Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 152
Li Yuanying terlempar kembali ke kelompok kecilnya. Hal ini utamanya karena Kaisar cemas Beliau akan menghajar bocah itu kalau adik bungsu beliau tersebut terus mengoceh dengan mulut besarnya.
Beliau sudah pernah melihat orang-orang ngawur, tapi tak ada sengawur Li Yuanying!
Untung saja Li Yuanying mengeluarkan omong kosong di depan keluarga dan orang-orang kepercayaan. Jika bocah itu sampai mengatakan ini kepada Songtsen Gampo dan Lu Dongzan, bocah ini mungkin takkan bisa hidup untuk menatap hari esok.
Peternakan kuda berada persis di depan tetapi Yuanying malah dikirim kembali ke teman-temannya dan dengan tidak senang dia pun menuduh sang Kaisar menghancurkan jembatan setelah menyeberangi sungai. Kecuali Lu Zhaolin, semua orang yang hadir adalah teman-teman baik dan mereka sudah mengenal sifat Li Yuanying dengan baik. Jika dia sampai diusir oleh Kaisar, mereka tahu kalau lagi-lagi dia pasti telah memakai keahlian luar biasanya untuk membuat orang kesal.
Untung saja, Yuanying tak benar-benar berpikir kalau dirinya melakukan hal baik. Dia berhenti mengeluh setelah bicara beberapa patah kata dan tak membuat komentar apa-apa lagi tentang mempromosikan hubungan baik dengan tetangga di hadapan orang luar.
Alih-alih, Yuanying memusatkan perhatian pada mengenal teman barunya. Terutama dia ingin tahu apakah Fanyang letaknya jauh, pemandangannya seperti apa. Dan makanan lezat apa yang tersedia.
Fanyang memang jauh dari Chang’an. Berada di area Youzhou dan masuk dalam Provinsi Hebei.
Keluarga Lu dari Fanyang merupakan satu dari lima marga besar, dengan sejarah panjang dan warisan mendalam. Cara bicara dan perilaku Lu Zhaolin juga lebih tenang dan tertata ketimbang remaja biasanya. Dia dan Lu-shi tidak terlalu dekat, tetapi karena Fang Xuanling adalah perdana menteri, dia harus mengunjungi sepupunya ketika dia datang ke Chang’an untuk belajar.
Tak disangka-sangka, ketika Lu-shi mendengar kalau Fang Xuanling mengunjungi Istana Taihe, dia pun meminta Fang Xuanling membawa serta pemuda itu. Dengan sabar Lu Zhaolin menjawab pertanyaan-pertanyaan Li Yuanying, bicara perlahan dan tenang, dengan pembawaan yang berbeda dari pemuda biasa.
“Kau bukan cuma menulis puisi dengan baik tapi juga artikel,” puji Yuanying.
“Aku masih belajar dari guru.”
Yuanying menyuruh pemuda itu agar berhenti bersikap rendah hati. “Melihat gaya tulisanmu, aku bisa melihat kalau kau berbakat.” Yuanying lalu lanjut berbagi bahwa kelompoknya, terkecuali Gaoyang, akan mengikuti Ujian Musim Semi tahun depan.
Demi untuk tidak membuat Gaoyang tampak tak berpendidikan, Yuanying mengeluarkan beberapa pujian, “Gaoyang tak suka membaca, tapi dia juga hebat. Dia pandai bermain polo dan merupakan orang pertama yang mencapai puncak ketika mereka pergi mendaki gunung. Dia tak ada capenya.”
Gaoyang tidak senang karena Paman Kecil membongkar dirinya seperti ini: “Siapa bilang aku tak suka membaca? Aku juga suka baca buku!”
Sesungguhnya sangat aneh kalau Gaoyang membantah Li Yuanying dengan berkata kalau dirinya suka membaca. Walaupun Yuanying tak tahu kenapa Gaoyang tiba-tiba mengubah sifatnya, Yuanying tidak membongkarnya lebih jauh. “Ya, sebenarnya, dia juga suka membaca.”
Li Zhaoliing tidak akan mengomentari anak-anak perempuan, jadi dia hanya bisa tersenyum malu-malu.
Gaoyang berpikir kalau Lu Zhaolin kelihatan tampan saat tersenyum, lebih baik daripada semua pemuda lain yang pernah dia lihat. Kalau dia bisa melihat pemuda itu tersenyum seperti ini tiap hari, makanan apa pun yang dia santap akan terasa lebih lezat ketimbang biasanya!
Kelompok itu berjalan menuju istal kuda unntuk melihat-lihat kuda lalu mereka memilih satu kuda untuk dibawa jalan. Tempat ini dibangun dengan baik dan pasti akan bisa membesarkan sejumlah besar kuda perang hebat untuk Kekaisaran Tang! Bahkan jika kuda-kuda ini tingkatnya lebih rendah, mereka masih berguna untuk menurunkan beban kerja manusia.
Li Er sedang senang dan Beliau memimpin kelompoknya kembali ke Istana Cuiwei untuk makan malam lalu mengumumkan bahwa Beliau akan mnginap.
Li Yuanying tak bisa tinggal diam, jadi dia meminta teman-temannya untuk berjalan-jalan ke luar demi mengagumi bulan dan mereka memanggil Lu Zhaolin untuk turut serta. Kelompok itu pun berjalan santai, membicarakan apa saja yang mereka inginkan, dan sangat gembira.
Setelah berkontak beberapa kali, Lu Zhaolin mengubah pandangannya atas Li Yuanying. Pangeran Teng ini jelas bukan bocah keluarga istana manja yang tak berpendidikan. Sebaliknya, banyak dari pengetahuan dan ambisinya yang jauh melampaui teman-teman sebayanya.
Setidaknya Lu Zhaolin sering dibuat bersemangat oleh kata-kata Li Yuanying dan berharap dirinya bisa tinggal di Chang’an dan melakukan hal-hal besar bersama mereka.
Li Yuanying juga jadi mengenal Lu Zhaolin.
Tidak mudah untuk menjadi bagian dari keluarga bangsawan. Lu Zhaolin adalah yang terbaik di antara orang-orang sebayanya, jadi dirinya dididik dengan sangat baik oleh keluarganya. Dia sudah mempelajari semuanya dengan cepat dan memperlakukan orang dengan penuh sopan santun. Dia tak pernah berhenti membaca serta berlatih kaligrafi dan segera otak berbakatnya pun jadi semakin cemerlang saja.
Melihat kalau Lu Zhaolin menonjol dan pengertian, beberapa tahun yang lalu keluarganya lalu mengirim dia ke Yangzhou untuk belajar. Gurunya adalah Cao Xian, seorang ahli filologi terkenal dari Dinasti Sui. Dia pernah menyusun <> dan Baginda Kaisar pernah memintanya bekerja sebagai cendekia untuk Akademi Hongwen namun dia menolak dengan alasan usia tua. Dia adalah pria berbakat yang diakui bahkan oleh Kaisar dan para cendekia sering melakukan perjalanan ke Yangzhou untuk meminta nasihatnya.
Lu Zhaolin belajar dengan Cao Xian selama tiga tahun. Guru mendapati dirinya berbakat dan karenanya sang guru pun merekomendasikan guru lain untuknya: Wang Yifang. Begitulah sebab bagaimana Lu Zhaolin bisa datang ke Chang’an untuk bertemu dengan guru barunya.
Pembelajaran Cang Ya ini sebenarnya adalah pembelajaran tentang kata dan karakter.
Setelah Li Yuanying sedikit memahami tentang apa yang biasanya Lu Zhaolin pelajari, kulit kepalanya terasa agak kebas. Tak heran keluarganya begitu luar biasa dari generasi ke generasi; Lu Zhaolin bekerja begitu keras dari usia semuda itu, ini bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan dengan banyak orang lainnya!
“Benar-benar berat ya.”
“Kau takkan merasa deikian begitu kau sudah terbiasa.”
Li Yuanying jadi semakin bersimpati kepadanya. Butuh banyak menjalani penderitaan untuk sampai bisa terbiasa!
Setelah berjalan-jalan selama beberapa saat, Yuanying mengantar Wei Shu pulang. Tentu saja, dia melakukan ini karena dia ingin tahu bagaimana kabar Wei Zheng. Akhir-akhir ini, pak tua itu sudah memberinya tatapan marah sehingga dia harus berusaha lebih keras untuk memenangkan hatinya. Setidaknya dia perlu membuat kehadirannya terlihat oleh Wei Zheng.
Yuanying menceritakan tentang teman barunya kepada Wei Zheng.
“Dahulu, aku jarang berhubungan dengan anak-anak dari keluarga bangsawan, tapi sekarang ketika aku mengenal mereka, kurasa aku jadi tahu kenapa mereka tetap menjadi keluarga bangsawan.”
Wei Zheng sendiri menikahi putri dari Keluarga Pei, jadi dia tahu keuntungan menjadi bagian dari keluarga bangsawan. Kalau tidak, dia tidak akan bertentangan dengan hidup hematnya yang biasa dan menghabiskan begitu banyak upaya supaya putri dari keluarga bangsawan bisa menikah dengan putranya.
“Aku senang kau berpikir demikian.” Yang paling membuat Wei Zheng puas tentang Li Yuanying bukanlah identitas ataupun rasa sayang Kaisar kepada anak itu, melainkan keluwesannya. “Hal paling sulit untuk dilakukan oleh seseorang seringkali adalah mengetahui kekuatan orang lain serta kelemahan sendiri.”
Seringkali ketika seseorang tidak suka atau memusuhi orang lain, mereka tak bisa melihat hal baik apa pun dalam diri orang itu. Jika lantas orang lain itu berhasil, mereka tidak berpikir secara obyektif tentang penyebabnya melainkan marah karena Langit tidak berada di pihak mereka. Banyak orang juga buta tentang diri mereka sendiri, selalu berpikir kalau mereka adalah yang terbaik dan jika mereka gagal, hal itu merupakan kesalahan orang lain dan tak ada hubungannya dengan diri mereka sendiri.
Kebutaan inilah alasan kenapa ada banyak orang mengalami kegagalan lagi dan lagi.
Yuanying senang karena Wei Zheng menyetujui dirinya, dan mendengarkan ajaran pria itu dengan serius. Pada akhirnya, dia menyebutkan bahwa guru Lu Zhaolin adalah Wang Yifang. Dia ingin tahu apakah orang itu benar-benar hebat dan apakah dia juga ingin bertemu orang tersebut. “Yifang adalah orang lurus dan punya pengetahuan yang bagus. Saat ini dia bekerja di Akademi Hongwen.”
Wei Zheng tak mau menyembunyikan apa-apa. Pada mulanya, dia melihat karakter dan bakat bagus Wang Yifang serta ingin menjodohkan keponakan Pei-shi kepadanya namun Wang Yifang menolak. Wang Yifang tak ingin menjilat orang berkuasa.
“Kenapa ribet sekali? Bahkan jika mereka menikah, kau kan tak bisa memberi jalan pintas kepadanya!”
Wei Zheng sangat hati-hati ketika mengkritik orang, dan dia memuji Baginda Kaisar dengan baik, sehingga tak terjadi apa-apa. Tetapi karena dirinya adalah tolok ukur percontohan yang dipasang oleh Kaisar, dia tak boleh jatuh dengan mudah ataupun membiarkan orang lain menangkap kekotorannya!
Yuanying merasa kalau kecemasan Wang Yifang tentang menempel pada orang berkuasa benar-benar tak ada gunanya. Wei Zheng kan tidak akan membiarkan dia memanfaatkan kekuasaannya untuk keuntungan pribadi!
Wei Zheng memelototinya.
Li Yuanying terdiam.
Wei Zheng mendesaknya agar pergi tidur.
Setelah bicara dengan Wei Zheng, Yuanying jadi benar-benar tertarik pada Wang Yifang. Dia akan pindah ke wilayah perdikannya jadi dia akan butuh bantuan. Walaupun Guru Xiao sudah berjanji akan mengenalkan kandidat kepadanya, bukankah Mahkamah Kekaisaran juga mengatur orang untuk mengawasi dan menasihati dirinya? Temperamen lurus dan tegas ini sangat cocok untuk menjadi kepala sekretaris!
Yang terpenting adalah, jika Wang Yifang berhasil dibajak olehnya, bukankah Lu Zhaolin akan harus mengikuti gurunya ini? Dia bisa membunuh dua burung dengan satu batu, menyenangkan sekali!
Semenjak dia menetapkan hati dalam hal ini, menemukan <> dan <> lalu mempelajarinya, memilih beberapa pertanyaan sulit dengan sudut-sudut menjebak untuk dipakai. Setelah kembali ke Ibu Kota, dia pun mengikuti Lu Zhaolin untuk mengunjungi Wang Yifang.
Walaupun Lu Zhaolin mendapati kalau atusiasme dadakan Li Yuanying terasa agak aneh, dia tak keberatan pergi bersama bocah itu. Tetapi segera, Li Zhaolin menyesalinya, karena walaupun Li Yuanying mengikuti dirinya memasuki rumah Keluarga Wang dengan sikap sepatutnya, bocah itu lalu membiarkan dirinya lepas bebas sepenuhnya dan mulai berdiskusi dengan Wang Yifang secara antusias.
Yuanying tak kelihatan seperti seseorang yang belajar dengan sistem kebut semalam karena pertanyaan-pertanyaannya mendalam sekaligus luas. Bahkan Lu Zhaolin merasa dibingungkan pada mulanya, dan dia baru mengerti setelah Wang Yifang menginterpretasikannya satu persatu.
Lu Zhaolin merasa agak malu: Dibandingkan dengan dirinya sendiri yang ingin menjadi murid, Li Yuanying lebih seperti seorang siswa baik yang penuh semangat untuk belajar. Dia harus bagaimana?
Untung saja, Li Yuanying kembali tenang setelah menanyakan pertanyaan-pertanyaannya lalu duduk dengan patuh di samping untuk menonton Lu Zhaolin menjadi murid Wang Yifang.
Wang Yifang tahu kalau Lu Zhaolin dikenalkan oleh Cao Xian dan merupakan bagian dari Keluarga Lu di Fanyang, jadi dia pun langsung menerima pemuda itu sebagai murid.
Yuanying kembali mengikuti Lu Zhaolin dengan gembira.
Setelah pergi, Yuanying memuji Lu Zhaolin: “Guru barumu lumayan juga.”
Beberapa guru berpendidikan tinggi, tetapi tidak bisa mengajar dengan terlalu baik. Hanya ada sedikit yang seperti Xiao Deyan yang pandai membimbing serta mengajar. Walaupun mereka baru bertemu satu kali, Yuanying merasa kalau Wang Yifang adalah jenis orang yang bisa mengajar!
Lu Zhaolin mengangguk.
Mereka berdua berpisah di Tianjie, yang satu kembali ke kediaman Keluarga Fang, dan yang lain menuju Istana Kekaisaran. Setelah kembali Yuanying langsung pergi ke tempat Li Er untuk bercerita kalau dia sudah memilih kepala sekretarisnya!
Karena Lu Zhaolin sekarang sudah menjadi seorang murid, dia harus cepat-cepat menculik gurunya!
Ketika Li Er mendengar kalau Li Yuanying bukan cuma meminta pergi ke wilayah perdikannya, tetapi juga memilih kepala sekretaris, Beliau jadi tak tahu apakah seharusnya mengusir saja bocah itu.
“Katakan pada zhen, siapa yang kau sukai?”
“Wang Yifang! Pak Tua Wei memberitahuku kalau dia pernah ingin menjodohkan Wang Yifang dengan Keluarga Pei, tapi Wang Yifang menolak. Dia punya temperamen yang begitu buruk, hal itu membuat dia jadi orang yang paling cocok! Dengan kepala sekretaris seperti dia, jika saya melakukan kesalahan, dia pasti akan mengetahui dan melaporkannya!”
Li Er begitu marah sampai Beliau tertawa, “Apa kau tak bisa sekedar tidak melakukan apa yang tak seharusnya kau lakukan?”
“Bagaimana saya bisa tahu apa yang boleh saya lakukan dan yang tak boleh saya lakukan? Semua orang punya peran dan profesi mereka masing-masing. Bukankah kepala sekretaris bertanggungjawab untuk hal ini?”
“Baiklah, zhen punya keputusan sendiri.”
Li Yuanying diam-diam gembira ketika Li Er tidak melarangnya dari wilayah perdikannya. Benar saja, setelah meninggalkan Akademi Kekaisaran, ada harapan untuk pergi! Dia tidak tinggal lama. Setelah mendiskusika pemilihan Kepala Sekretaris, dia pun berlari pergi, tak memedulikan sang Kaisar.
Baginda Kaisar menatap punggung Li Yuanying ketika bocah itu berlari pergi dengan gembira. Beliau meletakkan memorial di tangannya, dan menggelengkan kepala tanpa daya. Kata-kata lama Zhangsun Wuji tentang waspada terhadap Li Yuanying benar-benar sebuah kecemasan yang berlebihan. Kalau bocah ini sampai jadi Kaisar, dia mungkin bakal minta turun tahta dalam waktu tiga hari!
Tidak! Tiga hari itu kelamaan, dia mungkin tidak akan bertahan semalam pun!
Istana begitu tenang, namun keluarga Fan Xuanling tidak tenang. Lu-shi murka ketika dia mendengar dari Lu Zhaolin bahwa Li Yuanying mengunjungi Wang Yifang. Dengan marah dia menghardik Fang Xuanling: “Aku sudah suruh Zhaolin menghindari dia, kenapa dia masih menemukannya!”
————-
Catatan Pengarang:
Pangeran Kecil: Aku bukan cuma akan menemukan keponakanmu, aku juga akan menculik dia!