Secret Love Story of Entertainment Circle - Chapter 12
Lin Nianran tersadar karena merasa panas, dia mengira karena suhu AC nya disetel terlalu besar. Kepalanya pusing karena mabuk. Dia membuka matanya, tetapi dia tidak tahu apa yang menekan lengannya dan membuatnya mati rasa. Dia berusaha mengumpulkan jiwanya dan dengan penuh dia kebingungan dia menyentuh sesuatu yang lembut, seperti tahu air yang baru saja jadi. Rasa kantuk yang begitu kuat melandanya. Sebelum bisa berpikir jernih, dia tertidur lagi.
Jiang Qi dibuat kesal olehnya tadi malam. Awalnya dia baik-baik saja, tapi ketika tengah malam dia tiba-tiba muntah dan membuat kamarnya menjadi berantakan. Jiang Qi yang memiliki mysophobia sama sekali tidak tahan dengan hal seperti ini. Tengah malam dia mencuci sprei dan selimut. Dia mengepel lantai kamarnya lagi dan akhirnya dia kelelahan sampai hampir mati rasa. Kamarnya sudah pasti tidak bisa ditempati lagi, dan akhirnya dia menyeret Lin Nianran ke kamarnya sendiri. Setelah melakukan ini, Jiang Qi tidak memiliki pikiran lain lagi. Sebelum tidur, dia diam-diam berpikir kalau kemudian hari dia tidak akan membiarkannya minum sampai mabuk lagi?!
Sinar matahari masuk melalui jendela. Lin Nianran dengan tidak nyaman membalikkan kepalanya, tanpa sadar berusaha menghindari sinar matahari. Lin Nianran membuka matanya dan melihat warna langit-langit di atas kepalanya dengan linglung.
Apa dia masih bermimpi? Dia melihat dekorasi yang benar-benar berbeda dari kamarnya dan menggosok matanya dengan tak percaya. Sebelah tangannya tidak bisa bergerak karena ditahan sesuatu. Lin Nianran dengan ragu-ragu membuka selimutnya dan ternyata tangannya dijadikan bantal oleh seseorang. Jiang Qi memperlihatkan wajah kecilnya karena merasa ada seseorang yang mengambil selimutnya. Dia hanya bergumam tapi tidak bergerak.
Dalam hati Lin Nianran seperti ada ombak yang bergejolak di hatinya. Tangannya berada di pinggangnya sendiri dan dia tidak memakai mantelnya. Lalu dia mengangkat tangannya pergi. Kulitnya begitu lembut dan halus, dan bagian bawah tubuhnya mengeluarkan reaksi.
Jiang Qi orang yang mudah terbangun ketika tidur, dia perlahan-lahan mulai terbangun karena tindakannya barusan. Ketika Lin Nianran melihatnya bangun, dia menjadi kebingungan.
“Tadi malam, kita …”
Jiang Qi agak aneh, “Kamu tidak ingat?”
Beberapa bayangan terlintas di benak Lin Nianran, minum, dan ciuman yang samar-samar? Lin Nianran menggelengkan kepalanya.
Jiang Qi memutar matanya dan pura-pura menangis, “Kemarin, kita …” Jiang Qi menunjukkan ekspresi yang tak tertahankan di wajahnya, menundukkan kepalanya agar terlihat dia seperti sudah ditindas.
Lin Nianran tidak menyangka mendengar jawabannya. Dia sama sekali tidak bergerak dan memandang Jiang Qi. Dia berkata, “Kamu jangan menangis. Aku…aku akan bertanggung jawab.”
Jiang Qi mengangkat sudut mulutnya dengan puas dan menatapnya yang sama sekali tidak berdaya lalu tertawa, “Aku bohong padamu.”
Lin Nianran terkejut mendengar kata-katanya, tapi dalam hatinya dia merasa seperti kehilangan sesuatu. Lalu akhirnya dia berkata, “Jadi…kita?”
Jiang Qi berkata dengan optimis, “Tadi malam mabuk dan pengemudi meneleponku untuk memintaku menjemputmu. Akhirnya dengan susah payah aku membawamu ke atas dan ke kamarmu untuk beristirahat. Aku bertanya padamu kenapa kamu bisa mabuk. Coba kamu tebak apa jawabanmu?”
Lin Nianran menelan ludah dengan gelisah, “Aku menjawab apa?”
Jiang Qi berhenti sejenak, “Kamu bilang kamu suka padaku dan tidak tahu harus berbuat apa.” Kemudian dia tersenyum dan memperhatikan reaksinya.
Lin Nianran langsung menjadi kaku dan tidak berani mengangkat kepala melihat ekspresinya. Jiang Qi melihat raut wajahnya dan langsung tahu kalau dia mempercayai ucapannya. Lalu dia melanjutkan ucapannya, “Aku berkata omong kosong ketika kamu mabuk dan mengabaikannya. Aku menuangkan segelas limun untuk membangunkanmu. Dan bukannya berterima kasih kamu malah muntah di badanku sehingga aku harus memapahmu ke sofa untuk berbaring di sana. Lalu kamu muntah lagi di atas selimut, sehingga aku harus mencuci pakaianmu di tengah malam baru aku bisa pergi tidur. Tidak disangka kamu malah datang ke kamarku dan bersikeras untuk tidur bersamaku. Aku tidak bisa menyingkirkanmu jadi aku membiarkanmu tidur di sini!”
Jiang Qi membalikkan badannya dan berpura-pura menyeka air mata, seperti seorang istri yang teraniaya.
Jantung Lin Nianran berdebar kencang mendengar ucapannya, wajahnya memerah dan dia buru-buru meminta maaf, “Maaf, aku…aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya…hanya…” Hanya apa? Dia sendiri juga tidak tahu. Hanya tidak dapat mengendalikan diriku? Dia tidak menyangka dirinya akan berubah menjadi seperti ini ketika mabuk. Sekarang Jiang Qi pasti akan menganggapnya sebagai seorang playboy. Dia benar-benar membenci dirinya sendiri. Kenapa dia harus bertanya pada Sun Qiang yang sama sekali tidak bisa diandalkan. Sekarang masalah ini dibuat runyam olehnya.
Jiang Qi berkata dengan suara lembutnya, “Lupakan saja. Karena ucapanmu itu terucap ketika mabuk, kali ini akan menganggapnya tidak pernah terjadi.” Ada nada terpaksa yang tidak dikenalnya ketika dia mengucapkan ini.
Setelah mendengar ini, Lin Nianran menjadi panik, “Aku…aku sengaja…tidak benar, aku tidak sengaja. Bukan, aku ingin bilang…sebenarnya aku menyukaimu.” Lin Nianran menggaruk kepalanya, “Aku akan bertanggung jawab.”
Ketika Jiang Qi mendengar ucapannya, di dalam hatinya dia tertawa terbahak-bahak, tapi masih berkata, “Kamu tidak perlu mengucapkan hal seperti itu hanya karena merasa bersalah, aku tidak apa-apa kok.”
Lin Nianran sedikit cemas dan menarik tangan Jiang Qi ke dadanya sendiri, “Kau dengar, jantungku berdetak lebih cepat, yang berarti aku tidak berbohong.” Dia diam-diam menuduh dirinya bodoh. Kedua hal ini sama sekali tidak ada hubungannya.Aku bukannya karena merasa bersalah baru menyukaimu, aku benar-benar menyukaimu.” Setelah berbicara, dia menarik Jiang Qi ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat.
Jiang Qi sedikit terkejut tapi diam-diam tersenyum dalam hatinya. Jiang Qi berpura-pura putus asa dan bertanya padanya, “Benarkah? Apakah kamu akan memperlakukanku dengan baik seumur hidupmu?”
Lin Nianran mengangguk. Jiang Qi bertanya lagi, “Bagaimana dengan orang tua kita ketika mereka bertanya?”
Lin Nianran mengertakkan gigi, “Aku akan menjelaskan kepada ayah dan ibu dengan sejelas-jelasnya. Aku tidak akan membiarkan ayah dan ibu menyalahkanmu.”
Jiang Qi pura-pura mengangguk dengan enggan, “Baiklah.”
Lin Nianran memegang tangannya dengan erat dan dengan ragu bertanya, “Kalau begitu kamu setuju?”
Jiang Qi pura-pura marah dan berkata, “Lalu apa yang ingin kau lakukan, kau merasa menyesal?” Dia tertawa tanpa suara ketika Lin Nianran tidak melihat.
Lin Nianran menggelengkan kepalanya, wajahnya memerah dan bertanya padanya, “Jadi, apakah kita sudah bisa dibilang menjalin hubungan sekarang?”
Jiang Qi melepaskan pelukannya dan meremas wajahnya lalu menatapnya dan berkata, “Kalau tidak, apakah kamu hanya tidak sengaja tertidur?”
Lin Nianran menatap wajahnya dan tertawa keras, rasanya tidak nyata. Tiba-tiba dia melihat jam dan bereaksi dengan keras. Dia hari ini masih ada syuting.
Jiang Qi tahu apa yang dipikirkannya ketika melihat gerakannya. Dia mengambil ponsel dan memberikan padanya, “Aku sudah meminta izin untukmu, syutingnya akan ditunda sampai jam 1 siang.”
Lin Nianran baru merasa tenang ketika melihat jam di dinding menunjukkan jam 10. Dia melihat lingkaran hitam di bawah matanya dan berkata dengan nada meminta maaf, “Bagaimana kalau kamu tidur sebentar lagi. Aku akan membelikanmu sarapan.”
Jiang Qi mengangguk. Lin Nianran mengenakan sepatunya lalu ditarik kembali oleh Jiang Qi. Jiang Qi berdiri dan mencium pipinya sebelum membiarkannya pergi.
Lin Nianran meninggalkan kamarnya seperti seorang tamu, mengambil pakaiannya dan bersiap untuk mandi. Dia menatap dirinya yang seperti orang bodoh dan konyol di cermin, diam-diam dia merasa malu akan pantulan dirinya.