My Husband With Scholar Syndrome - Chapter 33
Grup Yifeng.
Penjaga keamanan gedung melihat sebuah kendaraan pribadi hitam mendekat dari jauh. Saat mobil itu semakin dekat, dia melihat plat nomornya, kemudian penjaga keamanan itu pun buru-buru berlari menghampiri dan membuka pintu kursi belakang.
“Tuan Muda Kedua, Anda sudah kembali bekerja.” Sebagai seorang penjaga kemanan berkualifikasi, dia mengingat nomor-nomor plat mobil dari semua pemimpin senior perusahaan, apalagi plat nomor keluarga sang Direktur Utama.
Bai Chuan menatapnya, perlahan keluar dari mobil, kemudian mengeluarkan satu paket permen pernikahan dari kantongnya lalu menyerahkannya kepada si penjaga keamanan.
“Untuk saya?” Si penjaga keamanan kecil itu agak gelagapan. Dia telah menjadi penjaga keamanan di perusahaan selama dua tahun. Tak usah disebutkan lagi bahwa setiap hari, setidaknya empat kali seminggu, dia telah membantu Tuan Muda Kedua Bai membuka pintu mobil dan ini adalah kali pertama sang Tuan Muda Kedua bicara kepadanya.
“Permen pernikahan.” Xiaoya bilang kalau lima paket tambahan dari permen pernikahannya bisa diberikan kepada orang-orang yang disukainya. Si penjaga keamanan sangat menyenangkan untuk dilihat dan sering membantunya membuka pintu.
“Pe… permen pernikahan?” Si penjaga keamanan kecil tergagap dengan syok. Lama kemudian, dia mengucapkan selamat, “Tuan Muda Kedua… sela… selamat menjadi pengantin baru.”
Selamat menjadi pengantin baru?
Setelah dia menikah, dirinya benar-benar bahagia. Bai Chuan sangat menyukai ucapan selamat ini dan langsung merasa kalau dia tak salah memberikan paket permen pernikahan ini.
Berdiri di sebelah si penjaga keamanan kecil adalah seorang penjaga keamanan paruh baya. Saat dia melihat Bai Chuan, dia langsung menghampiri untuk mengucapkan selamat, berharap dirinya juga bisa menyentuh putra sang bos. Siapa yang tahu kalau Tuan Muda Kedua Bai hanya akan meliriknya dan pergi dengan tenangnya?
“Kenapa permen pernikahannya hanya untukmu?” Si penjaga keamanan paruh baya menatap tidak puas kepada si penjaga keamanan kecil.
“Tuan Muda Kedua…. Apa dia baru saja bicara pada saya barusan tadi?” Si penjaga kemanan kecil bertanya pada yang lain dengan terbengong-bengong.
“”Nggak usah bilang, lihatlah dirimu, jadi bodoh begitu. Aku akan ambil separuh permen pernikahannya.” Si penjaga keamanan paruh baya merampas permen pernikahannya dari tangan si penjaga keamanan kecil dan membuka kantongnya. Di antara kertas pembungkus permen aneka warna, sebuah catatan merah muda tampak mencolok. Si penjaga keamanan paruh baya mengeluarkannya dan si penjaga keamanan kecil mencondongkan diri ke depan untuk membacanya.
“Terima kasih telah menjaga Bai Chuan.” Sebuah karakter kartun berbentuk mempelai wanita mengikuti tulisan itu.
“Ini ditulis oleh Nyonya Muda Kedua?” Si penjaga keamanan paruh baya bertanya kepada si penjaga keamanan kecil.
“Saya rasa begitu.” Di dalam permen pernikahan, terdapat sebuah catatan dengan karakter kartun seorang mempelai wanita. Kecuali istri sang Tuan Muda Kedua, takkan mungkin orang lain.
“Tampaknya Tuan Muda Kedua telah menikahi istri yang baik, ah.”
Saat memasuki lobi, ada orang-orang yang menyapa Bai Chuan di sepanjang jalan, namun semuanya sangat berhati-hati untuk menjaga jarak, sehingga aliran orang di tempat di sekitar Bai Chuan tak terlalu rapat. Ini adalah instruksi ketat yang dikeluarkan oleh Departemen HRD Grup Yifeng sebelum Bai Chuan tiba di perusahaan. Semua pegawai di Grup Yifeng tahu kalau Bai Chuan autis dan tak menyukai kontak dekat dengan orang-orang, jadi bila mereka bertemu Bai Chuan di dalam perusahaan, mereka harus menjaga jarak sejauh mungkin.
Berjalan hingga ke ruang lift, Bai Chuan mengabaikan semua orang dan berdiri di depan lift, menunggu.
Saat Bai Chuan berdiri di sana, departemen keamanan memaksa liftnya untuk berhenti di lantai dua dan memberitahukan kepada para pegawai yang ada di dalam lift lewat speaker lift itu: “Kalian semua ada di lantai dua. Turunlah lewat tangga dan kosongkan lift untuk dipergunakan oleh Tuan Muda Kedua.”
Orang-orang di dalam lift tak merasa kalau hal tersebut aneh. Mereka terbiasa dikeluarkan dari lift di lantai dua dan berjalan turun lewat tangga. Sehingga, ketika liftnya tiba di lobi lantai pertama untuk Bai Chuan, tak ada satu orang pun di dalam lift.
Para pegawai Grup Yifeng juga terbiasa pada adegan ini. Begitu Bai Chuan memasuki lift, mereka secara alami berpencaran di pintu masing-masing lift.
Pada kenyataannya, Bai Zheng telah mempertimbangkan untuk membuat satu lift khusus untuk Bai Chuan, namun mempertimbangkan bahwa Bai Chuan hanya memakai lift itu dua kali sehari, jumlah waktunya kurang dari lima menit, sehingga jadi agak berlebihan bila mendedikasikan sebuah lift untuk hal ini. Maka, dia pun menyuruh departemen keamanan untuk bekerjasama sebaik mungkin ketika Bai Chuan menaiki liftnya.
Insiden ini, Kelompok Yifeng dengan sengaja tak memberitahukannya kepada seluruh perusahaan, namun para pegawai perusahaan ini semuanya adalah kaum elit. Setelah mengalami beberapa kali insiden, mereka juga menguasai hukumnya. Umumnya, saat mereka melihat Bai Chuan berdiri di pintu lift, secara otomatis mereka menjauhkan diri mereka sendiri. Tentu saja, ada beberapa pegawai baru yang tak tahu tentang aturan-aturan itu dan tanpa disengaja memakai lift yang sama dengan Bai Chuan, namun dalam situasi ini, jumlah orang di dalam lift sedikit dan tak ada kerumunan, sehingga Bai Chuan tidak merasa tak nyaman dan dia pun tak bereaksi.
Demi aturan tak tertulis ini, Grup Yifeng secara khusus menambahkan tunjangan ekstra kepada para pegawainya: terlambat tiga menit tak dianggap sebagai terlambat. Dengan kata lain, Grup Yifeng memberi semua orang di perusahaan waktu tiga menit sehingga Bai Chuan bisa memakai liftnya.
Orang-orang di Departmen Game R&D telah lama diberitahu kalau Bai Chuan kembali bekerja hari ini. Bila orang biasa yang kembali bekerja setelah liburan sedemikian lamanya, para kolega di perusahaan akan secara simbolis menyambut mereka kembali dan mengadakan perayaan. Akan tetapi, Bai Chuan bukan orang biasa. Para programmer di Departemen R&D menganggap Bai Chuan sebagai idola mereka, dan bahkan bila mental mereka telah mati, mereka tak berani berlari menghampiri untuk mengekspresikan perasaan tulus mereka. Kalau mereka mengekspresikan diri mereka dan kemudian Bai Chuan sampai kambuh, sang Presdir akan mencincang mereka dengan pisau.
Jadi, mereka hanya bisa melakukan urusan mereka selangkah demi selangkah, seakan semuanya sama seperti biasanya. Tapi….
Kelompok chat internal Departemen R&D.
Xing Xing (T/N: Terjemahan namanya adalah orangutan): ‘Apa Tuan Muda Kedua sudah naik?’
Qian Tai (T/N: Terjemahan namanya adalah meja depan…): ‘Baru saja keluar dari lift dan membawa sebuah kantongan.’
Pang Zi (T/N: Terjemahan namanya adalah gendut): ‘Apakah Tuan Muda Kedua membawakan kita oleh-oleh?’
Semuanya: ‘Apa kau kerja lembur semalam dan masih belum bangun?’
Pang Zi: ‘Kupikir aku akan mati mendadak. Aku sampai dapat ilusi ini.’
A’Tong Mu: ‘Tunggu dulu, Tuan Muda Kedua kembali untuk menyelamatkan kita. Hari-hari kerja lembur akhirnya berakhir.’
Xing Xing: ‘Aku benar-benar ingin memeluk dan mencium Tuan Muda Kedua.’
Semua orang: ‘Keluar dari sini. Kalau kau berani menakuti Tuan Muda Kedua, kami akan membunuhmu hari ini.’
A’Tong Mu: ‘Apakah permainan AR kita akan dirilis sesuai jadwal, dan apakah kita bisa mendapatkan bonus kita kali ini, tergantung pada Tuan Muda Kedua.’
Xing Xing: ‘Apa kau sudah memilah-milah pertanyaannya dan mengirimkannya untuk diperiksa?’
Juebu Tutou (T/N: terjemahan namanya adalah tidak botak): ‘Semua sudah selesai, akan ditampilkan secara otomatis begitu dinyalakan.’
Tak ada jalan lain. Tuan Muda Kedua mereka biasanya tak bicara pada orang-orang ataupun membaca email, jadi bila mereka punya pertanyaan yang ingin mereka ajukan kepada Tuan Muda Kedua, mereka hanya bisa memakai piranti lunak khusus yang membuat pesan-pesan mereka ditampilkan pada layar komputer Bai Chuan.
Omong-omong, Departemen R&D pernah mendapatkan sebuah pelajaran menyakitkan. Saat Bai Chuan pertama datang ke Departemen R&D, dia mengabaikan semua orang. Mereka mendapatkan masalah teknis yang tak bisa dipecahkan. Mereka berusaha berkomunikasi dengan Bai Chuan, namun Bai Chuan mengabaikan mereka. Tanpa ada solusi, salah seorang programmer menghasilkan sebuah ‘ide buruk’ untuk membobolkan masalah itu langsung ke dalam komputer Bai Chuan. Berpikir kalau Bai Chuan akan menatap komputernya setiap hari, dia pun akan melihat masalah tersebut pada saat itu juga. Siapa yang tahu bahwa ketika hubungan di antara kedua komputer itu terjadi, serangan tersebut malah dibalas oleh firewall yang dipasang oleh Bai Chuan. Bukan hanya gagal menerobos dengan sukses, namun juga menghancurkan semua data pada komputer itu.
Ini adalah kehilangan yang mengerikan. Pada saat itu, sang programmer sudah akan menangis. Pada akhirnya, Bai Zheng, sang Presdir, datang untuk bicara pada Tuan Muda Kedua dalam waktu lama, baru kemudian Tuan Muda Kedua bersedia mengangkat tangannya yang berharga untuk memulihkannya. Dan mereka juga sepakat untuk memasang sebuah program baru di komputer Bai Chuan untuk secara otomatis membuka pesan baru, yang mana merupakan pemecahan dasar dari masalah komunikasi.
‘Ka-cha~~’
Bai Chuan mendorong terbuka pintu kantornya dan berjalan masuk. Tepat saat semua orang menatap Bai Chuan tanpa bersuara dan mengira kalau dia akan masuk ke dalam kantornya, mereka malah melihat Bai Chuan, yang baru saja memasuki pintu, berbelok dan berhenti di kantor Juebu Tutou.
“Tuan… Tuan Muda Kedua?” Nama asli Juebu Tutou adalah Yu Qian (T/N: artinya kelebihan uang). Saat dia melihat Bai Chuan berdiri di depannya begitu memasuki pintu, mau tak mau dia jadi merasa bersalah. Apakah dia sudah memilah-milah semua informasi yang telah dia kirimkan ke dalam kotak pesan Tuan Muda Kedua? Bagaimana Tuan Muda Kedua mengetahuinya secepat itu?
Bai Chuan tak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengeluarkan sepaket permen pernikahan lalu memberikannya kepadanya.
Yu Qian menatap paket itu, yang mana tampak sangat meriah. Benda yang tak dikenali ini dicurigai sebagai permen pernikahan. Dia begitu gembira sehingga dia tak berani bergerak. Bercanda ya, apakah Tuan Muda Kedua mereka kelihatan seperti seseorang yang cukup menyukai orang-orang sehingga memberi mereka permen pernikahan?
“Permen pernikahan,” Bai Chuan berkata.
“Permen Pernikahan?! Untuk… untukku?” Yu Qian langsung menampakkan ekspresi tak percaya; ini benar-benar permen pernikahan ah.
“En.” Demi menyelesaikan tugas dari Xiaoya, Bai Chuan juga bersikap tak biasanya dan berinteraksi dengan yang lain.
“Terima…. Terima kasih… Tuan Muda Kedua.” Yu Qian mengambil permen pernikahan itu dengan raut misterius.
Saat Bai Chuan melihat dirinya mengambil paket itu, Bai Chuan lalu berbalik dan berjalan ke meja sebelah. Kemudian mengeluarkan paket permen pernikahan dan menyerahkannya.
Dengan contoh dari Yu Qian, reaksi orang-orang lainnya jadi jauh lebih tenang. Meski mereka masih berpikir kalau hal ini ajaib, tak ada lagi yang sampai melongo. Setelah mengucapkan selamat, dengan penuh hormat mereka menerima permen pernikahan itu.
Bai Chuan membagikan lima belas paket permen pernikahan satu demi satu. Dia sendiri yang menghampiri meja masing-masing orang targetnya dan menghantarkannya. Setelah paket terakhir diantarkan, Bai Chuan merasa lega dan kembali ke kantornya.
Setelah dia selesai membagikan permen pernikahan, dia meninggalkan sekantor penuh monyet programmer komputer yang kebodoh-bodohan.
“YA TUHAN! Dalam seumur hidupku, aku ternyata bisa memakan permen pernikahan yang diantarkan sendiri oleh Tuan Muda Kedua.” Tidak diketahui siapa yang mendesah di dalam kelompok itu, namun kelompok chat Departemen R&D langsung meledak seperti kebakaran.
“Tuan Muda Kedua menikah, kan? Bukankah itu karena Nyonya Besar (T/N: maksudnya Nenek Bai) menyuruhnya menikah?”
“Kudengar pernikahan itu dilakukan demi memenuhi keinginan terakhir Nyonya Besar. Aku mendengarnya secara rahasia dari kelompok gosip Departemen Administratif. Sumbernya adalah asisten Pak Presdir.”
“Dasar kau tak tahu malu, sampai pergi ke Departemen Administratif keluarga orang hitam itu.”
“Tapi kalau sumbernya adalah asisten Pak Presdir, maka informasinya terpercaya.”
“Bukankah inti dari percakapan ini seharusnya adalah bahwa Tuan Muda Kedua telah mengambil inisiatif untuk mengantarkan sendiri permen pernikahan kepada kita hari ini?”
“Ah, Tuan Muda Kedua mengambil inisiatif untuk bicara padaku hari ini.” Kalimat ini, tak ada seorang pun yang perlu bertanya, mereka semua sudah tahu kalau orang itu adalah Yu Qian, namun kalimatnya diabaikan oleh semua orang dalam kesepakatan diam, dan diskusi tentang permen pernikahan pun berlanjut.
“Ukuran kantong Tuan Muda Kedua tidak besar. Sepertinya cuma departemen kita yang dapat ah.”
“Menurutmu, siapa yang telah membuat Tuan Muda Kedua membagikan permen pernikahan?”
Persis setelah pertanyaan itu diajukan, sebuah foto tiba-tiba melintas di dalam kelompok chat internal itu. Ini adalah foto sebuah catatan merah muda dengan potret kartun seorang mempelai wanita yang mencolok dan di sebelahnya ada tulisan: ‘Terima kasih telah menjaga Bai Chuan’.
Tiba-tiba, kelompok itu jadi sunyi, dan suara orang membuka bungkusan permen pernikahan bergema di dalam kantor. Mereka menemukan bahwa di dalam setiap paket permen pernikahan terdapat catatan merah muda yang sama.
“Ulululu~~ Aku suka Nyonya Muda Kedua.”
“Pergi kau, mau mati ya?!”
Bekerja bersama Bai Chuan, yang memiliki autisme, banyak orang di Departemen R&D harus memperhatikan ataupun mengakomodasi Bai Chuan. Meski gaji untuk kelompok ini di Yifeng sangatlah tinggi, detil-detil dari akomodasinya bukan hanya gaji. Akomodasi-akomodasi ini sama seperti menyerahkan kursi kepada orang-orang yang membutuhkan di subway. Kau tak butuh diberi ucapan terima kasih oleh orang lain, tapi ucapan terima kasih ini selalu akan membuatmu merasa lebih hangat.
Kehangatan itu juga membuat mereka merasa seakan jarak mereka dengan Bai Chuan jadi lebih kecil.
Di studio H & Y.
Mu Xiaoya mengambil dua cangkir kopi. Satu kopi diberikan kepada Fang Hui, yang kelelahan dan tak mampu bergerak di sofa, sementara yang lainnya untuk dirinya sendiri.
“Mencium aroma kopi, rasanya seperti sebagian dari energiku telah pulih.” Fang Hui menegakkan duduknya dan menyesap kopinya.
“Kenapa kau mengundang orang sebanyak itu untuk wawancara?” Selama dua setengah jam, mereka telah mewawancarai hampir dua puluh orang yang mencari pekerjaan. Mereka bahkan sampai tak sempat minum.
“Menurutku kira-kira separuh dari mereka cukup bagus. Siapa yang akan membayangkan kalau ada banyak yang datang?” Fang Hui mengesah, “Apakah sekarang ini memang susah mencari kerja?”
“Aku belum pernah mencoba cari kerja, aku tak tahu.” Mu Xiaoya pergi ke luar negeri untuk belajar pada kehidupannya yang lampau dan langsung membuka sebuah studio pada kehidupan yang ini. Dia benar-benar tak tahu seperti apa pasar domestik saat ini.
“Demi pekerjaan bergaji lima ribu yuan, kenapa persaingannya ganas sekali?” Fang Hui tak bisa untuk tidak mengesah.
“Tidak semua orang bisa seberuntung kita.” Dalam segi ini, Mu Xiaoya lebih membumi daripada Fang Hui. Para tetua Keluarga Mu keduanya adalah guru. Pasangan tua ini telah bekerja selama puluhan tahun dan hitungan gaji serta bonus saat ini hanya sedikit di atas sepuluh ribu yuan.
“Juga.” Keluarga Fang Hui adalah orang kaya baru, tapi saat dia masih kanak-kanak, dia telah mengalami kesukaran selama beberapa tahun, namun masih benar-benar tak sadar dengan kenyataan dunia, “Dua yang mana yang menurutmu cocok untuk posisi itu?”
“Kupikir orang yang bekerja paruh waktu di toko kopi.”
Fang Hui melirik pada bar di belakang mereka dan langsung memahami maksud Mu Xiaoya: “Aku mengerti. Kalau begitu rekrut yang ini. Juga ada seorang gadis kecil yang bisa memakai photoshop dengan sangat baik. Kita jelas bisa memakai dia saat kita membuka toko Taobao. Ayo kita pakai kedua orang ini.”
“Oke.” Mu Xiaoya tak punya pendapat yang sebenarnya.
“Omong-omong, saat kau masuk pagi ini, bukankah kau bilang kalau Bai Chuan kembali bekerja hari ini?” setelah bicara tentang pekerjaan, Fang Hui pun mulai bergosip.
“En,” Mu Xiaoya mengangguk.
“Aku benar-benar tak bisa membayangkan bagaimana seorang autis pergi bekerja.”
“Kenapa sih, meremehkan orang. Bai Chuan keluarga kami telah memiliki pengalaman kerja selama tiga tahun dan merupakan orang berbakat tingkat senior dengan gaji tahunan enam juta.” Mu Xiaoya sangat menekankan pada ketujuh digit itu menusuk Fang Hui telak-telak di wajah.
“Apa hebatnya? Perusahaan ayahku memiliki keuntungan bersih lebih dari seratus juta tiap tahunnya.” Fang Hui enggan menunjukkan kelemahan.
“Apa kau akan memakai kekayaan ayahmu untuk melawanku?” Mu Xiaoya memicing.
“Lupakan saja. Sekarang kau punya dua ayah. Keluargaku adalah pemula, benar-benar tidak ada gunanya bertengkar.” Fang Hui mengangkat tinjunya untuk ‘mengaku kalah’ dan berkata, “Aku menyerah.”
Keduanya menghentikan pembicaraan tak berguna ini, dan berlawanan dengan yang diperkirakan, Mu Xiaoya teringat kembali pada Bai Chuan. Begitu dia tiba di tempat kerja, dirinya sibuk dengan wawancara bersama Fang Hui dan tak punya kesempatan untuk bertanya pada Bai Chuan tentang pekerjaan. Karena Bai Chuan telah bekerja di perusahaan selama lebih dari tiga tahun, tak ada apa pun yang tak mengenakkan, namun sebagai ‘pelaku’ yang telah menipu Bai Chuan agar kembali bekerja, Mu Xiaoya mau tak mau jadi merasa cemas.
Mu Xiaoya mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Bai Chuan: ‘Di tempat kerja?’
Bai Chuan merespon dengan cepat: ‘En!’
Mu Xiaoya: ‘Kamu pasti sangat sibuk setelah kembali dari liburan panjang.’
Bai Chuan: ‘Nggak sibuk.’ (Tak ada seorang pun yang berani menuntut beban kerja Bai Chuan. Dia selalu suka mengatur seberapa banyak yang dia kerjakan, jadi dia tak pernah merasa sibuk.)
Mu Xiaoya tersenyum dan lanjut bertanya: ‘Apa ada hal yang membuatmu merasa tidak nyaman atau tidak sama seperti biasanya?’
Bai Chuan: ‘Ya.’
Mu Xiaoya mengernyit: ‘Tidak nyaman di mananya?’
Bai Chuan: ‘Aku mau pulang kerja dan ketemu kamu di rumah.’
Mu Xiaoya menatap pesan ini dan tertegun. Kemudian seluruh wajahnya menyeringai tak terkendali.
“Kau lihat apa, senyum sampai seperti itu?” Fang Hui mengambil ponsel Mu Xiaoya, menatap isinya, kemudian seluruh giginya pun terasa ngilu. “Sial, Bai Chuan itu ahli dalam merayu ah.”
“Kembalikan ponselnya padaku.” Mu Xiaoya mengambil kembali ponselnya dari Fang Hui.
“Halo, apa kau yakin kalau Bai Chuan itu autis?” Suara Fang Hui dibuat-buat untuk meniru percakapan terakhir keduanya. “Tidak nyaman di mananya? Ya, aku merindukanmu, aku ingin pulang kerja. Tingkat percakapan ini bukan cuma jelas, tapi EQ-nya provokatif ah.”
“Maksud dia adalah saat dia dulu pergi bekerja, dia tak mau meninggalkan tempat kerja, tapi sekarang saat kami telah menikah, dia jadi ingin pulang. Ini hanya kata-kata biasa dan tidak provokatif,” Mu Xiaoya menjelaskan.
“Itulah yang kumaksudkan ah.”
“Kenapa, tak bisakah orang autis memikirkan istri mereka?” Mu Xiaoya merasa tidak senang.
“Aku mengerti. Yang kau maksud adalah bahwa bila ini orang lain, mereka akan mengucapkannya secara sengaja (T/N: maksudnya cuma manis di mulut saja), tapi Bai Chuan keluargamu mengucapkannya dari dalam hati, kan?” Fang Hui menyimpulkan.
“Ya.”
“Ya Tuhanku, aku nggak tahan lagi!” Fang Hui meninggalkan meja dengan tepukan masam di atas meja.
“Kau mau pergi ke mana?” Mu Xiaoya bertanya.
“Pergi ke website perekrutan dan memasang pesan untuk merekrut seorang pacar,” Fang Hui menjawab dengan geram.
Mu Xiaoya tersenyum, dan lanjut mengirim pesan kepada Bai Chuan: ‘Pergilah bekerja. Aku akan pulang jam enam.’
Bai Chuan: ‘En, aku akan pulang jam enam juga.’
Mu Xiaoya: ‘Omong-omong, apa semua permen pernikahannya sudah dibagikan?’
Bai Chuan: ‘Ya, ada sisa empat paket.’
Mu Xiaoya: ‘Apa mereka menyukainya?’
Di Departemen R&D, Bai Chuan melihat pesan dari Mu Xiaoya ini dan tak tahu jawaban langsungnya. Alih-alih, dia dengan cepat mengetuk serentetan kode dengan jarinya pada keyboard, mengedit sebuah instruksi, kemudian mengeklik untuk menjalankan pesan itu. Begitu Bai Chuan menekan tombol ENTER, di luar kantor, terdapat lima belas komputer di Departemen R&D yang di layarnya muncul sebuah pesan secara serempak.
[Apa kamu suka permen pernikahan hari ini?]
Pada saat bersamaan, para programmer pun membeku. Tak seorang pun yang menyangka kalau mereka akan harus memberi umpan balik setelah menerima permen pernikahan. Tapi tidak baik bila mereka tak menjawab. Tuan Muda Kedua mereka sangat mendominasi. Kalau mereka tak menjawab, mereka takkan bisa memakai komputer mereka. Jadi, dalam waktu kurang dari sepuluh detik, semua orang mengirimkan jawaban mereka, seakan mereka semua sama lancarnya dengan air.
Bai Chuan kemudian mengambil ponselnya dan menjawab pesan istrinya: ‘Mereka semua menyukainya.’
Mu Xiaoya: ‘Bekerja keraslah dan ingat untuk makan.’
Setelah Bai Chuan menjawabnya, tanpa sadar dia melirik pada jam. Sekarang pukul 11.45, dan ada 46 menit yang tersisa hingga tiba waktu makan siang.
Grup Yifeng memiliki kantin stafnya sendiri, dan demi memenuhi selera para pegawai, di sana ada segala macam makanan ala Tiongkok dan Barat. Namun para programmer di Departemen R&D istimewa. Karena mereka sering tetap tinggal hingga larut untuk kerja lembur, jadi mereka memiliki segala macam persediaan suplemen energi di kantor sepanjang tahun. Mereka makan saat mereka lapar, dan mereka sudah lama melupakan tentang waktu makan tiga kali sehari yang normal.
Jadi, ketika para kolega dari lantai-lantai lain turun untuk makan, orang-orang di Departemen R&D tidak bergerak sama sekali. Saat mereka merasa lapar dan kafetarianya tutup, mereka hanya perlu pergi ke ruang istirahat dan membuat mi.
Tentu saja, Bai Zheng takkan membiarkan adiknya terjatuh ke dalam situasi itu, jadi dia akan mengirimkan orang khusus untuk mengantarkan makan siang kepada Bai Chuan setiap siang. Meski Bai Chuan bisa jadi tak memakannya, setidaknya hal itu memastikan bahwa ketika Bai Chuan ingin makan, dia akan menyantap makanan yang bergizi.
Sesaat kemudian, pukul 12.31 tiba.
Tangan Bai Chuan seakan telah dipasangi penanda waktu, dan tepat pada menit itu juga, dia langsung menghentikan kegiatannya mengetik di keyboard. Secara kebiasaan dia berpaling ke meja di sisi kirinya, namun kali ini, dia tak menemukan makanan yang familier di atasnya, kemudian mengernyit ragu.
Aneh, kalau pada waktu sebelumnya aku lapar, akan ada makanan di tempat ini ah.
Bai Chuan mendongak dengan sorot nanar, dan selama sesaat dia tak bisa mengingat siapa yang biasanya mengantarkan makanan kepadanya, jadi dia tak tahu harus mencari siapa kali ini.
Apa yang harus kulakukan? Aku sudah janji pada Xiaoya untuk makan dengan benar. Sekarang sudah waktunya untuk makan, tapi tak ada makan siang.
‘Kalau makanmu tertunda, kau tak boleh menunggu selama lebih dari satu jam sebelum atau sesudahnya, kau harus makan.‘ Dengan panik, Bai Chuan tiba-tiba terpikirkan kembali pada kata-kata Mu Xiaoya.
Dengan sisa satu jam, dia masih punya waktu, dan Bai Chuan perlahan-lahan merasa tenang.
Otak Bai Chuan yang telah tenang mulai bekerja dan dia mulai memikirkan tentang siapa lagi yang bisa dia cari di perusahaan. Segera, dia terpikirkan tentang satu orang, jadi dia pun mengeluarkan ponselnya dan menelepon.
Teleponnya dengan cepat tersambung. Bai Chuan tak menunggu hingga pihak lain bicara, dan segera berkata, “Mana makan siangku?”
Yang ditelepon sedang makan siang dengan para bos lainnya. Bai Zheng, yang pandangannya penuh dengan santapan lezat serta makanan laut: “….”
“Presdir Bai, apa terjadi sesuatu di perusahaan?” Seseorang melihat raut wajah Bai Zheng tampak tidak benar.
“Maaf, aku harus keluar dan menelepon.” Bai Zheng membawa teleponnya dan keluar untuk menelepon asistennya.
Lu Yang adalah asisten Bai Zheng. Dia baru saja kembali dari kafetaria dan sedang bersiap memilah-milah bahan-bahan untuk rapat Bai Zheng di siang hari. Dia menerima panggilan dari bosnya.
“Pak Presdir.”
“Apa kau sudah makan?”
Lu Yang berkedip heran. Sejak kapan sang Presdir peduli tentang apakah dia sudah makan atau belum, tapi dia menjawab dengan jujur, “Baru saja selesai.”
“Apa kau pernah lupa makan ah?”
Lu Yang, bahkan bila dirinya bodoh, bisa mendengar bahwa ada sesuatu yang salah. Dia ketakutan dan nyaris menangis. “Pak Presdir, kalau saya melakukan kesalahan, harap katakan secara jelas. Saya akan memperbaikinya.”
“Saat kau lapar dan tahu bagaimana harus makan, kenapa kau tak ingat untuk mengirimkan makanan Xiao Chuan?” Bai Zheng bertanya.
“Tuan… Tuan Muda Kedua.” Wang Jing yang selalu mengantarkan makanan untuk Bai Chuan, tapi pada saat ini, Lu Yang jelas tak bisa berkata kalau Wang Jing tidak mengantarkannya. Jadi, dia hanya bisa berjanji, “Saya akan mengantarkannya kepada Tuan Muda Kedua.”
“Humph!”
Untuk pertama kalinya, Lu Yang, yang diberi dengusan oleh Bai Zheng, bergidik ketakutan. Dia berbalik untuk mencari Wang Jing dan menghujaninya dengan pertanyaan, “Sekretaris Wang, kau tak mengantarkan makanan kepada Tuan Muda Kedua hari ini?”
Wang Jing berkata dengan wajah sarat dengan penderitaan, “Aku… aku ingin mengantarkan, tapi pagi ini, Pak Presdir bilang kalau dia tak mau aku mengurus Tuan Muda Kedua lagi.”
Lu Yang mengernyit, dan menatap aneh pada Wang Jing. Ada tiga orang sekretaris di kantor Presdir. Kemampuan Wang Jing tidak menonjol, tapi dia dipertahankan di kantor Presdir karena dia sabar dan mengurus Tuan Muda Kedua. Apa yang terjadi sekarang? Pada hari pertama Tuan Muda Kedua kembali dari liburannya, Wang Jing telah menyinggungnya?
“Pak Presdir tak membiarkanmu mengurus Tuan Muda Kedua lagi, jadi kau tak mengalihkan tugasmu? Kalau kau tak mengantarkan makanannya, kenapa kau tak mengingatkan orang lain untuk mengirimkannya?” Lu Yang bertanya.
“Maafkan aku, aku akan mengantarkannya sekarang,” Wang Jing berkata demikian saat dia sudah akan turun.
“Tidak perlu! Aku sendiri yang akan mengantarkannya.” Mana berani Lu Yang memberikan tugas itu kepada Wang Jing. Dia pergi ke kafetaria untuk mempersiapkan makanannya, kemudian mengirimkannya ke kantor di Departemen R&D.
“Tuan Muda Kedua, makan siang.” Lu Yang meletakkan kotak makan siangnya di hadapan Bai Chuan.
Bai Chuan melihat waktunya. Sekarang jam 12:46, dia masih punya waktu untuk menghabiskan makanannya. Jadi, kesannya atas diri Lu Yang memang bagus, karena Lu Yang telah mengantarkan makanannya tepat waktu. Setelah memikirkannya, dia mengeluarkan sepaket permen pernikahan dan memberikannya kepada Lu Yang.
“Terima kasih, Tuan Muda Kedua.” Lu Yang merasa tersanjung dan terkaget-kaget saat menerimanya, kemudian tiba-tiba merasa bahwa selama ada paket permen pernikahan ini, dia takkan berada dalam masalah saat sang Presdir kembali di siang hari.
———–
Versi Inggris bisa dibaca di: www.novicetranslations.com/my-husband-with-scholar-syndrome-chapter-33/