Seven Unfortunate Lifetimes [Bahasa Indonesia] - Chapter 38
Zihui benar-benar membawaku ke rumah bunga. Tapi … aku melihat rumah kayu lima lantai itu. Di balkon, ada banyak bunga glamor yang mengisi platform. Aku menunjuknya dan bertanya kepada Zihui, “Apakah ini rumah bunga yang kau bicarakan? Bukankah ini tempat orang-orang di kota pergi untuk pengorbanan? “
Zihui tersenyum. “Ini juga dikenal secara lokal sebagai rumah bunga. Nona Ah Xiang tidak ingin masuk ke dalam dan melihat-lihat? “
“Aku ingin mendengar kata-kata Chu Kong dari lubuk hatinya.”
“Kenapa buru-buru, Nona Ah Xiang? Ketika Chu Kong kembali ke penginapan dan tidak melihat kita, dia akan datang mencari. Aku meminta pelayan memberitahu Chu Kong bahwa kita sedang menonton bintang-bintang.”
Zihui mengangkat toples anggur. “Sebelum dia sampai di sini, ayo minum beberapa cangkir anggur, oke?”
Aku bertanya-tanya, “Bagaimana kau tahu bahwa dia akan kembali ke penginapan?”
Zihui mengedipkan mata padaku dan tersenyum ceria. “Jika aku tidak tahu itu, bukankah akan sia-sia bagi Chu Kong untuk memberi ku jantungnya?”
Aku terdiam sesaat, lalu tatapanku jatuh ke dada Zihui. Aku menatapnya untuk sementara. Aku mengambil sebotol anggur dan berkata, “Semua orang ingin hidup. Aku bisa mengerti apa yang kau rasakan saat itu. Meski, mengejar sesuatu yang terjadi di masa lalu tidak ada artinya; Chu Kong tidak akan mengatakannya dan aku juga tidak akan repot-repot mengatakannya, tapi Zihui, kau harus ingat bahwa hati ini dicuri dari Chu Kong. Kau memasang jebakan untuk kami saat aku bodoh. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi untuk kedua kalinya.”
“Ah.”
Zihui terdiam beberapa lama lalu tersenyum. “Kau dan Chu Kong benar-benar pasangan yang sempurna di Surga. Kau tahu, Chu Kong juga mengatakan kepada ku apa yang baru saja kau katakan. Baru kali ini, aku benar-benar hanya ingin membalas kebaikanmu tanpa motif tersembunyi.”
Aku ragu-ragu. Zihui berbalik dan melompat ke balkon tinggi. Aku melihat toples anggur di tanganku dan juga melompat.
“Mari kita duduk sebentar,” Zihui menepuk tempat di sampingnya. Aku duduk dan membiarkan kakiku terjatuh. Aku mencabut botol anggur dan menghirup baunya. Ini langsung mengangkat semangat ku.
“Anggur yang bagus. Dimana kau membeli nya?”
“Ini tidak dibeli.”
Zihui menatap bintang-bintang.
“Bertahun-tahun yang lalu, aku pernah ke kota kecil ini. Anggur ini dibuat secara pribadi oleh ku. Aku ingin mengeluarkannya dan meminumnya pada hari aku menikah.”
Mulutku baru saja menyentuh lubang stoples. Setelah aku mendengarnya, tenggorokan ku tiba-tiba tertutup, aku tersedak. Aku menanggung rasa sakit dan meletakkan botol anggur. Aku menatap Zihui dan melihatnya tertawa. Dia berkata, “Minumlah, aku tidak bisa menikah lagi.”
Aku teringat hantu wanita itu dan bertanya, “Apa kau benar-benar tidak memiliki istri yang sudah meninggal? Kau tidak tahu Luo? “
Zihui terus tersenyum. “Dalam kehidupan ini, aku hanya mencintai satu orang, tapi orang itu … Meskipun aku memberikannya hati, aku tidak mendapatkan orang nya. Sehari sebelum kami menikah, dia mengambil jantung asliku dan lari.”
Dia menyipitkan matanya dan menatap bintang-bintang yang jauh. Dia berkata dengan serius, “Aku tidak menikahi siapapun, tidak punya istri, dan juga tidak mengenal Luo.”
Tapi wanita yang disebut Luo kenal dengan Zihui.
Melihat wajahnya, aku tidak tahan untuk mengatakannya.
Anggur manis itu masuk ke hidungku. Itu rasa segar dan manis, seolah-olah melewati ruang dan waktu untuk menceritakan kerinduan orang yang menghasilkan anggur ini.
Aku menyerahkan toples anggur kembali ke Zihui. “Tegukan minuman keras pertama yang telah tersembunyi selama bertahun-tahun ini pasti berasal dari mu. Rasanya sekarang pasti berbeda dengan rasa saat itu.”
Zihui menggantung kepalanya. Dia tertawa terbahak-bahak. “Aku tidak perlu mencicipinya; aku sudah tahu.”
“Hehe, di tengah malam, seorang pria dan seorang wanita sendirian di depan bunga dan di bawah bulan, berbicara dan bernyanyi bersama dan juga memiliki pemikiran yang sama. Sangat bagus, bagus sekali.”
Dari belakang terdengar tawa aneh. Aku berbalik dan melihat Chu Kong berdiri di sana. Cambuk merah di tangannya tampak penuh kekerasan.
Zihui berbalik dan menatap Chu Kong. Kemudian dia berbalik lagi, menatapku, dan berkata, “Anggur itu punya kejutan.”
Setelah mengatakan itu, dia meraih tanganku, mengangkat tangannya sendiri, dan mendorong toples itu ke mulutku. Aku langsung merasakan manisnya anggur saat tumpah ke tenggorokanku.
Suara menusuk yang mengiris di udara. Zihui nyaris lolos dari cambuk Chu Kong. Dia tersenyum dengan mata menyipit. “Kalian berdua harus pergi melihat bintang-bintang. Aku ingin kembali dan tidur.”
Setelah mengatakan itu, dia melambai dan menghilang ke gelapnya malam.
Sementara itu, aku tersedak anggur. Aku mencengkeram dadaku dan terbatuk-batuk. Setelah beberapa saat, aku merasakan kehangatan meluncur ke tenggorokan lalu perut ku. Lalu rasa itu kembali seperti pukulan ke kepala … Tunggu, tunggu, apa yang Zihui katakan? Anggur itu ada kejutan? Dia menyiapkan anggur ini untuk hari dia menikah. Dalam keadaan seperti itu, anggur macam apa yang diminum? Bahkan berpikir hanya dengan rambut di kepala ku, aku tahu anggur macam apa itu!
Tapi ini digunakan oleh penduduk setempat dari kota kecil ini, ah! Dia juga ingin Chu Kong dan aku menjadi liar, liar, liar … liar … bersama?!
Chu Kong tidak tahu apa yang telah aku minum. Dia masih menceramahi ku. “Kau benar-benar lupa dengan cepat. Pada masa itu, kau jatuh ke dalam perangkapnya, sekarang kau ingin jatuh ke dalam perangkapnya lagi, bukan? Hadiah kecil dan bantuan kecil bisa membelimu. Sangat bagus; sungguh, bagus sekali! “
Keringat perlahan mulai terbentuk di dahiku. Situasi ini sangat buruk, ah …
Melihat bahwa aku tidak berbicara setengah hari, Chu Kong berjongkok di sampingku. “Kau benar-benar … ada apa dengan mu?”
Wajahnya serius. Tangannya menyentuh dahiku. Aku melihat cahaya kemarahan yang tersembunyi di matanya.
“Jebakan apa yang dimainkan orang itu?!”
“Ada obat dalam anggur.”
Awalnya, aku ingin menipu Chu Kong dan kemudian lari. Tapi mulutku sepertinya hilang kendali, hanya sembrono mengatakan apa pun yang diinginkannya. Aku bahkan tidak bisa menutupinya untuk membungkam diriku sendiri.
Chu Kong mengambil sebotol anggur. Dia bertanya pada dirinya sendiri, “Obat apa?”
“Musim semi…”
Aku menepuk tanganku di mulutku, tapi mulutku tidak membiarkan dirinya dikendalikan. Dua kata yang aku pikirkan di hati ku keluar melalui gigi, hanya bagi telinga Chu Kong untuk mendengarnya. “Musim semi … obat …”
Chu Kong kaget. Tubuhnya tiba-tiba melunak dan dia duduk di sampingku. Dia menatapku dengan dingin dalam diam. Aku menutupi mulutku dan menelan ludah, dengan gugup menunggu jawabannya. Aku tidak pernah berpikir bahwa setelah keheningan yang lama, dia bertanya kepada ku, “Kalau begitu … lalu apa yang akan kita lakukan?”
Selain kau membantu ku, apa lagi yang harus dilakukan?! Aku mengaum di hatiku, tapi tidak menyangka bahwa mulutku akan tergelincir ke arahku lagi. “Kau perlu membantu ku, tentu saja!”
Udara diam. Napas hangat kami membentuk kabut putih di udara dingin. Kami saling menatap sebentar, dan akhirnya, aku membuang muka. Aku menampar mulutku beberapa kali.
Seharusnya tidak mengatakannya, ah! Kenapa aku tidak bisa mengendalikannya?!
Mungkinkah … Mataku jatuh ke toples anggur di tangan Chu Kong.
Chu Kong tiba-tiba gemetar. Dia meletakkan toples di atas meja kayu. Anggur itu tumpah keluar. Dengan suara “gululu”, toples itu berguling jatuh dari rumah lima lantai ini.
Aku menatap Chu Kong dan melihat bahwa dia berjalan beberapa langkah ke belakang, wajahnya merah seperti matahari.
“Tolong … tolong?”
Aku tidak tahu seperti apa gambar yang dia bentuk dalam pikirannya. Suaranya benar-benar serak.
Penampilannya yang pemalu membuat telingaku terasa panas. Aku menyentuh mukaku untuk mencoba menenangkan diriku.
“Jangan berpikir begitu dalam. Mungkin anggur ini memiliki barang lain di dalamnya.”
Aku tidak tahu apakah Chu Kong mendengar ku. Aku hanya melihatnya cepat berdiri, memunggungi ku. Kudengar dia menarik napas dalam beberapa saat, lalu dengan cepat dia berkata, “Ayo kembali dulu. Jika tidak ada jalan lain … berguling di salju.”
Ketika aku mendengar kata-katanya, aku merasa kami tidak membicarakan apa yang Zihui masukkan ke dalam anggur lagi. Aku melihat ke belakang untuk beberapa saat, kemudian berkata lagi kata-kata yang aku pegang di dekat hati saya. “Katakan, Chu Kong, apa kau benar-benar menyukaiku?”
Punggung Chu Kong menegang. Dia terdiam beberapa lama sebelum dia berkata, “Kau … berguling-guling beberapa putaran lagi di salju. Aku akan menjagamu. Aku tidak akan membiarkan orang lain melihatmu … “
Aku melihat kepalan tangan ku sendiri mengepalkan dan meregang beberapa kali. Rasanya seperti sekelompok api tiba-tiba berkobar dalam diriku. Aku mencoba dan mencoba terus menahannya mundur, tapi setelah mendengar kata-kata itu dari Chu Kong, semuanya pecah. Aku berdiri dan berjalan di depannya.
Chu Kong menatap bintang-bintang dan tidak menatapku. Aku mengulurkan tangan dan menarik kerahnya.
“Chu Kong, ayo kita berbaring dan bicara, oke?”
Chu Kong tampak tertegun sejenak. Aku memberi kekuatan lebih di belakang genggamanku dan menyandung kakinya. Tentu saja, Chu Kong tidak menjaga diri dari ku, dan langsung tersandung ke panggung kayu dengan suara “zhi ya”. Di sana, dia patuh rebahan di panggung. Aku duduk di atas perutnya, menarik-narik kerahnya sambil menatapnya kebawah.
“Tidak!”
Wajah Chu Kong begitu merah sehingga darahnya tampak seperti keluar dari pipinya. Dia menatap ke kejauhan dan dengan tegas berkata, “Bahkan jika obatnya benar-benar kuat, kau harus menahan diri.”
Dia berusaha bangkit. Aku meraih dahinya dengan satu tangan dan menekannya turun, praktis menempelkan kepalanya ke kayu. Kali ini, aku mungkin telah menyakitinya. Dia mengerutkan kening. Tangan kanannya meraih tangan yang memegang kerahnya. Hatiku sakit. Aku berseru, “Aku menyukaimu.”
Kalimat ini membuat Chu Kong shock. Dia menatapku dengan mata besar.
Langit yang gelap dipenuhi bintang-bintang, seolah-olah langit pun menyembunyikan bayanganku dariku.
Aku juga tidak berbicara, dan bahkan tidak tahu harus berkata apa selanjutnya. Meski begitu, pikiran-pikiran bermasalah yang telah aku jaga ketat di hati ku entah bagaimana bocor. “Kau kasar, dan kau tidak mengerti bagaimana bersikap lembut. Terkadang, kau juga ingin mengalahkan ku. Kau terlihat sedikit kekanak-kanakan. Perasaanmu tidak tenang dan pikiranmu tidak begitu baik. Dan kau sama sekali tidak mengerti pikiran wanita. Saat kau marah, kau tidak tahu bagaimana cara mengalah. Suasana hati mu sangat sulit dipahami … “
Mata Chu Kong yang awalnya tertegun, berubah dengan kata-kataku.
“Tapi.”
Aku ingin menutup mulut ku, tapi begitu aku mulai, rasanya seperti pintu di otak ku yang menolak untuk ditutup. Jadi … aku hanya berbicara jujur.
Aku pikir, Chu Kong adalah orang yang sombong. Jika dia tidak bisa mengatakannya, maka aku akan mengatakannya. Dia tidak berani berterus terang, jadi aku hanya bisa berani … Lalu, aku memaksanya untuk membuka mulutnya, memaksanya untuk mengatakannya.
“Tapi! Aku masih menginginkan mu! Kita sudah berciuman, sudah berpelukan, dan pada satu titik kita bahkan saling menyentuh tubuh masing-masing! Hari ini, jika kau ingin mematuhi ku, maka kau harus mematuhi ku. Tapi jika kau tidak ingin mematuhi ku, kau masih harus melakukannya!”
Aku meraih kerahnya dan dengan keras menariknya.
“Katakan! Katakanlah kau menyukaiku! Cepat dan jujur akuilah!”
Setelah melepaskan semua badai yang sebelumnya membebani ku, aku melihat Chu Kong. Dia sedang linglung. Tiba-tiba tak berdaya, pikirku, jelas aku datang untuk mendengar pikirannya sendiri, tapi dia bahkan belum meludahkan satu kata pun dan aku sudah banyak bicara, sungguh … aku benar-benar mengisi gerobak sebelum mendapatkan kudanya.
(mengisi gerobak sebelum mendapatkan kudanya: Gerobak adalah kendaraan yang biasanya ditarik oleh kuda, jadi meletakkan kereta di depan kuda adalah analogi untuk melakukan sesuatu dengan urutan yang salah. Disini sepertinya maknanya di rubah sedikit, dimana dia mengisi kereta penuh dengan perasaannya dimana ‘Chu Kong’ sendiri, sang ‘kuda’ belum tentu ada/sanggup untuk menariknya maju)
“Kau, berdirilah.”
Aku tidak tahu berapa lama kami diam; Tiba-tiba Chu Kong mengucapkan kata-kata itu.
Aku tidak melonggarkan pegangan ku. “Kau mengakuinya dulu!”
“Sudah kubilang untuk bangun dulu,” teriak Chu Kong marah.
Aku juga marah. “Kalau kau mengakuinya, aku akan segera bangun!”
“Kau benar-benar tidak tahu kapan kau akan hidup atau mati!”
Kata-katanya hampir tidak ada lagi, ketika tiba-tiba aku merasa terdampar di tanah. Setelah berputar, punggung ku mendarat di atas panggung kayu yang sejuk. Mataku penuh dengan wajah Chu Kong, dan di sekelilingnya ada bintang-bintang di langit. Aku melihat telinganya yang merah. Aku merasakan napasnya yang panas di wajahku dan mendengarnya berkata melalui gigi terkatup, “Xiao Xiang Zi, ingatlah ini baik-baik. Kau memaksa ku!”
Bibirku terasa hangat. Sesuatu yang basah dan licin masuk ke mulutku. Pada saat itu, dicium oleh kekuatan unik seorang pria, pada saat itu hampir benar-benar menghabiskan nafas dari dada ku.
Hal ini … benar-benar berani mengatakan bahwa aku memaksanya? Dalam semua pikiran panas dan gila ini, satu pikiran membuatku sedikit lebih tenang.
Sepuluh koin tembaga itu … aku benar-benar membuat taruhan yang salah!