I Raised A Sick And Weak Prince - Chapter 52
Su Xi tak tahu ada masalah apa dengan game-nya, tapi langsung terpikirkan tentang apakah ini adalah bingkisan hadiah besar hasil 100 poin yang dibicarakan oleh sistem: kau bisa melihat gambar asli tanpa menghabiskan emas?
Tapi kenapa cuma si anak yang menjadi gambar asli, sementara para pelayan yang menyapu di halaman di luar masih kelihatan seperti kartun?
Mau tak mau Su Xi mengeluh dalam hati, hadiah besar macam apa ini? Terlalu pelit, dia kan seharusnya punya kemampuan mengubah penampilan semua orang di Negara Yan menjadi gambar asli!
Akan tetapi, bahkan meski cuma si anak yang menjadi gambar asli, ini masih menjadi kejutan yang menyenangkan baginya.
Si anak dengan tangan dan kaki pendek begitu imut, membuatnya tak rela melepaskannya. Meski demikian, si anak dalam gambar asli juga sangat rupawan sehingga membuat orang tak bisa mengalihkan pandangan darinya.
Akan tetapi, setelah terbiasa dengan gaya gambar si anak dengan sosok kartun tangan dan kaki pendek, ketika tiba-tiba jadi seperti ini, hal ini membuat Su Xi jadi agak tak terbiasa.
Dia mengutak-atik layar untuk melihat apakah dia bisa mengubahnya kembali ke gaya gambar sederhana yang semula.
Begitu dia menemukannya pada antarmuka sistem, dengan gembira dia pun menggantinya.
….
Tapi —
Setelah diganti selama dua detik, muncul kepulan asap lagi dan si anak di layar lagi-lagi berubah menjadi gambran asli! Raut di wajah si anak tampak agak bersungut-sungut.
Kok susah ya? Apakah ini adalah hadiah wajib?!
Sudahlah, Su Xi berpikir. Lagipula, aku tak perlu menghabiskan emas dalam game, jadi biarkan saja si anak digambarkan demikian. Gambar aslinya juga lebih sedap dipandang kok.
Pada saat bersamaan, Su Xi mendapati bahwa kecepatan aliran waktu pada game juga sedikit berubah.
Sebelumnya, rasio kecepatan waktu antara game dan waktu yang sebenarnya adalah 3:1, termasuk ketika Su Xi memainkan game itu. Hampir semua gambar di layar memiliki kecepatan tiga kali lipat, namun Su Xi yang sering menonton drama TV dengan dipercepat 3 kali lipat tidak terlalu memikirkannya.
Akan tetapi setelah mencapai 100 poin, ketika dia mematikan game-nya, rasio aliran waktu antara di dalam game dengan waktu yang sebenarnya sepertinya berubah menjadi 2:1. Inilah sebabnya kenapa, ketika semalam dia tidur, hanya satu hari satu malam yang telah berlalu di dalam game.
Ketika dia kembali membuka game-nya, rasionya sepertinya menjadi 1:1. Jadi barusan tadi ketika dia menyalakan layar dan melihat si anak berdiri tak bergerak di dalam rumah dengan kaki-kaki pendeknya, Su Xi mengira game-nya telah macet.
Su Xi tak terlalu memikirkannya, hanya beranggapan bahwa berarti setelah dia mencapai 100 poin, akan lebih sulit untuk mencapai tahap kedua dalam game itu, sehingga kecepatan waktunya sedikit melambat.
Kini yang paling membuatnya gembira adalah bahwa sebelumnya sistem berkata bahwa dia bisa berkomunikasi dengan si anak setelah mencapai 100 poin, memecahkan masalah yang dimilikinya.
Bagaimana cara kami berkomunikasi?!
Su Xi tak lagi menganggap si anak sebagai suatu karakter di dalam game, melainkan sebagai orang sungguhan di dunia lain. Game ini, yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya, membangun jembatan di antara dirinya dan si anak. Walaupun hal ini memang tak terbayangkan, karena sistem bilang kalau mereka bisa berkomunikasi, maka Su Xi yakin hal itu bisa dilakukan.
Tapi —
Di antarmuka tak ada kotak dialog di mana-mana yang bisa dipakai untuk memasukkan pesan.
Su Xi menutul-nutul ke berbagai tempat dan tak menemukan satu pun kotak dialog baru untuk melakukan percakapan online.
Apa mungkin bisa bicara secara langsung?
Su Xi memasang headphone-nya, berdehem, lalu berkata, “Hei, hei.”
Tepat setelah dia selesai bicara, sebuah kotak dialog yang mengambang di udara benar-benar muncul pada layar ponselnya, menerjemahkan apa yang dia katakan tadi ke dalam kata-kata tertulis! Mata Su Xi membelalak lebar, jantungnya berdegup liar dan darahnya mengalir deras -Wuah, yang sistem katakan ternyata benar!
Jadi, apakah yang dia katakan bisa disampaikan ke si anak?
Dengan bodohnya, dia lanjut mengenakan headphone-nya, berusaha membuat suaranya jadi lebih lembut, “Hei, Nak, kau bisa mendengarku?”
Wajah si anak pada layar menampakkan ketercengangan dan syok.
… Apa kau dengar itu?
Napas Su Xi nyaris tertahan, dan pada detik berikutnya, wajah si anak pada layar mengilaskan kesukacitaan, dan sebuah kotak dialog pun muncul di atas kepalanya, “Aku di sini.”
Seketika Su Xi merinding. Dia menggenggam ponselnya erat-erat dan melengkungkan jari kakinya dengan syok, sampai-sampai lupa bernapas.
Oh, astaga, ini luar biasa sekali!
Mulanya dia mengira bahwa setelah 100 poin, akan ada kotak input tambahan dalam program game itu yang membuatnya bisa mengetikkan kata-kata untuk diubah menjadi catatan dan diletakkan di meja si anak. Dia mengira bahwa komunikasi yang disebut-sebut oleh sistem akan seperti ini, tapi tak pernah disangkanya kalau mereka bisa bicara secara langsung!
Tidak, persisnya ini bukan bicara. Dia masih tak bisa mendengar suara si anak, dan yang si anak katakan sama seperti sebelumnya, berubah menjadi kotak dialog yang muncul dari atas kepalanya.
Tapi apakah sekarang si anak akhirnya mendengar suaranya?
Apakah si anak mengira kalau si hantu sedang bicara kepadanya?
Untung saja, saat ini si anak sudah sejak lama mengira dirinya adalah hantu. Si hantu tiba-tiba bicara dan bersuara. Ini rasanya persis seperti kalau seseorang mencari suatu arwah, memanggilnya, dan menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Seharusnya ini masih berada dalam lingkup yang bisa diterima dalam pandangan dunia si anak.
Su Xi begitu gembira hingga air mata merebak di matanya, sekaligus juga rasa tidak biasa, syok, dan subversi atas pandangan dunianya. Singkatnya, jantungnya berdebar liar dan tiba-tiba dia jadi tak tahu apa yang harus dikatakannya.
****
Sementara itu, Lu Huan menatap tirai di hadapannya dengan kekagetan yang sama.
Persis sesaat yang lalu, di layar, gadis itu memasang dua benda putih bulat ke telinganya lalu membuka mulut dan bicara.
Lu Huan mengira kalau dia takkan bisa mendengar suara gadis itu di posisinya sekarang, jadi dia takkan mungkin bisa tahu apa yang gadis itu katakan, dan merasa agak kecewa.
Sedetik kemudian, tanpa disangka-sangka sebuah bingkai persegi panjang muncul di atas kepala si gadis pada tirai!
Sebaris tulisan bermunculan pada kotak itu.
— “Hei, hei.”
Pupil mata Lu Huan menyusut tajam. Mulut gadis itu baru saja bergerak, jadi apakah baris kata-kata ini adalah isi ucapannya?!
Semua ini benar-benar menghancurkan pandangan Lu Huan atas dunia. Dia tak pernah menyangka kalau teknologi dari ribuan tahun kemudian akan berkembang sedemikian rupa sampai-sampai, dengan satu tirai, dialog bisa dibawa melintasi waktu ribuan tahun.
Namun ketika memikirkannya, Pendeta Tao Yunyou memakai kata ‘semesta’ untuk mengacu pada ruang dan waktu. Karena kini mereka mengandalkan sebuah tirai untuk melintasi jarak ribuan li dan bergerak melintasi ruang hingga ratusan tahun ke masa depan, mungkin saja bukan hal yang mustahil untuk menemukan cara agar bisa bebas bergerak dan berkomunikasi lewat lorong waktu.
Dan barusan saja, ribuan tahun kemudian, gadis itu bicara untuk yang kedua kali kepadanya.
Kata-katanya tetap dialihkan ke dalam bingkai persegi panjang di atas kepalanya si gadis yang muncul pada layar di hadapan Lu Huan. Baris kedua tulisannya pun muncul di dalam layar.
— “Hei, Nak, kau bisa mendengarku?”
Pada saat ini, jantung Lu Huan rasanya akan melompat ke tenggorokannya. Dia tak mengira kalau pada suatu hari kelak dia akan benar-benar bisa bicara pada gadis itu.
Walaupun, kini semuanya berbeda dari yang telah dia bayangkan. Gadis itu bukan hantu, melainkan seseorang dari waktu ribuan tahun di masa depan. Dia juga tak berhasil membantu gadis itu membuat tubuh fisik seperti yang Lu Huan inginkan.
Akan tetapi, Lu Huan merasa lebih beruntung ketika mengetahui bahwa setidaknya gadis itu hidup dengan baik dalam dinasti yang kelihatannya makmur dan damai ribuan tahun ke depan, dan bahwa ada harapan bahwa suatu hati kelak dia akan bertemu dengan gadis itu.
Dengan tenggorokan tercekat dan suara parau, dia menjawab, “Aku di sini.”
****
Dengan jarak waktu ribuan tahun, lewat satu layar besar dan satu layar kecil, keduanya akhirnya bisa melakukan percakapan dengan sukses untuk pertama kalinya dalam sejarah. Alih-alih memakai berbagai isyarat seperti sebelumnya, kini cuma kau bertanya dan aku menjawab.
Su Xi menahan napasnya dan merasa bahwa semua ini sungguh luar biasa, jantungnya sudah berubah menjadi ayam yang memekik-mekik.
Demikian halnya juga dengan Lu Huan, yang berdiri di tengah ruangan, benar-benar tak sadar dengan matahari terbenam nan redup di luar jendelanya. Jantungnya berdebar liar, matanya berbinar, dan sudut-sudut matanya tampak kegirangan.
….
Apalagi, Lu Huan mendapati bahwa apa yang dia katakan telah muncul sebagai kotak dialog di atas kepalanya yang ada pada layar gadis itu.
Jadi begitu ya.
Lu Huan berusaha memahami logika dari media yang menyambungkan mereka melintasi waktu —
Tak heran gadis itu bisa mendengar apa yang dia katakan sebelumnya, tapi tak bisa bicara ataupun meninggalkan pesan, hanya menjawabnya dengan ‘ya’ atau ‘tidak’.
Berarti semestinya, dulu, hanya gadis itu yang punya media di sisinya, jadi cuma gadis itu yang bisa melihat dirinya. Pada saat itu dia tak punya medianya, jadi dia tak bisa melihat gadis itu.
Jadi aku pun salah menyangkanya sebagai hantu dan menganggap keberadaannya sebagai hal yang wajar.
Bagaimanapun juga, gadis itu mungkin tak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Sebuah dinasti yang berada ribuan tahun di masa depan, tak peduli bagaimanapun gadis itu menjelaskannya, tetap saja takkan bisa dibayangkan, jadi gadis itu pun memilih untuk mengiyakannya saja.
….
Melihat dari karakteristik kedua media yang telah dilihatnya sejauh ini. Media miliknya besar dan tembus pandang, sementara media milik gadis itu lebih kecil, tapi lebih mudah disimpan, dan bisa digenggam di telapak tangan. Tapi selain itu, media mereka hampir sama.
Yang dia katakan diterjemahkan menjadi kotak dialog pada layar. Ketika si gadis membuka mulut, maka akan menjadi kotak dialog pada layar di depannya. Metode mereka dalam berkomunikasi satu sama lain cukup mirip.
Orang-orang yang dia lihat di dunia gadis itu mula-mula semuanya bertangan dan berkaki pendek, dan dia harus membayar dengan tael perak untuk melihat orang-orang itu sebagai manusia normal. Di sisi si gadis juga sama.
Berarti bisa dibilang —
Fungsi dari kedua media ini sama persis dan memiliki hal-hal umum yang sama.
….
Jadi, ada banyak hal yang bisa disimpulkan dari semua ini —
Aku hanya perlu menyelesaikan tugas untuk membuka yang disebut sebagai ‘bagian’ baru pada peta dunia ribuan tahun di masa depan.
Seharusnya juga sama di sisi gadis itu.
Itulah sebabnya kenapa gadis itu sering hilang tiba-tiba setelah dia meninggalkan Ning Wangfu, dan ketika dia tiba di Jalan Panjang yang menjual lentera, mendadak gadis itu muncul.
Seharusnya itu karena gadis itu belum membuka bagian ‘Jalan Panjang’ pada peta dinastinya.
Kemudian, ketika gadis itu menyelesaikan lebih banyak tugas lagi, dia pun bisa menemani Lu Huan pergi ke semakin dan semakin banyak tempat lagi.
….
Hanya saja… misinya.
Sudah sejak lama Lu Huan menebak bahwa ada alasan kenapa si hantu mendatanginya.
Pada waktu itu, dia mengira kalau si hantu mungkin dititipkan oleh kerabatnya yang sudah meninggal untuk menemani dirinya, membantunya, membuatnya terlibat dalam perselisihan di Ibu Kota untuk memperoleh lebih banyak kekuasaan.
Namun baru sekarang Lu Huan tahu bahwa hantu itu tidak ada. Gadis itu datang ke sisinya dan membantunya berkali-kali, mungkin adalah untuk membuka bagian-bagian itu. Dengan kata lain, gadis itu juga mendengar suara mekanis aneh di pihaknya yang menyuruhnya melakukan berbagai hal.
Mengetahui hal ini, mungkin alasan kenapa gadis itu muncul dalam hidupnya adalah hanya demi tugas-tugas ini. Lu Huan merasa agak hilang arah, tapi tentu saja itu tidak benar.
Dia sudah bersama dengan gadis itu selama hampir satu tahun.
Kenapa gadis itu tidak mengatakan apa tujuannya sejak awal? Sudah sejak lama Lu Huan tahu kalau gadis itu adalah orang paling baik di dunia. Setidaknya kepedulian dan perlindungan gadis itu kepadanya, kehangatan dan kebaikan yang diberikan gadis itu kepadanya, semuanya adalah nyata. Hari-hari penuh kebersamaan itu, saat-saat penuh perasaan itu takkan mungkin bisa dihapuskan. Bahkan jika pada mulanya gadis itu punya tujuan lain, Lu Huan takkan menyimpan perasaan pahit.
…
Ditambah lagi, Lu Huan berspekulasi kalau aliran waktu di antara kedua sisi sebelumnya memiliki perbedaan.
Karena gadis itu bukan hantu, tentu saja perlu tidur, makan, dan melakukan hal-hal lainnya. Sebelum itu, gadis itu muncul pada saat-saat yang sangat acak, terkadang pagi-pagi sekali di pihak si gadis, dan terkadang di tengah malam. Sekarang ketika Lu Huan memikirkannya, semestinya memang ada perbedaan waktu di antara kedua belah pihak.
….
Dengan seksama Lu Huan mengingat semua ini dalam hatinya dan perlahan mulai memahaminya.
Lalu untuk yang lainnya, apa lagi yang bisa dipelajari tentang tirai ini? Lu Huan belum tahu, tapi dia berencana untuk mencari tahu apa sebenarnya semua hal ini.
****
Terpisah ribuan tahun, mereka berdua sama-sama sangat bersemangat.
Setelah kegembiraan itu, Su Xi melihat si anak di layar tampak berusaha menahan kegembiraannya. Si anak tak sabar untuk mengajukan pertanyaan pertama.
“Aku harus memanggilmu bagaimana?”
Lu Huan ingin mengetahui namanya. Nama seseorang itu unik. Kalau Lu Huan mengetahui namanya, Lu Huan takkan gagal menemukan Su Xi kalau dia pergi ke masa depan.
Melihat kotak dialog semacam itu muncul di atas kepala si anak, Su Xi langsung dipenuhi oleh rasa malu.
Astaganaga, si anak berniat menanyakan nama Nenek ini.
Setelah membesarkan si anak sedemikian lamanya, si anak masih tak tahu nama ibunya ini.
Untung saja, percakapan suaranya baru dimulai setelah mendapat 100 poin, dan si anak yang dulunya tak bisa mendengar suaranya dan mengira dirinya sebagai hantu, tapi kini tiba-tiba mereka bisa berkomunikasi. Kalau tidak, jika si anak tahu seperti apa penampilan Su Xi di depan layar, bukankah Su Xi akan merona habis-habisan? Ini saja sudah membuat Su Xi merona dan megap-megap.
Pertama-tama dia terbatuk dan berusaha menjelaskan dengan tenang, “Semalam aku berkelana dan bertemu dengan hantu besar yang bisa sihir, jadi aku meminta pada si hantu besar agar memberiku sihir supaya bisa bicara!”
Su Xi merasa kalau dia sudah mengarang cerita yang sangat bagus. Kalau tidak, bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bagaimana si anak bisa tiba-tib mendengar kata-katanya? Bukankah si anak akan merasa ketakutan ketika mendengar ada suara yang muncul dari udara kosong?
Tapi ada apa dengan raut ragu di wajah si anak itu?
Su Xi merasa agak bingung dan meneruskan, “Namaku Su Xi, dan kau bisa memanggilku –”
Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, Su Xi merasa agak tidak enak, jadi dia pun menutup mulutnya dengan gembira untuk melihat bagaimana si anak akan bereaksi.
****
Ketika Lu Huan sedang menatap geli pada Su Xi yang ada di layar, muncul kotak dialog di atas kepala gadis itu, “Namaku Su Xi, dan kau bisa memanggilku – “
Kemudian setelah kalimat itu, ada banyak gelembung putih lonjong di atas kepala gadis itu —
Gelembung 1 – “Namaku Su Xi, kau bisa panggil aku – Nenek, Nak!”
Gelembung lain – “Raut wajah si anak imut banget deh aww!”
Semuanya gelembung….
— “Si anak menanyakan nama Nenek ini! Kok bisa sih anak ini imut banget dan seperti mengeluarkan susu tak peduli apa pun yang dia lakukaan. Nenek ini hampir mati karena keimutan si anak tiap hatinya!”
— “Nenek sayang kamu seumur hidup, Nak!”
— “Wah, namaku kedengarannya kurang bagus, kenapa sih aku nggak kepikiran pakai nama pengguna yang lebih baik seperti ‘Bunga’? Sebagai hantu, aku tak boleh jadi setidaktahu malu itu sehingga kau akan berpikir bahwa aku adalah anak yang terus ditindas oleh hantu-hantu lain!”
…..
Ekspresi di wajah Lu Huan perlahan menjadi kusut: “….”
?
Nenek?