I Raised A Sick And Weak Prince - Chapter 41 (Part 1)
Akhir-akhir ini ibu Su Xi merasa sangat puas dengan Su Xi.
Walaupun nilai Su Xi sebelumnya cukup bagus, gadis itu bukan jenis pekerja keras. Sebaliknya, setiap hari sepulang sekolah Su Xi suka menonton drama sampai malam.
Namun akhir-akhir ini, entah apa yang telah terjadi pada Su Xi. Tiap hari gadis itu tidak pergi berbelanja sepulang sekolah, juga tidak menonton TV di sofa. Alih-alih, begitu pulang dengan menggendong tas sekolahnya, Su Xi langsung berlari ke kamarnya, membuka buku pelajaran dan mulai mengerjakan PR.
Pada beberapa hari pertama, ibu Su Xi cemas kalau Su Xi bermain game dengan pintu kamar tertutup, jadi dia membukanya beberapa kali dengan alasan mengantar susu.
Namun setiap kali dia membuka pintu dan masuk, dia mendapati kalau Su Xi benar-benar sedang menulis dengan seksama di kertas…! Walaupun merasa bingung, mau tak mau ibu Su Xi merasa lega.
Selain itu, walaupun Su Xi sudah melewatkan beberapa tugas rumahnya selama beberapa waktu gara-gara patah tulang, gadis itu masih berada di tiga besar dalam kelasnya pada ujian terakhir. Ketika ibu Su Xi pulang dari pertemuan orangtua. Dia tersenyum dan memberi Su Xi uang saku sedikit lebih banyak lagi.
Setelah ibunya menutup pintu, diam-diam Su Xi menghembuskan napas lega dan menggeser kertas tugas yang ditutupkan di atas layar ponsel.
Layar ponselnya menyala, tetap berada di antarmuka game.
Si anak sedang ada di rumah, berdiri dan menyalakan lilin-lilin yang hampir terbakar habis, tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di luar layar.
Harus dibilang, setiap kali Su Xi memainkan game ini, dia merasa kalau si anak telah memberinya inspirasi amat besar.
Ketekunan anak itu berada di luar jangkauan Su Xi, jadi dia merasa malu kalau cuma menyelesaikan PR sekolahnya tiap hari dan membawa pulang beberapa bahan ekstrakulikuler untuk dipelajari.
Selain ini, bekerja keras bersama dengan si anak, dengan yang satu berada di dalam rumah kayu di hari hujan dan yang satu di dalam kamar sebuah apatemen dengan jendela terang dan bersih, juga merupakan suatu hal yang membuat Su Xi merasa gembira luar dalam.
Rasanya seperti ada seseorang yang berjuang berdampingan denganmu, jadi dia takkan terlalu mencemaskan tentang ujian masuk universitas di masa mendatang.
Beberapa hari setelah Pejabat Yun Taiwei dipulihkan posisinya, dia mengundang Lu Huan ke Wisma Taiwei lewat Yun Xiupang, berkata bahwa Lu Huan adalah teman sekelasnya dan berharap bisa merayakan ulang tahun Yun Xiupang.
Pada saat itu Lu Huan sudah meninggalkan sejumlah petunjuk dalam surat untuk Yun Xiupang. Yun Xiupang adalah seorang remaja sederhana yang tidak pintar, tapi kalau Yun Taiwei bisa sampai memanjat ke posisi pejabat, dia pastinya bukan orang yang sederhana, dan pasti mampu memikirkan sesuatu.
Jadi pada hari itu, sepulang sekolah di Akademi Tai, Lu Huan mengemasi bukunya dan pergi bersama Yun Xiupang.
Semua ini sudah diperkirakan oleh Lu Huan dan Su Xi.
Akan tetapi, dengan sedih Su Xi mendapati kalau dirinya belum punya cukup poin, dan Wisma Taiwei tak bisa dibuka, jadi dia tak punya pilihan selain melihat si anak pergi sendiri.
Padahal Su Xi ingin sekali pergi bersamanya untuk melihat seperti apa Wisma Taiwei.
Seluruh game ini tak ada bedanya dengan dunia nyata. Negara Yan memiliki sungai dan gunung yang indah. Ketika beberapa hari yang lalu Su Xi mengganti antarmukanya ke Yunzhou, dia dibuat terpana oleh gunung yang menjulang di Yunzhou, serta juga Paviliun Fei yang megah, serta bangunan-bangunan berlukis. Dia mengelilingi setiap sudut tempat itu sebelum kembali untuk menyelesaikan urusannya.
… Saat si anak memperoleh kembali statusnya sebagai pangeran, Su Xi ingin membawa anak itu berjalaan-jalan di waktu senggangnya.
Akan tetapi, walaupun dia tak bisa pergi ke Wisma Taiwei, dengan cepat sistem memunculkan informasi tentang apa yang telah terjadi.
[Yun Taiwei berpikir bahwa karena sang tokoh utama baru berusia lima belas tahun, dia tak mungkin bisa memikirkan terlebih dahulu kata-katanya, dan bahkan memperhitungkan bahwa anak itu takkan punya kesempatan menghadapi seseorang yang telah menjadi pejabat selama puluhan tahun. Dia curiga kalau ada seseorang di belakang tokoh utama, jadi dia pun mengujinya. Namun sang tokoh utama menjawab dengan mahir. Dengan cepat hal itu membuat Yun Taiwei terkesan, dan menghasilkan beberapa ide samar tentang mempromosikan remaja itu dalam hatinya.]
Di luar layar, Su Xi merasa sangat bangga. Kelompok Akademi Tai seharusnya merupakan kelompok pemuda paling cemerlang di antara para remaja di Ibu Kota, namun menurut pendapat Su Xi, mereka semua masih di bawah si anak.
Ditambah lagi, si anak lebih muda daripada mereka.
[Hubungan antara Yun Taiwei dan Perdana Menteri selalu tegang, dan mereka merupakan musuh politis yang punya banyak kontradiksi.
Sang Perdana Menteri ada hubungannya dengan pencabutan tugas dan pemindahan Yun Taiwei yang sebelumnya. Namun sang Perdana Menteri adalah paman dari Kaisar yang sekarang, sosok yang berada di atas puluhan ribu orang, yang jelas bukan sekedar macan kertas yang bisa disingkirkan dengan mudah.
Walaupun kali ini posisi Yun Taiwei sudah dipulihkan, dia masih mendendam kepada Perdana Menteri. Bahkan walaupun untuk sementara ini dia mempertahankan sikap damai di muka, konflik antara Wisma Taiwei dan Perdana Menteri cepat atau lambat akan jadi semakin intens.]
[Yun Taiwei mengubah urusan ini menjadi suatu cerita pengandaian, mengandaikan dirinya dan Perdana Menteri sebagai dua orang bawahan yang bertarung memperebutkan jasa dan kekuasaan di sebuah wilayah terpencil, dan ingin mendengar solusi dari si tokoh utama.]
Su Xi berpikir bahwa bisa ditanyai dengan tes ini menunjukkan bahwa Yun Taiwei telah menganggap si anak cukup penting.
[Jawaban tokoh utama adalah bahwa meski bawahan A untuk sementara ini berada di posisi tidak menguntungkan, hal ini juga bisa menjadi kelebihannya. Bawahan B sekarang berada di atas angin, tapi hal ini juga kebetulan merupakan kerugiannya. Lagipula, bawahan A sudah memenangkan sebuah jasa besar, dan sang kepala wilayah takkan takut hal itu diambil darinya.
Bawahan A mungkin bisa mengambil kesempatan ini untuk memengaruhi sang kepala wilayah, ‘kabarnya, bawahan B telah melakukan banyak sekali jasa, kuil wilayah ini kecil, jadi tentu saja bawahan B memandang tinggi dirinya sendiri dan akan memiliki pikiran untuk membelot, jadi lebih baik sang pemimpin memikirkan beberapa cara untuk mengendalikannya: selain dari istri sang kepala wilayah, nikahi seorang selir kesayangan lainnya untuk melemahkan identitas bawahan B sebagai ‘ayah mertua’.
Dengan demikian, permainan di antara bawahan A dan B menjadi permainan tiga orang, melemahkan kekuatan dari bawahan B. setelah mendukung orang ketiga dan membuat celah di antara bawahan B serta kepala wilayah, bawahan A akan bisa memulihkan kekuatan dan menunggu saat yang tepat untuk bekerja.]
Su Xi di luar layar: “…!”
Rasanya dia seperti sedang membaca buku sejarah, tetapi setelah membaca bagian ini dengan seksama, dia bisa memahami rencana si anak.
Ini tidak lebih dari mengaduk air berlumpur, dan kemudian memancing ikan di dalam air!
Seperti kata pepatah, kalau kau ingin praktis, kau harus menyerang ke barat terlebih dahulu. Sepanjang hari sang Kaisar telah memikirkan bagaimana cara mengendalikan para menterinya, dan Beliau pasti takut pada nama besar sang paman. Dengan mengirim wanita-wanita cantik ke dalam istana, di luar tampak seperti membuat posisi istri utama di Istana Belakang terganggu, namun yang sebenarnya terjadi adalah Beliau sedang melatih paman negara lain dan membagi kekuasaan dari paman Perdana Menteri ini.
Ketika suasananya sudah menjadi seperti kolam air lumpur, kesempatan akan datang. Ini lebih baik daripada Yun Taiwei dihajar secara sepihak seperti sekarang.
[Yun Taiwei mendapat pencerahan dari jawaban tokoh utama. Sungguh luar biasa bahwa si tokoh utama masih muda tapi bisa memiliki pemikiran semacam ini. Jadi malam itu dia pun memanggil putra bungsunya Yun Xiupang, berharap bahwa karena putra bungsunya adalah teman sekelas si tokoh utama, putranya itu akan bisa terus bersama dengan si tokoh utama di masa mendatang….]
Benar saja, bahkan meski tugas sampingan sebelumnya tidak terselesaikan, Yun Xiupang tetap akan menjadi teman si anak, pikir Su Xi.
Akan tetapi, kalau si anak bisa benar-benar mendapatkan teman pertamanya, maka itu juga merupakan hal yang baik.
****
Dan setelah plot ini, keesokan harinya, datang sebuah dekrit kekaisaran ke Ning Wangfu!
Entah apa yang telah Yun Taiwei katakan kepada sang Kaiasr ketika dia memasuki istana.
Bisa juga ini cuma sekedar penyebutan sambil lalu. Bagaimanapun juga, Yun Taiwei baru saja membuat kontribusi besar, dan bukan merupakan hal besar kalau sang Kaisar menyetujui sarannya.
Selain itu, di Kementerian Urusan Militer, si anak adalah pejabat tingkat lima, walaupun bukan merupakan kedudukan besar, tetap saja merupakan kedudukan yang bagus. Pada mulanya posisi ini dipegang oleh beberapa orang pangeran.
Ditambah lagi, sang Kaisar juga memiliki kesan terhadap si anak sejak perburuan Gunung Qiuyan yang terakhir, jadi Beliau pun mengeluarkan dekrit dengan mudahnya.
Tapi — ini adalah urusan besar bagi Ning Wangfu, yang sudah mengalami kemunduran sejak lama!
Semua orang tahu sudah berapa lama waktu berlalu sejak titah Kaisar terakhir diterima di Ning Wangfu.
Sejak Ning Wang dikirim ke wilayah-wilayah terpencil, yang tersisa di Ning Wangfu cuma para wanita dan anak-anak, yang kondisinya di Ibu Kota semakin buruk dari hari ke hari.
Karena alasan inilah sang Nyonya Besar mati-matian ingin mengirim cucu-cucunya ke mahkamah kekaisaran selama bertahun-tahun, karena takut bahwa sebelum Beliau mati, Ning Wangfu akan benar-benar runtuh.
Namun Beliau tak pernah menyangka hal ini. Sudah berapa lama Lu Huan masuk ke Akademi Tai? Beliau merekomendasikan cucunya ini, dan kemudian anak itu dipromosikan dari seorang pendamping belajar tingkat sembilan menjadi anggota departemen militer tingkat lima!
Karena posisinya cuma tingkat lima, dia tidak termasuk dalam mahkamah tinggi kekaisaran, tetapi bahkan meski untuk saat ini dia hanya seorang pejabat kecil, langkah ini telah memberi sang Nyonya Besar kesempatan untuk melihat adanya harapan.
Kegembiraan sang Nyonya Besar tentu saja tampak jelas. Dalam beberapa hari terakhir ini di Ning Wangfu, Ning Wangfei, Lu Yu’an, dan Lu Wenxiu jadi seperti terong, begitu depresi sampai-sampai mereka tak mampu mengangkat kepala.
Apalagi, keluarga asal Ning Wangfei langsung mengalami kejatuhan, yang berarti Ning Wangfei tak lagi mampu bergantung pada mereka.
Dahulu dia selalu menundukkan kepala di hadapan sang Nyonya Besar, tapi kini dia jadi lebih takut lagi bertemu dengan Nyonya Besar, dan jadi seperti anjing yang menaruh ekornya di antara kedua kaki.
Ada kejadian tragis dan sekaligus bahagia di Ning Wangfu, dan ada banyak diskusi terjadi baik di atas maupun di bawah.
Su Xi menunggu datangnya dekrit kekaisaran, dan karena kegembiraannya, rasanya seperti melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana si anak berubah dari posisi terbawah di kelas TK menjadi pemimpin kelompok, di bawah pengajarannya. Kelak kau bisa mulai mengumpulkan PR! Bagaimana bisa ibumu ini tidak merasa gembira?!
Setelah dekritnya datang, si anak mendapat hadiah, juga memperoleh banyak barang lain yang telah sang Nyonya Besar minta kepada mama agar mengirimkannya.
Separuh kamar telah dipenuhi oleh hadiah-hadiah ini. Beberapa kotak juga telah ditaruh di situ, yang, ketika ditambahkan dengan semua hartanya, menjadi jauh lebih baik daripada kedua putra tertua.
Lu Huan tak peduli dengan semua itu, tetapi ketika dia berbalik dan mendengar suara samar mutiara dan perhiasan lainnya di dalam kotak di belakangnya, tampak seulas senyum tipis di sudut mulutnya.
… Si hantu selalu tertarik pada barang-barang berkilauan ini.
Sebagian besar pejabat di Negara Yan berusia dua puluhan, dan yang paling muda adalah para pewaris keluarga yang baru berumur tujuh belas.
Menjadi pejabat di usia lima belas tahun sudah relatif langka, apalagi sampai dipromosikan ke tingkat lima.
Akan tetapi, karena tingkat lima cuma sebuah jabatan kecil, hal itu tak menarik terlalu banyak perhatian dari Ibu Kota. Hanya saja perasaan dari para anggota rumah tangga Ning Wangfu baik yang di atas maupun yang bawah menjadi rumit, dan para siswa Akademi Tai pun diam-diam mendiskusikannya.
****
Ketika titah Kaisar selesai dibacakan, Lu Huan menemani sang Nyonya Besar makan malam, kemudian kembali ke Griya Kayu Bakar dan mulai mengemasi tasnya.
Para pejabat tingkat lima harus pindah ke departemen militer untuk tinggal di sana.
Sejak usia muda, Lu Huan sudah seringkali membayangkan bagaimana pada suatu hari kelak dia akan bisa meninggalkan Ning Wangfu.
Sekarang, tempat ini, akhirnya dia benar-benar meninggalkannya.
Berdiri di bawah tepian atap, dia mendesah dalam-dalam, seakan telah berhasil menyingkirkan rawa yang telah memenjarakannya selama bertahun-tahun. Dia mendongakkan kepala untuk menatap langit yang lebih luas: rembulan begitu terang dan bintang-bintang bertaburan di langit malam.
Walaupun meninggalkan Ning Wangfu sudah menjadi harapan yang sejak lama diidam-idamkannya, dia merasa sangat enggan meninggalkan Griya Kayu Bakar ini.
Griya Kayu Bakar ini penuh dengan jejak yang ditinggalkan oleh si hantu. Hutan bambu yang telah diluruskan olehnya, dapur yang rapi, lentera kelinci kuning cerah di bawah tepian atap, serta pintu dan atap yang sudah diperbaiki – kesemuanya ini merupakan alasan mengapa Lu Huan tak mau pindah ke Kebun Jing yang diberikan sang Nyonya Besar kepadanya.
Lu Huan tak punya barang bawaan, semua yang dia bawa bersamanya berhubungan dengan si hantu: baskom arang, lentera, pakaian, sepatu, dan catatan-catatan yang telah dikumpulkannya secara seksama.
Dia melepaskan lenteranya, memasukkannya ke dalam kotak, dan berencana untuk membawa semua barang itu bersamanya ke kediaman militer.
Setelah Su Xi selesai makan malam, di dalam game hari sudah gelap.
Ketika dia online lagi, dilihatnya si anak lagi-lagi sedang duduk di ambang pintu di depan rumah, menatap udara kosong, seakan dengan sabar menantikan kedatangannya. Ketika Su Xi masuk ke dalam rumah dan melihat isinya, dia mendapati kalau si anak sudah mengemasi semuanya, dan mau tak mau dia jadi merasa agak sedih. Walaupun Ning Wangfu sangat tidak menyenangkan, dia dan si anak sudah tinggal di Griya Kayu Bakar untuk waktu yang lama – tentu saja, si anak tinggal sendirian, sementara Su Xi akan online kadang-kadang.
Sekarang akhirnya si anak akan pergi. Bayi elang itu sedang meninggalkan titik awal untuk menjadi elang sejati, mengepakkan sayapnya dan terbang menuju dunia yang lebih luas. Walaupun dia merasa gembira untuk si anak, tak bisa dipungkiri beberapa emosi yang bercampur juga muncul dalam hatinya.
Dia mengubah layar ke arah pintu dan mengetuk kepala si anak.
Si anak, yang barusan tadi cuma menerawang dalam kebisuan, langsung menjadi gembira dengan kedatangannya.
Setiap kali Su Xi online, si anak akan jadi seperti ini. Walaupun dia berusaha sebaik mungkin mengendalikan kesukacitaannya, kemilau yang tiba-tiba muncul dalam matanya tak mampu menipu siapa-siapa.
Hal ini membuat Su Xi merasa agak bersalah.
Tapi. Nak, bukankah aku baru saja online saat kau menerima titahnya? Sampai saat ini, di dalam game baru lewat setengah hari! Bagaimana bisa kau membuatnya kelihatan seperti kalau kita sudah tidak bertemu selama tiga musim?!