It's Hard to be a Good Wife (Bahasa Indonesia) - Chapter 1
Matahari terbenam di barat dan sinar terakhir Mentari telah menghilang ke bukit yang jauh.
Sebuah kereta lembu perlahan berjalan di jalan utama. Kusirnya merupakan seorang pria paruh baya. Rambut dan jenggotnya sudah beruban, dan dia mengenakan mantel bertambal warna abu-abu. Dia menyenandungkan nada yang tak dikenal.
Dalam kereta itu, seorang pria muda mengistirahatkan kepalanya dengan bertumpu pada kedua tangan di belakang kepalanya. Dia menggigit sehelai rumput di mulutnya. Matanya terpaku pada laba-laba di atap kereta. Dia melihat makhluk kecil itu berusaha membuat sarang.
Atap itu terbuat dari Jerami. Itu cukup untuk menghalangi cahaya matahari dan angin, tapi tidak bisa menghalangi hujan. Kereta itu tidaklah besar, hanya cukup untuk pria muda itu meregangkan badan dan berbaring di kasurnya.
Roda kereta tanpa sengaja menginjak batu yang menonjol. Kereta terguncang hebat, dan pria muda itu akhirnya mengalihkan pandangan dari laba-laba itu sambil menghela nafas.
Dia telah memikirkan sebuah masalah selama sebulan terakhir. Bagaimana dia bisa melintas dari abad ke-21 yang makmur dan damai ke negara yang disebut Nan Jin ini? Bagaimana dia bisa melintas dari seorang kepala ahli bedah berusia 39 tahun menjadi seorang gelandangan dan pengangguran berusia 16 tahun?
Tang Yue dulunya seorang dokter. Dia dulu seorang kepala ahli bedah di rumah sakit tipe A di kota tingkat pertama. Dia bahkan belum 40 tahun, pencapaiannya lumayan hebat.
Keluarga Tang merupakan keluarga medis, tapi Tang Yue keluar dari keluarga Tang ketika dia berumur 20 tahun karena orientasi seksualnya.
Mulai saat itu, dia bergantung pada kerja kerasnya untuk menata karier selangkah demi selangkah hingga usianya 39 tahun. Akhirnya, dia membeli sebuah vila kecil di pinggiran kota. Dia punya Audi tua dan seorang kekasih.
Kekasihnya baru lulus universitas dan masuk ke rumah sakit itu untuk menjalani internship-nya. Kurang dari 3 bulan dia sudah dipikat oleh Tang Yue. Meskipun Tang Yue tahu pria itu mendekatinya hanya karena jabatannya sebagai direktur, tapi memangnya itu penting? Jaman sekarang bagaimana mungkin ada orang yang memilih pasangan bukan karena ada tujuannya?
Sayangnya, dia meninggal karena ditusuk sebelum bisa melakukan apa pun pada kekasihnya.
Dia masih ingat hari di mana keluarga pasien pergi ke rumah sakit dan membuat onar, berkata bahwa resep dokter telah membunuh ibunya dan mereka ingin rumah sakit mengganti rugi.
Hal seperti ini terjadi setiap hari, jadi Tang Yue tidak ambil pusing. Dia hanya mencoba menolong rekannya yang dipukuli, tapi dia malah ditusuk oleh keluarga pasien yang mengamuk.
Tang Yue menghela nafas, dia tidak menyangka keberaniannya membuatnya terbunuh. Dia tidak tahu siapa yang akan mengurus rumah, mobil dan kekasihnya.
Tak disangka dia dapat membuka matanya kembali setelah dia meninggal. Dia bukan di neraka, tapi di sebuah dunia yang sangat asing, dan dia menjadi seorang anak muda berusia 16 tahun.
Anak laki-laki itu berbaring tak berdaya di sebuah gubuk jerami yang tidak bisa melindunginya dari badai. Dia terserang demam dan entah bagaimana diganti dengan jiwa lain.
Dia sendirian ditemani kusir tua itu. Dia tahu dari si pria tua bahwa dia lahir di sebuah negara yang disebut Nan Jin, dan si pria tua bertanggung jawab untuk menjemputnya.
Dari sini perlu kita ketahui asal usul dramatis si anak muda. Ayahnya merupakan seorang bangsawan Nan Jin yang bergelar Marquees. Marquees terluka pada saat perang 17 tahun silam dan ditolong oleh petani wanita. Mudah ditebak apa yang terjadi selanjutnya, keduanya jatuh cinta dan lahirlah seorang anak laki-laki.
Berdasarkan perkembangan plot, cerita semacam ini biasanya memiliki dua akhir, yang pertama si pria mengesampingkan identitasnya untuk bersama si wanita yang dia cintai, yang kedua adalah si pria pergi karena tanggung jawabnya dan berjanji untuk kembali. Nyatanya, dia tidak pernah muncul lagi hingga si wanita meninggal. Alih-alih dia pulang ke keluarganya dan menikahi wanita lain kemudian memiliki anak mereka sendiri.
Ayah si anak laki-laki masuk ke kategori yang kedua. Tapi mungkin dengan hati nuraninya yang terpikat, ayahnya memutuskan untuk menjemput dia dan ibunya saat dia berusia 16 tahun.
Tapi ibunya telah meninggal karena sakit 5 tahun yang lalu, jadi sekarang dia sendirian.
Si anak laki-laki tumbuh tak terurus. Karena badannya yang lemah, dia terjangkit demam dalam perjalanan jauh ini. Di masa kedokteran yang kurang berkembang ini, demam bisa berakibat fatal. Namun, pada akhirnya hal ini menguntungkan Tang Yue.
‘Akan menjadi lebih dramatis kalau mengalami amnesia’, monolog Tang Yue.
Kereta itu berhenti. “Tuan muda, sudah menjelang petang. Di depan ada kuil, bagaimana kalau kita beristirahat di sana?” Pria tua itu membalikkan badan dan bertanya pada Tang Yue dengan hati-hati.
Tang Yue duduk dan membuang rumput di mulutnya. Dia mengangguk dan berkata, “Ok.”
Sudah sebulan sejak dia terbangun, tapi dia belum mencapai tujuannya. Katanya mereka sudah dalam perjalanan selama 3 bulan. Bisa dilihat seberapa lambatnya kereta lembu itu.
Tang Yue melompat dari kereta dan meregangkan badannya. Dia merasa sebagus apa pun kondisi tubuhnya, dia tidak bisa menahan penyiksaan semacam ini. 3 bulan cukup bagi dirinya untuk terbang mengelilingi bumi beberapa kali.
Punggung kakek itu bungkuk tapi dia bekerja sangat cepat. Dia memindahkan semua barang ke kuil. Dia membersihkan area kuil lalu menggelar tikar jerami. Lalu, dia menggunakan batu untuk membuat kompor sederhana.
Mereka jarang menghabiskan malam di kota. Seringnya mereka akan istirahat di area terdekat di mana pun mereka berada. Sudah terhitung cukup bagus untuk istirahat di kuil ataupun di gubuk reot, dan sangat wajar bagi mereka untuk makan dan tidur di alam terbuka.
Saat Tang Yue berjalan di sekitar area kuil dia menyadari Nan Jin benar-benar terbelakang. Apalagi, tanahnya luas dan jarang dihuni. Sejelek-jeleknya nilai mata pelajaran sejarahnya, dia bisa menerka era ini mirip seperti Dinasti Wei, Jin, Utara dan Selatan. Jauh lebih sengsara dari dinasti Tang dan Dinasti Song.
“Tuan Muda, ada sungai di belakang kuil. Sungainya masih sangat jernih. Apakah Anda ingin membersihkan diri?” Pria tua itu berjalan sambil membawa seikat kayu bakar di tangannya.
Mata Tang Yue berbinar. Dia langsung melompat dan lari ke belakang kuil. Dia telah sakit sebulan terakhir ini. Dia belum mandi selama beberapa hari ini dan bau badannya mulai tercium.
Dia berlari ke sungai, melepas sandalnya yang telah koyak, juga baju kain goninya yang telah luntur, kemudian langsung melompat ke air.
Setelah terpapar cahaya Mentari seharian, airnya sangat hangat yang mana membuat dirinya merasa sangat nyaman dan membuatnya tanpa sadar mengerang kesenangan.
Setelah mengusap daki di badannya, Tang Yue mencuci bajunya yang terlihat seperti kain lap. Kotoran yang menahun di bajunya tidak bisa dihilangkan hanya dengan air bersih. Ini membuat Direktur Tang yang terobsesi dengan kebersihan merasa murung.
Sayangnya, selama sebulan terakhir ini dia belum menemukan sesuatu semacam saponin (saponin adalah senyawa yang terkandung dalam tumbuhan yang dapat menghasilkan busa dan dapat berfungsi sebagai bahan pencuci). Pria tua itu selalu mencuci bajunya menggunakan kayu. Untungnya, baju di era ini cukup tebal untuk menahan pukulan kayu.
Dia memeras bajunya kemudian menjemurnya di atas batu. Tang Yue duduk di tepi sungai dan dengan bantuan cahaya senja dia menilai sosok yang terefleksikan di air.
Menurut standar ketampanan Tang Yue, anak muda ini biasa saja. Jika dia hidup di era modern, tidak akan ada yang tertarik padanya. Untungnya dia setinggi 1,75 m. Dengan umurnya yang sekarang tentu dia bisa mencapai 1,8 m.
Anak laki-laki itu memiliki kulit gandum, kulit pucat dengan sedikit rona kuning, dan juga lembut. Hanya tangannya yang sedikit kasar dan kapalan karena kerja bertahun-tahun lamanya.
Sejak Tang Yue mempelajari kedokteran, dia sangat memperhatikan tangannya. Menurutnya rasa sentuhan itu sangat penting di dunia medis, entah itu saat dia memegang pisau bedah atau yang lainnya.
Para suster di rumah sakit sering bergurau, “Tangan Direktur Tang bisa digunakan untuk menjadi model tangan. Dia seharusnya mengasuransikannya.”
Tang Yue merendam tangannya di air. Dengan cara ini bisa melembutkan lapisan kutikula kulit. Lama-kelamaan kapalan akan hilang perlahan.
Ketika dia sampai di yang disebut rumah itu, dia bisa merendam tangannya dengan obat. Tentunya dia bisa melakukan apa yang dia mau.
Seekor ikan berenang melewati tangannya. Ekornya menyapu telapak tangannya, menimbulkan rasa agak geli. Setelah sakit selama sebulan ini, Tang Yue ingat dia belum makan ikan sama sekali. Setiap makanan disiapkan oleh si pria tua, tapi dia tidak bisa merasakan apa-apa. Karena dia tidak bisa kembali, bagaimana mungkin dia menganiaya perutnya? Selain obsesinya akan kebersihan, dia juga seorang pemilih dalam hal makanan.
Dengan susah payah dia menangkap ikan itu kemudian mengikatnya dengan jerami, lalu dia mengenakan pakaiannya dan kembali ke kuil.
Di kuil, si pria tua telah menyalakan api dan sedang membakar seekor kelinci. Tang Yue sebelumnya tidak terlalu memperhatikan keterampilan memasak pria tua itu, namun saat ini dia sadar keterampilannya mungkin masih di tingkat pemula. Daging yang dibakar itu setengahnya hangus dan setengahnya mentah. Dan Tang Yue telah memakan sajian seperti itu selama sebulan.
“Biar aku yang lakukan.” Tang Yue duduk di sampingnya dan ingin mengambil daging bakar itu dari tangan si pria tua.
“Anda tidak boleh melakukannya! Tuan muda berstatus bangsawan, bagaimana mungkin Anda melakukan pekerjaan rendahan ini!” Si pria tua menghindari tangan Tang Yue dan menatapnya dengan ekspresi panik. Dia hampir berlutut dan memohon pengampunan.
Tangan Tang Yue berhenti sesaat, menggantung di udara. Dia berkedip dan berkata dengan nada sedih, “Aku terbiasa melakukan pekerjaan semacam ini.”
Dia ingat masa-masa sulitnya. Gaji internship–nya rendah. Dia tidak hanya perlu membayar sewa rumah tapi juga membeli makan. Dia tidak bisa membeli makanan mahal dan perutnya yang lemah tidak bisa mencerna makanan dari penjual kaki lima, jadi dia belajar memasak berbagai jenis makanan untuk dirinya.
Pria tua itu mengetahui latar belakangnya dan tahu dia telah menderita lebih dari 10 tahun. Dia menghiburnya, “Tuan Muda tidak akan menderita lagi, masa sulit itu telah usai.”
Tang Yue tidak menyangkalnya. Dia tidak tahu tujuan Marquees yang sebenarnya. Bagaimana mungkin seorang anak haram yang telah ditelantarkan lebih dari 10 tahun tiba-tiba dijemput tanpa ada alasan?
Tapi dengan kondisinya saat ini, lebih baik untuk bergantung pada sebuah keluarga yang terhormat.
T/N:
Halo, salam kenal semuanya
Ini novel terjemahan pertamaku di Webnovelover, semoga ceritanya ada yang suka. I should give warning ini novel BxB. Untuk kedepannya Aku juga akan menerjemahkan yang BxG kok, kalau ada cerita yang kalian suka bisa request ya 😉.
Mohon saran dan dukungannya 😊😊