Secret Love Story of Entertainment Circle - Chapter 11
Lin Nianran keluar dari bar dan memanggil taksi. Setelah dia memberitahu alamat rumahnya, dia bersandar di kursi belakang dan tidak berkata apapun. Pengemudi itu hanya bisa menggelengkan kepala melihat penampilannya dan memberikan kantong plastik padanya karena takut dia tidak sengaja muntah di mobilnya.
Jiang Qi kebetulan baru saja akan minum obat dan pergi tidur, tetapi tiba-tiba ponselnya berdering dan panggilan itu berasal dari Lin Nianran. Jiang Qi mengambil ponselnya dan menjawab panggilan tersebut, “Hei, Ranran?”
Sebuah suara asing terdengar dari ujung telepon, “Halo, apakah Anda anggota keluarga dari tuan ini? Dia mabuk, bisakah Anda menjemputnya di depan pintu kompleks perumahan?” Jiang Qi menyetujuinya lalu menutup telepon. Dia memakai pakaiannya, mengambil kunci lalu berjalan keluar.
Lin Nianran tidak menyangka beberapa gelas alkohol itu begitu kuat sampai membuat kepalanya pusing. Sampai harus membuat Jiang Qi menjemputnya, bahkan dia tidak bisa berbicara sama sekali. Untungnya pengemudi ini sudah sering melihat kejadian seperti ini dan membantunya berbicara.
Jiang Qi berjalan ke pintu perumahan. Dan benar saja, ternyata memang ada sebuah taksi biru berhenti di pintu. Dia mempercepat langkah kakinya. Dan dia menemukan sosok Lin Nianran duduk di kursi belakang. Dia menepuk wajah Lin Nianran, “Hei, bangun ~” Lin Nianran menatapnya dengan sepasang mata kebingungan. Jiang Qi melihatnya seperti ini sudah tahu kalau dia tidak sadar. Dia meletakkan satu tangan Lin Nianran di bahunya dan bersiap memapahnya pergi.
Pengemudi itu dengan malu-malu menghentikannya, “Itu…saya belum dibayar!” Jiang Qi berbalik dan mendapati dirinya tadi keluar dengan terburu-buru sehingga tidak membawa uang sama sekali. Jiang Qi mau tidak mau merogoh kantong Lin Nianran dan memberikan uang kepada pengemudi taksi itu. Dia berusaha untuk memapah Lin Nianran pergi. Sambil berjalan dia sambil berpikir anak ini sepertinya lemah dan ringan, tapi ternyata berat juga!
Dia mengambil kunci dan membuka pintu. Lalu dia memapah Lin Nianran ke kamarnya dan melemparnya ke tempat tidur. Dia berdiri di samping dan menatapnya dengan marah. Tidak tahu apakah dia akan menjualnya.
Lin Nianran terbaring di tempat tidur tanpa menyadari apapun. Dan mantelnya menyelinap ke bahunya karena gerakan tadi. Jiang Qi menghela nafas lalu membantunya melepas mantel dan sepatunya. Dia lalu ke dapur untuk membuat segelas lemon madu dan membawa ke kamarnya. Dia mengambil handuk panas dari kamar mandi dan menyeka wajahnya, gerakannya tidak bisa dibilang lembut.
Lin Nianran merasakan kekesalan dari pemilik tangan tersebut dan mendengus dengan mata tertutup. Jiang Qi tidak mengatakan apa-apa, tapi gerakan di tangannya menjadi sedikit lebih lembut. Dia hanya bisa menghela napas dengan sedikit tak berdaya.
Lin Nianran tersadar ketika diseka dengan handuk panasnya dan sepasang matanya yang berkabut menatapnya dengan pandangan kosong. Dia sama sekali tidak tahu dirinya berada di mana.
Jiang Qi melihatnya membuka mata dan melambai-lambaikan tangannya di depan matanya.”Sudah sadar belum?” Lin Nianran mengangguk dengan sedikit bingung lalu menggelengkan kepalanya lagi. Jiang Qi melihatnya seperti ini sudah tahu kalau dia belum sadar sama sekali. Dia mendekatkan cangkir ke samping mulutnya.
“Ah ~ buka mulutmu dan minum ini.” Untungnya meskipun Lin Nianran tidak sadar, tapi dia masih dengan patuh meminum air tersebut.
Lin Nianran menyesap sekali dan langsung menolak untuk meminumnya lagi, “Asam!” Matanya langsung menjadi jernih dan cerah. Dia merasa telah ditindas dan menuduh Jiang Qi. Wajah kecilnya itu terlihat menyedihkan dan nada bicaranya seperti sedang merajuk pada Jiang Qi.
Jiang Qi tidak bisa menahan tawanya sampai mengeluarkan air mata melihat tingkahnya ini. Dia belum pernah melihatnya seperti ini. Dia merasa aneh untuk sementara waktu dan juga sedikit emosional. Jadi dia menepuk-nepuk wajahnya dan berpura-pura galak ketika berkata padanya, “Orang yang mabuk tidak punya hak untuk menolak!”
Lin Nianran melirik Jiang Qi dengan malu-malu dan dengan tersiksa dia meminum limun madu tersebut. Meskipun dia tidak tahu apa itu mabuk, tapi orang ini terlihat sangat galak, lebih baik dia dengan patuh mendengarkan dia.
Jiang Qi melihat dia dengan patuh minum limun madu, dalam hatinya penuh tawa tapi raut wajahnya masih terlihat serius. Orang lain mabuk bertingkah seperti orang gila. Kenapa Ranran-nya malah bertingkah manja seperti ini? Benar-benar lucu sekali.
Jiang Qi pura-pura menatapnya dengan serius, Lin Nianran menjadi merasa bersalah ditatap seperti itu. Matanya berkedip-kedip melihatnya.
Jiang Qi berdeham, “Kemana kamu pergi hari ini?”
Dia menjawab dengan suara tersiksa, “Bar.”
Jiang Qi menyipitkan matanya, “Dengan siapa kamu pergi dan untuk apa kamu pergi ke sana?”
“Aku pergi dengan Sun Qiang karena ingin menanyakan sesuatu padanya.” Lin Nianran menjawab dengan jujur.
……
Jiang Qi dalam hati berpikir dia ingin Lin Nianran mengurangi bergaul dengan orang-orang tidak benar seperti ini.
Sun Qiang yang sedang minum di bar tiba-tiba bersin-bersin. Apakah AC-nya terlalu penuh? Kenapa dingin sekali?
“Ada apa?” Jiang Qi kemudian bertanya.
Lin Nianran menatapnya lalu menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya sambil bertanya-tanya apakah dia harus bilang atau tidak. Dia menatapnya dengan hati-hati dan berkata, “Aku tidak tahu, dia bilang aku naksir orang lain.” Setelah berbicara, dia diam-diam memperhatikan reaksinya.
Jiang Qi mengepalkan tangannya dengan erat, dan jantungnya seperti berhenti berdetak. Setelah beberapa saat, dia bertanya padanya siapa orang itu.
Lin Nianran merasa agak bingung melihatnya tiba-tiba mengubah nadanya. Tapi dia menjawabnya dengan patuh.
“Jiang Jiang.”
“Apa?” Jiang Qi menatapnya dengan mata bingung, seolah-olah dia tidak mendengar apa yang dia katakan.
“Jiang Jiang.” Lin Nianran mengulanginya lagi.
Jiang Qi kali ini mendengarnya dan tertegun sejenak. Apa maksudnya? Dia sudah mengambil keputusan? Dia mendengarkan frekuensi detak jantungnya, dan merasa jantungnya berdebar tidak beraturan. Ini hanya ucapannya ketika mabuk, tetapi kenapa dia begitu merasa senang?
Jiang Qi berusaha tenang. Dia berjalan keluar dan kembali lagi ke kamarnya.
“Geser sedikit.” Jiang Qi duduk di tempat tidurnya, memegang bagian belakang kepalanya dengan tangan kanannya dan menempelkan dahinya dengan matanya sendiri dan berkata, “Ini kau sendiri yang bilang.” Di kemudian hari, walaupun dia mati juga tidak akan meninggalkannya. Ada kilasan bahaya di matanya, dan pergumulan yang terlihat di matanya berangsur-angsur berubah menjadi ketegasan.
“Tutup matamu lalu berbaring dan tidurlah.” Jiang Qi melepaskannya dan menepuk kepalanya.
Lin Nianran tidak mengerti apa yang baru saja dikatakannya, tapi dia mengerti kata tidur. Dia dengan patuh menutup matanya. Jiang Qi melihatnya sudah tenang dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium dahinya.
“Selamat malam.” Lin Nianran hanya mendengar suara lembut Jiang Qi dan dia merasa bingung. Dia berpikir kalau suaranya ini sangat merdu, seperti ibunya.
Terdengar suara napas dari orang di sampingnya, tetapi Jiang Qi tidak bisa tidur lagi. Dia menatap wajah Lin Nianran, sepasang tangannya turun dari pipinya dan menyentuh lehernya, tulang selangka, dada, perut bagian bawahnya…Dia tidak berani turun lebih bawah lagi. Dia membenamkan wajahnya di dada Lin Nianran, kemudian dia mengulurkan tangan ke bawah lengannya dan memeluknya. Dia menjadikan lengan Lin Nianran sebagai bantalnya dan mencium wangi tubuhnya. Dia dengan tamak berpikir, aneh…bahkan aroma alkohol yang begitu kuat juga terasa manis. Akhirnya dia tidak bisa menahan dirinya lagi. Jiang Qi mengangkat kepalanya dan menggigit bibirnya. Setelah melihat tanda merah di bibirnya, seperti ada rasa puas yang terpenuhi.
Jiang Qi menutup matanya, merasakan suhu tubuh orang di sampingnya dan dengan tenang tertidur pulas.