I Raised A Sick And Weak Prince - Chapter 29
Kali ini Lu Huan benar-benar telah mengejutkan semua orang, terutama sang Nyonya Besar. Semua orang yang telah Beliau kirim untuk mengundang tabib misterius itu pulang dengan tangan kosong. Mereka bahkan tak bisa menemukan keberadaan si tabib misterius, jadi bagaimana Lu Huan bisa menemukannya?
Meski Beliau pernah berpikir bahwa kemampuan Lu Huan, pemuda itu, cukup menonjol, Beliau tak tahu sejauh apa Lu Huan lebih unggul daripada kedua cucu lainnya itu, namun Beliau jelas tak pernah berpikir bahwa kemampuan Lu Huan akan semencengangkan ini.
Hal ini sungguh membuat Beliau kegirangan!
Sementara itu mengenai obat yang dibawa oleh sang tabib misterius, Sang Nyonya Besar langsung menyuruh tabib kediaman agar merebusnya setelah diamati. Begitu obatnya sudah jadi dan Beliau meminumnya sekaligus, lalu sesuai dengan petunjuk si tabib, mengoleskan ampas rebusannya ke lutut. Hasilnya seperti yang diharapkan, memang sangat mujarab!
Malam itu, hawa dingin di tubuh Nyonya Besar sudah agak membaik, sedikit demi sedikit menghilang, rasa hangat mengalir dari lututnya, menyebar ke seluruh tulangnya, membuatnya merasa luar biasa panas!
Sang Nyonya Besar telah menderita dari rasa sakit ini selama bertahun-tahun. Setiap kali hari hujan atau bersalju, lututnya akan sakit hingga ke tulang. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini adalah pertama kalinya Beliau tidak merasakan sakit sebesar itu, sungguh membuatnya ingin menangis bahagia!
Menurut cerita Lu Huan, dia telah kebetulan menemukan si tabib misterius berkat keberuntungan semata, dan lain kali dia mungkin takkan bisa menemukannya, tetapi sang Nyonya Besar masih menatap anak ini dengan cara yang berbeda —
Bagaimana bisa Lu Huan kebetulan bertemu, sementara cucunya yang itu, Lu Yu’an, malah dengan payahnya jatuh dari kuda di jalanan?!
Sang Nyonya Besar yang telah hidup sampai setua ini paling takut pada rasa sakit dan penyakit.
Kali sebelumnya ketika Beliau diselamatkan oleh Lu Huan, hatinya sudah agak menyukai anak itu…. Kali ini Beliau lebih banyak lagi melihat kemampuan anak ini, dan anak ini pun jadi tampak jauh lebih sedap dipandang daripada sebelum-sebelumnya.
Beliau langsung mengambil seratus tael perak dari simpanannya sendiri, memberi hadiah kepada Lu HUan, dan memberitahu Lu Huan kalau dia masih membutuhkan sesuatu, tinggal katakan saja kepada mama yang mendampingi Beliau.
Pada saat ini, Su Xi sudah pulang dari sekolah, dan membuka ponselnya di dalam bus umum, memasang earphone-nya, lalu mendengar suara ‘cring cring’ perak yang berjatuhan ke dalam kantong. Seratus tael lagi telah ditambahkan di bagian aset di sudut kanan atas.
Sekarang pertaniannya telah membeli berbagai macam kayu dan menyewa pekerja, sekitar dua puluh tael telah terpakai, tapi kini ada pendapatan lebih banyak, mendadak ada kelebihan, dan jumlahnya menjadi 250 tael! Mata Su Xi melebar ketika melihat jumlah uangnya, merasa gembira tak terperi, dan menanti-nantikan sang Nyonya Besar kembali menghadiahkan sesuatu yang lain.
Tetapi setelah sang Nyonya Besar mengoleskan obat, Beliau jadi agak lelah. Maka Beliau pun tidur terlebih dulu, dan menyuruh si anak agar datang lagi lain waktu.
Pada saat ini, tampak jelas bahwa sorot mata yang diberikan oleh sang Nyonya Besar kepada anak itu sudah jadi jauh lebih ramah, dan akhirnya muncul suatu perasaan kasih yang secara normal seharusnya dimiliki seorang nenek kepada cucunya.
Akan tetapi anak itu tak peduli, hanya berbalik dan pergi.
Su Xi Anak itu benar-benar tak berperasaan.
Sementara di Kebun Mei’an penuh dengan kesukacitaan, di griya milik Lu Yu’an sarat dengan kekacauan.
Tabib istana dipanggil pada larut malam. Sang tabib memeriksa dan merawat Lu Yu’an. Lu Yu’an jatuh dan kaki kirinya patah, meski tidak sampai jadi cacat. Setelah dirawat selama beberapa bulan, kondisinya akan membaik, tapi kali ini akan mustahil untuk ikut serta dalam perburuan di Gunung Qiuyan.
Satu persatu, kedua putra Ning Wangfei harus beristirahat di ranjang. Dia sungguh merasa benci sampai-sampai ujung jarinya berdarah.
Setelah tabib istana pergi, dia menampar wajah si mama dengan punggung tangan, dan berkata garang, “Sebenarnya bagaimana kau melakukannya? Jelas-jelas aku menyuruhmu mengurus kuda anak haram itu, jadi kenapa malah putraku yang jatuh dari kuda?!”
Si mama buru-buru berlutut, menangis pilu, “Sa, saya juga tidak tahu ah. Saya dengar Tuan Muda Pertama mendapat ide pada saat-saat terakhir, menyuruh pengawalnya sendiri yang menunggangi kuda Tuan Muda Ketiga, tapi bagaimana bisa kudanya — ”
Ning Wangfei bertany, “Apa hari itu Lu Huan pergi ke istal?”
“Tidak, sama sekali tidak!” Si mama berkata, “Kami telah menyuruh orang menjaganya.”
Tapi karena Lu Huan tidak pergi ke istal, lantas kenapa sampai bisa ada masalah dengan kuda Yu’an? Bagaimana caranya obat di dalam pakan kuda Lu Huan sampai dimakan oleh kuda Yu’an, dan menghasilkan semua kekacauan ini? Mungkinkah, di Ning Wangfu masih ada seseorang yang mau membantu anak haram itu?!
Ning Wangfei begitu gelisah hingga mengamuk, lalu berkata kepada para pelayan, “Cepat, bawa kemari orang-orang yang hari ini ada di istal, perintahkan mereka untuk berkumpul, dan pukuli mereka sampai mati!”
Mereka yang telah membantu Lu Huan, pasti ada di antara orang-orang ini!
***
Serentetan insiden yang telah terjadi di Ning Wangfu telah membuat Ning Wangfei, beserta kedua bersaudara, Lu Yu’an dan Lu Wenxiu, berputus asa, mengalami kerugian besar. Kedua bersaudara itu terbaring di ranjang, mengaduh-ngaduh kesakitan. Bahkaan meski mereka ingin bangun dan mengikuti perburuan di Gunung Qiuyan, tetap saja mereka tak bisa pergi. Satu-satunya orang yang bisa pergi di Ning Wangfu hanyalah Lu Huan.
Kalau Ning Wangfei ingin mencari-cari masalah dengan Lu Huan, maka akan ada lebih banyak kesulitan, karena setelah sang Nyonya Besar melewati semua masalah ini, Beliau jadi benar-benar menghargai Lu Huan.
Seakan Beliau telah melihat fakta bahwa Lu Yu’an dan Lu Wenxiu sama-sama tak berguna, maka Beliau pun mulai mengarahkan perhatiannya pada seorang anak tidak sah.
Walaupun identitas Lu Huan adalah putra seorang selir, di Negara Yan, bukan merupakan bagian anak tidak sah untuk mewarisi harta keluarga. Kalau anak-anak sahnya terlalu tak berguna, daripada membiarkan harta keluarga sepenuhnya lenyap di tangan orang tak berguna, akan lebih baik kalau menyerahkannya kepada orang yang punya kemampuan —
Ditambah lagi, bahkan meski kandidat untuk mewarisi Ning Wangfu belum ditentukan, cucu tidak sah Beliau ini memang seorang pemuda berbakat yang langka. Kalau memberikan sedikit energi untuk melatihnya, apa lagi yang bisa terjadi?
Setelahnya, sang Nyonya Besar pun diam-diam membuat rencana lain di dalam hatinya. Pada pagi hari perburuan di Gunung Qiuyan, Beliau sendiri yang memilih empat orang pengawal dengan peringkat militer yang cukup bagus serta empat orang bawahan yang telah mengikuti Beliau selama bertahun-tahun, lalu menyuruh mama kepercayaannya agar mengirim orang-orang itu ke griya Lu Huan.
Sikap si mama kepada Lu Huan menjadi lebih ramah, dengan lembut berkata, “Tuan Muda Ketiga, untuk selanjutnya orang-orang ini akan mengikuti Anda, Anda akan menjadi majikan mereka. Nyonya Besar berkata bahwa kalau Anda ingin pindah ke griya yang lebih baik dan lebih bersih, tunggulah hingga Anda kembali dari perburuan di Gunung Qiuyan untuk mengirim seseorang memindahkannya untuk Anda.”
Selain dari ini, beberapa busur dan anak panah yang bagus, serta mantel-mantel bulu yang mewah juga dikirimkan. Bagaimanapun juga, hari ini Lu Huan akan pergi berburu bersama-sama dengan para pewaris kediaman-kediaman bangsawan, mewakili muka Ning Wangfu, dan tak boleh membiarkan orang lain memandang buruk pada kediaman mereka.
Sikap semua bawahan Ning Wangfu pun tentu saja berubah mengikuti sang Nyonya Besar. Mereka bekerja sambil berbisik-bisik, kini ketika melihat sang Nyonya Besar semakin memandang tinggi Tuan Muda Ketiga, beberapa dari mereka pun tanpa sadar bergidik.
Apa yang harus mereka lakukan saat beberapa orang di antara mereka pernah memberikan tatapan benci kepada Tuan Muda Ketiga?
Sementara mereka yang masih dianggap memiliki hati yang baik, dan sebelumnya tak pernah memperlakukan Tuan Muda Ketiga dengan buruk, diam-diam merasa senang —
Untung saja, mereka tak pernah bersikap sok.
Tak peduli bagaimanapun juga, langit di atas Ning Wangfu memang telah berubah.
Su Xi suka melihat dan mendengar plot semacam ini, terutama ketika dia mendengar bahwa paruh kedua dari tugas utama pertama [Menerima Penghargaan dari sang Nyonya Besar] akhirnya terselesaikan, menerima kuin emas +25, poin +3, hatinya semakin berdebar kencang seperti genderang. Kini ketika jumlah poinnya hampir mencapai 30, apakah jarak menuju 100 poin masih jauh?!
Pertama-tama dia menggunakan poin-poin yang baru saja diterimanya untuk membuka Gunung Qiuyan, tempat tujuan mereka selanjutnya.
Selain dari ini, juga ada banyak hal yang ditambahkan di papan hasil si anak
Keempat pengawal kuat serta keempat pelayan ini juga muncul di bawah bagian [bawahan] si anak, hanya saja gambar mereka tidak terang seperti Chang Gongwu dan yang lainnya. Gambar-gambar mereka hanya separuh terang.
Su Xi menerka bahwa, sekarang orang-orang ini cuma mematuhi perintah si anak, tapi mereka tidak sepenuh hati menjadi orang milik anak itu, jadi mereka masih dianggap sebagai orang Ning Wangfu.
Tapi bagaimanapun juga, setelahnya si anak akan menjadi tuan muda kecil yang punya pengawal mengikuti di belakangnya.
Hati Su Xi girang luar biasa, dan dia pun tak bisa menahan diri untuk bermain lebih lama lagi di malam hari, membantu si anak memilah-milah hartanya.
Tapi seakan si anak tidak benar-benar peduli tentang semua ini, dia bahkan tidak menyukai fakta bahwa ada orang-orang yang masuk ke dalam griyanya yang damai dan tenang. Maka Lu Huan menyuruh kedelapan orang itu berjaga di luar gerbang griya, dan tidak mengizinkan orang lain mana pun dari Ning Wangfu masuk, membuat kedelapan orang ini terkaget-kaget.
Dalam hati Lu Huan berpikir: … Lagipula, orang itu mungkin tidak masuk dari gerbang griya.
Pada malam sebelumnya Su Xi telah mengirimkan satu set baju berburu berwarna merah dan hitam, dengan pergelangan tangan yang bisa diikat, serta hiasan pinggang terbuat dari gumpalan kecil bulu serigala seputih salju. Dia merasa bahwa anak itu akan tampak benar-benar gagah dan kesatria ketika mengenakannya.
Pada saat ini, dia melihat kalau si anak benar-benar mengabaikan mantel-mantel bulu mewah yang dikirim oleh sang Nyonya Besar, menutup kamar, dan mulai berganti baju dengan pakaian yang telah Su Xi kirimkan.
Setelah Lu Huan berganti baju, Su Xi menata anak yang ada di layar, dan dibuat melongo.
…!
Dia salah. Siapa bilang anak itu paling cocok dengan warna putih? Baju-baju yang tampak berwibawa semacam ini jelas-jelas sangat cocok dengannya! Setelah Lu Huan mengenakannya, dirinya tampak seperti seorang tuan muda bangsawan yang hidup dalam kemewahan, seorang roti kukus kecil yang bersemangat tinggi dan gagah perkasa!
Pakaian yang dibeli dari toko sungguh terlalu bagus.
Si anak juga kelihatan sangat puas dengan baju ini. Dia menunggangi kudanya, mengambil busur bulu phoenix, dan berangkat bersama para pengawal.
Gunung Qiuyan adalah lahan perburuan bagi keluarga kekaisaran, orang biasa tidak diizinkan untuk masuk. Karena saat ini adalah akhir musim dingin, puncak Gunung Qiuyan masih berselimut salju, akan tetapi sisi bukitnya berkabut samar, cukup mirip dengan gambaran awal musim semi. Sementara mata air di kaki gunung yang mulanya membeku kini mulai meleleh, selain salju putih bersih, mulai tampak beberapa ekor anak rusa yang menampakkan kepala mereka untuk melihat-lihat sekeliling dan berlompatan keluar.
Meski Su Xi agak mengantuk, dan esoknya juga ada ulangan, dia takut kalau anak itu akan berada dalam bahaya pada perburuan di Gunung Qiuyan, karena itulah dia mengerahkan seluruh tekadnya untuk menyelesaikan bagian ini.
Ketika Su Xi mengganti antarmukanya menjadi pemandangan Gunung Qiuyan secara keseluruhan, dia langsung melihat pohon bunga pir yang telah disebutkan oleh si anak. Dari keseluruhan gunung itu, inilah satu-satunya pohon bunga pir yang ada, bunga-bunga pir putih kecil yang berkilauan tertiup angin sepoi, menari-nari di udara.
Tepat ketika Su Xi ingin mendekatkan jarak untuk melihatnya, tiba-tiba dia mendengar pergerakan dari sisi kanan layar!
Dia menggerakkan layar untuk mengikuti pergerakan itu, kemudian melihat – di atas rerumputan bersalju, terdapat beberapa orang pembunuh sedang bertiarap, onggokan-onggokan jerami menutupi tubuh mereka. Para pembunuh itu tampak seperti harimau yang mengincar mangsa, menatap jalan kecil pada lembah di kejauhan, sepertinya menunggu target mereka melewatinya.
Situasi apa ini? Su Xi terlonjak ketakutan.
Dia sudah masuk ke adegan macam apa?!
Dengan cepat sebuah pesan muncul di antarmukanya: “Silakan menerima tugas sampingan keempat: Pangeran Kedua diserang oleh pembunuh, harap selamatkan dia. Hadiah tugasnya 20 koin emas, dan 2 poin.”
Ternyata, tanpa disangka-sangka para pembunuh ini sedang menantikan Pangeran Kedua.
Sistem menjelaskan “Para pembunuh ini dikerahkan oleh Pangeran Kelima. Pangeran Kelima bisa dianggap sebagai pangeran yang paling licik. Dia menganggap Putra Mahkota terlalu biasa saja dan Pangeran Ketiga terlalu enggan melepaskan keinginan seksualnya. Tak satu pun dari mereka yang merupakan lawan kuat baginya, hanya Pangeran Kedua ini yang biasanya tak mencolok, tapi sebenarnya menutupi wajah aslinya, jadi ada banyak langkah pencegahan yang diambil terhadap Pangeran Kedua.”
“Tapi gara-gara bencana dingin akhir-akhir ini, banyak orang di sekitar sini yang telah membentuk kelompok bandit, ingin memberontak. Oleh karena itu Pangeran Kelima mengambil kesempatan dalam kesempitan, merancang sebuah rencana pembunuhan yang dilakukan oleh para ‘bandit’. Bahkan meski pembunuhannya gagal, dia masih bisa membuat Pangeran Kedua tidak bisa berburu untuk kali ini, pulang dengan tangan kosong dan merusak kesan baiknya di hadapan sang Kaisar.”
Umumnya dengan tugas-tugas sampingan yang perlu diselesaikan dalam game, sebagian besarnya mengarah pada tugas utama berikutnya hingga taraf tertentu, dan harus diselesaikan. Contohnya saja, ketika sebelumnya mereka mendapatkan Koki Ding dan menyelamatkan Lu Wenxiu. Dan kini tugas sampingan ini seharusnya memiliki hubungan dengan sebuah tugas utama di masa mendatang.
Seperti yang telah diduga, sistem kembali berkata: “Saat ini, di antara para pangeran di Akademi Tai, hanya Pangeran Kedua, yang pendamping belajarnya meninggal tahun lalu setelah jatuh dari kuda karena tidak hati-hati, yang tak lagi punya pendamping belajar. Menurut aturan Negara Yan, jika seorang putra selir ingin memasuki Akademi Tai, menjadi pendamping belajar adalah satu-satunya cara. Karena itu, untuk saat ini Pangeran Kedua tidak boleh mati, dan barulah kemudian kau bisa membantu tokoh utama menjadi pendamping belajarnya pada tugas-tugas berikutnya, lalu memakai indentitas itu untuk memasuki Akademi Tai.”
Su Xi mengerti. Semua ini adalah demi memasuki Akademi Tai, dan secara formal terlibat dalam perselisihan di mahkamah kekaisaran.
Sebagian besar tugas sampingan memang lebih mudah. Meski para pembunuh ini tampak garang dan tangguh, di sisi Pangeran Kedua ada para pengawal istana, jadi Su Xi menerka bahwa nanti dia hanya akan perlu membantu sedikit, dan sudah itu saja.
Karenanya dia tak merasa cemas, lalu mengganti antarmukanya ke tempat si anak terlebih dahulu.
Pada saat ini, di kaki Gunung Qiuyan, sekelompok pangeran dan putra-putra bangsawan telah berkumpul, dan di belakang kuda-kuda yang bagus itu, kesemuanya adalah para pengawal dan pelayan upacara perburuannya sangat besar.
Meski usia si anak masih belia, auranya sungguh memukau: satu set busana merah dan hitam yang kokoh, dengan kuda putih yang mengesankan. Meski tidak ada hiasan-hiasan mewah pada tubuhnya, penampilannya tetap membuat beberapa orang bangsawan meliriknya satu demi satu.
Kali ini juga ada banyak nona muda putri para pejabat tinggi serta bangsawan yang datang ke perburuan. Banyak dari gadis-gadis muda itu yang tanpa sadar melontarkan tatapan ke arah si anak.
Di satu ini, hal ini adalah karena mereka belum pernah melihat Tuan Muda Ketiga dari Ning Wangfu, di sisi lain, pembawaan si anaklah yang menarik perhatian orang-orang.
Su Xi yang melihat mereka bersikap seperti ini, hampir tak bisa menahan diri untuk mengeluarkan sedikit mata uang game demi melihat wajah si anak. Tapi dia takut kalau setelah dia menukarkannya dengan mata uang di dalam game, dirinya takkan bisa kembali ke gambaran menyeluruh roti kukus kecil yang gagah itu.
Mulanya dia masih bisa bisa mengendalikan dirinya sendiri, tetapi ketika melihat begitu banyak gadis muda di layar yang tak bisa menahan diri untuk melirik-lirik – dia pun benar-benar tak tahan lagi.
Sistem: “Dua puluh koin emas.”
Su Xi menggertakkan giginya: “Beli!”
Seketika koin emasnya berkurang, kualitas gambar pada layar mendadak berubah menjadi kualitas 24k super jernih, dan akhirnya Su Xi bisa melihat dengan jelas wajah asli si anak roti kukus kecil itu.
Pemuda di atas kuda yang berwibawa itu memiliki kulit putih, hampir sebersih salju, sebentuk wajah acuh tak acuh, alis yang rupawan, rambut hitam pekat, dan bajunya melambai pelan dihembus angin.
Penampilan ini membuat orang terpikirkan pada sesosok pemuda cemerlang dan penuh semangat di atas punggung kuda yang berdiri di atas jembatan.
Namun di bawah penampilan cemerlang itu, dirinya sedingin salju di pegunungan di luar Tembok Besar.
Meski sopan santun pemuda itu belum memudar, dirinya tampak dewasa dan dingin, samar-samar juga sudah ada secercah semangat dan bakat yang memukau.
Ini —
Su Xi tercengang, dan wajahnya pun memerah. Upah bulanan seniman yang menggambar wajah asli game ini pasti bernilai jutaan, kan?
Fitur wajah anak ini sungguh terlalu rupawan!
Tapi persis ketika Su Xi ingin melihatnya beberapa detik lagi, mendadak layarnya bersuara ‘pet‘. Setelah muncul kabut, pemuda rupawan itu kembali menyusut, duduk diam di atas punggung kuda, menjadi gambar sederhana dari roti kukus nan imut. Punggungnya tegak, dan dia mengernyit dengan wajah bulat tanpa ekspresi ketika menatap ke arah pegunungan.
Sistem: “Dua puluh koin emas bisa ditukar untuk melihat gambar aslinya selama tiga puluh detik. Kalau kau masih ingin melihat model gambar aslinya, harap lanjutkan dengan melakukan pembelian.”
Su Xi …??
Lintah darat licik!
Dengan cepat Su Xi memperhitungkannya. Berarti tiga detik butuh dua puluh koin emas. Kalau dia memainkannya selama tiga jam dalam sehari, dan terus mempertahankan wajah asli si anak, maka dia akan butuh tujuh ratus dua puluh yuan?!
Nggak bakal, enak saja, dadah.
Su Xi begitu murka, tapi setelah layarnya kembali ke raut anak yang seperti roti kukus imut itu, dia bisa melanjutkan dengan seadanya dan menerimanya saja. Apa yang bisa dia lakukan selain menerima?
Setelah Putra Mahkota muncul dan mengucapkan beberapa patah kata, perburuan pun dimulai. Aturan untuk perburuan ini adalah, setiap pewaris kediaman bangsawan masing-masing mendapat dua puluh anak panah. Siapa pun yang berhasil mendapatkan hewan buruan paling banyak akan menjadi pemenang, dan semua orang harus berkumpul di perkemahan saat hari gelap. Si pemenang akan diberi hadiah oleh Kaisar.
Segera setelahnya, orang-orang dari keluarga kekaisaran pun mulai menabuh genderang.
Menunggu hingga suara genderangnya berakhir, kemudian seperti anak panah yang ditembakkan dari busur, para bangsawan itu pun memelesat pergi dalam sekejap.
Lu Huan juga berangkat dengan menunggangi kudanya, dalam sepersekian detik sosoknya sudah tak terlihat sedikit pun.
***
Ada banyak hewan buruan di Gunung Qiuyan, dari rusa hingga kelinci liar sampai serigala. Di seluruh gunung ini, untuk saat ini hanya ada satu ekor raja serigala salju, ganas tak terkira dalam membuat kekacauan. Kalau berhasil memburunya, maka orang itu akan langsung jadi pemenang, dan akan menghadap Kaisar untuk menerima hadiah kemenangannya.
Raja serigala salju ada di dalam gua gunung di dekat pohon bunga pir, tetapi para bangsawan ini tak berani mendekati wilayah raja serigala salju, takut kalau mereka datang untuk memburu, bukannya mendapatkan buruan, tapi malah mengantar diri mereka sendiri menyongsong maut.
Namun Lu Huan langsung bergegas menuju wilayah kekuasaan raja serigala salju.
Ketika dia memacu kudanya menuju pohon bunga pir yang merekah pertama kali di Gunung Qiuyan, mata hitamnya tampak cerah. Dia bertekad memperoleh posisi pertama, dan selain itu, dia bisa membawa raja serigala salju untuk menemui orang itu.
Orang itu telah mengirimkan begitu banyak hadiah kepadanya, termasuk mi panjang umur pada malam itu, yang tak terlupakan untuk seumur hidupnya…. Tetapi yang dia miliki, dirinya sangat miskin, sehingga tak tahu dengan apa harus membalasnya.
Semua mainan ukiran dari kayu itu terlalu sederhana dan kasar. Dia berharap bisa memberikan hadiah yang lebih baik untuk orang itu.
————
Pengarang ingin bilang sesuatu:
Su Xi: Kau dan aku mulanya tak punya kesempatan, semuanya mengandalkan pengeluaranku (LambaiLambaiSapuTangan.jpg)
Si anak: Lihat, raja serigala salju. (Melompat mendekat dengan penuh semangat)
Su Xi: (Pingsan karena syok)