Secret Love Story of Entertainment Circle - Chapter 7
[Yi Ge Xiao Jiang Fen] : Aku dengar ada orang yang iri [emoticon] [emoticon]
Kakak Gu memasang foto 10 lembar kartu pos tersebut. Awalnya dia membuat akun Weibo ini untuk mengejar Jiang Qi. Selain memposting beberapa berita yang berhubungan dengan Jiang Qi, dia juga menggunakannya untuk mempromosikan orang-orang di dunia hiburan atau orang-orang di perusahaan. Selain para fans dari akun Weibo Jiang Qi yang mengikutinya, masih ada beberapa penggemar yang mengikutinya karena hal lain. Dalam sekejap akun Weibo-nya menjadi ramai.
Karena ini adalah drama yang menceritakan kehidupan di universitas, adegan awal sebagian besar diambil pada siang hari. Zhang Xiaojue yang memerankan tokoh utama wanita sedikit terkenal, tetapi popularitasnya tidak dapat dibandingkan dengan Jiang Qi. Jadi seluruh kru kecuali Li Li dan Zhang Xiaojue bisa dibilang adalah pendatang baru yang tidak berpengalaman. Jiang Qi awalnya khawatir kalau Lin Nianran tidak akan bisa beradaptasi. Tapi tak disangka keinginannya untuk belajar akting cukup kuat. Apapun yang dikatakan sutradara, dia dengan cepat dapat langsung mengerti dibandingkan dengan kedua orang itu.
Tiba-tiba dia teringat kedua orang tuanya yang tidak dapat diandalkan. Mereka berdua tidak tahu terkena apa, kaki tidak lama baru sembuh dan mereka berdua sudah ikut tur pergi wisata. Sepertinya mereka tidak akan pulang dalam waktu sebulan.
Jiang Qi berpikir untuk membawa Lin Nianran ke supermarket untuk membeli barang setelah bekerja. Kalau tidak, takutnya mereka tidak akan bisa makan malam.
Lin Nianran pergi ke supermarket bersamanya. Keduanya mengambil trolley dan pergi ke area sayuran. Jiang Qi memandang orang-orang di sekitarnya dan bertanya, “Apa yang ingin kamu makan?”
Lin Nianran tersenyum, “Apa saja boleh.” Dia bukan orang yang pilih-pilih makanan, apa saja boleh. Jiang Qi juga tahu sia-sia bertanya padanya, jadi dia memilih dengan sesuka hati. Dia membeli seekor ikan, telur, rumput laut, seiikat kol, tomat, sedikit daging dan bihun. Lalu dia pergi ke area buah-buahan di sebelah dan membeli beberapa apel dan buah naga. Setelah mengambil sekotak yogurt perjalanan ke supermarket ini akhirnya dapat dianggap sudah selesai.
Jiang Qi menaruh barang-barang di kulkas dan mulai membuat makan malam hari ini. Lin Nianran duduk di kamar membrowsing segala sesuatu tentang Jiang Qi. Lin Nianran melihat konten di Internet dan sedikit terkejut. Meskipun dia sedikit tahu Jiang Qi lumayan terkenal karena dia adalah penulis asli Semilir Angin, tapi dia tidak menyangka kalau Jiang Qi memiliki banyak penggemar dan masih begitu rendah hati. Tidak ada yang pernah memberitahunya tentang pencapaian Jiang Qi. Lin Nianran merasa semakin dan semakin tidak mengerti Jiang Qi. Dan lagi di hari itu…Jelas dia yang duluan…Tapi kejadian hari itu hanya dia yang mengingatnya, Jiang Qi malah tidak ingat sama sekali. Setiap malam dia tidak tidur dengan nyenyak dan selalu memimpikan ciuman itu. Padahal Jiang Qi duluan yang memprovokasinya, tapi malah dirinya sendiri yang dibuat kacau oleh perasaannya.
Jiang Qi sudah selesai membuat makan malam yang lezat, kemudian dia memanggil Lin Nianran untuk makan malam bersama. Keduanya berbicara satu sama lain…
Lin Nianran terbangun oleh suara yang seperti suara gelas jatuh. Dia terkaget dan segera bangun pergi ke ruang tamu. Jiang Qi sedang berjongkok di tanah dan wajahnya pucat. Ketika terdengar suara langkah kaki, dia mengangkat kepala melihat orang yang datang. Lin Nianran sama sekali tidak menduga akan melihat adegan seperti ini.
“Apa kau baik-baik saja?” Lin Nianran menyapu pecahan kaca di lantai dan melihatnya masih berjongkok di lantai. Wajah Jiang Qi masih berkeringat dingin. Setiap bulan dia akan mengalami menstruasi, tapi tidak disangka bulan ini akan terasa begitu parah. Tadinya dia ingin membuat secangkir air gula merah, tapi bahkan dia tidak dapat memegang gelas dengan benar. Raut wajah Lin Nianran sedikit cemas ketika melihat Jiang Qi tidak menjawab.
“Tidak apa-apa, perutku hanya sedikit tidak enak. Tolong seduhkan ini saja buatku.” Jiang Qi berbicara dengan lemah.
Lin Nianran sudah selesai menyeduh air gula merah lalu membantunya kembali ke kamar. Ini adalah pertama kalinya dia memasuki kamar Jiang Qi setelah kejadian itu. Dia membantu Jiang Qi bersandar di tempat tidur dan memberinya air gula merah. Dia melihat raut wajahnya yang kesakitan setelah meminum air gula tersebut menjadi lebih baik. Dia dengan ragu-ragu berkata, “Bagaimana kalau kita ke rumah sakit saja?”
Jiang Qi dengan tegas berkata, “Tidak perlu.”. Kalau hanya karena ini dia pergi ke rumah sakit, dia pasti akan mati karena malu.
“Benar tidak perlu?” Lin Nianran bertanya lagi. Kali ini Jiang Qi tidak menjawab pertanyaannya. Dia hanya menggunakan tatapannya untuk menolak.
“Lalu bagaimana aku bisa membantumu?” Seluruh pikiran Jiang Qi kacau mendengar dia mengajukan semua pertanyaan tersebut. Dia sudah tersiksa oleh sakit perut yang tak tertahankan. Dia sama sekali tidak berminat menjawab pertanyaannya. Yang menjawab pertanyaannya adalah suara rintihan yang keluar dari mulut Jiang Qi dan pelipisnya yang penuh keringat dingin.
Lin Nianran kebingungan, dia belum pernah mengalami hal ini. Jiang Qi juga menolak untuk pergi ke rumah sakit. Lin Nianran mengambil ponselnya dan mencari di internet. Butuh botol air panas, air gula merah, dan juga memijat perut searah jarum jam. Lin Nianran ingat kalau dia masih memiliki botol air panas di kamarnya. Dia menatapnya sambil mengisi daya botol air panas tersebut.
“Kamu pijat perutmu dengan tangan, akan membuatmu merasa lebih baik.” Meskipun Lin Nianran tidak tahu apakah metode ini berguna, tapi lebih baik untuk mencobanya. Jiang Qi mengulurkan tangannya dari selimut dan menyentuhnya. Tangan Jiang Qi sangat dingin seperti es. Bukannya dia tidak ingin memijat perutnya sendiri. Tetapi dia benar-benar tidak bisa melakukannya. Setiap kali ini terjadi, tangan dan kakinya akan sangat dingin.
Lin Nianran mengerti maksudnya. Dia menggertakkan giginya dan akhirnya dengan wajah memerah dia memijat lembut perutnya dengan tangannya yang besar dan hangat karena takut menyakitinya.
Jiang Qi menutup matanya, dia merasa rasa sakitnya sedikit berkurang. Tetapi di hatinya dilanda ombak besar. Jiang Qi sengaja mengabaikan perasaan yang ditimbulkan oleh sentuhan tangannya. Dan dirinya berusaha sekuat tenaga agar tidak terlihat gugup. Untung wajahnya penuh dengan keringat sehingga dia tidak dapat melihat ekspresinya.
Perasaan ini tidak berlangsung lama. Lin Nianran mengambil botol air panas dan meletakkannya di atas perut Jiang Qi. Tak lama kemudian Jiang Qi merasa kepalanya pusing dan dia segera tertidur.
Setelah mendengar suara napasnya, Lin Nianran berjalan keluar dari kamarnya. Dia lalu mengenakan mantelnya dan pergi ke luar. Ketika kembali, dia membawa sekantong barang-barang pulang. Dia dengan pelan-pelan meletakkan barang-barang tersebut di samping tempat tidurnya, menulis catatan dan membantunya merapikan selimut sebelum keluar dari kamar.
Dia lalu melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul satu lebih. Dia menguap lalu berbaring di tempat tidur, tak lama kemudian dia sudah tertidur.
Lin Nianran tiba-tiba bangun terduduk dan membuka matanya. Rupanya dia tidak berada di kamarnya sendiri. Tatak letak ruangan ini jelas merupakan kamar Jiang Qi. Dia melihat orang yang berada di bawahnya memperlihatkan sebagian besar dadanya yang berkulit putih. Satu tangan wanita tersebut memeluk pinggangnya dan ketika melihatnya terbangun, dia menggosok matanya lalu menyapanya sambil tersenyum, “Selamat pagi!”Setelah berbicara, wanita itu mengusapnya seperti anak kucing yang lucu. Dia menatap wajahnya…
Lin Nianran membuka matanya karena terkejut. Dia memandangi ruangan dengan kebingungan dan begitu mengenali dekorasinya, dia menghembuskan napas. Ternyata tadi itu adalah mimpi! Dia mengacak-acak rambutnya dan menguap lagi. Lin Nianran yang masih mengantuk berjalan ke kamar mandi sambil membawa pakaiannya dan bersiap-siap untuk mandi. Dan untuk sementara waktu hanya terdengar suara berisik dari kamar mandi.
Lin Nianran setelah selesai berpakaian, menutup pintu lalu turun ke bawah. Dia bangun terlalu pagi dan masih belum banyak orang yang berolahraga di bawah. Dia memakai earphone dan berlari beberapa putaran. Berolahraga setiap hari adalah kebiasaannya. Dia sekalian membeli sarapan baru pulang.