My Whole Family are Villains - Chapter 6 Part I
Bagi Su Bei, kejadian tersebut sudah berakhir, tapi pada pihak sekolah, itu masih belum berakhir.
Di ruang komverensi sekolah, kepala sekolah dan beberapa guru berargumen atas masalah Su Bei.
“Ini hampir waktunya inspeksi sekolah. Entah rumor mengenai Su Bei yang ada di internet itu benar atau salah, akibatnya tetap akan sangat buruk, dan mungkin akan mempengaruhi nilai komprehensif sekolah kita secara langsung kali ini.”
“Jadi, Guru Li, pendapat anda adalah?”
“Saran saya adalah untuk men-skors Su Bei sementara. Jika dia absen, di satu sisi, akan mengurangi konflik dengan siswa lain, dan di sisi lain, jika biro pendidikan bertanya kepada kita mengenai masalah ini kita bisa memberitahu pada mereka bahwa ini adalah candaan yang dilakukan oleh siswa, dan bahwa sekolah kita sudah dengan berat mengurus siswa yang terlibat dengan membiarkan mereka merenungkannya di rumah.”
Saran Guru Li membuat guru kepala mengernyit: “Saya tidak setuju. Penanganan seperti ini tidak akan menangani gejalanya dan akan sangat tidak adil bagi Su Bei.”
“Ini bukan saatnya membicarakan keadilan. Apa yang harus kita pertimbangkan saat ini adalah bagaimana mengurus inspeksi dari biro pendidikan.”
“Pak Li benar. Men-skors siswa sementara waktu juga untuk kebaikannya. Setelah mengalamj kejadian seperti itu, itu adalah hal yang tepat untuk membiarkannya beristirahat dengan baik di rumah, jadi dia bisa menyesuaikan keadaan mentalnya.”
“Tapi dari bagaimana saya melihatnya, Su Bei berada dalam kondisi baik, dan nilainya juga sangat bagus. Siswa macam ini juga memiliki peran dalam meningkatkan nilai komprehensif sekolah.”
“Tapi Su Bei hanya satu siswa, nilai seorang siswa tidak akan banyak mempengaruhi poin penilaian.” Si guru menjeda, “Selanjutnya, bukankah KK Su Bei dan Su Xiaobao juga bermasalah?”
Tentu saja, masalah seperti ini sisa dari masa lalu tidak akan bisa diselesaikan dalam waktu singkat.”
“Bagaimana dengan pendidikannya Su Bei?”
“Dia bisa mengambil kelas tambahan, dan kita tidak memiliki niat untuk membuatnya keluar dari sekolah atau di skors untuk waktu yang lama. Hanya membiarkannya tinggal di rumah sementara, memiliki waktu untuk sedikit penyesuaian. Setelah inspeksi sekolah berakhir, dia bisa kembali ke kelas…”
—
Ketika guru-guru sedang mendiskusikan apakah akan menskors Su Bei sementara, dia dan Su Xiaobao sudah mengucapkan selamat tinggal pada rumah tua yang telah mereka huni selama empat belas tahun. Membawa koper mereka, si kembar berangkat dalam perjalanan mereka ke Kota B.
Pertama mereka naik bus kecil dari desa selama satu jam, kemudian setelah sampai di ibu kota daerah, mereka berpindah bis dua kali ke stasiun kereta. Hingga mereka berada di atas kereta, meskipun ada beberapa lika liku sepanjang jalan, perjalanan mereka relatif lancar.
Di tengah jalan, ada episode kecil. Duduk di sebelah tempat duduk Su Bei adalah seorang pria berumur awal empat puluhan. Ia berpakaian dengan mewah dan sudah menatap Su Bei sejak mereka masuk ke kereta. Cara pria itu menatap Su Bei membuat Su Xiaobao tidak senang. Api yang tak diketahui membakar dadanya.
Jika mereka berada di sekolah dan ada cowok dungu yang menatap Su Bei seperti ini, Su Bei sudah akan memukuli cowok itu dengan baik. Namun dia mengingat peringatan keras Su Bei sebelum mereka berangkat, jadi Su Xiaobao hanya bisa mengepalkan tangannya dan akhirnya menahan kemarahannya.
“Su Bei, kau duduklah di dalam.” Su Xiaobao berdiri dan bertukar tempat duduk dengan Su Bei.
“Oke. Su Xiaobao, kau juga, duduklah di dalam.” Su Bei menarik Su Xiaobao ke tempat duduk dalam. “Palingkan kepalamu dan jangan lihat ke sana.”
T/N : tempat duduk dalam itu maksudnya yg bagian deket jendela gitu, jadi di bagian dalam. ππ
Meskipun dia memahami niatnya, Su Xiaobao merasa sedikit aneh. “Aku lelaki. Jangan takut.”
“Kau tidak mengerti.”
Sekarang ini, bukan hanya gadis-gadis yang rentan terhadap bahaya, tapi juga laki-laki. Melihat tindakan hati-hati kedua bersaudara, si pria yang duduk di samping sepertinya tidak peduli. Sebaliknya, dia menjilat sudut mulutnya dan tersenyum ‘damai’ ke arah Su Bei.
Di mata Su Bei, senyumannya hanya terlihat menyebalkan.
“Kau masuk lagi.” Sedikit lebih jauh dari pria menyebalkan itu.
Su Bei menarik balik Su Xiaobao ke sisinya lagi. Untungnya, pria tersebut tidak turun di stasiun yang sama dengan mereka. Ketika kereta mereka tiba di utara Kota B, pria itu turun. Di tengah jalan, dia berhenti di dekat tempat duduk Su Bei.
“Apa kau masih di bawah umur?” Pria itu bertanya, menaikkan alisnya ke arah si gadis.
“Pasangan kecil yang melarikan diri dari rumah?”
Su Bei : “….”
Su Xiaobao : “….” Dia benar-benar ingin memukul pria menyebalkan itu sampai mati.
Melihat dua anak itu menundukkan kepala dan mengabaikannya, pria itu tidak merasa malu. Tetap tersenyum, dia mengeluarkan sebuah kartu nama dari dompet dan meletakkannya di atas tas sekolah yang dipangku Su Bei.
“Perkenalkan, nama keluargaku adalah Ou. Kau bisa menghubungiku jika kau kesulitan apapun. Tentu saja, kau juga bisa menghubungiku untuk sesuatu yang lain.” Pria itu meninggalkan kartu namanya dan berjalan menjauh, masih dengan senyum vulgar yang dipikirnya mempesona.
Melihat ke bawah, Su Bei melirik kata ‘sutradara’ di kartu nama tersebut. Karena mimpi itu, Su Bei sangat jijik dengan kata ‘sutradara’. Selanjutnya, jika pria itu benar-benar terkenal, sutradara besar, maka seharusnya dia melakukan perjalanan dengan pesawat atau kereta kelas bisnis super cepat. Bagaimana mungkin dia naik kereta biasa dengan bangku berwarna hijau? Dia hampir yakin bahwa pria itu adalah seorang penipu, dan secara khusus menipu para gadis muda.
Seakan melihat sesuatu yang menjijikkan, Su Bei mengulurkan dua jari, mengambil pucuk kartu nama itu, dan segera melemparkannya tanpa peduli ke dalam kantung sampah yang ada di depan tempat duduknya. Melihat pandangan jijik Su Bei, Su Xiaobao mendengus ringan: “Tadi kenapa kau menahanku?”
Jika Su Bei tidak menarik karet celananya supaya dia tidak bisa berdiri, dia sudah akan menyerang pria itu.
“Jika aku tidak melakukannya, bukankah kau sudah akan menyerbunya? Bagaimana jika perkelahianmu menarik perhatian kru kereta?”
Tiket kereta yang mereka gunakan dibeli oleh Su Bei dalam harga tinggi dari seorang calo. Tak perlu dikatakan, jika seorang kru kereta datang untuk memeriksa tiket mereka, merekalah yang akan mendapat masalah. Mendengarkan kata-kata Su Bei, Su Xiaobao mengetatkan bibirnya dan menunduk.
“Pria itu benar-benar ada di Kota B?” Ketika dia melihat bangungan-bangunan tinggi berkelibat melalui jendela, Su Xiaobao bertanya dengan linglung.
‘Pria itu’ merujuk pada pria yang menyediakan dua kecebong kecil untuk kelahiran mereka. Dia tidak tahu kenapa tiba-tiba Su Bei ingin menemukan pria itu, tapi karena Su Bei ingin pergi, dia tidak bisa menghalanginya, jadi dia hanya bisa pergi bersamanya.
“Ya.” Su Bei menjawab dengan tegas.
“Bagaimana kau tahu?”
“Aku melihatnya di mimpiku.”
Su Xiaobao : “…”
Kenapa dia merasa jika dirinya akan dijual oleh Su Bei?
“Baiklah, jangan terlalu memikirkannya, aku tidak akan berbohong padamu, tahan saja dan kita akan berada di sana dalam 20 menit.” Su Bei menepuk kepala Su Xiaobao.