I Raised A Sick And Weak Prince - Chapter 53 (Part 1)
Walaupun Lu Huan tidak tahu apa sebenarnya gelembung-gelembung putih itu, Su Xi jelas-jelas hanya mengucapkan satu hal, tapi gelembungnya ada banyak sekali. Tampak jelas kalau yang gadis itu katakan ada dalam persegi panjang hitam, jadi gelembung-gelembung putih lonjongnya seharusnya adalah apa yang gadis itu pikirkan dalam hati.
Alis Lu Huan berkedut karena marah sekaligus geli. Dia mengira kalau dia cuma membayangkan, tapi sekarang dia tahu kenapa gadis itu selalu memperlakukan dirinya seperti anak-anak.
Ternyata di mata gadis itu, dirinya memang tampak seperti anak-anak dengan tangan pendek, kaki pendek, tubuh kecil, dan kepala besar.
Setelah melihat dirinya sebagai anak-anak sepanjang tahun, bagaimana bisa gadis itu tidak menganggap dirinya sebagai anak?
Mengingat kembali sikap Su Xi yang lalu saat menepuk-nepuk kepalanya, ekspresi Lu Huan jadi semakin buruk ketika dia semakin memikirkannya.
Menggertakkan gigi, dia berjalan menuju meja dan mencelupkan kuas panjang ke dalam tinta. Dia berjalan menuju dinding dan berdiri memunggungi, kemudian dengan kuas itu menggambar sebuah garis di atas kepalanya.
Dia kemudian mengambil penggaris panjang, mengukur garis melintang yang dibuatnya sendiri lalu menunjukkannya kepada Su Xi yang ada di sisi lain tirai. Dengan sangat serius dia berkata, “Xiao Xi, tinggiku delapan kaki dua inci. Kau tahu tidak?”
Sial, tak pernah kusangka kalau aku selalu tampak seperti kurcaci di layarnya.
Su Xi agak bingung. Dia tak tahu kenapa si anak tiba-tiba memamerkan tingginya. Dengan sangat hati-hati dia menghitung bahwa ukuran satu kaki di Negara Yan sepertinya sekitar 22,3 cm. Jadi bukankah berarti tinggi si anak adalah sekitar 1,8 meter?
… Padahal dia masih sangat muda, kenapa anak-anak bisa tumbuh setinggi itu? Telur yang kubeli dari toko game tidak mengandung hormon, kan?!
Akan tetapi, memang benar bahwa karena penampakannya selalu dalam wujud kartun, kecuali sedikit perbedaan antara gemuk dan kurus, tinggi tubuh tokoh-tokohnya tak bisa terlihat. Jadi di mata Su Xi, si anak selalu merupakan sebuah bola kecil.
Sekarang, setelah game-nya secara paksa membuka lukisan asli, Su Xi mendapati bahwa si anak memang seorang remaja tampan dengan tubuh tinggi.
Akan tetapi, anak itu tak mungkin bisa setinggi itu pada usia enam belas tahun. Memikirkan tentang ayam betina yang sudah hampir kehilangan anusnya*, Su Xi jadi merasa agak bersalah. Dia pun terbatuk dan berkata pada si anak, “Nak, sekarang aku sudah tahu.”
(T/N: ingat, gara-gara ayam-ayam betinanya diberi hormon pertumbuhan dalam makanannya, sampai membuatnya bertelur gila-gilaan. Jadi Su Xi mengira kalau tinggi Lu Huan ini gara-gara kebanyakan hormon pertumbuhan dari telur ayam-ayam itu)
Lu Huan melihat kalau Su Xi sepenuhnya tidak sadar tentang apa pun yang terjadi di layar, dan mau tak mau ujung alisnya berkedut dua kali. Rasanya dia ingin sekali melepaskan bajunya dan menunjukkan kepada gadis itu bahwa dia benar-benar bukan anak kecil!
Tapi yang begitu tentu saja sangat tidak sopan sehingga dia jelas tak bisa melakukannya.
Hanya saja tak peduli apa pun yang Su Xi pikirkan, Lu Huan merasa sangat jengkel. Di mata Su Xi, dirinya tampak seperti punya kepala besar dan tubuh kecil. Kalau dia berjalan sedikit lebih cepat, dia seperti akan melompat. Penampilannya jelek sekali sampai-sampai rasanya bahkan tak ingin melihat wajahnya sendiri dengan jelas.
Lu Huan kebingungan. Dia tak tahu apakah dirinya ingin tertawa atau menangis. Pada akhirnya, dia mengertakkan gigi.
Mengusap alisnya, dengan marah dia berkata pada Su Xi, “… Jangan panggil aku ‘nak’.”
Su Xi, yang mengira kalau si anak sedang bertingkah manja, tersenyum dan berkata, “Ha-ha-ha, aku tahu.”
Lu Huan: “….”
Sebenarnya, dulu mereka berdua biasanya bisa berkomunikasi dengan ‘ya’ dan ‘tidak’, tapi sekarang mereka jelas-jelas bisa berkomunikasi dengan lebih mulus.
Lu Huan memikirkan tentang gelembung-gelembung putih di atas kepala Su Xi, yang menunjukkan isi pikirannya. Kalau begitu, gelembung putih ini pastinya juga telah menunjukkan pemikiran-pemikiran dalam hatinya kepada gadis itu.
Sebuah ide muncul dalam benak Lu Huan, membuat dia merona, tapi menilik dari reaksi Su Xi, sepertinya gadis itu tak tahu tentang pemikiran-pemikiran posesif nan gelapnya, kalau tidak Su Xi takkan memperlakukan dia seperti biasanya.
Berpikir demikian, Lu Huan merasa sedikit lebih tenang. Apa lagi yang harus dia katakan?
Secara berturut-turut, dia melihat kata-kata yang sama muncul pada tirainya dan juga pada layar Su Xi. Ini adalah pemberitahuan tentang sebuah tugas:
[Silakan menerima Tugas Cerita Utama 11 (Lanjutan): Kaisar Yan akan pergi ke Istana Yunzhou, di mana Beliau akan bertemu dengan pembunuh. Harap selamatkan sang Kaisar tepat waktu.]
[Tingkat kesulitan tugas 20 bintang, hadiah koin emas 1.000, dan hadiah poin 15.]
Pandangan Lu Huan langsung terarah pada tirainya sendiri dan tertuju pada layar kecil di tangan Su Xi. Ketika Su Xi melihat tulisan tugas yang muncul itu, gadis itu tampak sudah terbiasa dan mengesampingkannya.
Lu Huan berpikir, benar saja, tebakan-tebakannya yang lalu tidak salah. Pihak Su Xi juga punya tirai, dan persis karena serangkaian tugas yang diberikan oleh tirai inilah Lu Huan akan bisa mengenal Su Xi.
Kini, Lu Huan juga punya tirai di pihaknya, tapi Su Xi masih belum mengetahuinya.
Lu Huan sudah akan membuka mulutnya, tapi setelah Su Xi menutup tugas baru di pihaknya itu untuk sementara, sebuah kotak persegi panjang hijau muncul di atas bata di tangan Su Xi.
Su Xi menarik turun kotak persegi panjang itu, dan seluruh tirainya langsung diisi oleh antarmuka yang lain, yang tampak seperti sebuah pesan dari seseorang —
Sebelum Lu Huan bisa menghargai privasi Su Xi, tanpa disengaja pemberitahuan tersebut sudah menarik perhatiannya.
Gu Qin: Xixi Sayang, apa kau mau tetap tinggal di dalam rumah sepanjang akhir pekan? Ayo keluar dan bersenang-senang.
Sayang?
Seseorang memanggil dia ‘sayang’?
Lu Huan merasakan kelopak matanya berkedut.
Su Xi kemudian mengambil sekantong keripik kentang, tersenyum, lalu mengetukkan ujung jarinya pada bata di tangannya.
Dia memakai bata itu untuk menuliskan pesan balasan kepada orang tersebut: Manisku, aku sibuk. Aku belum menyelesaikan PR-ku. Muah kecup, Love you.
Manisku?
Dia memanggil orang lain, ‘manisku’?
Walaupun Lu Huan tak bisa sepenuhnya mengerti arti dari beberapa kata, bagaimana bisa dia tak mengerti kata ‘kecup’?
Di Negara Yan, hanya pria dan wanita yang sudah bertunangan yang bisa berbagi kemesraan semacam itu itu.
Lu Huan menatap layar dan menatap senyum gembira Su Xi di layar. Rasanya seakan dirinya tersambar petir, dalam sekejap wajahnya memucat.
Ini – sistem sampah macam apa ini!
Dia berusaha menenangkan dirinya. Mungkin budaya setelah lewat seribu tahun tidak sama dengan budaya di Negara Yan. Orang-orang yang belum menikah juga bisa melakukan hal-hal yang lebih mesra dan memanggil satu sama lain dengan sebutan yang lebih mesra.
Akan tetapi, mulanya Lu Huan berpikir bahwa di dunianya sendiri, gadis itu adalah sosok yang paling penting, dan di dunia Su Xi, walaupun dirinya bukan satu-satunya, semestinya dia adalah yang paling penting. Lu Huan mematikan tirainya ketika dia melihat Su Xi dengan sangat santainya menjawab pesan orang lain dan menyebut mereka ‘sayang’.
Pada antarmuka hijau yang dibuka Su Xi, sepertinya ada banyak percakapan antara gadis itu dengan orang-orang lain.
Pada antarmuka itu saja sudah kelihatan ada tujuh atau delapan orang yang berbeda.
Saat ini, tak bisa dipungkiri kalau ada campuran rasa muram dan cemas dalam hati Lu Huan.
Lu Huan menatap layar, dan sebelum dia bisa beralih kembali ke antarmuka tempat dia bertemu dengan Su Xi, bata kecil gadis itu kembali menyala. Kali ini sebuah tombol melengkung hijau kecil muncul di sisi kiri layar gadis itu dan sebuah tombol melengkung merah kecil muncul di sisi kanan.
Su Xi menyapukan jarinya ke kiri kemudian berjalan mendekati jendela lalu menempelkan bata itu ke telinganya, entah sedang bicara dengan siapa.
Barulah kemudian Lu Huan menyadari kalau dirinya sudah sepenuhnya tenggelam dalam kesukacitaan karena bisa bertemu dan bercakap-cakap secara lancar dengan gadis itu sampai-sampai dia sepenuhnya lupa bahwa dia tak tahu apa-apa tentang dunia gadis itu.
Saat ini, dia hanya bisa mengenali bahwa bangunan-bangunan tinggi itu semestinya serupa dengan kuil-kuil di dinastinya, dan benda-benda beroda empat di jalanan panjang itu seharusnya serupa dengan kereta di dinastinya.
Hanya itu saja yang bisa dia kenali.
Dia bahkan tak bisa memahami kata-kata kecil yang muncul dalam gelembung isi pikiran Su Xi serta yang saat ini ada pada komunikasi gadis itu dengan orang lain.
Selain itu, dia tak tahu seperti apa kehidupan Su Xi, apa yang biasanya dimakan oleh gadis itu, apa yang dia kerjakan, apakah gadis itu bersekolah, apakah punya teman baik, di mana orangtuanya, dan apa sebenarnya buku-buku tebal yang gadis itu letakkan di atas meja di kamarnya.
Dan, apakah orang yang barusan tadi memanggil Su Xi dengan sebutan ‘sayang’, apakah dia… kekasihnya?
Aku ini seperti barang antik, tak bisa memahami dunia masa depannya yang canggih.
…..
Belum lama tadi, Lu Huan mulanya begitu gembira hingga kemudian tiba-tiba seperti ada seember air dingin dituangkan ke atas kepalanya, membuatnya sedikit mendingin.
Dia mendongak menatap dunia di dalam tirai dan mendapati bahwa meski dia bisa melihat Su Xi, gadis itu masih berada sangat jauh darinya.
Mau tak mau dia merasakan suatu perasaan depresi yang pekat dan tak tergambarkan. Mungkin dia cemburu pada orang itu, atau dia takut karena dia tak tahu apa-apa tentang dunia Su Xi.
****
Ketika Su Xi kembali dari panggilan telepon ibunya, dia langsung membuka antarmuka game dan mendapati si anak sedang mengemasi tas-tasnya di dalam rumah. Barusan tadi anak itu tampak sangat gembira, tapi sekarang dia kelihatan agak kehilangan arah.
Merasa agak bingung, Su Xi jadi tak bisa menahan diri untuk menyenggol bahu si anak dan bertanya, “Ada apa? Aku cuma ada urusan yang perlu dikerjakan. Aku cuma pergi sebentar.”
Tadinya Lu Huan sudah berencana untuk memberitahu Su Xi kalau dia bisa melihat gadis itu, tapi kini dia berubah pikiran.
Dia memikirkan tentang bagaimana saat ini dia tak tahu apa-apa tentang dunia gadis itu, dan bahwa dia harus mempelajari semua hal yang ada di pihak Su Xi secepat mungkin – tentang bagaimana cara kereta-kereta baru yang berbeda serta hal-hal lainnya dipergunakan. Setelah dia bisa menemukan semua jawabannya secara diam-diam, barulah dia akan memberitahu Su Xi.
Dan pada saat itu, seperti yang telah disebutkan oleh tirai, setelah mengumpulkan hingga dua ratus poin, dia akan punya kesempatan untuk melihat Su Xi di dunia gadis itu. Dia takkan kebingungan tentang semua yang ada di dunia Su Xi seperti barang antik dari ribuan tahun yang lalu, masih membutuhkan bantuan gadis itu.
Tentu saja, yang paling penting adalah bahwa Lu Huan takut kalau begitu dia memberitahu Su Xi kalau ada tirai yang serupa di pihaknya, Su Xi akan merasa takut setelah melihatnya dan takkan mau lagi berpartisipasi dalam dunianya. Di dalam dunia Lu Huan, Su Xi tak mau membiarkan dirinya sendiri terlihat oleh orang-orang lainnya.
Saat ini, Lu Huan tak tahu kenapa tirai semacam ini bisa tiba-tiba muncul di pihaknya.
Semua ini hanya bisa menjadi suatu kebetulan.
Tirai yang telah menghubungkan waktu sejauh ribuan tahun ini merupakan sesuatu yang diciptakan di dunia Su Xi, dengan kata lain, inisiatif sepenuhnya ada di tangan Su Xi. Kalau Su Xi ingin menutup tirai di pihaknya, maka gadis itu bisa tinggal mematikannya saja.
Dengan kata lain, pihakku sangat pasif.
Bagiku, dia adalah orang yang paling penting. Tapi ada banyak orang di sekitar dia. Baginya, aku mungkin cuma seorang teman main dari ribuan tahun yang lalu – atau, menurut pemikiran dia, seorang anak yang dia besarkan.
Kalau dia mengetahui bahwa barang tua dari ribuan tahun yang lalu ini ingin mengenal dunia tempatnya tinggal, ingin benar-benar bertemu muka dengannya, memeluknya, dan bahkan memonopolinya, akankah dia jadi ingin kabur dan secara sepihak memutus hubungan di pihaknya?
Lu Huan merasa agak depresi dan galau.
Akan tetapi saat ini hanya ada dua hal mendesak. Yang satu adalah menyelesaikan serangkaian tugas yang tadi telah ditunjukkan oleh tirai, dan kalau dia tidak salah, tugas-tugas itu semuanya berhubungan dengan pengalaman hidupnya.
Yang lainnya adalah memahami keunikan dinasti Su Xi secepatnya.
Memikirkan hal ini, Lu Huan menjadi tenang dan, seperti biasa, berpura-pura berpikir bahwa Su Xi adalah hantu di sisinya. Dia tersenyum ke sisinya dan berkata, “Pasukan Jenderal Zhenyuan sudah akan pergi ke Utara. Aku akan segera berangkat dengan pasukan itu. Aku akan memanfaatkan fakta bahwa aku sudah keluar dari Departemen Kedua Militer selama beberapa hari ini. Aku akan mengemasi bawaanku lebih dulu.”
Su Xi mengangguk dari luar layar. Tugas Utama 11 yang baru saja muncul sudah merupakan tugas tingkat tinggi. Tampaknya jalan si anak menuju kekaisaran setidaknya sudah setengah jalan. Di perjalanan menuju Utara, mereka harus melewati Yunzhou. Ini adalah waktu yang sempurna untuk menyelamatkan sang Kaisar yang nyawanya diincar di istana Yunzhou.
Kali ini seharusnya adalah kali pertama Lu Huan berhubungan secara langsung dengan sang Kaisar – ada begitu banyak orang di perjamuan makan setengah tahun yang lalu, dan Kaisar waktu itu sudah banyak minum, jadi Beliau tak terlalu memerhatikan si anak.