The Demoness Is Not Evil - Chapter 4
Langkah Qu Qingyin tidak terlalu cepat, jadi Liu Feng bisa dengan mudah menyusulnya.
“Kalau aku terus berkeliaran denganmu, bisa jadi aku akan dikenal sebagai orang jahat.” Gadis itu menolehkan kepala dan menatap Liu Feng dengan senyum yang tak terlihat seperti senyuman.
Liu Feng tak sepakat dengan caranya bicara dan berujar, “Kalau kau ingin jadi orang baik, siapa yang bisa menghentikanmu?”
Tangan Qu Qingyin memainkan rantai perak di pinggangnya. Ujarnya santai, “Dulu Guru pernah berkata, mau jadi orang baik atau orang jahat, selama aku merasa senang, itu tak masalah.”
“Gurumu adalah orang yang bijaksana.” Liu Feng melihat sekeliling, “Kau tadi pasti belum makan banyak. Aku akan beli makanan dulu, lalu kita bisa pergi mencari tempat untuk makan.”
“Boleh juga.”
“Kau tunggulah di depan, aku akan segera kembali.”
“Baiklah.”
Qu Qingyin mengawasi pria itu pergi, memajukan bibirnya, menautkan tangan di belakang punggung, dengan santai berjalan maju, tapi tak lama kemudian langkahnya terhenti.
Seperti kata pepatah, musuh mempersempit jalanmu. Dia telah berpapasan dengan Shui Suyun, dan cara gadis itu memandangnya adalah dengan penuh kebencian. Bersamanya, tak hanya ada para pengawal dari Serikat Elang Terbang, tapi ditambah juga dengan beberapa orang pria muda. Dari penampilan, mereka adalah saudara-saudara satu perguruan dengannya.
“Kakak Seperguruan, itu dia.”
Mendengar kata-kata tersebut, Qu Qingyin merasa agak kaget. Dia tak merasa telah melakukan sesuatu yang sangat menyinggung si Nona Besar Shui itu, jadi bagaimana bisa dia mendapatkan permusuhan sedemikian rupa dengannya?
“Nona, jadi kau yang telah memperlakukan Adik Seperguruanku dengan tidak hormat?”
“Kalau kau memang mau menganggapnya begitu, maka itulah yang terjadi.” Qu Qingyin sudah memikirkannya dalam-dalam, tapi dia sama sekali tak bisa menemukan kesalahan apa yang telah dia lakukan.
“Itu benar.” Si pria muda berbaju biru menghunuskan pedangnya.
Qu Qingyin menatap Shui Suyun, lalu pada pria yang dengan berani maju membela adik seperguruannya. Sepertinya sejak dia bertemu Liu Feng, segalanya terus saja melaju ke arah yang aneh, masing-masingnya tempak begitu tak masuk akal. Sekarang akhirnya dia mengerti, Liu Feng sialan itu adalah bencana berjalan.
Ini tepat seperti yang pernah Guru katakan; pria yang populer, tak peduli apakah mereka memulainya lebih dulu atau tidak, akan selalu menyebabkan banyak masalah. Kalau dimungkinkan, jalan terbaik adalah jauh-jauh dari mereka. Sekarang, Qu Qingyin mendapati kalau kata-kata ini tak mungkin lebih benar lagi. Mau itu Shui Suyun atau Li Feiyan, mereka semua memusuhinya gara-gara Liu Feng.
“Kalian mau apa?” Qu Qingyin sengaja bertanya dengan memasang sikap bingung.
Seperti yang sudah diduga, kata-kata ini membuat orang-orang Dunia Persilatan yang menonton di samping tertawa. Pihak lawan sudah menghunuskan pedangnya, tapi dia masih bertanya apa yang ingin dia lakukan? Nona yang satu ini memang agak terlalu bodoh.
“Cabut pedangmu.” Si pria muda berbaju biru berkata.
Qu Qingyin menatap tangannya sendiri dan dengan jujur menggelengkan kepala, “Aku tak punya pedang.”
“Kalau begitu keluarkan senjatamu. Aku, Ge Feixiong, takkan menyerang orang yang tak bersenjata.”
“Adik dari Keluarga Qu, ada apa?” Tepat pada saat itu, suara Zhang Zhan tiba-tiba menyela.
“Kakak Zhang.” Qu Qingyin, mengenai situasi yang kini sedang terjadi, bahkan tak tahu harus menjelaskan dari mana. Apapun yang dia katakana pasti akan terdengar aneh, jadi lebih baik tak mengatakan apa-apa.
“Tetua Zhang.” Begitu melihat Zhang Shan, Ge Feixiong menjadi begitu syok sampai tak mampu berkata-kata, dan hanya bisa memberi salam dengan penuh hormat. Dengan was-was ditatapnya Qu Qingyin. Dia tak mengerti, hubungan macam apa yang dimiliki nona ini dengan Tujuh Puluh Dua Dermaga Berseri?
Zhang Shan menyapukan pandangannya melewati Shui Suyun, tak mau repot-repot dengan mereka, dan hanya bicara pada Qu Qingyin, “Di mana Adik Liu? Kenapa dia tak bersamamu hingga membuat para amatiran tak dikenal ini berani sembarangan mengganggumu?”
Kata-kata itu memuat wajah Ge Feixiong memerah. Wajah Shui Suyun juga tak terlalu kelihatan bagus.
Qu Qingyin tak tahu harus menjawab apa dan hanya bisa tertawa kecil.
“Qingyin, Kakak Zhang.” Tokoh utama dalam masalah ini, Liu Feng, akhirnya muncul/
“Adik Liu, sebagai pendamping nona cantik ini, kau benar-benar tak berguna. Orang lain sudah menantangnya terang-terangan, tapi kau malah tak kelihatan di mana-mana.”
Liu Feng berjalan ke sisi Qu Qingyin dan menyerahkan barang-barang di tangannya kepada gadis itu. “Ini. Burung dara panggang, ayam asap lima rempah, dan kuaci goreng sebagai cemilanmu.”
Qu QIngyin mendadak jadi tak mampu berkata-kata. Liu Feng ini sedang bercanda kan?
Zhang Shan terbahak sepenuh hati, “Adik Liu, apa sekarang kau sedang berusaha memberi makan Adik Qu seperti seekor babi?”
Liu Feng tertawa dan membalas, “Menggemukkan dia takkan terlalu buruk,” dengan demikian takkan ada yang mencurinya. Separuh kalimat yang terakhir tentu saja hanya diucapkan dalam hati.
Shui Suyun melihat ketiga orang itu mengabaikan dirinya begitu saja. Dalam sekejap ekspresi wajahnya pun menjadi semakin jelek.
Baru pada saat itulah Liu Feng menyadari keberadaan mereka. Ujarnya dengan sedikit terkejut, “Apa yang terjadi? Sejak kapan Qingyin menyalahi Serikat Elang Terbang?”
“Dia telah memperlakukan Adik Seperguruanku dengan tidak hormat, dia sendiri mengakuinya,” Ge Feixiong mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan hal tersebut. Meski dia tak tahu latar belakang apa yang dimiliki gadis ini hingga memiliki dua orang pendekar paling hebat di Dunia Persilatan sebagai penyokong, perasaan adik seperguruannya yang terluka jelas tak bisa dia abaikan.
Liu Feng tertawa, memberikan sorot tak setuju pada orang di sampingnya, lalu berkata, “Sejujurnya, kata-kata yang keluar dari mulutnya memang tak menyenangkan. Itu karena di dunia ini, ujaran kebenaran memang lebih baik dibanding kebohongan. Dan dia hanya suka mengatakan yang sebenarnya, jadi bila ada orang lain yang mendapati bahwa kata-katanya tak menyenangkan, itu tidak mengherankan.” Qu Qingyin yakin kalau pria itu tidak sedang memujinya.
Zhang Shan tertawa lantang. “Sifat Adik Qu inilah yang aku suka, yaitu bisa mengatakan apapun yang kau inginkan. Sekarang ini, apakah orang tak diijinkan untuk mengatakan yang sebenarnya?”
Shui Suyun membalas dengan marah, “Dia meremehkan Serikat Elang Terbang kami. Apa kau pikir ini adalah hal sesederhana mengatakan kebenaran?”
Qu Qingyin melebarkan matanya dengan kaget. “Kapan aku pernah meremehkan Serikat Elang Terbang?” Bagaimana bisa dia sendiri tak menyadarinya?
“Kau sendiri yang bilang waktu di kuil gunung. Katamu Serikat Elang Terbang kami biasa-biasa saja. Kau telah meremehkan kami.”
Qu Qingyin kelihatan semakin bingung dan menoleh untuk bertanya pada Liu Feng, “Aku bilang begitu?”
“Waktu itu yang kau katakan adalah ‘Kalau orang-orang dari Serikat Elang Terbang semuanya melakukan hal-hal sepertimu, aku yakin kemerosotan dalam usaha hanya tinggal masalah waktu. Kalau sudah demikian, maka apa yang perlu kutakuti?’. Kalau ada yang menganggap ucapanmu itu sebagai meremehkan Serikat Elang Terbang, memang masuk akal.” Ingatan pria itu tidak buruk juga.
Shui Suyun yang merasa telah mendapatkan bukti paling kuat, dengan penuh percaya diri berseru, “Kau lihat? Pendekar Liu juga bilang begitu. Kau jelas-jelas telah meremehkan Serikat Elang Terbang kami!”
Qu Qingyin mengangguk, “Baiklah kalau begitu. Jadi apa yang bisa membuatku memandang serikat ini dengan hormat? Pemandangan seperti ini?” Gadis balas mencela, “Guru dulu pernah berkata, kalau seorang anak perempuan dimanjakan secara berlebihan, itu sama artinya dengan mengirim dia pada kematian. Kurasa ayahmu tentu tak memahami prinsip ini.”
Shui Suyun gelagapan, merasa tersinggung, air mata terbentuk di matanya, “Kau kau….”
Qu Qingyin belum selesai bicara, “Tapi kalau kau memikirkannya dengan cara begini, kalau kebetulan ayahmu memiliki orang yang sangat dia benci, maka dia bisa menikahkanmu pada orang itu dengan tanpa penyesalan. Dengan demikian dia bisa menghancurkan seluruh keluarga lawannya. Pembalasan tanpa perlu mengangkat senjata, sungguh merupakan penghematan.”
“Pu – !” Ada seseorang yang sudah tak tahan lagi, jadi dia tertawa keras-keras.
Pada saat itu, Liu Feng tak sanggup menahan kipas di tangannya. Pria itu memukulkan kipasnya ke dahi Qu Qingyin dan tertawa sembari berkata, “Dari yang kulihat, Gurumu bisa menikahkanmu pada musuhnya. Kau juga mampu membawa kekacauan di tengah keluarga lawan tanpa perlu mengangkat senjata.”
Qu Qingyin tiba-tiba merasa sedikit malu. Menurunkan suaranya beberapa tingkat, dia menggumam, “Sebenarnya dulu Guru juga pernah mempertimbangkan hal itu. Aku sudah diajari olehnya sampai pada tingkat di mana keparahannya telah sedikit di luar kendali.”
Liu Feng memukulkan kipasnya ke kepalanya sendiri. Apa sekarang dia seharusnya merasa agak prihatin pada dirinya sendiri?
Zhang Shan tergelak-gelak sampai pada tahap terus-terusan memukuli pahanya sendiri. dia bahkan memuji habis-habisan.
“Tapi Guru juga pernah bilang, sebagai seorang wanita, daripada membiarkan orang lain menghancurkanmu, lebih baik kau yang menghancurkan orang lain.” Wajah gadis itu tampak begitu polos.
Zhang Shan memujinya dengan bertepuk tangan, “Kata-katanya diucapkan dengan begitu luar biasa. Kalau aku punya anak perempuan, aku pasti akan mengajarinya hal ini. Lebih baik menyalahi orang lain daripada orang lain menyalahi putriku.”
Shui Suyun tak sanggup lagi menahan diri dan meraung pada Qu Qingyin, “Kau benar-benar berani menghina ayahku. Kami, Serikat Elang Terbang, pasti takkan membiarkanmu lolos begitu saja!”
Qu Qingyin tetap tak terpengaruh. Ujarnya, “Kalau kau bersikeras dengan ini, aku juga tak bisa bilang apa-apa. Meski aku tak ingin membuat masalah, tak berarti aku takut dengan masalah.”
Shui Suyun ingin bicara lebih banyak lagi, tapi dia melihat kalau kerumunan di sekitar mereka jumlahnya semakin banyak. Dia jadi takut kalau beritanya menyebar, dan pada akhirnya hanya bisa pergi dengan getir bersama yang lain.
Qu Qingyin bertanya pada Liu Feng, “Kalau aku terus tinggal di wisma seperti sekarang ini, apakah akan baik-baik saja?” Bagaimanapun juga dia telah menyinggung dua orang tamu kehormatan wisma.
“Aku tak keberatan mencari tempat lain untuk ditinggali bersamamu.” Apa dia berpikir kalau dengan membuat Serikat Elang Terbang marah, dia jadi tak perlu tinggal dengan Liu Feng lebih lama lagi?
Hati Qu Qingyin terasa berat. Sepertinya alasan ini takkan berhasil.
Aku masih punya urusan yang harus ditangani, jadi aku akan pergi duluan. Kalau masih ada waktu aku akan mencari Adik Liu untuk minum-minum lagi.” Zhang Shan pun pergi bersama para bawahannya setelah mengatakan itu.
“Kakak Zhang selamat jalan.”
“Ayo pergi, kita cari tempat untuk makan. Yang benar saja, padahal baru kutinggal sebentar dan kau sudah berhasil membuat keributan sebesar itu.” Nada suara Liu Feng terkesan tak berdaya.
Qu Qingyin juga merasa kalau dirinya tak bersalah. “Bukan aku yang membuat keributan itu.” Padahal tadinya dia ingin bersikap seolah tak mengenal Shui Suyun dan lewat begitu saja, tapi sayang pihak yang satunya tak suka melakukan itu.
“tapi kau sudah dengan sengaja membiarkan situanya berkembang lebih jauh.”
“Aku hanya mengikuti arus.”
“Apa kau sebegitu inginnya melawan Serikat Elang Terbang?” Liu Feng mengambil bungkusan kedap minyak dari tangan gadis itu, meninggalkannya dengan kantong kuaci, “Ayo pergi.”
“Nggak.” Tanpa sadar Qu Qingyin mengiringi langkah pria itu dan tak lupa menjelaskan dirinya sendiri, “Mereka sudah menantangku terang-terangan, aku tak mungkin mundur.”
“Ketua Serikat Elang Terbang, apa kau kenal orang ini?”
“Aku tahu sedikit tentang dia.”
“Sedikit?” Liu Feng berpaling untuk menatapnya.
Qu Qingyin mengangguk serius. “Orang ini sangat dogmatis dan keterlaluan sombongnya, itulah sebabnya Shui Suyun dimanjakan sampai sedemikian rupa. Ini tak ada bedanya dengan membesarkan anak agar menjadi cacat. Aku masih curiga apakah dia benar-benar ayah kandung Shui Suyun.”
Caranya bicara itu, haruskah dia benar-benar menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, dengan tiap kata penuh kejujuran semacam itu juga?
“Kau jangan melihatku seperti itu. Aku sudah mengatakan ini sebelumnya, ujaran kebenaran adalah hal terbaik yang bisa dikatakan. Lagipula aku yakin kalau tak seharusnya aku menahan kata-kataku demi seseorang yang tak kusukai, dan harus bicara dengan keanggunan serta sopan santun.”
Jadi kepada orang-orang yang tidak dia pedulikan, dia memakai sikap semacam ini? Liu Feng membiarkan sebuah tawa lolos dari mulutnya.
Sembari bicara, keduanya telah berjalan sampai ke perbukitan yang damai di luar Lembah Dan Xia. Ini adalah tempat liar yang terbuka, bukan tempat yang tepat untuk seseorang bersembunyi, dengan pemandangan yang menakjubkan.
Liu Feng membuka semua bungkusan kedap minyaknya, meletakkannya di tanah, kemudian duduk dan segera memanggil Qu Qingyin.
Qu Qingyin dengan murah hati duduk di satu sisi dan mengambil dua potong merpati panggang unutk dimakan pada saat bersamaan. Setelah selesai, dia mengulurkan tangan lagi untuk mengambil daging ayam asap.
Liu Feng mengangkat alisnya saat melihat pemadangan itu. “Yakin kau tak perlu sedikit menahan diri?”
“Siapa yang mentraktir makan orang lalu menyuruh mereka menahan diri?”
“Apa nafsu makanmu memang selalu sebaik ini?”
“Kurasa begitu. Hanya dengan perut kenyang, kau baru bisa mendapatkan tenaga. Saat mendapat kesempatan untuk tak membiarkan perutmu kelaparan, lebih baik tidak kelaparan sama sekali.
“Sepertinya malah aku yang memperlakukan perutmu dengan buruk.”
“Kau sendiri yang bilang, aku tak mengatakan apa-apa.”
“Prinsip tentang kesadaran diri dan pengenalan diri, setidaknya aku memilikinya.”
Qu Qingyin tertawa dan menggigit paha ayam. Dia makan dengan ekspresi seperti sedang menikmati makanan paling enak sedunia.
Melihat gadis itu bersikap demikian, tawa Liu Feng mengalir dari dasar lubuk hatinya yang meluap, dia tak lagi mampu menahan tekanan yang ada dalam dirinya.
Sejak semula, nona ini telah mampu menelanjangi hatinya dari semua pertahanan yang dia pasang, tanpa disadari membuatnya mulai menyukai pengaruh gadis itu pada dirinya. Semakin lama, gadis itu masuk semakin dalam, sedikit demi sedikit.
Sang nona tak punya niat, tapi sang tuan muda punya hati. Karenanya, Liu Feng berusaha menyamakan posisi sedikit demi sedikit. Dengan membuat gadis itu menemaninya, sekarang dia kelihatan lebih unggul, tapi apakah benar-benar bisa sesederhana itu?
Sebagai pemburu bayaran, secara khusus Qu Qingyin datang ke Lembah Dan Xia tapi tak punya niat untuk ikut dalam perburuan. Hal ini sendiri bukanlah sesuatu yang normal, dan Liu Feng yakin kalau ini bukan gara-gara gadis itu takut pada si penjahat.
Meski Liu Feng sendiri tak ingin Qu Qingyin mendaftar dalam perburuan, hal ini jelas-jelas bukan hal biasa.
Tapi lagi-lagi, kata ‘biasa’ bukanlah sesuatu yang sering kau lihat dari diri gadis itu. Kenyataan ini sendiri sanggup membuat orang sakit kepala.
“Kalau waktu itu aku tidak muncul, apa kau akan mendaftar dalam perburuan?” Akhirnya Liu Feng menanyakan hal yang dikhawatirkannya pada saat dia menemukan gadis itu tengah berdiri di depan tempat pendaftaran perburuan ‘membasmi penjahat’.
Qu Qingyin menatapnya. “Pada saat itu aku memang sedikit ragu-ragu, bagaimanapun juga dua ratus ribu tael itu jumlah yang menggoda. Dengan menyelesaikan pekerjaan semacam itu, aku kemudian akan bisa mencuci tanganku dari pekerjaan semacam ini dan beralih menjadi pemilik modal.” Saat bicara dengan seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi, terkadang lebih baik berbicara hanya dengan sembilan puluh persen kebenaran dan sepuluh persen kebohongan, itulah yang pantas.
Ekspresi Liu Feng tampak kecewa, “Lalu apakah kau sudah mempertimbangkan akibat bila sampai salah langkah?”
Qu Qingyin tertawa, “Di dunia ini, kekayaan menyentuh hati manusia, tapi ada beberapa yang bisa tetap kebal.”
Liu Feng menghembuskan napas lega. “Kalau kau mengatakan itu, berarti pada saat itu kau hanya sedikit ragu-ragu, tapi tak punya niat untuk mengambil tugas itu?”
“Tidak juga.” Nada dalam suara gadis itu tiba-tiba berubah.
Alis Liu Feng berkedut. Alasan Qu Qingyin untuk tidak melanjutkan bicara dengannya adalah karena paha ayam yang ada di tangannya sudah habis dimakan. Gadis itu lalu mengambil sebuah sapu tangan untuk menyeka minyak dari tangannya, terlihat seolah batinnya diliputi ketenangan.
“Aku selalu merasa penasaran, sebenarnya untuk apa kau kemari?” Alih-alih berspekulasi, lebih baik langsung bertanya untuk mendapatkan pemahaman lebih jelas. Mungkin dia akan mengatakan yang sebenarnya.
“Hanya melihat-lihat.” Gadis itu mengatakannya dengan begitu alami, sikapnya begitu santai.
“Kau tak menyukai keramaian.” Liu Feng langsung menentangnya.
“Tapi ada beberapa keramaian yang membuatmu tak tahan untuk tertarik ke dalamnya, ini adalah sigat alami manusia.” Qu Qingyin menerima serangan dan menangkis, semuanya dilakukan dengan tetap tenang dan terkendali.
Jawaban gadis itu memang masuk akal, Liu Feng melongo dibuatnya.
Qu Qingyin mulai mengudap kuaci yang telah dibelikan oleh Liu Feng untuknya, memecah kulit kuaci itu dengan gigi depan sambil berkata, “Apa kau curiga padaku?” Rasa waspada ini membuatnya sedikit tidak nyaman.
“Apa kau akan marah?”
“Nggak.” Terlalu cepat menyangkal membuat gadis itu tiba-tiba merasa kalau dirinya telah berusaha menyembunyikan sesuatu dengan payahnya. Dia jadi merasa sedikit gugup.
Liu Feng tampaknya juga memikirkan hal ini. Mata pria itu langsung berbinar.
Qu Qingyin kembali ke kondisi pikirannya yang tenang, perlahan melepehkan kulit kuaci, lalu bertanya balik, “Kenapa aku harus marah pada orang yang tidak penting?” Itu benar, pria itu adalah orang yang tidak penting, dia tak perlu marah.
Liu Feng hanya bisa menggelengkan kepalanya saat menatap gadis itu. Nona yang satu ini kadang-kadang bisa bermulut jahat hingga membuat orang lain marah. Di satu sisi dia bilang tidak marah, tapi di sisi lain dia melontarkan pukulan tajam padamu; semua itu dilakukan dengan berlagak tak bersalah. “Aku takkan bilang kalau aku mencurigaimu, hanya saja ada sesuatu yang tak bisa kumengerti.”
Qu Qingyin lebih tertarik pada kuaci di tangannya ketimbang pada kata-kata tersebut, jadi dia tak mengatakan apa-apa.
“Bagaimana kalau kau katakan saja sejujurnya, dengan begitu aku jadi tak perlu menebak-nebak.”
“Tak ada angin dan hujan, tapi berhasil membuat debu-debu beterbangan.” Qu Qingyin mengangkat kepala untuk menatap Liu Feng dengan sinis, “Apa kau selalu ikut campur dalam begitu banyak masalah sampai-sampai kau sendiri mulai bermasalah, belum terjadi apa-apa tapi kau menghabiskan waktu seharian untuk menebak-nebak, berpikir terlalu banyak?”
“Qingyin-ah….“
Qu Qingyin tak memedulikannya dan melanjutkan makan kuaci.
Liu Feng memutar tubuhnya dan berguling ke sisi Qu Qingyin. Diangkatnya kepala untuk menatap gadis itu, “Pinjamkan kakimu sebentar untuk menjadi bantalku, bagaimana?”
Qu Qingyin menatapnya datar. “Tak masalah.”
“Kau tak kelihatan terlalu senang.”
“Ada seorang lelaki yang memperlakukanku dengan maksud tidak sepantasnya, mana mungkin aku senang?” Apakah begini cara dia bertingkah, begitu tidak senonoh untuk menarik semua bunga-bunga (maksudnya para nona seperti Shui Suyun dan Li Feiyan) itu?
“Seorang wanita cantik adalah pasangan yang sesuai untuk seorang pria sejati, apa itu salah?”
“Tidak salah,” gadis itu bicara perlahan tanpa buru-buru, “tapi pertanyaannya adalah, haruskah si wanita cantik menurutinya?”
Liu Feng tertawa lantang. Dengan kepala berbantalkan kedua tangan, dia menatap awan-awan putih yang ada di langit dand engan santai berkata, “Dan di sinilah aku berpikir kau akan terus berpura-pura seakan tak mengerti.”
“Sebenarnya aku memang tak mengerti,” Qu Qingyin mengerutkan alisnya, “tapi karena kau sudha mengatakannya dengan begitu jelas, tak mungkin aku tak mengerti.” Sepertinya semua hal jadi tak seperti yang telah dia pikirkan.
“Tak mengerti?” Liu Feng tertawa lagi, “Kurasa itu benar.”
Melihat pria itu tersenyum, Qu QIngyin jadi galau. Kalau Liu Feng menahan dirinya tetap berada di sisi pria itu karena menyukainya, maka bukankah akan jadi lebih merepotkan bila ingin melepaskan diri?
Guru dulu pernah berkata, terkadang disukai oleh seseorang belum tentu merupakan hal yang hebat. Qu Qingyin yakin kalau perkataan itu sekarang bisa dibilang merupakan kesimpulan dari apa yang dia rasakan sekarang.
Saat kembali ke wisma, Liu Feng dan Qu Qingyin bisa merasakan adanya getaran samar di tempat itu.
“Pendekar Liu, akhirnya Anda kembali. Ada masalah!” Si utusan bergegas menghampiri untuk melaporkan.
Mendengar kata-kata semacam itu, Liu Feng tak berani menunda-nunda dan langsung memburu masuk dengan langkah-langkah melayang. Qu Qingyin meragu sesaat, lalu mengikutinya.
Barulah saat kedua orang itu diberi kabar detilnya, mereka mengetahui kalau si penjahat telah menculik seorang wanita anggota Wisma Gunung Zi Ying, di sebuah tempat yang letaknya tak jauh dari Lembah Dan Xia. Tingkah laku orang itu terlalu arogan.
“Hal ini memancing kemarahan kawan-kawan dari Dunia Persilatan. Dia meremehkan semua orang yang ada di sini dengan terang-terangan!” Seseorang dengan murka memukul meja.
Dalam hati, Qu Qingyin mendesah. Mo Ziqi sudah lama melanggar hukum. Kalau tidak, orang itu takkan membuat orang-orang marah sampai pada tahap di mana Wisma Gunung Zhong Yi yang sudah lama berdiam diri harus sekali lagi mengadakan perburuan ‘membasmi penjahat’ berhadiah.
“Masalahnya, murid wanita yang diculik ini tidak ada dalam daftar yang telah dia berikan.” Seseorang berkata dengan bingung.
Mendengar hal ini, Qu Qingyin mengernyit. Memangnya ada yang bilang kalau kau harus mengikuti aturan? Beberapa orang dari sekte-sekte lurus ini benar-benar punya otak yang sudah terlalu memfosil, tidak heran kalau Guru selalu mencela mereka.
“Cara-cara gila iblis jahanam memang tak pernah bisa dipahami dengan pemikiran biasa.”
“Tapi sebelum ini dia benar-benar mengincar orang-orang yang ada dalam daftar.”
“Sebenarnya kupikir….”
Semua orang bersikap sebagai penentu keputusan sendiri atas tiap kata yang terucap, sama sekali tak ada kesepakatan.
Jadi saat orang-orang Dunia Persilatan mengadakan pertemuan, beginilah situasi yang sebenarnya. Qu Qingyin benar-benar bisa merasakan kekecewaan muncul dari dalam hatinya.
Sungguh lebih baik tahu daripada terlihat, sebagai manusia kita tak boleh terlalu ingin tahu. Untung saja dia tidak ikut masuk dan hanya berdiri di luar untuk mendengarkan. Kalau tidak, saat dia ingin pergi, hal itu takkan terlihat bagus.
Berpikir sampai di sini, Qu Qingyin berbalik dan kembali sendirian ke griya yang sementara ini ditinggalinya. Duduk di depan meja batu seorang diri, dengan kepala bersandar di tangan, gadis itu menatap bunga mawar China yang ada di kebun bunga, memikirkan tentang dirinya sendiri.
Liu Feng bilang kalau dia menyukainya?
Apa yang disukai pria itu dari dirinya?
Memikirkannya sekarang, bagian mana dari dirinya yang pantas untuk disukai?
Soal penampilan dirinya tak bisa dibandingkan dengan Shui Suyun, apalagi Li Feiyan. Soal latar belakang keluarga dan sekte, dia berada jauh di bawah sampai-sampai tak pantas untuk disebutkan. Kalau ada sesuatu yang bisa disebutkan, hal itu bisa diucapkan dengan hanya delapan kata – baik dan buruk tak berada di satu tempat.
Identitas aslinya adalah apa yang disebut-sebut oleh orang-orang Dunia Persilatan dengan satu istilah – iblis betina!
Hanya itu saja, dan selama ini dia selalu bisa menyembunyikannya dengan sangat baik.
Bagaimanapun juga, begitu insiden ini berakhir, sepertinya identitasnya sebagai iblis betina akan terus terpancang, tanpa ada kemungkinan untuk berubah. Itulah sebabnya mengurus perburuan berhadiah ini lalu mencuci tangannya bersih-bersih dari pekerjaan semacam ini dan menjadi pemegang modal sama sekali bukan ide buruk.
Tetapi seperti yang telah diucapkan Liu Feng, dia tak bisa menjamin keberhasilan. Saat ini, keahlian beladiri Mo Ziqi amatlah tinggi. Sepertinya dia telah melatih ilmu jahat dari sekte sesat. Keahlian sekejam ini memiliki kemungkinan delapan atau sembilan puluh persen berhubungan dengan pengembangan spiritual yin dan yang. Ilmu beladiri semacam ini bisa meningkatkan tenaga dalam sampai seribu li dalam sehari. Tentu saja hal ini menyebabkan sakit kepala berat, keputusan pun sulit untuk dibuat.
Liu Feng telah berdiri di gerbang griya untuk beberapa lama, tapi tak terburu-buru ingin masuk. Sebaliknya, pria itu sedanng dalam suasana hati bebas yang santai saat bersandar di ambang pintu, menikmati pemandangan wanita cantik yang bermandikan cahaya mentari terbenam.
Apakah ini adalah penampilan seorang kekasih di mata pasangannya? Kini semakin dia melihat, gadis itu terlihat semakin menyenangkan, selalu membuat hatinya terasa begitu gatal. Seorang pria terhormat juga punya kesulitan sebagai pria terhormat. Harus menghadapi seseorang yang secantik bunga namun masih harus bersabar menjalani hidup yang terasa hampa dari kasih sayang. Seandainya saja dia seorang Casanova, maka situasinya saat ini akan jauh lebih mudah untuk diatasi.
“Qingyin.” Pada akhirnya dia angkat bicara, menghancurkan bayangan menakjubkan dari seorang wanita cantik bermandikan cahaya mentari terbenam.
“Apa yang sedang kau pikirkan di sana sendirian, hingga membuatmu melamun?”
“Apa yang ada dalam pikiran seorang wanita, apakah itu adalah sesuatu yang bisa dengan mudah dikatakan pada orang lain?” Suara gadis itu terdengar cukup pelan saat dia bertanya balik.
“Apa yang ada dalam pikiran seorang wanita?” Liu Feng berkata pelan lalu tertawa, “apakah aku telah mengganggu ketenangan danau musim semi?” (T/N: konotasi pertanyaan ini adalah Liu Feng bertanya apa dia telah mengganggu lamunan jorok Qu Qingyin)
Qu Qingyin memelototi pria itu, wajahnya memanas tanpa sadar.
Liu Feng tertawa lebih riang lagi. Menarik tangan Qu Qingyin untuk membuat gadis itu duduk kembali di samping meja batu, dia kemudian mengambil poci the di atas meja dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri.
“Aku hanya bercanda, tak usah marah.”
“Apa semua orang bercandanya seperti itu?” Ini bisa dianggap sebagai pelecehan seksual. Guru benar, tak peduli betapa pun terhormatnya seorang laki-laki, sifat jelek semacam itu sudah merupakan bawaan lahir.
“Tenang, tenanglah. Aku akan memakai teh untuk menggantikan arak dan akan menghukum diriku sendiri sebagai permintaan maaf, bagaimana?” Liu Feng tertawa saat menyulangi gadis itu.
Qu Qingyin menunjuk poci tehnya dan berkata, “Minum satu poci sampai habis.”
“Baiklah, baiklah, seperti yang kau bilang.” Setelah mengatakan itu, Liu Feng benar-benar menghabiskan satu poci penuh, meminumnya langsung dari moncongnya.
Meski Qu QIngyin masih merasa marah padanya, melihat pria itu bersikap demikian, semua amarahnya memudar. Tanpa dikehendaki wajahnya pun menampakkan seulas senyuman.
Liu Feng menenggak semua tehnya dalam sekali minum, menyeka mulutnya, lalu tersenyum pada gadis itu, “Benar, lihat betapa kau jadi jauh lebih menarik saat tertawa, meski wajah mencelamu juga sangat cantiK.”
“Kau….” Bagaimana bisa orang ini jadi semakin tidak sopan?
Liu Feng menatap gadis itu, matanya menggelap. “Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kulakukan sejak lama.”
Gadis itu bahkan belum sempat mengucapkan kata “apa”, tapi tangan Liu Feng telah menyentuh wajahnya, membelai fitur mukanya, dan akhirnya berhenti di bibirnya.
Qu Qingyin membeku, dan baru setelah beberapa saat kemudian dia bereaksi, mengangkat tangannya untuk menyingkirkan tangan gerayangan (T/N: istilah yang dipakai oleh penulis adalah xián zhū shǒu / 咸猪手 atau tangan babi asin. Dalam bahasa China, asin juga bisa berarti bejat, sementara babi secara umum punya konotasi sebagai orang mesum, seperti tokoh Zhu Bajie dalam kisah Xi You Ji / Perjalanan ke Barat) pria itu.
Liu Feng menangkis dengan tangan kiri, mencegah kekuatan besar dari tangan gadis itu. Membalikkannya, dia pun menempatkan tangan Qu Qingyin ke dalam genggaman lembutnya, sementara tangan kanan yang berada di bibir gadis itu membelai perlahan. Dengan bodoh dia berkata, “Apa kau memakai perona?”
“Lepaskan.” Qu Qingyin benar-benar marah.
Tapi Liu Feng masih tertawa, “Selalu kelihatan cuek, baru sekarang kau kelihatan jauh lebih hidup dengan segala tindakanmu.”
Karena tangan kiri Qu Qingyin dipegangi, dia hanya bisa menyerang dengan tangan kanannya.
Liu Feng tak bergerak sedikit pun. Dengan satu gerakan dari tangannya, seluruh tubuh gadis itu terjatuh ke dalam pelukannya. Lalu sekejap kemudian, pria itu dengan begitu akurat mendaratkan sebuah kecupan di bibirnya.
Qu Qingyin tak menduga kalau Liu Feng bisa bertindak sejauh itu. Sekujur tubuhnya membeku karena syok, dan Liu Feng pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengisap bibirnya beberapa kali lagi.
Sebuah suara ‘Plak!’ menggema di udara. Sebuah tamparan keras menjadi hadiah bagi wajah tampan Tuan Muda Xiao Yao.
Qu Qingyin menatapnya dengan marah dan merasa dipermalukan. Tangan yang tadi memukul pria itu perlahan mengepal membentuk tinju, lalu menutupi bibirnya sendiri.
Liu Feng tak terlihat marah sama sekali. Seulas senyum membayang di matanya saat melihat pipi gadis itu perlahan memerah, membuatnya tampak begitu lembut.
“Tak tahu malu!”
Tiba-tiba sebuah pekikan terdengar, mencela kedua orang itu. Keduanya langsung melihat ke arah datangnya suara.
Qu Qingyin berpikir, aku bahkan belum sempat memaki dan seseorang sudah mengatakannya mendahuluiku? Ini sangat keterlaluan!
Sebaliknya, Liu Feng malah berpikir kalau saat-saat yang menyenangkan sudah diganggu.
Berdiri di pintu masuk griya adalah dua orang nona muda yang jelas-jelas telah berupaya keras untuk berdandan. Kalau Li Feiyan bagai peoni yang mekar dengan sempurna, maka Shui Suyun lebih seperti lembah penuh anggrek. Bunga-bunga musim semi dan bulan musim gugur, keduanya memiliki pesona unggulnya sendiri.
Qu Qingyin menyeka bibirnya dengan punggung tangan. Menurunkan tangan, dia melepaskan diri dari pelukan Liu Feng. Matanya melihat bolak-balik pada tiga orang itu, tapi tak mengatakan apapun.
Liu Feng membuka kipasnya. Dia menatap kedua orang tamu tak diundang itu dengan sedemikian tenang, tersenyum, lalu berkata, “Apa kedua nona ini memerlukan sesuatu?”
Li Feiyan menuding Qu Qingyin dan berkata jijik, “Liu Feng, seorang wanita seperti dia yang tak tahu malu, kau malah menginginkannya tetap berada di sisimu?”
Mata Qu Qingyin mengarah ke bawah.
Namun Liu Feng tertawa dan berkata, “Nona Li menuduh orang yang salah. Di antara pria dan wanita, di depan bunga-bunga dan di bawah rembulan, ini hanya kasih sayang antara sepasang kekasih, tak ada yang lain. Kalau begitu, apakah Nona benar-benar bisa berkata kalau semua wanita di dunia itu tak tahu malu?”
Begitu Qu Qingyin mendengar hal ini, dia jadi berpikir sendiri kalau pendekar yang ternama di dunia ini juga adalah bajingan yang tak tahu malu, hitam dan putih keluar dari mulutnya dengan terbolak-balik. Siapa yang bilang dia mengasihi pria itu? Jelas-jelas Liu Feng itu yang mengambil keuntungan darinya.
Li Feiyan terpana, menatap pria itu dengan raut tak percaya, kemudian memandang Qu Qingyin dan akhirnya menjejakkan kakinya. “Kau suka padanya? Jelas-jelas kau tahu kalau aku menyukaimu!”
“Saya berterima kasih pada Nona atas perasaan Anda, tapi saya sungguh tak punya keberuntungan untuk menerimanya. Harap Nona memaafkan saya.”
Shui Suyun yang berada di samping sudah menangis. Gambaran tentang sekuntum bunga pir yang bermandikan hujan (T/N: lí huā dài yǔ / 梨花带雨 maksudnya wanita cantik yang menangis) tampak begitu rapuh dan mengibakan, menusuk dengan begitu dalam ke sanubari.
Qu Qingyin menengadahkan kepalanya untuk menatap angkasa. Ah~ memang paling sulit untuk menahan pesona seorang wanita cantik.
“Nona berdua belum mengatakan apa maksud kedatangan Anda?”
Wajah Li Feiyan menampakkan raut tidak senang. Kata-katanya terucap dalam kekesalan, “Ayahku menyuruhku memanggilmu.”
Shui Suyun mengikuti dengan sebuah anggukan kepala, “Aku juga.”
Qu Qingyin tak mau mendengar lebih banyak lagi dan langsung berputar untuk kembali ke kamarnya. Pertama, pria itu bersikap sembarangan padanya, sekarang ada wanita-wanita lain yang menyukai pria itu datang mencari. Pria seperti itu adalah bajingan. Danbarusan dia malah sedikit berpikir tentang hal-hal yang indah.
“Qingyin, jangan kembali ke kamarmu dulu. Pertama carilah si utusan dan bantu aku mendapatkan es untuk wajahku. Bagaimanapun juga, kau takkan mau kalau aku pergi menemui orang-orang dengan separuh wajah membengkak, kan?” Dengan gaya bersungguh-sungguh hingga tahap dramatis, Liu Feng menunjukkan pipi kirinya yang baru saja kena tampar.
Qu Qingyin tak bisa menahan diri untuk melotot galak padanya. Bajingan ini masih bisa berpikir kalau situasi sekarang masih belum cukup buruk?
“Jangan marah, cepat ambilkan es. Kalau tidak masalah ini akan benar-benar diketahui oleh seluruh orang di dunia.”
Qu Qingyin memikirkannya dan sepakat. Dengan sikap lancangnya sekarang ini, tampaknya lama-lama semua orang pasti akan tahu. Jadi meski merasa enggan, gadis itu hanya mampu menahan lidah api yang menjilat-jilat hatinya dan pergi mencari si utusan.
Begitu Liu Feng mengucapkan perkataan barusan, kedua nona bermarga Shui dan Li juga jadi melihat pipi kirinya. Kedua gadis itu memelototi punggung Qu Qingyin.
“Dia begitu kasar, bagaimana kau bisa menerimanya begitu saja?” Li Feiyan lah yang pertama mengutarakan ketidakadilan ini.
Shui Suyun mengikuti dengan berkata, “Benar sekali, Pendekar Liu. Bagaimana bisa dia seperti itu, memukul dengan begitu kejam.”
Liu Feng tertawa, mengusir tamu-tamunya, “Nona berdua pergilah dahulu. Tunggu sampai saya selesai mengurus wajah saya dan saya akan pergi menemui Tuan Shui dan Tuan Li.”
Hati kedua gadis itu merasa tak rela, tapi hanya bisa mengundurkan diri lebih dulu.
Begitu mereka berdua sudah pergi, Liu Feng mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi kirinya, sudut bibirnya melengkung naik.
Rasanya tidak buruk, halus dan lembut. Bila dicium lebih dalam, juga terasa agak manis. Entah apakah dia sudah makan gula-gula. Satu-satunya penyesalan Liu Feng adalah saat kedua nona Shui dan Li masuk pada waktu yang salah, kalau tidak dia pasti sudah berhasil mendapat keuntungan lebih banyak lagi dari seseorang (T/N: istilah yang dipakai penulis aslinya adalah chī nèn dòu fu / 吃嫩豆腐, yang artinya memakan tahu yang lembut.)
Sayang sekali, ah, sayang sekali….