I Raised A Sick And Weak Prince - Chapter 42 (Part 1)
Di luar layar Su Xi nyaris mati karena tertawa, tapi si anak jelas tak tahu kalau pikiran dalam hatinya telah menjadi gelembung yang bermunculan satu demi satu. Su Xi berpura-pura tak tahu pemikiran-pemikiran picik dan cemburu si anak.
Melihat kalau si anak masih menolak Yun Xiupang, Su Xi, sebagai seorang ibu tua yang mendukung kebebasan dalam berteman, tidak memaksa keduanya agar berteman.
Namun menurut penilaian sistem, tanghulu yang Su Xi telah menggerakkan tangan si anak untuk diberikan kepada Yun Xiupang barusan tadi dianggap sebagai sang tokoh utama mengambil inisiatif untuk mengekspresikan niat baik, dan karenanya tak lama kemudian sebuah pemberitahuan pun muncul di layar —
“Selamat karena telah menyelesaikan tugas sampingan kelima untuk mendapatkan teman pertama. Hadiah tugasnya adalah koin emas +200 dan poin +2!”
Dengan demikian, Su Xi telah dengan sukses mencapai 42 poin! Targetnya adalah mengumpulkan seratus poin sesegera mungkin, jadi ketika waktunya tiba, dia takkan perlu lagi berkomunikasi dengan si anak lewat menarik-narik lengan baju.
Dan, menurut pengingat dari sistem, toko game-nya juga akan membuka beberapa hadiah besar pada saat itu! Sekarang Su Xi sudah mencapai setengah jalan, tapi memikirkannya saja masih terasa agak menyenangkan!
Setelah para penjaga dan pelayan di Ning Wangfu membantu Lu Huan memindahkan barangnya ke kediaman Departemen Militer, secara resmi Lu Huan pergi ke Departemen Militer untuk menerima posisinya.
Seragam untuk seorang penasihat militer tingkat lima rendah adalah chang pao biru kehijauan tua, dan di permukaannya terdapat pola ceri merah serta sulaman harimau hitam dan coklat tua.
Su Xi mengamati ketika si anak melepaskan seragam pendamping belajar tingkat sembilan berwarna merah gelap, lalu mengenakan seragam yang baru. Rasanya masih agak disayangkan sebenarnya, warna seragam pendamping belajar sungguh terlalu sedap dipandang ketika dikenakan oleh si anak.
Akan tetapi, setelah Su Xi menunggu si anak mengenakan seragamnya yang baru, dia langsung merasa kalau anak itu benar-benar terlalu menakjubkan!
Istilah ‘pakaian mengubah orang’ sungguh tidak benar. Si anak sebenarnya tampak rupawan dalam pakaian apa saja, dengan pembawaan berbeda untuk pakaian yang berbeda.
Mengenakan seragam pendamping belajar tingkat sembilan membuat Lu Huan menjadi seorang tuan muda bangsawan yang bagaikan kumala yang diukir dengan halus, sementara mengenakan seragam pejabat militer tingkat lima meningkatkan keeleganannya: yang pertama bagaikan sebatang tombak perak, yang terakhir laksana pedang salju.
Hari pertama Lu Huan pergi ke kantor pemerintahan, di pihaknya adalah sekitar pukul delapan pagi, namun di pihak Su Xi sudah malam hari. Pada mulanya, sudah saatnya untuk tidur, tapi saat ini Su Xi bersandar di bantalnya, dan memutuskan untuk memainkan game sedikit lebih lama lagi, mengantar si anak dalam hari pertamanya bertugas.
Karenanya, dia memakai dua poin yang dihadiahkan dari tugas sampingan untuk membuka empat area Divisi Militer.
Kepala Divisi Militer adalah Menteri Perang, dan wakilnya adalah Asisten Menteri Perang. Keduanya memiliki kendali penuh pada keempat divisi yang ada di bawah Divisi Militer.
Divisi pertama bertanggungjawab memilih anggota yang akan menjadi pejabat militer. Divisi kedua bertugas mempersiapkan perlengkapan perang, membeli dan mengaturnya, seperti kuda, persenjataan, dan sebagainya. Divisi ketiga berhubungan dengan jasa-jasa militer, penghargaan dan hukuman. Divisi keempat berhubungan dengan pengantaran laporan-laporan pasukan.
Selain itu, masing-masing divisi memiliki seorang kepala – seorang pejabat militer tingkat lima, dan satu posisi wakilnya – seorang penasihat militer tingkat lima bawah. Kemudian di bawahnya, ada sekitar sepuluh petugas penanggungjawab. Di bawah setiap petugas penanggungjawab, juga ada beberapa orang petugas yang menangani berbagai urusan.
Posisi yang diambil oleh Lu Huan merupakan bagian dari divisi militer kedua. Posisinya saat ini setara dengan wakil kepala Divisi Militer kedua.
Setelah Su Xi menghabiskan waktu sedikit lebih banyak lagi untuk memahami dengan jelas semua pengenalan latar belakang para pejabat yang diberikan oleh sistem ini, dia benar-benar menantikan akan jadi pemandangan macam apa yang ada pada hari pertama si anak menjadi pejabat di dinasti yang sekarang.
Walaupun posisi penasihat militer tingkat lima bawah ini hanyalah sebuah jabatan kecil yang bahkan tak perlu menghadiri mahkamah, bagaimanapun juga, Lu Huan bertanggungjawab atas sekitar sepuluh orang petugas dari divisi kedua yang ada di bawahnya, jadi seharusnya dia lumayan punya kekuasaan.
Namun jelas tak pernah melintas dalam benak Su Xi bahwa pada hari pertama si anak sebagai pejabat, dirinya akan diberi pertunjukan kekuasaan oleh para petugas di divisi militer kedua.
Ketika si anak muncul di pintu masuk kantor pemerintah itu, para petugas masih berkerumun sambil saling berbisik. Suara mereka juga sangat keras, sama sekali tidak memedulikan kalau orang yang bersangkutan baru saja tiba, seakan mereka bicara persis dengan tujuan agar didengar oleh Lu Huan.
Baris demi baris besar-besar yang berisi kata-kata merendahkan bermunculan di layar.
“Sungguh, aku tak tahu bagaimana bocah itu bisa mendapat pengakuan dari Yun Taiwei, sampai-sampai mengatur dia kemari! Cara masuk lewat pintu belakang semacam ini, benar-benar membuat orang memandang rendah!”
“Benar, dia itu cuma seorang anak haram tidak penting dari Ning Wangfu, tanpa kontribusi sebelumnya selain pernah sekali berburu bersama dengan anak-anak bangsawan di Gunung Qiuyan. Bagaimana bisa dia menekan kita?”
“Kita para petugas ini, walaupun sama sekali bukan berasal dari kediaman-kediaman pejabat tinggi, bagaimanapun juga, kita semua merayap naik selangkah demi selangkah hingga dipromosikan kemari. Petugas A adalah putra dari pejabat provinsial senior Rongzhou, bahkan Petugas B adalah posisi ketiga dalam ujian negara tiga tahun yang lalu! Kukira setelah posisi penasihatnya kosong, salah satu dari kalian akan dipromosikan ke tempat itu, tapi siapa yang akan menyangka kalau yang menempatinya malah seorang bocah yang bahkan belum menumbuhkan rambut di wajahnya!”
Di antara kerumunan orang itu, ada dua orang dengan nama Petugas A dan Petugas B di atas kepala mereka, ekspresi mereka sangatlah aneh.
Yang satu tampak penuh kebencian, mengepalkan tangannya, sementara yang lainnya menyembunyikan emosinya dengan cukup baik, dan buru-buru melambaikan tangannya:
“Tidak tidak tidak, Saudara Petugas C, urusan soal aku menempati posisi ketiga telah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Sekarang, tentu saja, yang baru terus menggantikan yang lama. Aku sudah tidak sehebat para tuan muda bangsawan dari Ibu Kota lagi.”
Su Xi langsung merasa kalau Petugas B yang mendapat posisi ketiga dalam ujian ini cukup pintar. Benar saja, setelah dia mengucapkan kalimat semacam itu dengan sikap merendah, para petugas lainnya langsung merasa kalau hal ini bahkan lebih tidak adil lagi.
Mereka pun saling berdiskusi satu sama lain:
“Kami paling memandang rendah mereka yang cuma mewarisi hak-hak istimewa, terus kenapa kalau mereka adalah pewaris? Siapa di Ibu Kota yang tidak tahu kalau Ning Wangfu sudah mengalami kemerosotan, terlebih lagi, penasihat yang baru ditunjuk itu cuma seorang anak tidak sah dengan status rendah! Memangnya hal besar apa yang bisa dicapainya, takutnya dia itu cuma luarnya yang kelihatan hebat tapi sebenarnya sampah tak berguna!”
Kerumunan itu jumlahnya sekitar belasan orang, masing-masing saling sahut-menyahut, membicarakan tentang putra tidak sah rendahan dari Ning Wangfu lagi dan lagi, merendahkan si anak menjadi seperti sampah.
….
Su Xi tak pernah menyangka kalau situasinya akan jadi seperti ini, dan dalam hati, dia merasa sangat tidak nyaman.
Namun sebenarnya situasi semacam ini cukup normal. Bagaimanapun juga, para petugas ini awalnya mengira kalau penasihat yang ditunjuk akan dipilih dari antara mereka, namun siapa sangka kalau tiba-tiba ada yang jatuh dari langit. Kalau mereka tidak menentangnya, justru hal itu akan aneh.
Hanya saja kemudian, si anak mungkin takkan menjalani hari yang mudah.
Namun Su Xi masih tak tahu bagaimana mereka bisa mempersulit si anak.
Dua orang penjaga dari Ning Wangfu mengikuti di belakang Lu Huan, membantu dia membawa bungkusan kainnya. Lu Huan mendengar setiap kata dan kalimat olokan dari para petugas itu, namun ekspresinya tak berubah.
Langkah kakinya sedikit terhenti di pintu masuk kantor pemerintahan, meminta kedua penjaga itu agar masuk dan membantunya menata mejanya terlebih dahulu, kemudian bicara ke sisinya dengan suara lirih: “Kau belum pergi?”
Barusan tadi Su Xi sudah memberitahu si anak kalau dia akan segera pergi, hanya saja setelah mandi, dia tak tahan untuk membuka kembali layar ponselnya sambil berbaring di ranjang.
Ketika Su Xi menarik lengan kiri si anak dengan bersungut-sungut, secercah rasa getir dan sesak muncul di hatinya.
Selama ini, si anak sudah berusaha sebaik mungkin, dari Kuil Yong’an hingga Gunung Qiuyan, sampai ke urusan kediaman kekaisaran di Provinsi Yun, lalu akhirnya menyingkirkan kondisi sulit di Ning Wangfu.
Namun sepertinya ini masih belum cukup. Di mata orang-orang ini, dirinya hanyalah seorang anak tidak sah dari sebuah Wangfu dengan nama marga berbeda yang telah mengalami kemerosotan yang bisa ditindas dengan mudah.
Hal yang sama juga berlaku di Akademi Tai. Walaupun di permukaan para siswa itu bersikap ramah kepada si anak, menyalin pekerjaan rumahnya, secara pribadi, mereka masih merasa kalau dirinya hanyalah seorang anak tidak sah dari Ning Wangfu.
Dan para petugas pemerintahan yang sudah dewasa ini, ketika menindas seorang pemuda, bahkan lebih tidak ditutup-tutupi lagi.
… Sekarang Su Xi tak lagi berharap supaya plot yang berhubungan dengan sejarah masa lalu si anak segera muncul di dalam game, hanya berharap semoga si anak bisa lebih cepat menonjol di antara para koleganya, supaya dia takkan dipandang rendah lagi oleh orang-orang itu.
Walaupun Lu Huan tak bisa melihat ekspresi orang di sampingnya, juga tak bisa melihat gerakannya, hanya dengan satu tindakan menarik tangannya saja, dia sudah bisa menentukan, dan saat ini suasana hati si hantu sepertinya tak terlalu senang.
Lu Huan memikirkannya dan mencurigai alasannya, karena itu berkata pada si hantu: “Kau pergilah istirahat, tidur dulu, dan nanti saat kau datang lagi, aku janji, kau takkan lagi mendengar orang-orang ini membicarakan hal semacam ini.”
Sementara pada layar di hadapan Su Xi, juga muncul tugas sampingan keenam —
[Tugas sampingan keenam: Atur divisi kedua dengan baik, pecahkan masalah yang telah mengganggu divisi kedua selama bertahun-tahun ini, dan kemudian menarik perhatian dari Jenderal Zhenyuan dan Menteri Perang! Hadiah tugasnya dua poin!]
Bahkan meski urusan ini tidak menjadi tugas sampingan, Su Xi tetap akan ingin membantu si anak menata sekelompok bajingan ini ah!
Su Xi mengait tangan kiri si anak, mengisyaratkan kalau sekarang dia akan pergi. Namun ketika dia melihat pada layar ketika si anak berjalan menuju kantor publik, dan sementara itu sekelompok petugas tersebut kelihatan seakan tidak melihat dirinya, masing-masing menyingkir untuk mengurus urusan mereka sendiri, mau tak mau Su Xi merasa hatinya seperti terbakar.
Untuk sementara ini dia tak bisa memikirkan bagaimana cara untuk menangani orang-orang ini, jadi dia pun membuka toko game dan melihat-lihat, mencari dengan kata kunci ‘militer’, melihat ke sana dan ke sini, akhirnya menemukan sebuah buku akun tentang materi-materi persiapan perang terdahulu yang telah disederhanakan.
Buku akun yang telah disederhanakan ini adalah milik divisi kedua, jadi seharusnya ini berguna.
Karena itu, dia menarik si anak supaya berjalan ke belakang kantor publik, lalu menyerahkan buku akun itu kepadanya terlebih dahulu sebelum mematikan game-nya.
Su Xi benar-benar mengantuk. Pikirannya masih memikirkan tentang tugas sampingan itu, yang mungkin tidak bisa cepat-cepat diselesaikan. Kelopak matanya mulai merunduk ketika rasa kantuk yang berat melandanya, dan sekejap kemudian dia pun tertidur.
****
Sementara itu di sisi Lu Huan, melihat para penjaganya membersihkan meja, kerumunan orang itu menaikkan pandangan untuk melirik dirinya. Entah yang mana dari antara mereka yang memberinya dengusan dingin nan sinis.
Lu Huan menyapukan pandangan pada orang-orang ini. Arah tatapannya dengan cepat tertuju pada dua orang, Petugas A dan Petugas B.
Para petugas lain sepertinya menganggap kedua orang ini sebagai pusatnya, jadi keduanya pasti memiliki identitas yang lebih penting.
Tetapi hubungan di antara kedua orang ini sepertinya tak terlalu baik, karena mereka duduk di kedua sisi yang berlawanan, menjaga jarak yang cukup jauh.
Lu Huan merasa benaknya menjadi jernih, tidak bicara lagi, berbalik, dan berjalan memasuki tirai kantor publik menuju posisinya sendiri.
Melihat dirinya masuk, barulah kemudian para petugas ini tidak lagi berdiam diri. Mereka kembali mulai saling berbisik satu sama lain, berkata bahwa kewibawaan anak muda ini benar-benar besar, tapi mereka tak tahu apakah dia benar-benar punya kemampuan.
Lu Huan mulai membolak-balik buku akun divisi kedua dari tahun-tahun sebelumnya.
Kira-kira dua shichen* kemudian, tiba-tiba terdengar keributan dan suara orang bertengkar. Sepertinya, seorang petugas telah datang untuk melapor, berkata bahwa telah terjadi sesuatu.
(T/N: satu shichen = dua jam)