My Whole Family are Villains - Chapter 12 Part I
Tes tersebut dilaksanakan di laboratorium sekolah yang terletak di samping kantor pengawas.
Sebelum dimulai, Su Bei melihat seorang remaja muncul di pintu. Dia sangat tinggi, kurang lebih setengah kepala lebih pendek dari Su Xiaobao yang sudah sangat tinggi. Tubuh atasnya mengenakan sebuah kaus dan kedua tangannya berada di dalam saku celana sekolahnya. Berjalan masuk dengan malas, postur tubuhnya agak berleha-leha.
Penampilan laki-laki ini mengingatkan Su Bei pada murid-murid bermasalah di sekolah lama mereka di kabupaten kecil. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa lelaki di hadapannya lebih tampan dibanding para murid bermasalah itu. Dan lagi, diantara semua orang yang pernah Su Bei lihat, kecuali ayah mereka, lelaki ini adalah yang tertampan kedua setelah Su Xiaobao.
Guru pengawas juga menyadari remaja yang masuk itu: “Xie Minxuan, kau di sini.”
“Yeah, kenapa Saya dipanggil?” Lelaki bernama Xie Minxuan itu menanggapi dengan malas. Setiap kata-katanya seakan menyembunyikan kuapan di antaranya. Dia perlahan melirik pada tiga orang lainnya yang berada di ruangan itu. Pertama, dia melihat Chen De, satu-satunya orang yang memakai pakaian kerja. Yeah, dia kelihatan sedikit tidak asing.
Kemudian, dia menatap Su Bei… bahkan sebelum lima detik berlalu, tatapannya pada Su Bei diinterupsi oleh tatapan mengancam. Mata Xie Minxuan bertemu mata Su Xiaobao, yang berdiri di sebelah Su Bei. Ketika mereka menatap satu sama lain, jejak kewaspadaan dan pertentangan seakan terlahir di antara mereka. Dua pasang mata memelototi satu sama lain. Kedua laki-laki itu tidak ada yang mau mengalah.
Guru pewangawas akhirnya menghentikan lelucon mereka. Dia menatap Xie Minxuan dan berkata, “Tentu saja Saya perlu memanggilmu. Kamu berani melewatkan ujian bulanan sekolah untuk bermain basket dengan siswa-siswa dari SMP Satu.” Dia kemudian batuk sedikit dan menjeda, lalu dia melanjutkan: “Kemenanganmu di pertandingan tersebut memang merupakan sebuah kebanggaan bagi sekolah kita, jadi Saya tidak akan menghukum kamu. Tapi kamu harus melengkapi ujian bulanan itu. Hari ini Saya punya waktu luang, jadi kamu harus melakukan ujiannya sekarang.”
Setelah itu, dia berpaling pada Su Bei. Menunjuk Xie Minxuan, dia berkata, “Dia adalah murid kelas delapan sekolah kami.”
“Kami akan menggunakan soal-soal ujian bulanan sekolah untuk tes masuk kalian. Karena setiap ujian bulanan berbeda kesulitannya, itu tidak akan digunakan sebagai tolak ukur objektif, jadi agar adil, Saya akan membiarkan murid ini mengerjakan tes bersamamu dan saudaramu.”
Sebenarnya, guru pengawas tersebut tidaklah seadail yang diucapkannya. Xie Minxuan benar-benar sulit untuk dikontrol. Jika datang ke sekolah, dia entah telat, bolos pelajaran, atau tidur saat pelajaran. Namun itu tidak menghentikannya mendapatkan skor tinggi, dan dia masih mampu masuk sepuluh besar angkatannya tanpa belajar. Di atas itu, Keluarga Xie juga merupakan pemegang saham terbesar ke dua dalam dewan sekolah mereka. Untuk membandingkan dua siswa pindahan dengan Xie Minxuan memang kejam untuk mereka. Tapi lebih baik membiarkan mereka mengetahui realita lebih cepat.
“Kalian akan mengerjakan kertas ujian yang sama dalam jangka waktu yang sama. Jadi ketika hasilnya keluar, kalian berdua akan tahu apakah kalian pantas untuk belajar di kelas delapan.”
Su Bei dan Su Xiaobao tidak membantah dan mengangguk dengan patuh. Justru, Chen De lah yang merengut tidak suka.
—Apakah guru ini pikir Aku buta? Atau orang dungu yang tidak tahu apa-apa?
Xie Minxuan, tuan muda ke dua dari Keluarga Xie, sudah terkenal dalam kalangan mereka sebagai talenta muda. Namun dia tetap mau membandingkan Su Bei dan Su Xiaobao dengannya… Chen De khawatir anak-anak akan terpukul hebat.
“Du Yiming dan yang lainnya juga datang bersama Saya ke pertandingan, kenapa guru tidak memanggil mereka untuk mengerjakan ujian sekarang? Selanjutnya, ada banyak pelajaran yang harus dikerjakan, bukankah siswa lainnya punya tiga hari untuk menyelesaikan ujian? Dan sekarang guru ingin kami mengerjakan ujian-ujian itu dalam satu hari?” Xie Minxuan mendebat dengan tidak sabarnya.
“Kamu melewatkan ujian dan masih berani membantah?” Guru pengawas tersebut mengomeli mereka dengan galak. “Cepatlah, duduk, dan kerjakan ujiannya. Sekarang jam 1 siang, batas waktunya samppai jam 4 sore. Soal tambahan matematika, bagian komposisi bahasa China, dan bahasa Inggris bagian ‘mendengarkan’ bisa dilewati. Untuk mata pelajaran lain, kalian hanya harus mengerjakan bagian essai dan pilihan ganda. Jawaban yang tidak selesai masih mendapat skor separuh. Orang tua harus menunggu di kantor Saya di ruangan sebelah agar tidak mengganggu siswa.”
—-
Setelah Chen De diantar kembali ke kantor guru pengawas, ketiga anak di lab itu duduk dan memulai ujian.
Ini adalah soal-soal untuk ujian bulan ini? Terlalu mudah.
Xie Minxuan melirik kertas tes, merasa sedikit bosan. Awalnya, dia sudah bersandar pada meja, siap untuk tidur. Dia akan menunggu sampai 40 menit terakhir dan kemudian bangun untuk mengerjakan semua soal sekalian. Pada saat itu, matanya tiba-tiba menangkap Su Xiaobao yang duduk di sampingnya. Anak lelaki lainnya sudah mulai dengan soal-soal, dan kecepatan tulisan tangannya sangat cepat. Xie Minxuan melirik dari jauh, Su Xiaobao ternyata menjawab dengan benar.
“Berkonsenterasilah pada ujianmu, jangan mengganggu yang lain.” Guru pengawas memperingatkan. “Kalian bertiga, duduklah sedikit lebih jauh. Xie Minxuan, kamu duduk di sana.” Dia hanya mengambil pencegahan agar kedua murid pindahan tidak dapat menyalin jawaban Xie Minxuan.
Xie Minxuan tidak membantah. Dia dengan cepat mengambil kertas ujiannya dan pergi ke bangku pojok. Setelah melirik dengan dingin pada Su Xiaobao, dia mengesampingkan kemalasannya tadi dan mulai menulis jawaban.
—-
Dua anak laki-laki itu sangat cepat. Kurang dari setengah jam, keduanya sudah selesai menjawab dua lembar. Su Bei tidak berpartisipasi pada “kompetisi terbuka” para lelaki. Setelah ujian dimulai, dia membaca sepintas seluruh lembar soal -itu tidak sulit. Bagaimanapun, dia sedang mengerjakan ujian SMP setelah belajar di SMA. Banyak soal yang sangat dasar dan kebanyakan tidak memerlukan proses berpikir yang panjang untuk menjawabnya. Namun, Su Bei tidak menurunkan kewaspadaannya. Dia dengan teliti membaca setiap soal sebelum menuliskan jawaban, dan kemudian mengecek ulang. Setelah Su Bei menyelesaikan semua soal, dia mengecek untuk terakhit kali sebelum akhirnya meletakkan pena-nya. Ketika dia mengangkat kepala, matanya bertemu dengan mata Su Xiaobao. Anak laki-laki itu menatapnya dengan pandangan gugup.
“Su Xiaobao, apa kau sudah selesai?” Su Bei bertanya. Pandangannya juga melewati Xie Minxuan, yang sudah tertidur di atas mejanya di pojok.
“Ya, bagaimana denganmu?” Soal ujian di sini jauh lebih sulit daripada sekolah lama mereka, jadi dia sedikit khawatir mengenai Su Bei.
“Tentu saja, tidak ada masalah.” Su Bei memberikan tatapan meyakinkan pada laki-laki itu.
Pada saat ini, guru pengawas datang untuk mengumpulkan lembar jawaban mereka. Setelah mengambil kertas di atas meja Xie Minxuan, dia melirik Su Bei dan bertanya, “Apa kalian juga sudah selesai?”
Su Bei dan Su Xiaobao mengangguk.
“Nama kalian adalah Su Bei dan Su Xiaobao? Apakah Tuan Chen bukan ayah kalian?”
“Bukan.”
Hanya saja, mereka dan ayah mereka tidak memiliki marga yang sama.
“Kami memakai marga ibu kami.”
Guru tersebut mengangguk terhadap penjelasan mereka dan kemudian melihat lembar jawaban di tangannya. Ketika dia melihat lembar jawaban dua anak itu, dengan semua soalnya dijawab, mata guru pengawas tersebut berkilat terkejut: Ternyata mereka menyelesaikannya? Dan dengan pandangan pertama, bagaimana mungkin jawaban mereka mirip dengan milik Xie Minxuan?
T/N: Setelah sekian lama afk😶