The Demoness Is Not Evil - Chapter 2
Pagi berikutnya, angin dan hujan telah berhenti. Setelah hujan semalaman, kelembaban memenuhi udara, membawa angin yang menyegarkan. Hawa sejuk di musim panas semacam ini membuat semua orang merasa nyaman.
Qu Qingyin melangkah keluar menuju beranda kuil, dengan malas merenggangkan pinggangnya.
Ini bagus sekali. Semua orang sudah pergi, hanya dia yang tersisa sekarang.
Si Nona dari Serikat Elang Terbang itu, saat terbangun dan tak melihat Pendekar Liu yang ditaksirnya, hanya bisa pergi dengan pahit. Tapi bahkan sebelum pergi, dia masih sempat melontarkan pelototan tak bersahabat padanya.
Qu Qingyin terbahak santai. Kalau tebakannya tidak salah, si Pendekar Liu ini seharusnya adalah orang terkenal di Dunia Persilatan yang itu. Pria terhormat nomor satu di Wulin (sebutan lain untuk Jianghu / Dunia Persilatan), Tuan Xiao Yao (Bebas), Liu Feng. Senjatanya, sebuah kipas emas dengan rangka kumala, memang selalu dia bawa-bawa.
Menurut rumor di Dunia Persilatan, orang ini telah membuat nama bagi dirinya sendiri pada usia lima belas tahun, tak tertandingi, punya teman di seluruh dunia, juga mengenal nyaris semua orang di Dunia Persilatan. Kesimpulannya, dia adalah sosok legendaris.
Dan ternyata, orang bergengsi ini cukup lucu. Dia menghindari Nona Besar dari Serikat Elang Terbang dengan cara yang sedemikian jelas, ini kocak sekali.
“Sepertinya Nona sedang penuh semangat.”
Qu Qingyin menatap orang yang berbicara itu dengan kaget. “Kau belum pergi?”
Liu Feng tersenyum, “Aku hanya berjalan-jalan selama beberapa saat, menikmati pemandangan gunung seusai hujan.”
Qu Qingyin menutupi mulutnya untuk tertawa. Kalau bersembunyi dari seseorang, maka kau bersembunyi dari seseorang. Masih saja berlagak sok dan hebat.
“Sekarang berhentilah tertawa. Keluarkanlah makanan, saya lapar sekali.”
Gadis itu menatapnya, tidak tanpa curiga. “Dengan kecepatan berjalanmu, seharusnya sekarang ini kau sudah menemukan sebuah tempat duduk yang enak di samping jendela dalam sebuah restoran yang bersih untuk makan.”
“Tetapi saya masih di sini, jadi tentu saja saya masih merasa lapar.”
Qu Qingyin mengeluarkan sejumlah makanan dari kantongnya dan membagikan separuhnya kepada pria itu. “Setelah selesai makan di sini, kelak kita bisa bertemu lagi di Dunia Persilatan.”
Tangan Liu Feng yang terulur menerima makanannya. Ujarnya sambil tersenyum, “Terima kasih.”
“Sama-sama. Uangmu sudah cukup untuk membayar lebih banyak daripada nilai makanannya.”
“Kukira Nona mengambilnya tanpa sedikit pun rasa bersalah.”
“Sejak awal aku tak punya rasa bersalah, bahkan bila kau membayar lebih banyak lagi.”
Liu Feng mengangguk, “Semua perkataan Nona memang menyuarakan hal yang sebenarnya.” Benar-benar membuat orang tak berdaya.
Qu Qingyin tertawa, membelah mantou (roti kukus, seperti pao / bakpao tapi tanpa isian), menambahkan sejumlah lu wei, lalu memakannya.
Liu Feng memasukkan sepotong cabikan mantou ke dalam mulutnya sembari bertanya, “Apakah Nona juga akan pergi ke Lembah Dan Xia?”
“Apa yang membuatmu berpikir kalau aku akan ke sana?”
“Sekarang ini beredar kabar di Dunia Persilatan kalau ada banyak orang sedang menuju Wisma Gunung Zhong Yi. Jalan ini adalah satu-satunya jalan menuju ke sana.”
Qu Qingyin sekarang mengerti. “Kalau begitu orang-orang dari Serikat Elang Terbang juga menuju ke sana. Kau tak mau diikuti oleh orang lain, jadi kau sengaja menunggu hingga mereka pergi duluan.”
“Nona sangat cerdas.”
“Nona Shui adalah seorang gadis yang jelita. Kenapa kau begitu takut?”
Liu Feng tersenyum dan menatap gadis itu. Ujarnya main-main, “Kalau nonanya seperti Anda, maka saya takkan merasa takut.”
Qu Qingyin terkekeh. “Bukankah hal itu hanya karena aku bukan orang yang terus menempelimu tanpa mau lepas?”
Liu Feng tertawa tapi tak mengatakan apa-apa.
Setelah menghabiskan makanan keringnya, Qu Qingyin mengambil kantong air dari sisi pinggangnya dan meminum isinya. Dia lalu memasang kembali sumbat botol itu dan sudah akan menggantungnya kembalike pinggang saat mendengar Liu Feng berkata, “Sempurna, aku juga haus.”
Tangan Qu Qingyin berhenti sesaat. Akhirnya dia menyerahkan kantong air itu.
Liu Feng langsung menenggak airnya seteguk penuh, meneka mulutnya, kemudian menghembuskan napas. “Enak juga.” Emm, hanya napas Qu Qingyin yang tersisa di mulut kantong air itu, tak ada rasa lain.
Gadis itu menggeleng pelan, mengikat kembali tas, dan menyampirkannya ke punggung. Dia menunggu pria itu mengembalikan kantong airnya.
Liu Feng menenggak beberapa teguk lagi, lalu mengembalikan kantong air itu. “Nona masih belum menjawab pertanyaan saya. Apa Anda sedang menuju ke Lembah Dan Xia?”
“Kenapa aku harus ke sana?” Yang ditanya tak menjawab tapi malah balik bertanya.
Liu Feng mengangguk, “Itu masuk akal. Meski ini adalah satu-satunya jalan menuju Lembah Dan Xia, memang benar kalau Nona belum tentu menuju ke sana.”
Qu Qingyin bicara berputar-putar, “Tapi aku memang menuju ke sana.”
Liu Feng tak bisa menahan desahannya. “Nona….”
Gadis itu tertawa dan berkata, “Pendekar Liu bahkan tak bisa menghadapi lelucon kecil ini?”
“Kalau Anda bilang begitu, apa lagi yang bisa saya katakana?”
“Apa kau berencana untuk melakukan perjalanan denganku?”
Liu Feng berkata jujur, “Saya yakin para wanita seharusnya membawa teman untuk mendampinginya. Dengan demikian, perjalanannya akan lebih mudah untuk ditempuh.”
“Tapi aku merasa kalau aku berjalan bersamamu, aku akan menemui terlalu banyak masalah, jadi aku tak mau.”
“Jadi di mata Nona, saya ini tak lebih dari masalah.”
Qu Qingyin menatapnya dengan serius. “Kalau rumor di Dunia Persilatan tidak salah, kupikir kau memang adalah masalah, masalah besar.”
Liu Feng punya kenalan di seluruh penjuru dunia. Hal itu menunjukkan bahwa dia telah mengalami banyak hal yang belum pernah dialami orang lain, dan itu sama saja dengan mengatakan pada dunia bahwa dirinya sendiri adalah segepok masalah.
“Nona sudah tahu siapa saya?” Liu Feng menatap gadis itu sambil memasang cengiran.
Qu Qingyin tak terpengaruh: “Nona Besar dari Serikat Elang Terbang sampai memperlakukanmu seperti itu. Kupikir tak ada orang kedua di Dunia Persilatan yang mampu melakukannya, Tuan Muda Xiao Yao, Liu Feng.”
Liu Feng membuka kipasnya dengan suara ‘shua’ dan mengipaskannya. Tersenyum, dia berkata, “Kalau begitu saya harus menebak identitas Nona.”
“Aku?” Qu Qingyin terkekeh dan dengan sambil lalu berkata, “Apa yang perlu ditebak dari diriku. Aku ini hanya amatir di Dunia Persilatan.”
Liu Feng menggelengkan kepalanya. “Nona terlalu merendah. Bisa membuat Ou Xiao Chen yang terkenal untuk membuatkan senjata bagi seorang amatir di Dunia Persilatan, takutnya semua orang yang lain hanya mampu berharap.”
Qu Qingyi dengan kalem menatapnya.
Liu Feng menuding gelang burung di pergelangan tangan kirinya dan berkata, “Gelang yang indah itu dibuat khusus untukmu oleh Ou Xiao Chen, kan? Dulu aku pernah melihat gelang itu di tempatnya.”
Qu Qingyin terpana.
“Peringkat ketiga dalam penghargaan, pemburu bayaran di Dunia Persilatan, Qu Qingyin.” Dengan penuh percaya diri dia menegaskan identitas gadis itu. Orang-orang di Dunia Persilatan hanya mengenal julukannya, ‘Ling Ling Dao’ (Belati yang Indah), hanya beberapa yang tahu nama aslinya. Kalau saja Ou Xiao Chen tak menyebutkannya, Liu Feng juga takkan pernah tahu.
Qu Qingyin mengangkat tangannya untuk menatap gelangnya yang terlihat bagai emas namun bukan emas, bagai kumala namun bukan kumala. Tak mampu menghentikan senyumannya, dia pun menggelengkan kepala, “Dan di sini lah aku mengira kalau setelah bertemu Tuan Ou, di dunia ini, takkan ada orang lain yang tahu tentang benda ini.”
“Saya hanya kebetulan melihatnya. Kalau saya boleh bertanya, meski benda ini adalah hasil karya kecil yang dibuat oleh Tetua Ou demi bersenang-senang untuk kemudian diberikan kepada Nona, gelang ini adalah hasil karya yang paling dia banggakan. Setiap orang di Dunia Persilatan tahu kalau Tetua Ou adalah orang yang eksentrik. Mencarinya agar mau membuatkan senjata merupakan hal yang nyaris mustahil. Namun dia membuat pengecualian besar untuk Nona. Kalau begitu, bagaimana mungkin Nona hanya sekedar amatir?”
Gadis itu mendesah, “Tak pernah mengira kalau Ling Long Dao sebagai identitas samaran, malah akan menjadi obyek pengenalan.”
Liu Feng juga tak tahan untuk mendesah keras-keras. “Nona tak pernah mengungkapkan sedikit pun hal yang bisa menjadi petunjuk identitas Anda. Kalau saja saya tak pernah melihat benda ini sebelumnya, takutnya saya juga takkan pernah mampu menerka indentitas Anda.”
Qu Qingyi menatap pria itu. “Kalau kau sudah tahu bahwa aku sedang menuju Wisma Gunung Zhong Yi di Lembah Dan Xia, kenapa kau masih bertanya saat kau jelas-jelas tahu jawabannya?”
Liu Feng tersenyum, “Nona tak mau membuka identitas Anda, jadi saya hanya bisa mengikuti saja permainan Anda ini.” Karena perjalanan ini akan menjadi perjalanan yang sepi, kenapa tak membuat sedikit perubahan pada rencana? Lagipula, gadis itu adalah seorang nona yang menarik.
“Jadi kau bilang kalau aku lah yang bersalah di sini?”
“Itu bisa dianggap benar.”
“Karena kau sudah tahu identitasku, berarti ada lebih banyak alasan bagimu untuk pergi bersama Nona Shui.”
“Desas-desus di Dunia Persilatan menyebutkan bahwa Nona memiliki sifat yang mandiri, selalu suka melakukan segalanya sendiri, berkeliaran dengan seluruh tubuh memakai baju hitam, wajah tersembunyi di balik cadar hitam, dan suara sangat parau.” Liu Feng tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Sepertinya kata-kata yang beredar di Dunia Persilatan tidak boleh dipercaya. Suara Nona bisa dibilang terdengar lebih jernih dan menyenangkan daripada gagak kuning.”
“Dulu Guru pernah berkata, mulut seorang laki-laki adalah yang paling hebat. Yang paling tak bisa dipercaya juga adalah mulut laki-laki. Karenanya, aku takkan berterimakasih atas pujianmu.”
Liu Feng menempatkan kipasnya di bawah hidung. “Kata-kata Gurumu benar-benar merupakan pukulan telak ke hati kaum lelaki.”
Qu Qingyin tersenyum, “Jangan coba-coba mengubah topik. Bila melihat pertemananmu dengan Serikat Elang Terbang, apa kau benar-benar berniat untuk mengabaikan keselamatan Shui Suyun?”
“Kalau kau tahu tentang pertemananku dengan Serikat Elang Terbang, maka seharusnya kau mengerti bahwa karena aku tak menemaninya, maka hal itu menunjukkan kalau dia tidak sedang dalam bahaya apapun.”
“Itu benar. Dari sini ke Lembah Dan Xia jaraknya kurang dari tiga ratus li. Wisma Gunung Zhong Yi yang terkenal nomor satu di Dunia Persilatan, bila mereka bahkan tak mampu mengawasi wilayah yang berada dalam lingkup pengaruh mereka sendiri, maka pertemuan ini takkan ada bedanya dengan menampar wajah sendiri.”
“Nona selalu harus bicara dengan gaya menusuk, ya.” Liu Feng tak bisa menahan keinginannya untuk mendesah.
“Itu kebenarannya.”
“Ya. Ujaran kebenaran adalah hal terbaik yang bisa dikatakan.” Pria itu memandangi Qu Qingyin dari atas ke bawah, “Lembah Dan Xia tidak jauh dari sini. Apakah Nona berniat untuk langsung menuju ke sana?”
“Tak bolehkah?” Gadis itu bertanya balik.
“Tapi baju hitam dan topi adalah ciri khas Nona.”
“Tak bolehkah aku melakukan yang sebaliknya?” Qu Qingyin mengubah topik dan berkata, “Lagipula, apakah aku pernah bilang kalau aku akan menghadiri acara itu sebagai Ling Long Dao?”
Liu Feng agak tercengang, lalu mulai tertawa, “Kalau ini adalah cara Nona untuk menutupi identitas Anda, maka tentu saja hal itu tidak diperlukan.”
“Kau salah lagi.”
“Oh?”
Mata Qu Qingyin mengarah ke kejauhan, suaranya terdengar sedikit sendu. “Aku tidak dengan sengaja berpakaian seperti itu, tapi setiap kali aku menerima atau memberikan pekerjaan, suasana hatiku tak pernah terlalu bagus. Kalau aku boleh menggambarkan perasaan itu, kukira kau bisa memakai kata-kata suasana hati yang muram. Kurasa warna itu lebih sesuai dengan perasaan tersebut.
Cukup langka bagi Liu Feng untuk tetap diam selama beberapa saat. “Nona punya hati yang lembut.”
“Kenapa tak kau bilang saja kalau aku perasa?”
“Sifat perasa merupakan bagian dari sifat seorang wanita, namun hati yang lembut seperti milik gadis muda itu langka.” Ekspresi Liu Feng tampak tulus. Dia telah melihat begitu banyak karakter wanita yang berbeda-beda di Dunia Persilatan, tetapi kesempatan untuk menjumpai seorang wanita yang masih mempertahankan hati lembutnya yang berharga, semakin lama semakin jarang.
Qu Qingyin merasa agak terkejut.
“Nona sepertinya sangat tidak terbiasa mendengar orang memuji Anda.” Liu Feng membiarkan dirinya memberi seulas senyum pada gadis itu.
“Guru bilang, mendengar terlalu banyak kata-kata yang menyenangkan itu tidak baik untuk seorang gadis.”
Liu Feng mengetuk pelan dahinya dengan kipas dan tertawa lirih. “Gurumu itu benar-benar orang yang luar biasa.” Begitu luar biasa hingga membuat dirinya tak mampu berkata-kata.
“Tentu saja.” Karena perasaan rindunya, ekspresi Qu Qingyin berubah menjadi penuh nostalgia dan lembut, bahkan sepasang matanya yang selalu tampak hambar tanpa gejolak pun jadi terlihat seolah telah dibasuh oleh gelombang jernih yang beriringan.
Barulah saat itu, Liu Feng tiba-tiba mendapati kalau gadis itu memiliki sepasang mata yang memikat. Kalau dia mau, dia mampu membuat pria mana pun tenggelam ke dalam sepasang permata yang bagaikan kolam yang dalam itu.
Dan pada saat itu lah, jantungnya membeku.
Penginapan Qing Yun adalah sebuah penginapan yang dibuka dalam jarak kurang dari seratus li dari Lembah Dan Xia.
Karena pada saat ini Wisma Gunung Zhong Yi mengeluarkan pemberitahuan kepada para pendekar untuk mengadakan pertemuan Dunia Persilatan, penginapan itu pun telah menjadi sesak oleh pengunjung.
Saat Liu Feng dan Qu Qingyin masuk, bahkan aula makan yang berukuran besar itu sudah tak punya satu tempat kosong pun untuk diduduki. Keduanya sudah mencari-cari di pada beberapa restoran, tapi di mana-mana penuh dengan orang-orang dari Dunia Persilatan.
Melihat keadaan penginapan terakhir ini, tenggorokan Qu Qingyin sudah mulai terasa kering.
Orang-orang Dunia Persilatan paling senang menjadi bagian dari kerumunan hiruk-pikuk, apalagi kerumunan yang ini disebabkan oleh Wisma Gunung Zhong Yi yang nomor satu di Dunia Persilatan. Tanpa memedulikan apakah mereka punya kemampuan atau tidak, sejumlah besar orang telah datang untuk ikut serta dalam acara ini.
Orang-orang ini telah memenuhi semua restoran di desa gunung yang berada di luar Lembah Dan Xia, membuat orang yang datang belakangan kehilangan harapan untuk mencari tempat bermalam.
Liu Feng tak mampu menahan desahannya, “Awalnya tak mau mengganggu orang lain, tapi bila melihat situasi sekarang, kita hanya bisa maju dan menjadi pengganggu.”
Qu Qingyin tetap tak bergerak. Ujarnya, “Kau pergilah sendiri. Aku akan memikirkan sesuatu yang lain.”
Liu Feng berpaling untuk menatapnya. “Kau tak ikut denganku?”
Qu Qingyin langsung berkata, “Aku benci masalah.”
Liu Feng menyentuh hidungnya, tak merasa terkesan. “karena kita sudah datang kemari bersama-sama, akan lebih baik kalau kita tetap bersama selama sisa perjalanan.”
“Kita sudah hampir sampai.”
“Seluruh tempat ini sudah terlalu penuh. Nona, bagaimana kau akan menemukan tempat?”
“Menemukan tempat untuk makan dan tidur di luar ruangan adalah hal yang biasa. Orang Dunia Persilatan semuanya sampai di sini dengan cara seperti itu.”
“Pendekar Liu!” sebuah suara terkejut menyela percakapan kedua orang itu.
Liu Feng menoleh ke arah suara itu dan merespon dengan membungkuk sambil merangkapkan kedua kepalan tangannya untuk memberi salam, “Ketua Jiang, lama tak berjumpa.”
“Ayo ayo ayo, Pendekar Liu ikutlah duduk di sini. Kalau kami punya tempat untuk duduk, mana mungkin tak ada tempat untuk Anda.”
“Maaf sudah mengganggu.”
“Nona ini adalah?”” Ketua Jiang bertanya ragu.
“Teman, marganya Qu.” Liu Feng tersenyum saat membuat perkenalan singkat.
Sepasang mata Ketua Jiang tiba-tiba berubah menjadi agak ambigu. Ketika menatap mereka, bisa terlihat ada senyum dalam lirikannya. “Nona Qu, silakan duduk. Pendekar Liu adalah kawan kami, jadi Anda juga tak perlu sungkan-sungkan.”
Qu Qingyin sebenarnya sudah ingin pergi, tapi sekarang sudah terlambat dan dia hanya bisa duduk dengan mereka. Tersenyum, dia pun membungkuk dan membalas, “Terima kasih banyak.”
“Padahal kami mengira Pendekar Liu sudah datang lebih dulu. Siapa sangka kalau Anda ternyata terlambat. Tetapi karena ingin pergi ke Gunung Zhong Yi, kami telah menyiapkan kamar untuk ANda. Tak peduli Anda datang lebih cepat atau terlambat, tak ada ang perlu Anda khawatirkan.”
Liu Feng tersenyum. Mengambil botol arak yang baru diletakkan, dia pun menuang secawan arak untuk dirinya sendiri, lalu mengangkat cawannya ke sekitar meja. “Marga Liu ini berterima kasih atas pemberian Anda. Mari kita bersulang dengan secawan arak ini.”
“Bagus.” Semua orang bersulang bersamaan.
Qu Qingyin hanya bisa ikut mengangkat cawannya. Dia tak meminum semua isinya, namun hanya menyesap sedikit.
Liu Feng menjelaskan untuk gadis itu, “Dia bukan peminum yang baik. Saya akan bersulang menggantikannya.” Setelah mengatakan hal itu, dia pun menghabiskan isi cawannya dalam sekali tenggak.
“Pendekar Liu benar-benar terus terang.”
Muncul bersama Liu Feng, juga membiarkan pria itu menjaganya tanpa memberi kesempatan untuk menghindari situasi ini, arti di baliknya tampak menarik.
Qu Qingyin tak mencampuri lingkaran sosial Liu Feng, hanya menemani pria itu duduk di sana dalam diam.
Dalam pandangan gadis itu, para pendekar Dunia Persilatan ini berbeda dengan dirinya. Saat menerima pekerjaan dari para pejabat pemerintah dia telah bertemu dengan banyak orang Dunia Persilatan. Dia telah terbiasa menentukan harga dengan jelas sesuai dengan perintah kerja, pencarian, dan pembayaran. Sementara orang-orang ini penuh dengan sifat berdarah panas dari Dunia Persilatan, dirinya lebih acuh tak acuh.
Saat ini mereka tak tahu tentang identitasnya. Kalau mereka tahu, mereka pasti akan memandangnya dengan sorot merendahkan. Dia lebih terbiasa dengan hal itu.
Dulu Guru pernah berkata, karena kami melangkah di jalan yang berbeda, tak ada perlunya memedulikan kurangnya pemahaman orang lain, juga tak perlu menjelaskan dirimu sendiri. di Dunia Persilatan, orang-orang ternama memiliki jalan ketenaran mereka sendiri. Setiap orang memiliki kehidupan mereka sendiri. Orang luar tak perlu mendesakkan pemikiran mereka.
Orang-orang melihat kalau dia hanya duduk diam dan makan pelan-pelan, mengira kalau gadis itu hanya seorang pemalu. Mereka juga tak berusaha menariknya paksa ke dalam percakapan.
Liu Feng mengerti. Meski berasal dari Dunia Persilatan, gadis itu tak peduli dengan masalah yang terjadi di Dunia Persilatan. Dia hanya melakukan apa yang harus dilakukannya. Pujian maupun tuduhan, apa kata orang lain bukanlah urusannya.
Qu QIngyin bisa berkata tanpa sedikit pun kepadulian pada dunia, “Aku sudah lama berhenti menjadi orang baik”, tetapi juga bisa berujar dengan mata sarat dengan kesedihan, “Kalau aku boleh menggambarkan perasaan itu, kukira kau bisa memakai kata-kata suasana hati yang muram”. Dirinya yang seperti itu, Ou Xiaochen menyukainya, Liu Feng juga menyukainya. Karenanya pria itu percaya kalau kawan-kawannya yang banyak itu juga akan suka.
Penuh dengan perasaan dan keserampangan adalah sifat alami orang-orang Dunia Persilatan, tetapi gadis itu terkendali dan tertutup.
Setelah minum tiga putaran, orang-orang ini jadi lebih cerewet dan mengalihkan pembicaraan pada alasan pertemuan pendekar di Wisma Gunung Zhong Yi ini.
Dikabarkan kalau pertemuan pendekar ini adalah untuk menyusun kekuatan demi menyingkirkan seorang setan ‘yin‘ (Yīn mó / 阴魔. Yin di sini maksudnya adalah wanita. Jadi arti kasarnya adalah penjahat pemerkosa) Mo Ziqi. Penyebutan nama orang ini membuat orang-orang Dunia Persilatan mengertakkan gigi mereka dengan penuh dendam.
Orang ini memiliki ilmu beladiri tingkat tinggi, cara-cara bekerjanya sangat kejam, pikirannya tampak tidak stabil, juga sangat mesum. Demi memuaskan nafsu binatangnya, entah sudah berapa banyak gadis tak berdosa yang sudah dia cemari. Beberapa orang Dunia Persilatan telah berusaha menangkapnya, tapi orang ini selalu berhasil lolos dari kejaran mereka, dan kemudian akan melakukan pembalasan dengan sadis. Sudah banyak sekte di Dunia Persilatan yang menderita kerugian besar. Terlebih lagi, para gadis dalam sekte-sekte itu pun dihancurkan olehnya dengan mengenaskan.
Kini setan itu akhirnya telah memicu amarah orang-orang Wisma Gunung Zhong Yi. Karenanya mereka pun mengeluarkan pemberitahuan pada seluruh ahli beladiri untuk bergabung dan membasminya.
Qu Qingyin mengesah dalam hati. Apa orang ini memang sudah sampai pada tahap membuat dosa yang tak termaafkan?
“Kabarnya si bandit pemetik bunga ini sekarang sudah mulai menarget mereka-mereka yang menguasai ilmu beladiri. Orang-orang di Dunia Persilatan adalah orang-orang gagah, tapi tetap saja ada banyak anak gadis dari sekte-sekte terkenal yang takut ditambahkan ke dalam daftar korbannya. Hal ini telah menyebabkan kepanikan yang traumatis.”
“Yang paling mengesalkan adalah, penjahat ini dengan jumawanya meninggalkan sebuah catatan terlebih dahulu yang berisi daftar para gadis yang akan dia sasar, secara provokatif menguji toleransi Dunia Persilatan.” Seseorang menjadi sangat marah sampai-sampai menghantamkan tangannya ke meja dan membuat piring-piring terlompat beberapa kali.
“Kalau begitu, semestinya dia akan menyasar dari yang kuat ke lemah. Semuanya harus terus bersiaga, kita tak boleh membiarkannya mengambil langkah pertama dan membuat kekacauan.”
Perkataan tiba-tiba Qu Qingyin membuat semua orang di meja tercengang, menyebabkan percakapannya terhenti.
Liu Feng adalah yang pertama kali memecah kesunyian, “Kenapa Anda pikir dia akan mulai dari yang lemah ke kuat?”
“Insting.”
Liu Feng mengangguk, “Saya percaya dengan insting Nona.” Qu Qingyin adalah pemburu bayaran. Bila berurusan dengan masalah semacam ini, gadis itu memang lebih berpengalaman.
“Kalau kalian memercayaiku, itu bagus. Meski Wisma Gunung Zhong Yi telah mengundang semua gadis yang ada dalam daftar dan hendak memfokuskan perlindungan, tindakan ini akan memberi si penjahat kesempatan untuk bertindak saat mereka dalam perjalanan. Ini benar-benar berisiko.”
Begitu terus terang dengan yang benar dan salah mengenai Wisma Gunung Zhong Yi, gadis ini benar-benar tak punya rasa takut. Jauh dalam hati, Liu Feng menggelengkan kepalanya.
Sekali lagi cara pandang orang-orang terhadap gadis itu berubah. Mulanya mereka mengira dia hanya ‘bunga pajangan’ (wanita cantik yang tak bisa apa-apa, gunanya hanya untuk dilihat kecantikannya saja, persis seperti hiasan), tapi sekarang, dia jadi lebih seperti bunga pemangsa manusia. Tapi kemudian, seorang wanita yang bersama dengan Pendekar Liu, mana mungkin merupakan sosok sederhana?
“Apakah Nona juga ada dalam daftar?” Seseorang dengan ragu-ragu, meski tidak pantas, bertanya.
Liu Feng mengerutkan alisnya pada orang itu. Hatinya mulai terbakar amarah.
Qu Qingyin tertawa, “Pasti karena saya sulit untuk dicari. Tidakkah orang-orang dalam daftar itu semuanya mudah untuk ditemukan?”
Begitu perkataan tersebut terucap, semua orang merasa bagai disambar petir.
Ya! Memang begitu! Liu Feng berkata, “Nona memang cerdas.”
“Itu kan sudah jelas.”
Satu kalimat itu telah membuat banyak orang merasa malu. Satu kata ‘jelas’ dari gadis itu benar-benar telah memukul mereka dengan telak di muka. Pukulan yang bahkan bisa dirasakan oleh semua orang DUnia Persilatan secara mendalam.
Perhatian mereka dalam mencari arah tampaknya kekurangan setitik penyimpangan ini. Namun justru penyimpangan kecil ini lah yang mungkin bisa mengacaukan semuanya. Hanya memikirkan bagaimana si penjahat dengan sengaja melawan sekte-sekte ternama dan perguruan-perguruan lurus dengan pembalasan yang sedemikian keji, dan mengabaikan sepenuhnya kenyataan bahwa target selanjutnya dari si penjahat itu adalah seseorang yang mudah untuk dicari.
Kini saat kata-kata nona ini telah berhasil memasukkan akal sehat pada mereka, mereka pun jadi menyadari bahwa dalam Dunia Persilatan jelas-jelas ada begitu banyak pendekar wanita yang tak terikat pada sekte mana pun yang cocok dengan standar si penjahat, namun nama-nama mereka taka da dalam daftar.
Pergerakan mereka mencari berantakan. Tak tahu ke mana harus memulai, apa yang mungkin dipikirkan oleh si penjahat; masalah ini sendiri telah menjadi sakit kepala terbesar bagi orang-orang Dunia Persilatan. Penjahat itu tak punya tempat dan bukan merupakan bagian dari sekte maupun perguruan manapun, tanpa akar juga dasar, sering muncul tiba-tiba, menghilang pun dengan mendadak, hingga melengahkan. Orang ini sungguh rendahan.
Liu Feng tampak agak tak berdaya, “Nona Qu, terkadang Anda tak boleh mengucapkan kebenaran seperti itu.”
Qu Qingyin tampak keheranan, “Apakah tak baik bagiku untuk mengatakan kebenaran?”
Ditanyai seperti itu oleh si nona, Liu Feng tak mungkin menjawab kalau kata-kata kebenaran gadis itu telah membuat begitu banyak orang merasa sangat malu, kan? Tetapi, begitu menyadari ada sekilas kejahilan di mata gadis itu, dia jadi tak bisa menahan tawanya.
Liu Feng hampir lupa orang ini sebenarnya seperti apa. Gadis itu selalu memasang sikap tak pedulian tanpa dosa, selalu berhasil menipu orang lain dengan begitu mudah. Semua orang sering bilang agar jangan menilai seseorang dari penampilan, namun nyatanya kita memang terlalu sering menilai orang dari penampilan. Mungkin memang tak ada pemecahan dalam masalah ini.
***
Begitu araknya sudah mulai memabukkan, Wisma Gunung Zhong Yi pun mengirim seseorang untuk menjemput Liu Feng.
Setelah Liu Feng mengucapkan salam perpisahannya dengan Ketua Jiang, dia bersama dengan Qu Qingyin meninggalkan Penginapan Qing Yun bersama dengan utusan yang dikirim untuk menjemputnya.
Qu Qingyin sebenarnya tak terlalu ingin pergi ke Wisma Gunung Zhong Yi, jadi setelah mereka meninggalkan penginapan, langkahnya pun terhenti dan dengan nada meminta maaf dia berkata, “Pendekar Liu, ada hal-hal yang masih harus saya lakukan. Bagaimana kalau sekarang kita berpisah saja.”
Liu Feng menaikkan alisnya dengan kaget, “Ai~ bukankah Nona bilang Anda telah membereskan apapun yang perlu Anda bereskan? Tak perlu merasa tak enak. Karena mereka telah menyiapkan tempat untuk saya tinggali, menyiapkan satu lagi tempat tambahan untuk Anda tentunya bukan tugas berat.”
Melihat ini, si utusan dari Wisma Gunung Zhong Yi buru-buru angkat bicara, “Karena Nona bersama dengan Pendekar Liu, maka ikutlah bersama kami. Wisma kami yang luas akan merasa terhormat bila memiliki Anda sebagai tamu.”
Qu Qingyin menatap Liu Feng dengan sorot mata penuh arti. Lelaki itu malah memunggungi sambil tertawa-tawa, bertingkah seolah tak terjadi apa-apa. Maka dia pun hanya bisa berkata ragu kepada si utusan, “Aku akan terlalu merepotkan….”
“Kalau Nona tak tinggal di tempat kami, Majikan pasti akan merasa bahwa saya yang kecil ini kurang ramah kepada Nona. Maka saya yang kecil ini telah melakukan kesalahan.”
Liu Feng angkat bicara, “Ayo pergi. Sebentar lagi hari akan gelap. Jarak ke wisma masih cukup jauh. Takkan baik bila melakukan perjalanan saat hari sudah malam.”
“Itu benar. Nona, silakan.”
Qu Qingyin mendesah dalam hati. Mengalah, dia pun mengangguk, “Kalau begitu, saya minta maaf karena telah merepotkan.”
Kereta kuda yang datang menjemput mereka diparkir di suatu tempat yang berjarak sekitar sepuluh li jauhnya dari penginapan. Kereta itu tak menonjol tapi masih membawa aura megah. Sebuah lentara kaca tergantung pada keempat sudutnya.
Di tempat kusir duduk seorang pria gempal dan di depan kereta terdapat empat orang wanita pendamping. Masing-masing membawa sebuah lentera di tangan, tampaknya digunakan untuk menerangi jalan.
Liu Feng dan Qu QIngyin adalah para tamu, karenanya hanya mereka yang diijinkan masuk ke dalam kereta. Si utusan hanya bisa duduk di sebelah kusir di depan.
Memsuki kereta, terlihatlah betapa menajubkan bagian dalamnya. Di dinding tergantung beberapa mutiara yang bersinar di malam hari sebagai penerangan. Bagian dalamnya luas dan nyaman. Terdapat beberapa buah meja, di atas beberapa meja terletak buah-buahan dan cemilan, di meja lainnya juga ada beberapa buku. Ini bisa dianggap sangat penuh pertimbangan.
Qi Qingyin berkata tulus, “Mereka benar-benar merupakan wisma nomor satu di Dunia Persilatan.”
Liu Feng menyelonjorkan satu kaki, menyilangkan yang satunya lagi, bersandar pada dinding kereta seraya tersenyum, “Apa sekarang Nona bisa berhenti menyalahkan saya?”
“Bila melihat bagaimana semua hal terjadi sekarang ini, bahkan bila aku terus menyalahkanmu, takkan ada hal bagus yang bisa kudapatkan.”
“Kata-kata itu memang benar.”
Qu Qingyin duduk di samping. Dari atas meja dia mengambil beberapa butir buah untuk dikudapnya. Sebelumnya di penginapan, dia belum makan sampai kenyang dan sekarang merasa cukup lapar.
Liu Feng mengambil sebuah bantal panjang untuk disandari. Kakinya masih dalam posisi satu dijulurkan satu ditekuk, bersantai saat dia meraih sejumlah anggur untuk dimakan. “Sekarang ini di luar Lembah Dan Xia, yang baik dan yang jahat bercampur. Meski Nona tak punya rasa takut, namun bila meninggalkan Nona sendirian di luar sana, saya merasa sulit untuk tenang. Karenanya saya memutuskan sendiri untuk mengundang Nona tinggal bersama kami,” Liu Feng menjelaskan tindakannya.
Mulut Qu Qingyin berhenti mengunyah. Dia mengernyit. “Aku bisa memahami sudut pandangmu, tapi itu bukan berarti aku akan menerima kebaikanmu.” Bahkan orang-orang yang memiliki niat baik bisa melakukan hal-hal buruk. Dalam perjalanan ini tak seharusnya dia terlibat dengan orang lain.
Liu Feng tak setuju. “Bagaimanapun juga, Nona telah datang kemari untuk mendapatkan sesuatu. Bila demikian, maka di wisma Anda mungkin akan bisa menemukan lebih banyak lagi. Bukankah itu lebih baik?”
Namun si nona ternyata punya pendapat yang berbeda. “Meski aku mungkin akan bisa menemukan lebih banyak di wisma, tapi juga akan lebih mudah mengundang kecurigaan dan bisa jadi malah membongkar identitasku. Kalau aku ingin tahu lebih banyak, akan lebih tidak berisiko jika urusannya dilakukan secara rahasia.”
“Kali ini yang Anda hadapi adalah ‘setan yin’. Saya tak bisa membiarkan Nona bertindak sendirian.” Liu Feng tak meragukan kemampuan gadis itu, tapi dia khawatir kalau berhadapan dengan Mo Ziqi, apa harga untuk kemenangannya itu? Kalau ada sedkit saja kesalahan, nasib gadis itu akan sulit untuk dibayangkan.
Dan dia, tentu saja tak ingin melihat hasil semacam itu, juga bahkan tak mau memikirkan kemungkinan hal itu sampai terjadi. Karenanya, meski gadis itu tak bersedia, dia akan menjaga gadis itu tetap di sisinya. Hanya dengan demikian baru dia bisa merasa tenang.
Qu Qingyin berdiam diri untuk sesaat. Tak lama setelahnya, dari dalam kereta kembali bisa terdengar suara orang makan.
Liu Feng tertawa pelan. Dia menyukai sifat si nona yang seperti ini. Cukup pintar dan berterus terang tanpa sedikit pun formalitas.
Kereta melaju dengan sangat mantap. Mulai merasakan pengaruh alkohol, Liu Feng akhirnya berbaring di lantai, kepala berbantalkan kedua tangan, menutup mata, lalu berkata, “Hari ini aku minum terlalu banyak, araknya terasa sampai ke kepala.”
Qu Qingyin membolak-balik halaman buku di tangannya saat dia mendengar perkataan lelaki itu. “benda bernama arak ini lebih baik dihindari. Meminumnya hanya akan membuatmu menyakiti diri sendiri.”
“Nona benar-benar tidak minum?”
“Tidak sering,” suaranya sedikit diturunkan, “aku juga tidak minum dengan orang yang tak kukenal. Guru pernah berkata, jangan pernah beri lelaki alasan ‘gara-gara pengaruh alkohol’, karena yang akan merugi adalah selalu pihak wanitanya.”
Liu Feng tertawa kaku. “Nona benar-benar menjunjung tinggi perkataan Guru Anda.”
“Kalau kata-katanya benar, kenapa aku tak boleh mendengarkannya?” gadis itu bertanya.
“Anda benar, ujaran kebenaran memang harus didengarkan.” Liu Feng berbalik, berbaring di atas tanah, dia memicingkan mata untuk menatap Qu Qingyin. Di bawah cahaya lembut mutiara yang bersinar di malam hari, gadis itu tampak menawan. Ditambah dengan pesona yang memikat, memang karena cahaya menyinari si cantik, membuat kecantikannya tampak tiga kali lebih jelita, membuat hati pria itu berdebar kencang. “Qu Qingyin.” Dia menyebut nama itu dengan lembut.
Mendengar pria itu menyebut namanya, Qu Qingyin mengangkat kepala. Ini aneh, kenapa orang ini memanggil namanya tanpa sebab?
“Itu nama yang indah, sebuah melodi yang jernih melayang sendiri, ayahmu pasti sangat berbakat dalam sastra.” (T/N: Qū Qīng Yīn / 曲清音 nama ini berarti lagu dari melodi yang jernih / murni)
Mata Qu Qingyin meredup. “Entahlah, dia sudah meninggal sebelum aku bisa mengingatnya. Tapi kurasa memang begitu.” Bagi gadis itu, kata ‘ayah’ hanya sebuah kata yang tidak familier baginya. Meski Guru telah mengambil peran sebagai ‘ayah’ dalam kehidupannya, namun pada akhirnya beliau tetap bukan ayahnya.
“Saya telah bicara keterlaluan.” Liu Feng merasa bersalah.
“Tak masalah, kenyataan tetaplah kenyataan. Bahkan bila kita tak menyebutkannya, kenyataan itu akan tetap ada.”
“Pada akhirnya saya lah yang telah membuat Nona memikirkan hal-hal yang tak menyenangkan.”
“Bukannya tidak senang.” Gadis itu ragu-ragu, “Hanya menyesalkan.”
Liu Feng kembali berbaring. Ujarnya dengan nada malas, “Apa Anda tidak lelah?”
Gadis itu mengangkat buku di tangannya dan berkata, “Buku ini sepertinya cukup menghibur. Kalau kau lelah, tidurlah. Begitu kita sampai seseorang pasti akan memanggilmu.”
“En, Qu Qingyin.” Liu Feng memanggil kembali namanya.
“En?”
“Nama ini sungguh enak di telinga….” Suaranya semakin pelan.
Qu Qingyin mendengar napasnya berangsur-angsur menjadi tenang, dan tahu kalau pria itu sudah tertidur. Tersenyum, dia menggelengkan kepala dan melanjutkan membaca bukunya.