab, ‘Ya’.
Setelah dia menjawab, si anak tidak kembali selama beberapa saat, jadi Su Xi mematikan game-nya terlebih dulu.
Sebelumnya, sistem telah memberitahunya bahwa dia bisa menukarkan setiap sepuluh poin tambahan yang terkumpul dengan satu koi. Pada kali pertama, dia telah memenangkan 3 juta yuan dalam lotere, dan pada kali kedua pabrik kecil orangtuanya akhirnya bangkit dari kebangkrutan. Su Xi merasa kalau koi ini memiliki peran.
Berpikir demikian, Su Xi merasa agak bersemangat. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ayahnya menelepon.
Sebelumnya orangtua Su Xi sedang mencari rumah, tapi mereka sepertinya sudah memutuskan untuk menetapkan pikiran dari beberapa rumah yang tersedia pada dua hari terakhir. Di telepon, mereka memberitahu Su Xi agar menyiapkan kruknya di rumah, dan ketika mereka pulang, mereka akan menjemputnya untuk melihat-lihat rumahnya bersama-sama. Kebetulan, Su Xi akan kembali ke sekolah hari Senin depan. Mereka akan melihat-lihat rumahnya sebelum dia masuk sekolah.
Di telepon, kegembiraan ayahnya tak bisa disembunyikan, mengatakan betapa hebat rumah barunya, tapi sayang jual belinya adalah satu tahun yang akan datang, dan masih butuh waktu untuk benar-benar pindah.
Su Xi begitu kegirangan hingga dia tak sabar ingin bisa terbang ke sana untuk melihat rumah barunya.
Siangnya, Su Xi dibawa melihat-lihat rumah itu oleh orangtuanya. Dahulu, mereka bertiga tinggal di apartemen kecil dua kamar. Ukurannya tak terlalu kecil, namun letaknya sangat jauh dari sekolah Su Xi dan dindingnya tidak kedap suara.
Tetapi rumah baru itu memiliki tiga kamar tidur dan dua ruang keluarga, juga ada walk-in closet besar di kamar tidur utama, yang merupakan milik orangtuanya. Su Xi sendiri mendapat kamar tidur kedua dan ruang belajar. Bagaimanapun juga, dia sudah hampir naik kelas tiga SMU. Kedua orangtuanya berharap dia akan berkonsentrasi dalam belajar.
Su Xi memandangi berbagai hiasan indah di dalam kamar model dan tangig bahagianya meledak. Dia harus bersikap lebih baik kepada anak itu! Kelak dia tak boleh pelit, akan berusaha lebih keras sebaik mungkin!
Saat dia kembali masuk ke dalam game di sore hari, meski dia tak mengikuti si anak pergi ke rumah Zhong Ganping, dengan mata kepalanya sendiri dia melihat percakapan antara si anak dengan Menteri Urusan Rumah Tangga.
Sistem mengeluarkan sejumlah pesan, mengulang poin-poin utama kepadanya.
[Saat ini, ada wabah demam typhoid di kota, tetapi ini bukanlah akibat terbesar dari badai salju ini.]
[Kecuali Ibu Kota, kondisi seluruh Negara Yan sudah sangat buruk pada musim dingin ini. Tak terhitung banyaknya orang yang mati kelaparan dan harus memakan kulit pohon karena hasil tanaman pangan mengalami penurunan. Di bagian utara Ibu Kota terdapat tempat di mana kulit pohonnya hampir habis sepenuhnya. Karena itu, yang kini paling dicemaskan oleh mahkamah kekaisaran bukanlah wabah, melainkan kurangnya makanan untuk seluruh negara yang disebabkan oleh badai salju ini.]
[Kalau masalahnya terus berlanjut seperti ini, jika mereka tidak menyelesaikan masalah bencana salju pada setiap musim dingin, takutnya kekuatan pasukan Yan akan menjadi semakin lemah dan akan menjadi incaran negara-negara tetangga lalu cepat atau lambat akan memimpin pasukan untuk menyerang.]
[Jadi, apakah ada cara untuk meningkatkan hasil produksi tanaman pangan sehingga rakyat memiliki pangan dan sandang yang cukup?]
Letnan jenderal Ibu Kota, sang tabib muda jenius, telah banyak mengajarinya. Ada banyak penyakit yang tak bisa dipecahkan oleh tabib istana ternyata bisa disembuhkan dengan mudah olehnya. Karena itu, di mata sang Menteri Urusan Rumah Tangga, pemuda ini bisa begitu hebat di usia semuda ini adalah karena dia pasti murid dari suatu tokoh hebat dari tempat yang jauh! Karena itu, selama mereka bercakap-cakap, beberapa topik yang berhubungan dengan negara dan rakyat tentu saja akan didiskusikan!
Meski sang Menteri Urusan Rumah Tangga memiliki perut besar dan mengandalkan putri pertamanya yang adalah selir serta lima pangeran untuk bisa disegani di Ibu Kota, sebenarnya dia adalah seorang pejabat setia dan berjiwa patriot yang memikirkan kepentingan rakyat. Ning Wang, yang cuma memikirkan wanita, jelas tak bisa dibandingkan dengannya.
Terlebih lagi, selama percakapan itu, lima orang pangeran juga disebut-sebut di belakang layar.
“Lima pangeran?” Su Xi tak bisa menahan diri untuk bertanya.
“Ya.” Sistem mengeluarkan gambaran pembagian kekuasaan di Ibu Kota.
Sekarang ada empat orang pangeran yang kuat di dalam istana, yaitu, Putra Mahkota, Pangeran Kedua, Pangeran Ketiga, dan Pangeran Kelima.
Putra Mahkota berusia tiga puluh empat tahun dan memiliki reputasi sebagai orang yang jujur dan setia, namun karakternya pengecut. Dia sepihak dengan permaisuri dan beberapa orang kerabat setianya.
Pangeran Kedua berusia dua puluh dua tahun. Dia tampak tak mencolok dan tak terlalu berambisi. Dia memiliki reputasi sebagai orang yang tak suka berselisih dan mengurus situasi keseluruhannya. Dia sepihak dengan Jenderal Zhenyuan dan Ning Wangfu.
Pangeran Ketiga berusia delapan belas tahun dan memiliki reputasi paling buruk. Menurut desas-desus, dia sering pergi ke tempat-tempat tak senonoh. Dia tak ada bedanya dengan pangeran-pangeran yang lain, tetapi dia disukai oleh sang Kaisar, yang berpikir bahwa memang inilah sifat aslinya, jadi dia memiliki kelompok di mahkamah.
Pada usia tujuh belas tahun, Pangeran Kelima dikabarkan memiliki reputasi terbaik. Dia telah melakukan beberapa pekerjaan bagus untuk membantu wilayah yang terkena bencana serta tahun lalu menjalankan pengerukan sungai. Entah kenapa, dia tidak disukai oleh sang Kaisar.
Di antarmuka, kepala-kepala dari beberapa orang pangeran dan putri menyala di hadapan Su Xi, namun kepala pangeran kecil yang terakhir, Pangeran Kesembilan, berwarna abu-abu.
Su Xi langsung dapat intuisi dan mengeklik informasi Pangeran Kesembilan.
[Perbedaan usia antara dia dan Putra Mahkota dari Istana Timur adalah dua puluh tahun. Dia meninggal saat dilahirkan. Informasi tambahan: tidak ada]
… Mungkinkah anak itu adalah Pangeran Kesembilan?
Su Xi membuat terkaan ini, tetapi plot dari game-nya belum sampai ke sana, dan dia juga tidak terlalu yakin, jadi untuk sementara waktu ini dia pun mematikan bagian perkenalan beberapa pangeran dan putri itu.
Si anak kembali ke Griya Kayu Bakar dari pertemuannya dengan Menteri Urusan Rumah Tangga. Ketika dia berjalan melewati hutan bambu, pikirannya terasa berat dan alisnya bertaut. Kedua tangan mungilnya berada di belakang punggung, dan kedua kaki pendeknya melangkah dengan sangat cepat. Sepertinya dia memikirkan apa yang telah dikatakan sang menteri mengenai bencana salju yang mendatangkan kelaparan pada rakyat, dan bahwa tak ada makanan di mana-mana.
Ketika Su Xi melihat hal ini, hatinya melembut karena keimutannya. Rasanya dia ingin menyentuh wajah anak itu, tapi kemudian dua pesan muncul di antarmuka:
“Selamat telah menyelesaikan tugas utama kelima (dasar): Berteman dengan Menteri Urusan Rumah Tangga! Mendapat bonus koin emas +100 dan bonus poin +2.”
Benar saja, tugas ini relatif mudah. Mereka hanya perlu saling bertemu.
Dengan kemampuan si anak, pembicaraan hari ini seharusnya telah membuatnya mendapatkan rasa suka dan kekaguman dari Menteri Urusan Rumah Tangga beserta kelima pangeran.
Su Xi sudah akan bersorak gembira karena dia telah mengumpulkan 27 poin ketika dia menerima tugas baru.
“Silakan menerima tugas utama keenam (primer): kendalikan bencana, beri makan rakyat, pindahkan ke Ibu Kota, dapatkan gelar ‘Pedagang Dewa Tak Dikenal’, dan dapatkan perhatian sang Kaisar.”
“Tingkat kesulitan dari tugas ini adalah sembilan bintang, dengan hadiah koin emas +1.000 dan bonus poin +10.”
Tugas ini, yang paralel dengan tugas kedua dengan hasil 2.000 kilogram bahan makanan serta 10.000 tael perak, merupakan tugas paling sulit di antara tugas-tugas yang telah muncul, tetapi begitu berhasil menarik perhtian sang Kaisar, maka juga akan menampakkan gejolak yang akan datang.
Su Xi merasa agak gembira sekaligus cemas. Mau tak mau dia menelan ludah.
Di layar, anak itu kembali ke rumah dengan langkah tergesa.
****
Pada pandangan pertama, Lu Huan melihat bahwa di atas meja terdapat dua belas kuas yang bertumpuk berantakan di sisi kiri batu tinta.
Dia tertegun, kemudian raut acuh tak acuhnya meleleh, dan secercah senyum samar melintas di matanya.
… Apa ini artinya ‘kegembiraan dua belas kali lipat’?
Pada mulanya, Lu Huan mengira kalau orang itu memiliki motif lain dan sangat hati-hati. Belakangan, Lu Huan berpikir bahwa orang itu pastilah seseorang yang memiliki posisi tinggi dan merupakan sosok yang tak bisa diprediksi, jadi dia selalu waspada kepada orang itu.
Tetapi seiring dengan semakin banyaknya kontak, perlahan-lahan dia merasa kalau sifat orang itu mulai muncul. Ada secercah kenaifan, seakan orang itu adalah sosok yang memiliki temperamen ceria.
Sedikit demi sedikit saling mengenal satu sama lain bagaikan kebersamaan yang halus, seakan di dalam hati Lu Huan yang membeku, perlahan-lahan sebuah lubang mulai meleleh, menyembunyikan sejumlah rahasia yang hanya diketahui oleh dirinya dan orang itu, dan kemudian menyembunyikan lebih banyak lagi. Selain bersikap dingin dan acuh tak acuh, dia sebenarnya bisa memiliki emosi normal yang sama seperti orang hidup lainnya…..
…. Kesukacitaan dan kesedihan, perlahan-lahan dia juga memiliki emosi-emosi ini.
Orang itu telah menjawab kedua pertanyaannya.
Pertanyaan kedua, orang itu telah menjawab — ‘Ya’.
Tanpa sadar alis Lu Huan berkerut. Persis seperti yang telah dia perkirakan, karena suatu sebab, orang itu tak bisa meninggalkan pesan.
Tapi apa sebabnya?
Dia memikirkannya secara seksama dan sudah akan menulis kembali ketika Penjaga Nomor Tiga yang ada di luar Griya Kayu Bakar datang untuk memberitahunya bahwa dengan kandang pelindung hawa dingin dan hal-hal lain yang telah dia atur sebelumnya, mereka bertiga sudah berhasil membuat model awal sesuai dengan diagram dari Lu Huan. Chang Gongwu juga telah membersihkan pertaniannya lagi, jadi sekarang saljunya sudah hilang.
Penjaga Nomor Tiga bertanya pada Lu Huan apakah malam ini dia bisa memeriksa bagaimana pertaniannya harus diatur, dan kemudian memberikan instruksi kepada tiga orang itu.
Pikiran Lu Huan disela, jadi untuk sementara waktu ini dia meletakkan kuasnya dan pergi ke luar lagi di malam hari.
Su Xi juga ingin melihat bagaimana kondisi pertaniannya dan buru-buru mengubah antarmukanya ke tempat anak itu berada.
Dia melihat bahwa setelah salju dibersihkan dari sisi bukit, tempat tersebut sudah banyak berubah!
Si anak juga telah membayar orang untuk membangun rumah kayu di pertanian itu supaya kelak para pekerja jangka panjang bisa lebih mudah berjaga di sana! Di dalam ruangan kecil ini, sudah ada teh, ranjang, meja, kursi, dan semua barang yang mungkin akan dibutuhkan orang.
Dan kadang pelindung dingin, ayam jantan, ayam betina, serta bibit-bibit tanaman yang mulanya ada di pekarangan anak itu semuanya dipindahkan ke pertanian tersebut, sehingga mulai saat ini, pertanian itu bisa beroperasi!
Su Xi sangat gembira ketika dia menyaksikan langkah pertama memulai dari nol bermula dari tempat ini.
Dia mengganti antarmukanya ke kandang pelindung dingin yang terletak di samping rumah pertanian dan menatap ayam-ayam yang telah tinggal bersama anak itu selama hampir satu bulan — terlalu sedikit.
Dia akan memberi hadiah besar kepada si anak.
Su Xi pun membuka tokonya.
****
Di dalam game, ketika mereka mendengar bahwa Tuan Muda Ketiga akan datang malam ini, Chang Gongwu dan Tuan Ding merasa sangat bersemangat. Bagaimanapun juga, Tuan Muda Ketiga adalah tulang punggung mereka, dan mereka harus mematuhi Tuan Muda Ketiga untuk berbagai hal. Jadi di sepanjang jalan, satu tua dan satu muda berlari menuju gerbang pertanian untuk menyambutnya.
Setelah tiba di perkebunan, Lu Huan dan Penjaga Nomor Tiga langsung berjalan masuk.
Penjaga Nomor Tiga adalah orang yang suka bicara, dan di sepanjang jalan, banyak sekali pesan yang bermunculan pada antarmuka di hadapan Su Xi.
Anak itu mengernyit samar.
Ketika mereka tiba di rumah pertanian, tiba-tiba mereka mendengar ribut-ribut di kandang pelindung dingin yang ada di sebelah.
Kemudian, angin bertiup, dan tak terhitung banyaknya bulu ayam beterbangan di mana-mana.
Adegan itu sungguh spektakuler dalam pemandangan senja yang dilatarbelakangi matahari terbenam, seakan salju beterbangan naik turun.
Chang Gongwu terperanjat dan buru-buru berlari ke sumber suara untuk memeriksa, dan matanya mendadak melebar:
“Tiba-tiba ada banyak sekali ayam di dalam kandang ayam. Banyak sekali — setidaknya ada dua atau tiga ratus ekor!”
Penjaga Nomor Tiga dan Tuan Ding juga berlari menghampiri untuk memeriksa. Sampai di sini, dagu mereka nyaris copot dan mereka hampir saja jatuh berlutut.
“Astaganaga!”
Apa yang telah terjadi? Kaki depan mereka baru saja meninggalkan tempat ini untuk menjemput Tuan Muda Ketiga, dan ayam-ayam di kaki belakang mereka ini telah menghasilkan ayam-ayam lainnya, dari 26 menjadi 300?!
Mereka begitu syok sampai-sampai tak tahu harus berbuat apa, dan di belakang mereka, Lu Huan menatap bulu-bulu ayam yang beterbangan dengan latar belakang mentari terbenam. Matanya yang selalu gelap, kali ini menjadi secerah bintang-bintang.
…..
Tentu saja mereka tak tahu, tetapi Lu Huan tahu bahwa ini adalah hadiah dari orang itu.
Untuk pertama kali dalam hidupnya dia telah mendapatkan uang perak, untuk pertama kalinya memiliki rumah di luar Ning Wangfu, untuk pertama kalinya merayap keluar dari dalam lumpur, dan sepenuhnya mendambakan masa depan.
Saat-saat ini, tanpa ada seorang pun yang bisa berbagi kesukacitaan bersamanya, hanya orang itu yang menemani dirinya.
Andai saja orang itu bisa muncul di sini, andai saja orang itu bisa….
****
Di luar layar, Su Xi juga dibuat tercengang oleh bulu-bulu ayam yang beterbangan di angkasa. Bersama-sama dengan anak itu menatap mentari terbenam dan bulu-bulu ayam.
Dua orang di ruang dan waktu yang berbeda, menatap pemandangan yang sama.