My Husband With Scholar Syndrome - Chapter 68
Sebuah tangan yang kokoh bertengger mendatar di atas kain berwarna gelap, dan setelahnya, tangan itu mencari kehangatan yang familier dengan sia-sia. Kehampaan itu langsung membangunkan Bai Chuan.
Xiaoya?!
Bai Chuan terlompat dari ranjang dan berlari keluar dari kamar tidur dengan bertelanjang kaki. Dengan cepat dia mencari di kamar mandi dan ruang baju. Untung saja, dia menemukan sosok Mu Xiaoya di dapur sebelum dia akhirnya meredakan kegelisahannya.
Dia sedang masak sarapan ah.
Tanpa sadar Bai Chuan mendesah lega.
Hari ini Mu Xiaoya bangun lebih pagi daripada Bai Chuan. Dia merebus bubur di dalam rice cooker, menggoreng telur, dan mencampur salad. Saat dia sudah akan meletakkan masakan yang sudah matang itu ke atas meja, dia berbalik dan melihat Bai Chuan yang tampak berantakan.
“Kau sudah bangun?” Mu Xiaoya tersenyum, mengoperkan piring di tangannya melintasi konter kepada Bai Chuan. “Taruh ini di sebelah sana.”
Bai Chuan buru-buru mengambil alih piringnya. Mu Xiaoya berjalan keluar dari belakang konter sambil membawa masakan sisanya. Dia sudah akan bertanya kepada Bai Chuan kenapa pria itu tak keluar untuk lari pagi ini ketika dilihatnya kaki telanjang Bai Chuan, “Kenapa kau tak mengenakan sandal?”
Bai Chuan menatap ke bawah pada kakinya dan tanpa sadar menggerakkan jari kakinya, sepertinya dia baru menyadari kalau dirinya tak mengenakan sandal pada saat ini, “Aku bangun dan tak melihatmu.”
“Aku bangun lebih awal hari ini. Apa? Apa kau pikir aku kabur saat kau tak melihatku?” Mu Xiaoya tertawa.
“En.” Bai Chuan mengangguk. Dia benar-benar merasa demikian.
“….” Mu Xiaoya membeku, meletakkan piring di atas meja makan dan bertanya terkaget-kaget, “Bagaimana kau bisa berpikir begitu?”
“Kamu… sangat aneh kemarin, seperti… kau akan pergi ke tempat yang sangat jauh.” Bai Chuan tak tahu bagaimana mengekspresikannya. Meski kemarin Mu Xiaoya tidak mengatakan apa-apa soal pergi, kecuali menjadi depresi dan menangis, namun entah bagaimana Bai Chuan merasa demikian.
“Jangan khawatir, aku takkan kabur.” Mu Xiaoya tak menyangka kalau Bai Chuan ternyata begitu sensitif. Suasana hatinya sedang tak terkendali karena penyakit sepupunya, Lin Han, kemarin. Benaknya kacau balau saat dia memikirkan tentang banyak hal yang akan terjadi setelah kematiannya, namun dia tak menyangka kalau Bai Chuan samar-samar akan merasakannya.
Bai Chuan kembali ke kamar tidur dan mengenakan sandalnya, kemudian dia dengan jarangnya, alih-alih keluar untuk lari pagi, duduk di depan meja makan dan menatap Mu Xiaoya selama sesaat. Seakan dia merasa bahwa jaminan dari Mu Xiaoya tidaklah cukup, dan bahwa dia perlu memeriksanya secara pribadi.
“Cepat makan, kita akan pergi ke rumah sakit setelah itu.” Mu Xiaoya mendesak Bai Chuan, “Hari ini Minggu, kita harus memberitahu Papa dan Mama kalau kita tidak akan pulang ke rumah dan makan malam hari ini.”
“Aku akan telepon Kakak,” Bai Chuan tiba-tiba berkata.
“Kau akan telepon Kakak untuk memberitahu dia kalau kita takkan pulang hari ini?”
“Nggak, aku akan minta Kakak mencari dokter,” Bai Chuan menjelaskan, “Cari dokter terbaik untuk menyembuhkan sepupu.”
“Kau minta Kakak mencarikan dokter untuk sepupu?” Mu Xiaoya menatap Bai Chuan dengan terkaget-kaget.
“En. Saat sepupu sembuh, kau takkan sedih lagi,” Bai Chuan berkata serius.
“Xiao Chuan, terima kasih.” Kali ini, Mu Xiaoya tak mengatakan apa-apa soal tak ada penyembuhnya. Dia hanya menjepitkan sebutir telut untuk Bai Chuan demi menunjukkan rasa terima kasihnya.
Syok yang kemarin datangnya terlalu mendadak, dan pada saat itu, Mu Xiaoya hampir berpikir kalau dirinya juga akan segera mati, sampai-sampai pikirannya runtuh dan dia kehilangan kendali dirinya. Senyum kokoh Mu Xiaoya terhadap kematian serta persiapan mentalnya semua roboh ketika penyakit Lin Han mewujud.
Akan tetapi, ada keuntungan yang didapatkan setelah keruntuhan emosionalnya. Setidaknya ketika dia terbangun di pagi hari, Mu Xiaoya merasa kalau dia telah menemukan banyak hal. Ini bukanlah sikap sok kuatnya yang sebelumnya, namun semacam ketidakacuhan setelah pencerahan yang keras ini.
Menatap telur di dalam mangkuk, Bai Chuan memicingkan matanya dengan gembira, karena dia akhirnya bisa yakin kalau Xiaoya-nya kembali ke normal.
Setelah menyantap sarapan yang sederhana, Mu Xiaoya mempersiapkan sejumlah bubur dan makanan pendamping di dalam kotak makan tahan panas sebelum pergi ke rumah sakit bersama Bai Chuan. Pertama-tama dia pergi ke bangsal anak-anak untuk memberi makanan kepada Leilei. Zhao Qi tak sempat mengurus putrinya, jadi Leilei sudah tak melihat orangtuanya dalam waktu cukup lama, sehingga saat ini gadis kecil itu dengan kesal merengut.
“Di mana Papa dan Mama?” Leilei bertanya dengan tidak senang setelah menyuap bubur.
“Mereka tiba-tiba ada urusan, jadi mereka pulang lebih dulu. Biarlah bibi yang mengurus Leilei kali ini,” Mu Xiaoya berkata, “saat kau sudah lebih baik, kau bisa pergi ke rumah Bibi Buyut selama beberapa hari dan tunggu sampai papamu menjemputmu.”
“Apa Papa dan Mama harus pergi lama?” Leilei bertanya.
“En, mungkin akan butuh waktu beberapa lama, Leilei, jangan takut.”
“Nggak takut. Papaku selalu sibuk dengan pekerjaan dan sering jauh dari rumah selama berbulan-bulan. Tapi Mama jarang meninggalkan aku selama ini, apa Mama akan meneleponku?” Leilei bertanya.
“Tunggulah sampai Mamamu punya waktu luang, dia pasti akan meneleponmu,” Mu Xiaoya membujuk.
Keesokan harinya, Leilei sudah bisa keluar dari rumah sakit. Mu Xiaoya membantu Leilei melewati prosedur pengeluaran, dan kemudian mengantar anak itu ke rumah orangtuanya. Bukannya Mu Xiaoya tak berpikir untuk mengurus anak itu sendiri, namun Bai Chuan hanya tak bisa berbohong, jadi Mu Xiaoya takut kalau kebenarannya akan terungkap cepat atau lambat, dan itulah sebabnya kenapa dia hanya bisa mengirim anak itu kepada orangtuanya.
Setelah dua hari terakhir ini, para dokter dan ahli satu persatu berlari keluar masuk dari seluruh penjuru negeri. Dan setelah melewati perawatan darurat serta diskusi selama seminggu, mereka akhirnya mengkonfirmasi penyebab dari penyakit Lin Han.
“Penyakit genetis?!” Kecuali Mu Xiaoya, semua orang di dalam ruang konsultasi terkejut.
“Ya.” Profesor Rong mengangguk. Profesor Rong adalah dokter yang bertanggungjawab atas Lin Han, dan juga dokter yang bertanggungjawab atas Mu Xiaoya di kehidupannya yang lampau. Beliau kembali dari Amerika tiga hari yang lalu. Sebelum kembali, Beliau masih melakukan pertukaran studi di sana.
“Mustahil, aku tak pernah dengar Lin Han bilang kalau keluarga mereka memiliki penyakit genetis.” Zhao Qi membantah tidak rela.
“Ini adalah penyakit genetis yang luar biasa langka dan mendadak. Sebelum kambuhnya penyakit ini, kondisi pasien sama dengan orang normal, dan bahkan bila dia pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, dia takkan menemukan ketidaknormalan apa pun. Dengan kata lain, selama dia tidak jatuh sakit, dia sepenuhnya adalah orang yang sehat.” Profesor Rong menjelaskan, “Dan keterjadian dari penyakit ini luar biasa rendah, karena suatu alasan khusus, penyakit ini lebih umum terjadi pada wanita. Wanita menikah, dan gejalanya hanya muncul setelah dua atau tiga generasi, jadi tentu saja beberapa orang akan menghubungkan ini dengan penyakit bawaan, dan karenanya, sulit bagi keluarga untuk memerhatikan pentingnya hal ini.”
“Aku tak peduli penyakit macam apa ini, dokter, tolong katakan padaku, apa penyakit ini bisa disembuhkan?” Zhao Qi bertanya.
“Maafkan aku,” Profesor Rong mendesah, “penyakit ini tersembunyi terlalu dalam, dan tak ada cara untuk menemukannya terlebih dahulu. Terlebih lagi, kemunculannya terlalu mendadak, sudah terlambat untuk merawatnya. Meski kami telah berusaha sebaik mungkin untuk mempertahankannya, organ-organ pasien masih mengalami kemerosotan, dan segera, dia akan mengalami gagal jantung….”
Setelahnya Zhao Qi tak bisa mendengar lebih banyak kata lagi. Tubuh pria tinggi itu roboh pada saat ini, hanya sepasang mata merah yang tampak dari wajahnya yang sudah tak diurus selama seminggu.
“Berapa lama….” Kedua kata itu tampaknya hampir menguras seluruh tenaga Zhao Qi.
“Paling lama… lima hari.” Mungkin menyadari bahwa yang dirinya katakan terlalu kejam, Profesor Rong menambahkan, “Di tengah-tengahnya, pasien memiliki kesempatan untuk sadar, kau….”
“Aku mengerti.” Zhao Qi tak bertanya lagi. Dia berjalan keluar dari ruang konsultasi dengan tubuhnya terayun-ayun ketika kembali ke bangsal istrinya.
Mu Xiaoya dan ayahnya buru-buru mengejarnya. Kedua orang itu menatap dari kejauhan, memikirkan tentang Leilei yang masih tinggal di rumah mereka sendiri, batin mereka terasa berat untuk beberapa saat, “Orang yang begitu baik, bagaimana bisa hal ini terjadi begitu tiba-tiba….”
“Benar, bagaimana bisa tiba-tiba jadi seperti ini.” Mu Xiaoya juga ingin bertanya. Kalau mereka bisa menghindarinya, siapa yang mau mendapatkan penyakit ini?
Pada saat ini, telepon Mu Ruozhou tiba-tiba berdering, mendesaknya kembali ke sekolah. Dia lantas berkata pada Xiaoya, “Sekolah menelepon, aku harus pergi, kau di rumah sakit… jagalah kakak iparmu.”
“En,” Mu Xiaoya mengangguk.
Mu Ruozhou mendesah, dia tak berpamitan dan hanya meninggalkan tempat itu.
Setelah ayahnya pergi, Mu Xiaoya tidak terus berdiri diam. Dia berjalan menghampiri dan berdiri di samping Zhao Qi serta berusaha menghiburnya, “Sepupu… tidak ingin kau seperti ini.”
Mu Xiaoya merasa bahwa dirinya mungkin berkualifikasi untuk mengucapkan kalimat ini. Menaruh dirinya sendiri di posisi orang lain, kalau dirinya adalah orang yang terbaring di sana, dia juga tak mau Bai Chuan jadi seperti Zhao Qi.
“Apa dokter tadi bilang kalau Lin Han bisa sadar?” Zhao Qi tiba-tiba bertanya.
“Ya.”
“Kalau begitu, apa kau bisa membantuku menjaganya selama beberapa waktu? Aku ingin kembali ke hotel untuk merapikan diri. Aku tak bisa membiarkan dia melihatku dalam penampilan ini.” Zhao Qi mengulurkan tangan dan menyentuh jenggotnya. Pria besar dan kasar itu tiba-tiba peduli dengan penampilannya sendiri. “Dia selalu bilang kalau aku bisa tampak sepuluh tahun lebih muda kalau aku bercukur, aku akan tampak cocok dengannya kalah seperti itu.”
“Oke, aku akan meneleponmu kalau sepupu sadar.” Mu Xiaoya tak berani melihat ekspresi Zhao Qi.
Zhao Qi menggumamkan terima kasih. Dia melirik istrinya yang belum mendapatkan kesadarannya di atas ranjang, dan kemudian buru-buru keluar dari rumah sakit. Dia tampaknya takut kalau gerakannya terlalu lambat, dirinya akan melewatkan istrinya sadar. Dari meninggalkan rumah sakit sampai kembali, dia mandi, berganti pakaian dan mencukur jenggotnya, kesemuanya itu hanya butuh waktu total setengah jam.
Tanpa jenggot yang tebal, pria itu tampak seperti orang yang berbeda. Sikap mengesankannya yang tenang dan kokoh masih ada, namun dirinya memiliki ketampanan yang dingin. Sudah tentu, seperti yang Lin Han katakan, pria itu jadi tampak sangat cocok dengan sang istri.
“Aku sudah menyusahkanmu.” Zhao Qi berterima kasih kepada Mu Xiaoya yang tetap tinggal di bangsal.
Mu Xiaoya mengangguk, mengetahui kalau pria itu tak lagi membutuhkan bantuannya, dia pun berbalik dan pergi, meninggalkan tempat itu untuk Zhao Qi dan Lin Han berdua saja.
Setelah kelahiran kembalinya, Mu Xiaoya tak pernah berpikir untuk menanyakan kepada dokter untuk berkonsultasi tentang penyakitnya, namun seperti yang telah Profesor Rong katakan barusan tadi, penyakit itu sepenuhnya tak terdeteksi sebelum muncul. Terlebih lagi, Mu Xiaoya tak memiliki catatan medis apa pun yang memadai sebagai bukti, jadi bahkan bila dia pergi ke rumah sakit untuk diperiksa, hasilnya hanya akan jadi normal. Mungkin bila dia bersikeras dan bertanya lebih banyak lagi, dokter akan mengira kalau dia punya masalah mental.
Namun kini berbeda. Dengan kasus sepupunya terlebih dahulu, ada kemungkinan kalau dirinya juga sakit. Akan tetapi, kesempatan yang dia dapat untuk pertanyaannya sendiri ini telah memakai nyawa sepupunya sebagai gantinya….
Mu Xiaoya berdiri di luar kantor Profesor Rong, dan ketika dirinya masih meragu apakah akan masuk, pintunya tiba-tiba terbuka dari dalam.
“Nyonya Muda Kedua.” Lu Yang melihat Mu Xiaoya dan membeku selama sesaat sebelum dia bereaksi, “Anda ada di sini untuk bertanya kepada Profesor Rong tentang kondisinya.”
“Asisten Lu, kenapa kau ada di sini?” Mu Xiaoya terkejut melihat Lu Yang. Lu Yang adalah asisten Bai Zheng, bagaimana bisa dia ada di sini pada saat ini?
“Oh, saya kemari untuk memberikan sesuatu kepada Profesor Rong,” Lu Yang menjawab.
“Kau….” Mu Xiaoya bereaksi dengan cepat, “Profesor Rong diundang oleh Kakak, kan?”
“Ya.” Lu Yang tak menutup-nutupi apa pun. Kalau bukan karena Bai Zheng, bagaimana bisa Profesor Rong yang telah berencana untuk melakukan pertukaran studi di Amerika selama setengah tahun tiba-tiba kembali ke Tiongkok untuk konsultasi?
“Nyonya Muda kedua, silakan masuk. Saya masih ada hal yang perlu dikerjakan dan harus berpamitan sekarang. Benar juga….” Lu Yang meragu sesaat, dan setelah memikirkan tentang situasi saat ini, dia pun tak tahan untuk menghibur, “Anda… harap jangan terlalu bersedih.”
“Terima kasih,” Mu Xiaoya berkata. Dia menunggu Lu Yang berjalan pergi sebelum mendorong pintu menuju kantor.
Profesor Rong mengenali Mu Xiaoya. Ketika dia masuk, Beliau langsung bertanya dengan gugup, “Apa pasiennya sudah bangun?”
“Belum,” Mu Xiaoya berkata, “sayalah yang punya beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada Profesor.”
“Oh, silakan duduk kalau begitu.” Profesor Rong mengisyaratkan agar Mu Xiaoya duduk.
“Profesor Rong, saya adalah sepupu Lin Han.” Mu Xiaoya bertanya, “Anda bilang kalau penyakit ini cenderung terjadi pada wanita, jadi saya ingin bertanya….”
“Kau ingin bertanya apakah kau bisa mendapatkan penyakit ini juga?” Profesor Rong menebak tujuan kedatangan Mu Xiaoya.
“Ya.”
“Hehe… sebenarnya, kau tak perlu segugup itu.” Profesor Rong mengira kalau Mu Xiaoya dibuat ketakutan oleh penjelasannya yang sebelumnya tentang penyakit keturunan, jadi dia pun mengucapkan beberapa patah kata untuk menghibur, “Aku juga berkata sebelumnya bahwa kemungkinan penyakit ini muncul luar biasa rendah, dan bahkan bila kemungkinan munculnya tinggi, bisa saja tak memengaruhi keluargamu, karena penyakit genetis semacam ini belum ditemukan hingga sekarang.”
“Saya tahu, tapi saya hanya bilang kalau….” Mu Xiaoya tak bisa menjelaskan kepada Profesor Rong bahwa dirinya pasti akan mendapatkan munculnya penyakit itu, dan hanya bisa menyamarkan semua ini sebagai kecemasan, “Kalau saya memiliki penyakit genetis semacam ini dalam tubuh saya, hal itu bisa terjadi pada usia sepupu saya, dan bila memang seperti itu, apakah ada ilmu kedokteran yang bisa mencegahnya terjadi?”
“Mustahil.” Profesor Feng menimbang-nimbang selama sesaat dan menggelengkan kepalanya, “Hal paling buruk tentang penyakit genetis mendadak adalah ketidakbisaannya untuk diprediksi. Tak ada yang tahu kapan penyakit itu akan muncul, dan tak ada cara untuk melihat petunjuk-petunjuknya terlebih dahulu, dan tentu saja, tak ada cara untuk merawatnya terlebih dulu ataupun mencegahnya dari terjadi.”
“Apa benar-benar tak ada jalan sama sekali?” Apakah masih tak ada jalan bahkan bila penyakitnya telah ditemukan tiga tahun lebih awal?
“Ini adalah kecacatan genetis, dan kecuali bila gennya diubah, sangat sulit untuk menyembuhkannya.” Profesor Rong menjelaskan. “Dari tingkatan ilmu kedokteran sekarang, terlalu sulit bagi kami untuk bahkan mendeteksi gen yang cacat di tubuh pasien ketika penyakitnya tidak muncul. Sebenarnya… bahkan bila telah ditemukan, takkan terlalu banyak berguna, dan sebaliknya hal itu akan menambah beban mental sang pasien, karena begitu penyakitnya muncul, tetap saja tak bisa disembuhkan oleh cara-cara medis saat ini.”
“Aku bisa mengerti kecemasanmu, lagipula, kau memiliki hubungan darah dengan pasien. Tapi kau benar-benar tak perlu terlalu cemas. Dari tiga generasi, bukankah hanya sepupumu yang memiliki kasus ini? Kau seharusnya memiliki cara pikir yang lebih positif, jangan takuti dirimu sendiri dan jatuh sakit gara-gara itu,” Profesor Rong menghibur.
“Saya mengerti, terima kasih, Profesor Rong.” Mu Xiaoya mengerti kalau dia tak bisa menemukan penyakitnya sebelum dia mengalami serangannya, namun akan jadi terlambat untuk menyembuhkannya begitu hal itu terjadi, jadi lebih baik mengetahuinya terlebih dahulu daripada tidak.
Saat jejak harapan yang terakhir terputus, Mu Xiaoya tak memiliki terlalu banyak naik turun secara emosional. Dia hanya kembali ke studio, dan bahkan memiliki minat untuk memperbaiki desainnya. Dia menyeduh kopi seperti biasanya dan menunggu Bai Chuan pulang kerja.
Saat dia bertemu Lu Yang di kantor Profesor Rong, Mu Xiaoya tiba-tiba menyadari tentang satu hal. Mungkin dirinya bisa bertahan dari koma selama seminggu dan berpamitan kepada orangtuanya di kehidupannya yang lalu, semua itu adalah karena Bai Chuan meminta Kakak untuk meminta Profesor Rong datang.
Kalau tidak, dengan sedemikian banyaknya pasien di seluruh dunia, bagaimana bisa Profesor Rong kebetulan datang dan merawat dirinya?
“Xiaoya, apa yang kau pikirkan?” Bai Chuan menyesap kopinya dan memanggil istrinya yang bengong.
“Aku hanya berpikir kalau Profesor Rong pasti diundang oleh kakakmu, kan?” Mu Xiaoya bertanya.
“Aku nggak tahu, aku hanya minta dia mencari dokter terbaik.” Bai Chuan menjawab jujur, “Apa dia bisa menyembuhkan sepupu?”
“Dia tak bisa, tapi… dia bisa membuat sepupu sadar sekali.” Kalau bukan karena Profesor Rong, sepupunya mungkin akan sudah ‘lewat’ sejak lama. Secara serupa, kalau bukan berkat Profesor Rong, dirinya mungkin takkan melihat Bai Chuan bergegas memasuki bangsalnya dengan membawa catatan-catatan medisnya.
“Kalau begitu, dia nggak berguna. Aku akan minta Kakak mencari dokter lain,” Bai Chuan berkata dengan tidak senang.
Mu Xiaoya menatap Bai Chuan yang memandang rendah Profesor Rong, dan tiba-tiba mendapat penglihatan. Kalau dia tak melihat Bai Chuan sebelum kematiannya di kehidupannya yang lampau, dia mungkin belum tentu akan menikahi Bai Chuan setelah kelahirannya kembali.
“Kau tak bisa bilang kalau Profesor Rong tak berguna. Dia telah membantumu sebelumnya.”
“??” Bai Chuan tak bisa ingat dirinya pernah dibantu oleh Profesor Rong.
Di sisi lain, karena permintaan adiknya, Bai Zheng telah meminta banyak ahli yang mampu dari segala segi kehidupan untuk datang ke Yuncheng. Setelah menentukan bahwa ini memang adalah penyakit genetis, dia bahkan menyuruh Lu Yang terbang ke Amerika dan mengundang Profesor Rong pulang.
“Ini adalah penyakit genetis yang lebih umum pada wanita?!” Bai Zheng mengernyit tanpa sadar setelah mendengar laporan Lu Yang.
“Ya, Profesor Rong bilang kalau Beliau tak mengetahui apa alasannya, tapi peringkat penyakit ini muncul lebih tinggi pada wanita. Ibu mewariskannya pada putrinya, dan kemudian kepada cucu perempuannya. Karena si gadis dinikahkan dan memasuki keluarga baru, meski ini adalah penyakit keturunan, beberapa orang jarang mengkarakterisasi penyakit ini seperti adanya.” Sebenarnya, Lu Yang tidak cukup mengerti, “Tapi tingkat keterjadian dari penyakit ini benar-benar rendah, dan sepupu Nyonya Muda Kedua hanya kurang beruntung….”
“Apa hubungan spesifik dari Mu Xiaoya dan sepupunya?” Bai Zheng menyela.
“Ini… saya juga tidak jelas tentang hal ini.”
“Pergilah dan periksa untuk mencari tahu apakah hubungannya dari ayah atau ibunya.”
“Sepupu (T/N: istilah aslinya adalah Biao Jie; yang berarti kakak sepupu luar – dari pihak ibu), pasti hubungannya dari ibunya… Anda meragukan….” Lu Yang tiba-tiba bereaksi, dan kemudian dengan tegas menggelengkan kepalanya dan menyangkal, “Mustahil, bagaimana bisa demikian kebetulan?”
“Ini adalah penyakit keturunan. Bantu aku membuat janji dengan Profesor Rong berdua saja.” Bai Zheng berharap kalau dirinya hanya berpikir terlalu berlebihan.
Kali ini, hanya sepupu Mu Xiaoya yang jatuh sakit dan Mu Xiaoya sudah jadi depresi di rumah semalaman sehingga Bai Chuan menelepon dirinya untuk mencari dokter dengan gugup. Kemudian bila Mu Xiaoya-lah yang sakit, Bai Zheng tak bisa membayangkan konsekuensinya.
Mu Xiaoya adalah jendela terakhir bagi Bai Chuan. Bila jendela itu tertutup….
—————–
Catatan Pengarang:
Profesor Rong: “Kudengar kau bilang kalau aku tak berguna. Kalau aku tak berguna, bisakah kau dengan sukses menikahi istrimu seperti ini?
Bai Chuan: “….”
Profesor Rong: “Kau masih harus bergantung padaku di masa mendatang, kau mengerti?”
Crab (pengarang): “Bisakah hari ini dianggap sebagai gendut? (T/N: Crab bicara tentang hitungan kata novelnya yang jadi panjang hari itu dan memiliki kemajuan plot yang besar.)
———–
Versi Inggris bisa dibaca di: isotls.com/chapter-68-no-cure/