Seven Unfortunate Lifetimes [Bahasa Indonesia] - Chapter 45
Aku berdiri di depan sumur reinkarnasi sekali lagi. Tetapi aku tidak terbiasa dengan keheningan saat ini. Aku kembali untuk melihat. Jalan menuju akhirat masih sama. Tidak ada yang berubah. Tapi aku pikir kali ini, Dunia Bawah lebih dingin dari sebelumnya.
Jiwa yang melekat pada manik ungu berjalan keluar, dan masuk ke dalam sumur reinkarnasi untuk bereinkarnasi. Melihat jiwa menghilang di hadapanku, tiba-tiba aku merasa takut. Aku tidak tahu di mana keluarga Chu Kong akan bereinkarnasi di kehidupan selanjutnya. Aku tidak tahu kapan aku akan menemukannya di dunia yang begitu besar. Aku juga tidak tahu jika ketika aku melihatnya lagi, bagaimana penampilannya, tapi ……
Karena aku tidak bisa mengubah kenyataan, aku hanya bisa memasang baju besi dan menghadapinya. Aku menyimpan manik ungu dengan aman pada tubuhku. Kemudian Aku juga melompat ke dalam sumur reinkarnasi.
Tiga tahun telah berlalu di alam manusia. Tanpa Chu Kong di sisi ku, masa hidup yang dangkal ini benar-benar indah. Akhirnya, aku bisa menikmatinya perlahan. Tanpa ada yang bertengkar, hidupku ternyata sangat nyaman. Hanya sampai sekarang, aku tahu betapa banyak masalah dan ketidakbahagiaan yang dibawa oleh Chu Kong sombong.
Namun, setiap malam, ketika Aku diam-diam mengawasi bintang-bintang, aku masih akan memikirkan Chu Kong. Hal yang paling menyebalkan yang terjadi, sepanjang waktu akan membuat ku tanpa malu merindukannya. Chu Kong tidak pernah sempurna. Dia memiliki mulut murahan dan temperamen yang buruk. Dia juga tidak melakukan sesuatu yang khusus untuk membuatku bahagia. Bahkan kipas, dia mengatakan dirinya sendiri yang ingin membayarku, belum dilunasi. Tapi dia telah mengetuk lubang melalui hatiku yang dingin dan beku, dan dengan terang-terangan berjalan di dalamnya dan menatapku dengan sombong: “Xiaoye datang untuk tinggal di dalamnya, apa yang bisa kau lakukan tentang itu?”
Aku berharap bisa menghancurkannya sampai mati, tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi Aku hanya bisa membiarkan dia tinggal di dalamnya. Ia menjadi duri, yang tidak bisa kutelan dan juga tidak bisa dimuntahkan.
Aku tidak tahu apakah perasaan seperti ini adalah ‘cinta antara pria dan wanita’. Aku hanya tahu bahwa pada saat aku ingin bertemu dengannya dan melihatnya, langit ku akan terang; tidak akan berawan.
Jadi, untuk dapat melihatnya pada saat aku ingin melihatnya, tiga tahun ini, aku menggunakan semua usaha ku untuk mencari jiwa abadi dan empat jiwa fana Chu Kong. Masih ada satu jiwa abadi dan dua jiwa fana yang hilang. Aku sudah melakukan separuh dari apa yang dikatakan hakim itu akan butuh waktu seribu tahun. Mungkin itu takdir. Atau mungkin jiwa Chu Kong juga sedang mencari ku.
Akhir Maret. Bunga-bunga indah bermekaran di mana-mana. Aku menikmati bunganya sepanjang jalan menuju ibu kota Yan. Dikatakan bahwa hantu saat ini menghantui istana negara Yan. Awalnya, itu normal bagi istana untuk memiliki beberapa rumor tentang hantu. Tetapi sekarang Aku tidak mampu melepaskan sedikit pun petunjuk.
Setelah memasuki ibukota, aku mencari penginapan dan mendaftar di dalamnya. Aku membayar kamar dan segera pergi ke dinding istana. Aku membuat keputusan diam-diam dan memasuki istana. Aku pikir sebagian besar waktu, tempat berhantu akan berada di istana Dingin. Aku mencari beberapa saat sebelum aku menemukan beberapa pelayan istana yang membawa makanan ke istana Dingin. Aku mengikuti di belakang mereka untuk mencari tahu arah ke istana Dingin. Aku ingin kembali di malam hari untuk melihat dengan seksama. Tapi tiba-tiba mutiara ungu yang aku kenakan di leherku bercahaya. Aku menatapnya dengan tertegun untuk beberapa saat.
(Istana Dingin / Cold Palacae = tempat untuk hukuman dan wliayah istana untuk para selir yang di hukum/ semcam tempat pengucilan)
Satu jiwa abadi dan empat jiwa fana yang aku temukan, aku taruh mereka di mutiara ungu ini. Ada hubungan antara jiwa. Setelah aku menemukan satu jiwa yang hilang, setiap kali aku menemukan jiwa lain yang hilang, mutiara ungu ini akan bercahaya. Ini juga salah satu alasan mengapa aku bisa menemukan satu jiwa abadi dan empat jiwa fana dengan sangat cepat. Tampaknya di istana ini benar-benar ada jiwa Chu Kong yang hilang.
Aku sangat tenggelam dalam pikiran, dan memasuki istana dingin bersama dengan pelayan istana. Mutiara ungu langsung menjadi cerah. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Mungkinkah di sini ada banyak jiwa Chu Kong yang tersembunyi?
Aku mendongak, bingung. Di bawah pohon mati di istana dingin, bakso yang berwarna merah duduk di tanah. Sepasang matanya yang besar mengintip ke … mutiara ungu di depan dadaku. Aku juga menatapnya. Fitur wajah anak ini adalah tujuh puluh atau delapan puluh persen seperti Chu Kong atau bahkan Lu Hai Kong.
Aku tidak bisa menahan tatapnya untuk waktu yang lama. Tetapi anak ini menatap ku untuk beberapa saat dan kemudian berbalik dan menatap kosong ke langit. Dia tampak sedikit kaku. Tubuh yang memiliki satu jiwa abadi dan satu jiwa fana pasti akan berubah bentuk.
(魂魄 (húnpò): jiwa. 魂: jiwa abadi; ‘dapat terlepas dari tubuh’; 魄: jiwa fana; ‘melekat pada tubuh’. XXZ perlu mencari dua 魂 dan enam 魄 agar Chu Kong menjadi orang normal. )
Mutiara ungu melayang ke atas dan sepertinya ingin menyatu bersama dengan jiwa-jiwa di dalam tubuh itu. Aku melihat ruangan penuh dengan pelayan istana dan dengan tenang menekan mutiara ungu itu.
Untungnya, setelah pelayan istana membawakan makanan, mereka pergi. Tidak lama kemudian, seorang wanita kurus berjalan keluar ruangan. Dia duduk di meja dan memanggil dengan lemah, “Ayo makan.”
Aku bisa melihat bahwa dia memanggil Bakso Kong, tetapi Bakso Kong mengabaikannya. Dia hanya duduk di sana dan menatap langit dengan hampa.
Aku tidak tahu saraf mana wanita di ruangan itu telah dicolek. Tiba-tiba dia membanting tangan di atas meja dan menyapu setengah dari piring ke tanah. Suara piring-piring pecah di gendang telingaku. Bakso Kong akhirnya berbalik dan menatap wanita itu dengan kosong: “Ibu … “
“Jangan panggil aku!”
Wanita itu meraih rambutnya yang layu dan berteriak: “Aku bukan ibumu! Semua karena kau! Karena kau, Aku menjadi seperti ini! Aku bukan ibumu! Aku bukan!”
Suaranya melengking, tetapi hanya menarik satu kata dari Bakso Kong: “Ibu.”
“Aku tidak melahirkanmu! Aku tidak melahirkanmu!”
Para pejabat negara Yan adalah penganut ekstrim. Negara Yan dikenal karena pepatah bahwa anak gila akan membawa malapetaka. Sepertinya selir ini telah dibuang oleh Kaisar ke istana Dingin setelah melahirkan Chu Kong yang lamban. Seluruh hidupnya bisa dianggap hancur. Tidak heran dia sangat membenci anaknya sendiri. Tapi putranya adalah satu-satunya yang bisa dia andalkan ……
Wanita itu tiba-tiba berdiri dan keluar. Dia menampar Bakso Kong di wajah, kukunya yang tajam meninggalkan tiga noda darah di wajah anak itu. Meskipun anak itu sedikit bodoh, dia masih tahu sakit. Air mata besar jatuh dari matanya di seluruh wajahnya: “Ibu ……”
“Betapa bagusnya jika aku tidak melahirkanmu?!”
Wanita itu mulai memukulinya tanpa menahan diri.
“Betapa bagusnya jika kau tidak datang ke dunia ini ?! Pergi! Pergi……”
Aku membiarkan tubuh ku terlihat. Aku berdiri di depan Chu Kong dan meraih pergelangan tangan wanita itu. Aku melotot padanya: “Anak-anak tidak di sini untuk tempat kau melampiaskan kemarahan mu.”
Aku melanjutkan: “Aku benar-benar menyesal dia keluar dari perut mu. Karena kau tidak peduli padanya, aku akan merawatnya.”
Aku melepaskan tangannya. Tubuh wanita itu menjadi lemas dan merosot di tanah: “Hantu …… hantu!”
“Aku bukan hantu.”
Sebelum aku selesai berbicara, orang itu bernafas cepat, matanya berubah pucat dan pingsan.
Aku tidak peduli dengan dia, berjongkok dan menyentuh rambut brantakan Bakso Kong. Matanya tertuju pada mutiara ungu. Aku tidak ragu, mengambilnya dan meletakkannya di dada Chu Kong. Satu jiwa abadi dan empat jiwa fana melayang keluar dan masuk ke Bakso Kong. Aku melihat matanya yang tumpul berubah dan menunjukkan sedikit kecerdikan.
Aku memakai mutiara ungu sekali lagi. Aku mengambil sapu tangan untuk menyeka wajahnya penuh darah dan air mata. Aku berkata: “Mulai hari ini, kau disebut Chu Kong dan seseorang berkultivasi untuk menjadi abadi. Aku dipanggil Xiao Xiang dan Aku …… shifu mu. ”
Dia tidak mengatakan apa-apa dan aku juga tidak tahu harus berkata apa lagi. Aku meletakkan tanganku di depannya. Dia menatap kosong untuk setengah dupa sebelum dia meletakkan tangannya yang gemuk di telapak tanganku. Aku menggenggam tangannya, tersenyum dan berkata: “Mari kita lihat apakah kau dapat melarikan diri dari telapak tanganku di masa hidup ini, hehehehe.”
Chu Kong tidak cocok untuk tinggal di tempat-tempat keramaian sekarang. Selain itu, dia adalah Pangeran. Aku tidak yakin bahwa di masa depan perjuangan pengadilan tidak akan membahayakan dirinya. Aku hanya membawanya ke hutan untuk tinggal di sana dengan selamat.
Di kaki Gunung Lu Hua, aku membangun sebuah rumah dan tinggal di sana bersama Chu Kong. Dengan satu jiwa abadi dan empat jiwa fana, Chu Kong jauh lebih pintar dari sebelumnya. Aku mengajarinya cara membaca. Aku menuliskan semua mantra yang diajarkan oleh Chu Kong sebelum dia berlatih. Tapi dia masih belajar dengan pelan. Aku tidak bisa menahan rasa tak sabar. Masa hidup ini dia hanyalah manusia. Apa yang akan aku lakukan jika dia tidak dibina menjadi abadi, tapi meninggal dunia? Bagaimanapun, aku akan hidup, hidup selamanya. Aku masih harus mencari. Semakin lama aku bersama Chu Kong, semakin aku takut dia akan pergi lagi.
Waktu berlalu dengan tenang bersamaku menjadi wali yang khawatir. Chu Kong sudah berumur sepuluh tahun. Masih ada satu jiwa fana dan satu jiwa abadi yang tersisa sebelum jiwa Chu Kong akan lengkap.
Tetapi Aku tidak tahu mengapa, Chu Kong menjadi semakin menentang kultivasi. Dia menggunakan segala cara untuk menjadi malas dan bermain dengan semua jenis iblis di gunung. Suatu kali, siluman pohon membantunya menulis jimat dan dia pergi bermain dengan siluman harimau di kota. Dia tidak kembali selama dua hari. Aku khawatir mencarinya selama dua hari penuh. Pada hari ketiga aku melihat dia terpincang-pincang kembali segar. Darah naik ke mataku. Aku menatapnya dengan wajah pucat: “Dari mana saja kau?”
Wajah senang Chu Kong menegang. Dia menatapku takut: “Xiao Xiang ……”
Aku mengelus tanganku melalui rambutku. Aku berdiri, menarik kaki kursi dan memegangnya erat-erat di tanganku. Dengan nada tenang aku berkata: “Kemarilah, kita akan bicara.”
Chu Kong mundur selangkah, kaget. Aku perlahan berjalan ke arahnya dan berjongkok. Aku bertanya: “Katakan, dengan siapa kau pergi bermain? Di mana kau pergi bermain? “
Dia mengigil untuk waktu yang lama dan akhirnya, lemah menjawab di bawah mata paksaan ku: “Kota di bawah gunung ……. Bersama dengan Da Hua.”
Da Hua adalah nama siluman harimau.
“Siapa yang menyuruhmu pergi?”
“Para siluman iblis di gunung berkata bahwa aku seharusnya tidak selalu berada di gunung. Harus pergi keluar untuk melihat dunia …… ”
Aku mengangguk mengerti. Aku mengambil kaki kursi dan keluar. Aku memukuli semua siluman di gunung. Di kaki Gunung Lu Hua, siluman menangis dengan keras. Akhirnya, aku mengikat siluman harimau Da Hua dengan kawat dan membawanya kembali. Ketika Chu Kong melihat Da Hua, dia segera bergegas kepadanya dan bertanya: “Da Hua, apakah kau menderita pemukulan? Apakah itu menyakitkan? Maafkan aku……”
Aku duduk di kursi, minum segelas penuh teh, menenangkan emosi ku sebelum aku berkata: “Apa motif mu hingga membawa Chu Kong menuruni gunung?”
Usia Chu Kong, kulitnya yang halus, daging lunak dan tubuhnya dengan sedikit budidaya abadi adalah makanan favorit untuk siluman yang tumbuh dengan cara-cara jahat. Mereka membujuknya untuk turun gunung benar-benar membuat ku khawatir. Sebelumnya, aku membiarkan Chu Kong berhubungan dengan iblis-iblis siluman di gunung ini adalah karena aku tahu bahwa siluman tidak buruk. Dan jika mereka memiliki agenda tersembunyi pada Chu Kong ……
Mendengarkan pertanyaanku, Da Hua sangat takut sehingga dia segera menangis, “Kasihanilah, peri. Siluman kecil ini tidak akan berani lagi. Siluman kecil ini hanya merasa bahwa Chu Kong berada di gunung setiap hari berkultivasi untuk menjadi abadi; hari-harinya benar-benar monoton. Aku dengan ramah mengundangnya turun gunung untuk jalan-jalan. Aku tidak punya niat jahat! Wu wu wu, peri, kasihanilah, wu wu. ”
Aku meletakkan cangkir teh itu dan hendak berbicara ketika Chu Kong membuka tangannya dan berdiri di depan Da Hua. Dia berkata: “Xiao Xiang, jangan pukul Da Hua. Itu kesalahan Chu Kong. Chu Kong tidak boleh bersenang-senang. Aku tidak akan melakukannya lagi. Jangan pukul dia …… ”
Dia seperti ini membuatku memikirkan Lu Hai Kong. Aku tidak tahu di tahun berapa, dia juga berdiri di depanku melindungiku dari ayah perdana menteri ku. Dan sekarang dia benar-benar melupakannya.
Aku keluar dari lamunan. Aku mengusap dahi aku dan berkata: “Chu Kong tidak perlu turun untuk melihat dunia. Setelah dia mengolah tubuh abadi, dia akan punya banyak waktu untuk bermain…”
Kata-kataku hampir tidak lepas ketika aku mendengar Chu Kong berkata dengan suara rendah dengan kepalanya melihat ke tanah: “Mengapa aku harus mengolah tubuh yang abadi?”
Aku terkejut: “Apa yang kau katakan?”
Chu Kong mengertakkan giginya dan berkata terus terang, “Mengapa Chu Kong harus berkultivasi menjadi abadi? Mengapa aku harus mendengarkan Xiao Xiang?”
Karena jika kau tidak berkultivasi menjadi abadi, bagaimana kau akan menghabiskan hidup mu dengan ku? Jika kau tidak berkultivasi menjadi abadi, bagaimana kau akan menjadi Chu Kong Surgawi lagi? Jika kau tidak berkultivasi menjadi abadi, bagaimana kau akan kembali ke surga dan menikah dengan ku? Dan kau masih memiliki begitu banyak janji yang tidak kau sadari, mengapa kau tidak mau mendengarkan ku? Mengapa tidak bekerja keras untuk berkultivasi ……
Namun, aku terkejut sesaat dan tiba-tiba terbangun. Chu Kong yang berdiri di depanku bukan lagi Chu Kong masa lalu. Baginya janji-janji yang dibuat Bintang Surgawi Chu Kong seperti janji seseorang yang tidak dikenalnya buat untukku. Itu tidak ada hubungannya dengan dia. Dia tidak memiliki kenangan masa lalu. Dia adalah orang baru.
Hak apa yang aku miliki untuk menempatkan keinginan ku sendiri padanya?
Aku membeku dari kesadaranku sendiri. Aku hanya mendengarkan Chu Kong yang menundukkan kepalanya. Dia berkata dengan suara lembut namun tegas: “Aku tidak ingin berkultivasi. Aku ingin menjadi seperti Da Hua. Karena hal seperti itu anda membullinya, Xiao Xiang keterlaluan.”
Dihadapkan dengan tuduhan seperti itu, Aku terdiam. Aku terdiam beberapa saat sebelum aku berkata: “Karena kau tidak ingin berkultivasi, aku salah.”
Aku mengambil tali yang mengikat Da Hua dan diam-diam pergi ke dalam rumah. Sebelum menutup pintu, aku berkata kepada mereka: “Di masa depan jika kau tidak kembali, ingatlah untuk memberi tahu ku. Jangan biarkan aku khawatir.”
Di luar, dua suara jelas anak-anak terdengar di telinga ku: “Chu Kong, peri tampaknya sangat sedih, ah. Kau harus pergi meminta maaf.”
Chu Kong terdengar sedikit bingung: “Bagaimana aku harus minta maaf?”
Aku yang seharusnya meminta maaf kepada mereka. Tiba-tiba mutiara ungu di depan dadaku berseri-seri. Mutiara ini sering meghadapi jiwa Chu Kong. Akan bereaksi seperti memiliki hubungan spiritual dengan mereka. Apakah jiwa Chu Kong dekat sini? Aku mengesampingkan keadaan pikiran Aku yang rumit. Aku membuka jendela, melompat keluar dan mengikuti arah mutiara ungu.