Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 150
Zhangsun Wuji dan orang-orangnya berani bersimpati pada Wei Zheng, namun tak seorang pun yang berani menertawai Baginda Kaisar. Dia bahkan membujuk Baginda agar mengizinkan Li Yuanying masuk seraya tersenyum: “Akan terlihat seperti apa jika orang-orang mendengar teriakan ini? Anda mungkin saja dituduh telah melakukan skandal.”
Li Er pun menyuruh seseorang memanggil Li Yuanying masuk.
Ketika Li Yuanying masuk, dia melihat Wei Zheng dan yang lainnya. Dia duduk di samping Wei Zheng dan menanyakan pada Li Er kenapa dirinya tidak diundang ke Istana Taihe, dan apakah Beliau sedang coba-coba mencuri paviliunnya!
Baginda Kaisar menghardik: “Bukankah zhen sudah mengizinkanmu membangunnya?”
Yuanying merasa kalau kakandanya ini lebih tak tahu malu ketimbang dirinya. Di awal Beliau berkata ya, ya, ya pada semua yang ingin dia lakukan, dan kini Beliau mengubah kata-katanya. Bukan cuma Beliau tidak memuji dirinya, namun malah mengumpulkan sepasukan orang untuk menanyainya!
Dengan nada marah Yuanying menjawab: “Kakanda kan sudah setuju! Kakanda bilang bahwa selama Perbendaharaan Negara tidak perlu mendanainya dan jika saya punya rencana, saya bisa melakukannya sendiri! Bukankah saya yang memikirkan rencananya?”
Dia pun terus merecoki kakandanya tentang alasan kenapa tidak memasukkan dirinya dalam daftar pengunjung ke Istana Taihe.
Li Er memilih untuk mengabaikannya.
Zhangsun Wuji melangkah masuk dan berusaha memberi penjelasan mewakili Kaisar: “Yang Mulia, Anda sebenarnya dimasukkan dalam daftar nama. Tetapi Anda selama ini sibuk mengikuti ujian dan bermain dengan kawan-kawan Anda, jadi bagaimana kami harus memberitahu Anda?”
Yuanying langsung menyadari kesalahannya dan mengubah nada bicaranya. Dia buru-buru mencari tempat di samping kakanda dan mulai bersikap seperti anak penurut.
“Kalian lanjutkan saja dengan urusan-urusan pentingnya. Saya cuma akan tetap di sini untuk melayani Kakanda saya. Tak usah pedulikan saya, saya toh tidak akan memahami topik percakapan kalian.”
Bocah tak tahu malu… pikir kelompok pejabat itu bersama-sama.
Yang lainnya mungkin tak tahu, namun kelompok ini sudah membaca proposal Li Yuanying. Walaupun tak ada seorang pun yang setuju untuk mendirikan agensi pengawasan yang kejam seperti itu, departemen sensor yang ada harus mengambil kesempatan ini untuk membuat perubahan pada cara mereka memberikan kritikan. Lebih baik jangan terlalu memedulikan urusan-urusan pribadi, dan lebih fokus pada insiden-insiden di mahkamah, khususnya demi menghindari seseorang bernama Li Yuanying.
Lagipula, bahkan jika kau mengkritik Li Yuanying, Baginda Kaisar tidak akan mendengarkannya. Cuma buang-buang waktu saja. Kita akan harus menunggu hingga rasa cinta Kaisar kepada adiknya itu berkurang sebelum mencari-cari kesalahannya.
Jauh lebih mudah untuk mengkritik aspek-aspek lainnya. Terdapat prosedur yang melibatkan Kementerian Peradilan serta departemen-departemen lain dan mereka akan bekerjasama untuk menemukan kebenaran. Para pejabat sensor hanya akan punya hak untuk melapor, namun tidak punya kekuatan yudisial untuk bertindak. Dengan kerjasama dari berbagai pihak, tuntutannya akan jadi adil dan benar, dan semua orang bisa merasa lebih tenang!
Li Yuanying bisa memikirkan rencana sedetil itu dan kini berani menyatakan bahwa dia tak paham apa-apa?
Namun Baginda Kaisar tidak mengusir dia, jadi kelompok orang pintar itu tidak bilang apa-apa. Biarkan saja dia mendengarkan percakapan mereka; kenapa mereka harus takut dia sampai menyebarkannya?
Setelah mereka selesai mendiskusikan urusan-urusan negara, Zhangsun Wuji menanyakan bagaimana kabar Yuanying dalam ujiannya dan apakah anak itu yakin dirinya bisa menempati posisi pertama.
“Kalau mendapatkan tempat pertama semudah itu, maka berarti Akademi Kekaisaran payah. Aku cuma perlu lulus dalam ujian.”
Yuanying santai saja. Lagipula, jika dia perlu menempati posisi pertama, dia bisa memanfaatkan sistemnya untuk memeriksa segala macam informasi dan naskah sesuka hati. Tapi apa gunanya melakukan itu? Dia kan tak perlu menempati posisi pertama!
Zhangsun Wuji tersedak mendengar jawaban Li Yuanying dan tidak bertanya lebih jauh lagi.
Sebelum kelompok itu pergi ke Istana Taihe, hasil ujiannya keluar. Dibandingkan dengan ujian luar Musim Gugur, ujian kekaisaran jauh lebih longgar. Asalkan kau bisa mendapat nilai kelulusan, kau memenuhi syarat untuk mengikuti Ujian Musim Semi. Karenanya, tidak banyak yang peduli soal peringkat kecuali beberapa orang yang selalu mendapat nilai luar biasa bagus.
Yuanying penuh semangat dan menarik teman-temannya untuk memeriksa daftar peringkat. Ketika mereka sampai di sana, seluruh tempat itu sudah ramai dan mereka tak bisa masuk.
Li Yuanying tidak mendesak masuk, tapi cuma berseru pada orang yang ada di depan: “Apa aku ada dalam daftar?”
“Ya!”
“Apa Adik Shu-ku ada juga?”
“Ada!”
Yuanying menanyakan satu demi satu, dan semua temannya masuk dalam daftar. Ketika dia menanyakan siapa yang nomor satu, kerumunan menjawab bahwa orang itu adalah Tang Xuan. Yuanying girang bukan kepalang dan berpaling pada Tang Xuan: “Kau yang nomor satu, hari ini adalah giliranmu mentraktir kami!”
Tang Xuan adalah seorang murid yang baik dan sering menerima uang beasiswa. Dia hidup hemat dan keluarganya juga membantunya secara finansial. Hal ini membuatnya cukup kaya dan dia langsung setuju untuk mengajak teman-temannya makan di luar.
Yuanying, yang merupakan pemilik rahasia dari Restoran Fengthai tidak berpikir soal mengurus bisnisnya sendiri.
“Kita sudah sering makan di Fengthai. Ayo coba tempat lain!”
Tentu saja, yang lainnya tak keberatan.
Gadis-gadis duduk bersama dan tidak bergabung dalam sesi minum-minum. Wei Shu bertanya lirih pada Wu Mei: “Mei Niang, apa kau masih menekan dirimu sendiri dalam ujian?” Untuk ujian sepenting itu, dia merasa bahwa hasilnya sulit untuk diperkirakan. Kalau Wu Mei melakukannya secara berlebihan, bukankah akan jadi senjata makan tuan?
Wu Mei tersenyum tapi tak menjawab.
Peringkatnya sedikit lebih tinggi dari biasanya, yang berarti dia menghabiskan sedikit lebih banyak waktu dan upaya dalam menulis artikelnya. Jadi menonjol itu sulit, namun bukankah mudah untuk jadi biasa-biasa saja?
Ketika Wu Mei tersenyum, Wei Shu mengerti. Wei Shu sendiri tidak bodoh namun dia masih mengagumi bakat luar biasa Wu Mei. Wu Mei membentangkan dasarnya selangkah demi selangkah, dia pasti sudah membuat muslihat sejak awal mula!
Jika Wu Mei jauh melampaui para cendekia yang belajar keras selama bertahun-tahun, muka semua orang pasti akan jadi amat menarik!
Yuanying lulus ujian. Walaupun peringkatnya tak terlalu tinggi, dia masih melaporkan kabar baik itu pada semua orang.
Dua hari kemudian, kelompok Yan Wangfei berangkat menuju Xiangzhou. Baginda Kaisar cukup kejam. Setelah Li Tai diusir, dia tidak diizinkan kembali untuk menjemput keluarganya.
Yuanying tahu kalau Kaisar terluka dan kecewa tentang kegagalan dalam menanamkan hubungan persaudaraan yang baik di antara anak-anak Beliau namun tak ada apa-apa yang bisa dilakukan soal itu. Sama seperti percakapan dengan Li Zhi lama sebelumnya, jika kakak beradik dari keluarga-keluarga biasa bisa bertarung memperebutkan beberapa ekar tanah saja, apalagi mereka yang terlahir dalam keluarga kekaisaran?
Yuanying cukup senang dirinya terlahir terlambat dan di dalam Istana Da’an. Kaisar terdahulu sudah turun tahta dan semua orang tahu dirinya terlalu kecil untuk ikut serta dalam kudeta apa pun. Karenanya, dia hidup dengan gembira sejak kecil hingga dewasa dan tidak terseret dalam hal-hal buruk.
Yuanying menghela napas dan merasa penuh nolstalgia ketika dia mengantar sendiri Bola Bundar Kecil pergi. Bola Bundar Kecil takut kalau paman kecil akan melupakan kesepakatan mereka, jadi anak itu menyuruhnya berjanji lagi untuk datang berkunjung dan bermain dengannya.
Yuanying memandangi kereta mereka pergi dan lalu kembali ke istana.
Kemudian dia jadi sibuk kembali; memberitahu orang-orang dari Kecamatan Hu untuk bergegas menuju Istana Taihe tepat waktu. Upacaranya sudah hampir dimulai. Jangan nangis kalau kau melewatkannya!
Ini adalah kesempatan untuk bertemu dengan Kaisar!
Dikira Li Yuanying cuma sedang menggambar kue di langit, tak mengira kalau akan benar-benar jadi nyata. Tiba-tiba dia datang untuk memberitahukan bahwa Kaisar akan segera mengunjungi Istana Taihe, dan plakat-plakat mereka semuanya sudah dipersiapkan, dengan spesifikasi serta gaya yang diseragamkan, lalu akan digantung bersamaan!
Mereka yang telah berkontribusi semuanya merasa berterima kasih kepada Pangeran Teng karena telah menepati janjinya.
Dua kelompok pergi menuju lokasi yang sama. Orang-orang Kecamatan Hu tiba duluan dan membuat persiapan untuk menyambut sang Kaisar.
Jadi apakah Kaisar benar-benar muncul? Tentu saja. Bukan cuma sang Kaisar tetapi juga Zhangsun Wuji, Fang Xuanling, Wei Zheng dan para menteri lainnya. Ini adalah sebuah acara besar seakan mereka telah membeli sesuatu dan mendapatkan ratusan barang gratisan sebagai hadiahnya.
Kelompok itu semuanya maju untuk memberikan penghormatan kepada Kaisar.
Li Er sakit kepala ketika Beliau melihat beberapa dari mereka berpakaian seperti pedagang. Li Yuanying cuma peduli soal uang, jadi tentu saja ada banyak pedagang. Ketika Beliau melihat mereka, Baginda Kaisar langsung teringat ‘hal-hal baik’ yang telah Li Yuanying lakukan lalu memelototi anak itu. Beliau akhirnya berbalik dengan wajah tenang dan memberitahu orang-orang agar mengabaikan formalitas.
Orang-orang di sini semuanya memiliki sumbangsih atas perbaikan istanamu, kau tak boleh bersikap dingin dan acuh tak acuh kepada mereka.
Setelah bertemu rakyat, Li Er memimpin para menteri menuju Istana Taihe. Penampilan luar dari seluruh istana itu telah diperbarui sepenuhnya, dan dinding luarnya dibangun ulang serta dicat dengan indah.
Entah dari mana Li Yuanying menemukan dan memindahkan pohon-pohon plumnya. Dari kejauhan, pohon-pohon itu tampak lebih tinggi dari dinding istana dan dahan-dahan kuning kehijauannya menjulur ke luar. Saat musim semi tiba, di dalam kebun ini pasti akan jadi sangat indah.
Li Er pernah kemari sebelumnya dan hanya dengan melihat dari sisi luar, Istana Taihe sepenuhnya berbeda dari sebelumnya! Yuanying tak pernah melihat istana itu tetapi dia telah mensimulasikan sebuah render 3D di dalam sistemnya, dan keduanya tampak mirip, jadi dia merasa puas.
Yuanying menarik Li Er masuk dengan penuh minat.
Di dalamnya, semuanya serba baru dan setiap bagiannya indah serta elegan. Jika ingin memilih mana yang paling menarik perhatian di antara begitu banyaknya paviliun dan menara, maka tentu saja adalah Paviliun Pangeran Teng. Li Er juga menyukai tempat ini, dan memanjat naik untuk melihat ke kejauhan. Chang’an samar-samar terlihat di kejauhan, dikelilingi oleh gunung dan sungai menghijau, seakan berada di negeri dongeng.
Melihat ke bawah lagi, seluruh Istana Taihe pun terlihat.
Tak usah dikatakan lagi, pemandangan dengan lapangan perburuan luas dan kandang-kandang kuda yang rapi serta seragam sangat sesuai dengan selera Baginda Kaisar. Jika Beliau tidak perlu menghadiri upacara yang diatur oleh Li Yuanying, Beliau pasti akan langsung pergi berburu!
Li Er puas dengan tempat ini. Beliau merasa bahwa karena tempat ini sudah direnovasi sampai-sampai sang Kaisar sendiri tak bisa ingat wujud aslinya, maka seharusnya juga diberi nama baru. Beliau pun mengumumkan pada saat itu juga bahwa istana ini diberi nama baru sebagai Istana Cuiwei.
Selanjutnya, para investor dari Kecamatan Hu mendapat kehormatan untuk bertemu dengan Kaisar untuk yang kedua kalinya. Setelah Baginda Kaisar memberikan pujian, mereka pun mengambil plakat mereka masing-masing lallu menggantungkannya dengan penuh semangat. Ini adalah saat-saat yang membanggakan dan merasa seakan langkah mereka membawa angin!
Li Yuanying telah berhasil melaksanakan sebuah proyek besar untuk pertama kalinya dan lebih bersemangat ketimbang para investor. Menatap Istana Cuiwei yang begitu besar, hatinya membuncah. Dia ingat saat kali terakhir mereka berburu di Yique, Baginda Kaisar memerintahkan Cen Wenben dan Chu Suiliang menuliskan sebuah prasasti. Walaupun sebelumnya dia berpikir hal itu membosankan, dia merasa kalau sekarang ini perlu dilakukan!
Li Yuanying berlari menghampiri Li Er dengan wajah tak tahu malu dan berkata, “Kakanda Kaisar, pada hari sebaik ini, bukankah Kakanda lebih baik meminta seseorang menuliskan puisi untuk mengenangnya dan mengukir prasasti?”
Ketika Baginda Kaisar melihat Li Yuanying mendatangi Beliau dan meminta dengan tak tahu malunya, rasanya Beliau ingin mengurungkan niatnya. Untung saja, hari ini Beliau sangat gembira dan tidak terganggu oleh tingkah polah Li Yuanying. Beliau pun cuma menyuruh Cen Wenben, seorang penulis profesional, untuk menulis sebuah puisi demi mengenang acara ini.
Cen Wenben menerima perintah dan menuliskannya dengan cepat.
Yuanying juga mendapatkan naskah asli yang ditulis oleh Chu Suiliang seperti keinginannya!
Dengan gembira dia mengundang semua orang untuk duduk dan bersulang dengan semuanya seperti orang dewasa kecil. Lalu, ketika semua orang sedang bersemangat tinggi, dia menghasut Baginda agar menyuruh semua orang menulis puisi. Baginda Kaisar mulai duluan, diikuti oleh Zhangsun Wuji, Fang Xuanling, Wei Zheng….
Li Yuanying memutuskan untuk menamai artikel yang baru saja ditulis oleh Cen Wenben sebagai <> dan menerbitkannya bersamaan dengan puisi-puisi yang memuji Istana Cuiwei ini! Semua ini untuk memuji Paviliun yang dia bangun serta perbaikan istana tersebut. Semua orang harus punya satu salinannya sebagai kenang-kenangan.
Dengan tak tahu malunya Li Yuanying membuat keputusan dan menuliskan semua puisi yang dilantunkan oleh semua orang, bersiap untuk membuat cetakan lalu mencetaknya nanti.
Setelah perjamuan, Baginda Kaisar ingin pergi berburu, dan Yuanying menemukan kesempatan untuk tetap tinggal bersama Wei Shu dan yang lain untuk memberitahukan rencana besarnya pada mereka. Kita melakukan hal-hal baik dan meninggalkan nama kita! Lakukan hal baik dan pastikan semua orang mengetahuinya!
Li Yuanying selesai membicarakan tentang rencananya, lalu dengan penuh semangat berubah pikiran: “Ini tak bisa disebut sebagai <>, seharusnya dinamai <>. Aku akan memperbaiki Paviliun saat nanti aku pergi ke wilayah perdikanku, jadi aku harus membedakannya dengan baik!”
—————
Catatan Pengarang:
Pangeran Kecil: Aku ini orang yang punya pandangan ke depan!