Please Confess To Me - Chapter 5
Rumah sakit tempat Nyonya Shen sedang memulihkan diri adalah rumah sakit swasta yang sangat terkenal di Kota S. Biaya untuk satu kamar rawat inap lebih mahal daripada tinggal di hotel berbintang lima.
Ketika Shen Xi masih kecil, dia mengikuti ibunya ikut serta dalam beberapa kegiatan amal. Seiring bertambahnya usia, dia mulai ikut ketika mereka pergi ke pedesaan atau ke daerah pegunungan terpencil. Dia selalu mengerti betapa baik hidupnya, maka dia terus berpartisipasi sebanyak mungkin dalam kegiatan amal. Tapi dia tidak pernah berpikir bahwa suatu hari, dia akan merasa bahwa biaya rawat inap ibunya sangat mahal dan mereka akan berjuang keras untuk membayarnya. Jika bukan karena Su Hang …
“Ada apa?” Su Hang tampak bingung ketika mereka berdiri di depan pintu rumah sakit.
“Tidak apa-apa.” Shen Xi kembali bereaksi dan menatap Su Hang dengan tulus. “Terima kasih,”
“Ah? Sama-sama.” Su Hang menjawab secara otomatis, tapi dia tidak mengerti kenapa Shen Xi tiba-tiba berterima kasih padanya.
“Ini untukmu,” Shen Xi menyerahkan pot tanaman lidah buaya itu padanya.
Su Hang menerimanya.
“Saat kita sampai di sana, kamu berikan pada ibuku dan katakan aku yang memilih untukmu.” kata Shen Xi.
“Terima kasih…” Su Hang bukan orang idiot. Dia mengerti maksud kata-kata Shen Xi. Shen Xi sedang membantunya memenangkan hati Nyonya Shen. Tapi, kenapa Shen Xi melakukan ini? Apa Shen Xi berharap agar Su Hang bisa berinteraksi baik dengan keluarganya? Memikirkan hal ini, hati Su Hang menjadi sedikit gugup dan bersemangat.
“Sama-sama.” Mata Shen Xi melengkung, dia tampak sangat cantik saat tersenyum seperti ini.
Su Hang merasa dirinya kehilangan kendali atas ekspresinya. Dia buru-buru menunduk untuk melihat tanaman pot di tangannya, punggungnya terasa kaku.
Shen Xi berkedip dengan kaget, merasa bingung kenapa suasana yang baik-baik saja di antara mereka tiba-tiba berubah menjadi canggung.
Dia tersenyum malu dan akhirnya berkata, “Ayo naik.”
“Baiklah!” Su Hang masih memasang ekspresi datar saat dia mengikuti Shen Xi, tapi dalam hatinya dia sangat ingin memarahi dirinya sendiri.
Su Hang bodoh, sikapmu ini sangat buruk. Apa kamu sengaja menunjukkan sisi tidak sedap dipandangmu ini terhadap Shen Xi? Shen Xi tersenyum padamu dan kamu tidak berani melihatnya? Bukankah kamu menikahinya dengan harapan dia akan tinggal bersamamu?
“Kita sampai.” Ketika Su Hang sedang memaki dirinya sendiri, mereka sangat cepat sudah sampai di depan pintu kamar rawat Nyonya Shen. Shen Xi mengingatkan Su Hang lagi, sebelum mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.
Ketika Tuan Shen membuka pintu dan melihat bahwa yang datang itu adalah putrinya dan Su Hang, ekspresi wajahnya yang sukacita berubah menjadi agak rumit. “Kenapa kamu kemari?”
“Datang untuk melihat Ibu.” jawab Shen Xi.
“Ini hanya penyakit lama ibumu yang kumat saja, dia baik-baik saja.” kata Tuan Shen.
“Aku tahu, Ayah. Aku hanya ingin menjenguknya.” Shen Xi tersenyum pada ayahnya, lalu masuk ke dalam. Meninggalkan kedua pria yang sedang canggung itu di luar kamar.
“Uhuk… yah, masuklah.” Tuan Shen terbatuk dan memecahkan keheningan terlebih dulu.
“Terima kasih…Ayah.” Su Hang teringat saran Shen Xi dan berusaha mempersiapkan mentalnya sepanjang peristiwa ini. Jadi ketika dia bertemu ayah mertuanya, dia tidak merasa terlalu malu.
Tuan Shen agak terkejut. Dia memandang Su Heng dengan ekspresi serius dan akhirnya mengangguk sebagai tanggapan.
Kedua pria itu masuk ke dalam ruangan satu demi satu, terdengar percakapan hangat antara ibu dan anak perempuannya.
“Xi Yan, Su Hang juga datang.” Tuan Shen ingin mengingatkan Nyonya Shen.
Ketika Nyonya Shen mendengar suara suaminya, dia juga menatap Su Hang dengan ekspresi yang sama rumitnya dengan Tuan Shen beberapa waktu lalu. Dia merasa kesal terhadap orang yang telah merebut putrinya dan benci pada tubuhnya yang menyeret suami dan putrinya ke dalam jurang. Hingga membiarkan Su Hang mengambil keuntungan dari mereka. Dia tahu Su Hang tidak melakukan hal yang salah, tapi dia hanya tidak bisa menyukainya.
Nyonya Shen memiliki gambaran yang jelas untuk calon menantunya. Dia berharap orang itu tidak terlalu kaya, berbudaya dan elegan. Dia berharap dia akan berbagi kepercayaan yang sama dengan Shen Xi, dapat menyelesaikan kalimat satu sama lainnya dan dapat saling mencintai…
Tapi Su Hang hanya seorang yang berhasil menyelesaikan pendidikan dasar pada usia 18 tahun, tumbuh dewasa di panti asuhan dan mencari nafkah dengan menjadi pemulung. Meski dia sangat sukses sekarang, tapi dia tumbuh di lingkungan yang sangat berbeda dan ditakdirkan untuk berbeda dari Shen Xi dalam segala hal.
“Shen Xi membantuku memilih ini, katanya…” Su Hang melirik pada Shen Xi dan melanjutkan, “katanya Ibu menyukai tanaman.”
Nyonya Shen menatap putrinya dengan bingung. Ketika dia melihat Shen Xi mengangguk dan tersenyum, dia menoleh dan menjawab dingin, “Terima kasih sudah datang menjengukku.”
Saat Su Hang masuk ke kamar ini, dia seketika memperhatikan ada banyak tanaman yang tertumpuk di ambang jendela. Jadi dia berkata, “Kalau begitu, aku letakkan ini di ambang jendela.”
“Hmm.” Nyonya Shen mengangguk ringan.
Su Hang berjalan dengan canggung menuju jendela. Kenyatannya, dia benar-benar hanya orang luar. Dia tahu kalau orang tua Shen Xi tidak menyukainya. Tentu saja semua itu sudah dapat diduga. Lagipula, dia memaksa Shen Xi untuk menikah dengannya. Itu perbuatan sangat tercela dan kebencian dari pihak orang tua juga sudah semestinya.
Shen Xi menatap punggung Su Hang, lalu wajah dingin ibunya. Dia tahu berusaha mengubah sikap ibunya terhadap Su Hang hanya dengan satu pot tanaman adalah hal yang terlalu muluk-muluk. Dia melihat keranjang buah di atas meja. Dia tidak tahu siapa yang mengirimnya, tapi dia tetap bertanya pada Su Hang, “Su Hang, bisa bantu aku mencuci beberapa buah?”
“Baiklah!” Su Hang mengambil keranjang itu dan meninggalkan ruangan.
Baru setelah mendengar suara pintu tertutup, Nyonya Shen menoleh pada putrinya dan bertanya dengan tidak senang, “Kenapa dia datang?”
“Bu, dia suamiku sekarang. Kamu sakit, kenapa dia tidak boleh datang?” jawab Shen Xi.
“Tapi dia memaksamu untuk menikah dengannya. Kamu sama sekali tidak menyukainya. Apa kamu tahu seberapa khawatirnya aku padamu kemarin malam?” Nyonya Shen sangat marah hingga tidak ada satu pun dari ketiga orang itu yang mendengar kalau pintu sudah kembali dibuka. Su Hang kembali karena dia lupa mengambil beberapa piring.
Kamar Nyonya Shen adalah sebuah kamar suite. Ketika Su Hang kembali, dia baru saja menutup pintu luar. Bahkan dengan pintu bagian dalam tertutup, dia dapat mendengar ucapan Nyonya Shen dengan jelas.
“Bu, aku baik-baik saja. Ibu tak perlu khawatir.” Shen Xi menyarankan.
“Bagaimana mungkin aku tidak khawatir?” Nyonya Shen gelisah, “kenapa dia ingin kamu menikahinya? Dia dapat memberikan persyaratan apa pun dalam situasi seperti ini. Kami bahkan bersedia menjual saham kami. Tapi kenapa dia ingin menikahimu?”
“Xi Yan, kamu tidak boleh terlalu emosional.” Tuan Shen mencoba menenangkan istrinya.
“Dan kamu! Kenapa kamu setuju untuk menikahkan Xiao Xi padanya? Apa kamu begitu tidak relanya berpisah dengan Grup Shen-mu yang berharga itu?” Karena masalah ini, Nyonya Shen tidak memberikan wajah yang bagus pada Tuan Shen beberapa hari ini.
“Jangan terlalu emosional, Bu.” Shen Xi juga mencoba menasihati ibunya.
“Sebenarnya aku tahu.” Nyonya Shen marah pada mereka, tapi dalam hatinya dia tahu. “Kalian semua melakukan ini untukku, ini semua karena penyakitku. Aku yang memaksa kalian berdua untuk melakukan ini.”
“Xi Yan …” Tuan Shen memeluk Nyonya Shen dan berusaha untuk menenangkannya.
“Bu, jangan katakan itu. Kamu tidak tahu seberapa pentingnya kamu bagiku dan Ayah?” Shen Xi meraih tangan ibunya dan berkata, “Sebenarnya, aku sangat berterima kasih pada Su Hang. Kalau bukan karena dia, kita tidak tahu harus melakukan apa. Sekarang kamu dan Ayah baik-baik saja, aku sangat senang.”
“Tapi kamu….” Satu hal yang tidak akan dilakukan oleh orang tua mana pun adalah membuat anak mereka menderita.
“Su Hang sangat baik padaku.” Shen Xi menatap ibunya dengan sungguh-sungguh dan berkata, “kami sudah menikah. Jadi, bisakah Ibu mencoba untuk menerimanya?”
“Xiao Xi, kami sebagai orang tuamu merasa sangat bersalah.” Suara Nyonya Shen terdengar seperti dia hampir menangis, membuat Su Hang merasa dia tidak mampu lagi mendengarkannya lebih lama. Dia berjalan menuju ke ruang perawat untuk meminjam nampan buah, masih dalam suasana hati yang rumit. Dengan perasaan kacau, dia mencuci buah di pantry terdekat.
Sepuluh menit kemudian, Su Hang kembali dengan buah yang sudah dicuci dan sikap Nyonya Shen padanya menjadi jauh lebih baik.
Kemudian saat mereka pergi, Tuan Shen menarik Su Hang ke sisi lain dan berkata dengan penuh penekanan, “Su Hang, Xiao Xi adalah kebanggaan dalam hidupku. Kuharap kamu memperlakukan dia dengan baik.”
“Itu pasti.” Su Hang menjaminnya.
“Aku tahu ada wanita lain di dalam hatimu. Kamu mungkin tidak mencintai Xiao Xi, tapi… jangan gunakan Xiao Xi sebagai seorang pengganti. Dia tidak akan bisa menahannya.”
“Tidak akan.” Su Hang menyangkalnya dengan penuh semangat.
Ketika mereka meninggalkan rumah sakit, Shen Xi bertanya padanya dengan penasaran, “Apa yang tadi ayahku katakan padamu?”
“Kami hanya mengobrol santai.” jawab Su Hang.
“Oh…Orang tuaku selalu agak sedikit protektif, mungkin mereka akan agak ketat terhadapmu…Kuharap kamu tidak keberatan.” Shen Xi mencoba menjelaskan.
“Aku mengerti.” Dia tahu tak peduli sekeras apa pun dia berusaha, meski berhasil berdiri di samping Shen Xi, mereka akan selalu menjadi orang yang berasal dari dunia berbeda.
Tapi meski begitu, bahkan mereka terpisah oleh dua dunia, jika ada kesempatan paling kecil, dia sangat menginginkan Shen Xi. Dia ingin menikahinya dan membawanya pulang. Bahkan jika di mata orang lain, dia adalah seorang perampok.
Shen Xi ingin mengatakan sesuatu, tapi ekspresi Su Hang begitu serius hingga dia tidak bisa mengatakan apa-apa.
Ketika mobil kembali ke vila, Chu Wu sedang bermain di halaman. Mendengar suara mesin yang dikenalnya, Chu Wu berlari ke arah mobil dengan semangat, menggonggong ke arah kursi pengemudi tanpa henti.
Su Hang keluar dari mobil, ekspresinya tidak berdaya saat Chu Wu menggosokkan tubuhnya pada tubuh Su Hang.
“Tuan, Nyonya, kalian sudah kembali.” Bibi Zhang bergegas menarik Chu Wu ke sisinya, Su Hang sudah memberitahunya kalau Sang Nyonya takut pada anjing.
“Li QingYuan belum datang untuk menjemput anjingnya?” Shen Xi bertanya dengan santai.
“….” Su hang tampak kaku sejenak sebelum berkata dengan wajah lurus, “Dia tidak menginginkannya lagi.”
“Yang benar saja. Memelihara hewan itu adalah hal yang serius. Bagaimana bisa dia tidak menginginkannya begitu saja? Sangat tidak bertanggung jawab. ” Shen Xi mengerutkan kening, marah.
“Itu benar.” Su Hang mengangguk setuju.
Si Bodoh Chu Wu tidak mengerti, dia hanya terus mengibaskan ekornya, tapi Bibi Zhang kebingungan. Sejak kapan anjing ini menjadi anjing milik Tuan Li?
“Bibi Zhang, kamu bisa melepaskan Chu Wu dan pergi menyiapkan makan siang.” Su Hang memandang Bibi Zhang.
“Baiklah.” Bibi Zhang menurut dan kembali ke dapur. Bagaimanapun, dia hanya seorang pelayan dan tidak boleh melibatkan dirinya terlalu dalam hal-hal seperti itu.
“Siapa namanya?” Karena mereka yang akan merawatnya mulai sekarang, Shen Xi merasa perlu untuk mengetahuinya.
“Chu Wu.” Su Hang diperkenalkan.
“Chu Wu? Lucunya.” Shen Xi dengan hati-hati menyentuh kepala anjing itu. Mata bundar Chu Wu menatap ayahnya, lalu pada ibunya. Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri untuk menjilat punggung tangan Shen Xi.
“Ah!” Shen Xi berseru.
“Kenapa?” Su Hang dengan gugup menggenggam tangan Shen Xi dan memeriksanya.
“Tidak apa-apa, aku hanya terkejut.” Shen Xi menatap tangan mereka yang menggenggam.
Mata Su Hang menjadi suram, tangan yang memegangi tangan Shen Xi melonggar. Dia berkata dengan suara rendah, “Maaf.”
“Tidak apa-apa. Chu Wu kelihatannya sangat menyukaiku.” Shen Xi berusaha menyembunyikan rasa malunya.
“Iya.” Su Hang hanya mengangguk, matanya terlihat sayu.