The Demoness Is Not Evil - Chapter 7
Di Dunia Persilatan, gelombang selalu datang setelah badai. Sejak pengumuman perburuan ‘membasmi penjahat’ yang dilakukan di Wisma Gunung Zhong Yi, satu bulan belum juga berlalu, dan sekarang Tujuh Puluh Dua Dermaga Berseri telah berselisih dengan Tiga Puluh Enam Pulau Laut Selatan (Nan Hai San Shi Liu Dao), dengan kedua pihak saling berkelahi secara fisik. Begitu Tuan Muda Xiao Yao menerima kabar itu, dia pun langsung pergi menuju Tujuh Puluh Dua Dermaga Berseri untuk menengahi masalah ini.
Pada saat bersamaan, si penjahat kelamin sudah menampakkan diri di Dunia Persilatan, secara berturut-turut menodai para wanita di Dunia Persilatan. Targetnya tak membeda-bedakan antara sekte lurus dan aliran sesat, selama gadis-gadis ini ilmu beladirinya tidak buruk, maka mereka memiliki kemungkinan untuk menjadi target berikutnya. Pada saat ini, kaum wanita di Dunia Persilatan telah dirundung kegelisahan. Orang-orang Dunia Persilatan, karena hadiah perburuan dari Wisma Gunung Zhong Yi, juga telah mencari keberadaan si penjahat.
Duduk di samping jendela dari beranda ‘Mendengarkan Hujan'(Ting Yu Xuan / 听雨轩, yaitu bagian dari paviliun atau kedai the di mana pengunjung bisa menikmati suasana hujan), menatap para pejalan kaki di bawah, tampaklah Qu Qingyin yang mengenakan pakaian sederhana. Rambutnya dihias hanya dengan sebuah jepit rambut yang tak terlalu cocok dengan bajunya, secara keseluruhan terbuat dari emas dan di puncaknya terdapat kumala berwarna zamrud.
Memutar-mutar cangkir di tangan, gadis itu merasa sedikit teralihkan.
“Qu Qingyin!”
Sebuah suara halus memanggil, membuat Qu Qingyin menyingkirkan segala yang sedang dia pikirkan dan menoleh. Dia mengerucutkan bibirnya dan menyangga pipinya dengan satu tangan. “Nona Shui, datang untuk minum teh?”
Memimpin selusin pengawal adalah Shui Suyun, yang kemudian duduk dengan arogan di hadapan Qu Qingyin. Shui Suyun menatapnya dari atas ke bawah dan tertawa lantang, “Kalau kau tak punya uang, tak usah berlagak kaya. Kau kira dengan memasang sebuah jepit rambut emas, kau bisa membuktikan kalau kau tidak miskin?”
Qu Qingyin memutar cangkir di tangannya dan berkata kalem, “Ini adalah pemberian dari seorang tetua, tak ada hubungannya dengan aku kaya atau tidak.”
“Heng. Siapa yang tahu kalau itu ternyata adalah barang palsu yang kau temukan di suatu tempat.”
“Aku sungguh merasa aneh, kenapa Nona Shui tak tetap tinggal di Wisma Gunung Zhong Yi. Apa kau tak takut pada si penjahat?”
“Dengan kehebatan Serikat Elang Terbang kami, apa kau pikir dia masih berani datang?” kata-kata Shui Suyun diucapkan dengan cepat, namun matanya menampakkan jejak kegamangan.
Sekali lihat, Qu Qingyin sudah tahu kalau Shui Suyun tak menatakan yang sebenarnya, tapi ini taka da hubungannya dengan dirinya.
Karena masalah itu bukan urusannya, lebih baik dia tetap bersikap cuek. Qu Qingyin pun melanjutkan bermain-main dengan cangkirnya.
“Hei, Qu Qingyin, di mana Pendekar Liu?”
Qu Qingyin menaikkan sebelah alisnya pada gadis itu, “Kenapa tanya padaku? Apa seharusnya aku tahu?”
“Bukankah kau meninggalkan Wisma Gunung Zhong Yi dengannya?”
“Apa meninggalkan tempat itu bersamaan berarti kami takkan berpisah jalan kemudian?”
“Jadi menurutmu, apa Pendekar Liu masih ada di Puluh Dua Dermaga Berseri sekarang ini?” Shui Suyun terus bertanya dengan keras kepala.
Qu Qingyin menggelengkan kepalanya.
“Kenapa kau bisa tak tahu apa-apa?” Si Nona Besar Shui jelas tidak senang.
“Aku kan tak punya pengetahuan Langit tentang segala hal, bagaimana aku bisa tahu?”
“Kabar yang telah beredar di Dunia Persilatan semuanya menyebutkan kalau kau adalah belahan jiwanya, mana mungkin kau tak tahu tentang keberadaannya.”
Qu Qingyin tertawa. “Menjadi belahan jiwanya kan tak membuatku jadi istrinya. Bahkan kalau aku adalah istrinya, masih ada kemungkinan aku tak tahu tentang keberadaan suamiku. Jadi soal aku tidak tahu, apanya yang aneh?”
“Kata-kata semacam itu benar sekali.” Seseorang menyela sambil tertawa.
Dengan sekilas bayangan, seorang pria perlente yang ketampanannya memukau duduk di depan meja.
Qu Qingyin menautkan alisnya. “Ji Chuiyu!”
Ji Chuiyu mengambil poci teh dari atas meja dan menuang secangkir untuk dirinya sendiri, menyesapnya, lalu menempatkan tangannya pada pinggiran jendela, dan duduk bersandar. Menyunggingkan senyum yang tidak benar-benar tersenyum, dia menatap orang di hadapannya. “Jangan melihatku seperti itu, aku akan membayar tehnya.”
Begitu Shui Suyun mendengar kata-kata tersebut, dia pun langsung menatap Qu Qingyin dengan sorot puas, dia ini benar-benar miskin.
Qu Qingyin bicara apa adanya tanpa menahan diri: “Tentu saja kau yang bayar. Aku bahkan belum selesai meminum satu cangkir, dan kau malah sudah menghabiskan beberapa.”
“Nona Qu, kau tak perlu memiliki pandangan seperti itu terhadapku. Demi Adik Liu Feng, seharusnya paling tidak kau memperlakukanku dengan sedikit lebih hormat, benar tidak?” Ji Chuiyu hanya bisa tertawa sambil menggelengkan kepala.
Shui Suyun tersenyum saat bicara pada pria itu. “Pendekar Ji, apa kau kemari untuk mencariku?”
Ji Chuiyu terkaget-kaget, “Mencarimu?”
“Ya.” Shui Suyun bertingkah seolah hal ini tak bisa dipungkiri, “Apa mungkin, ternyata bukan ayahku yang menyuruhmu mencariku?”
“Aku tak bertemu dengan Tuan Shui, tapi aku sudah mendengar kalau kau bersikeras tak mau tinggal di Wisma Gunung Zhong Yi dan malah berkeliaran kemari. Nona Shui, pada saat-saat ini di luar sangat berbahaya, lebih baik kau segera kembali ke Serikat Elang Terbang.”
Mendengar kata-kata semacam itu, Shui Suyun menuding orang yang ada di sebelahnya dan berkata, “Bagaimana dengan dia? Bukannya berbahaya baginya berada di luaran?”
Ji Chuiyu mengepalkan tangannya di depan mulut dan terbatuk, “Soal ini, Nona Shui tak perlu mencemaskannya. Nona Qu bukan sosok terkenal, penjahat itu mungkin takkan berminat padanya.”
Shui Suyun melontarkan sorot mata pongah ke arah Qu Qingyin.
Qu Qingyin diam-diam menahan tawanya. Apakah mungkin, kalau ada penjahat pemerkosa berminat padamu itu merupakan sesuatu yang bisa dibanggakan? Apa Nona Besar Shui ini kepalanya tak bermasalah?
Ji Chuiyu juga sedikit memalingkan kepala untuk menyamarkan tawa. Nona Besar Shui ini benar-beanr terlalu dimanjakan oleh Ketua Serikat Shui. Sampai bisa menunjukkan sikap tak peduli dengan kegentingan situasi, suatu hari nanti bila dia mengalami kematian lebih awal, hal itu sudah bisa diperkirakan sebelumnnya.
“Nona Shui, kita bukan kenalan baik. Boleh saya merepotkan Anda untuk duduk di meja lain? Anda tidak takut pada si penjahat, tapi saya, amatiran di Dunia Persilatan ini sangat ketakutan.”
Shui Suyun langsung berdiri dan menggerutu dengan marah, “Kau kira aku mau duduk di sini? Berada di dekatmu itu tak ada bedanya dengan bernapas dalam udara kotor.”
“Nah kalau begitu pergilah, aku takkan mengantar.”
Ji Chuiyu menyandar di jendela untuk mengawasi Shui Shuyun dan kawanannya meninggalkan jalanan, lalu menolehkan kepala untuk menatap Qu Qingyin.
“Untuk apa kau datang mencariku?” Gadis itu bertanya tanpa peduli.
Ji Chuiyu mengetukkan jemarinya ke meja, dan dengan bercanda mengatakan, “Bagaimana kau tahu kalau aku susah payah kemari hanya untuk mencarimu?”
“Kita tak seakrab itu,” Qu Qingyin membalas dingin, “Nona Shui sepertinya tak punya hubungan apapun denganmu, dan sepertinya kau tak kemari untuk bermain ‘pahlawan menyelamatkan wanita cantik’.”
“Aku kemari memang untuk menyelamatkan wanita cantik, tapi aku tak menyelamatkan Nona Shui. Aku menyelamatkanmu.”
Qu Qingyin mengesah, “Apa dia yang menyuruhmu kemari?”
“Selain dia, siapa lagi yang punya muka untuk itu?”
“Sembarangan.” Qu Qingyin meletakkan cangkir di tangannya.
“Saat ini, dia sedang terikat dan tak bisa ke mana-mana, tapi dia masih tak bisa berhenti mengkhawatirkanmu. Maka dia hanya bisa memintaku, si pengangguran di Dunia Persilatan ini, untuk membantu.”
“Meminta bantuan dari seorang hidung belang dari Dunia Persilatan untuk menjagaku, hanya dia yang bisa memikirkan hal itu.”
“Nona Qu, aku mungkin memang cabul, tapi aku tidak bejat. Terlebih lagi, istri teman tak boleh dipermainkan. Prinsip ini aku masih mengerti.”
“Aku pernah dengar orang mengatakan selain itu.”
“Mengatakan apa?”
“Istri teman, jangan sungkan.”
“Pu.” The dalam mulut Ji Chuiyu tiba-tiba menyembur, membuatnya tersedak, dan tidak mudah bagi pria itu untuk menenangkan napasnya. “Kau….” Kau ini benar-benar tak bisa menahan lidahmu sampai sedemikian rupa?
Dengan kalem Qu Qingyin memutar cangkir di tangannya, gadis itu bahkan tak berkedip sekali pun. “Silakan pergi, aku tak butuh perlindungan dari siapa pun.”
“Setidaknya kau harus mempertimbangkan perasaannya.”
“Kalau begitu dia juga harus mempertimbangkan perasaan orang lain.”
“Penjahat itu sudah semakin menjadi-jadi belakangan ini, sepertinya dia sedang menghantui wilayah ini.”
“Aku tahu.”
Ji Chuiyu menegakkan tubuhnya dan mengamati gadis itu dengan seksama. “Apa kau kemari karena kemunculan si penjahat?”
“En.” Qu Qingyin tak membantah.
Ji Chuiyu memijit dahinya, “Sepertinya Feng Kecil telah menebaknya dengan benar, targetmu selalu adalah dia.”
Gadis itu meruskan bicaranya selah itu bukan hal penting. “Harganya sekarang ini senilai dua ratus ribu tael perak. Orang miskin sepertiku pasti akan mengincarnya.”
Ji Chuiyu berkata dengan penuh keyakinan, “Kau tak kekurangan uang.”
Alis Qu Qingyin berkedut.
Ji Chuiyu mengamatinya dari atas hingga bawah dan tertawa sembari berkata, “Hanya orang-orang yang tak punya mata bagus yang akan berpikir kalau Nona adalah orang yang berkekurangan.”
Qu Qingyin tak membantahnya tentang hal itu dan hanya terus memutar-mutar cangkir di tangannya.
Ji Chuiyu mengesah, “Bahkan kalau kau tak mengatakan apa-apa, aku bisa mencari tahu sendiri kalau ada cerita yang tersembunyi dalam hal ini. Feng Kecil takut kalau kau terlalu dilenakan oleh perasaan pribadimu sendiri, karena itulah dia segera mengirimku.”
“Dia benar-benar telah ikut campur dalam terlalu banyak masalah sampai-sampai hal itu menjadi penyakit kambuhan,” gadis itu menyimpulkan.
Ji Chuiyu tertawa dan menjentikkan jarinya, “Kata-katanya diucapkan dengan bagus. Aku setuju.”
Qu Qingyin melemparkan cangkir di tangannya dan bangkit untuk pergi. Ji Chuiyu juga mengikuti beranjak, segera melemparkan uang ke meja, dan mengejar gadis itu.
***
Malam begitu gelap dan pekat. Tepat pada mala mini, angin membawa suara samar pertarungan.
“Penjahat. Kali ini dengan adanya kami Tiga Pendekar Sungai dan Matahari (He Yang San Xiong) di sini, kita lihat ke mana kau bisa kabur.”
“Haha! Banyak omong, apa kau tak takut kalau angin akan membelah lidahmu?”
Si penjahat sekali lagi telah membuat masalah. Beberapa orang Dunia Persilatan telah menangkap basah dia sedang menculik seorang wanita, dan langsung mengejarnya. Di antara mereka, Ji Chuiyu dan Qu QIngyin bukan pengecualian.
Meski Ji Chuiyu selalu menyadari bahwa ilmu meringankan tubuhnya bukan yang terbaik di Wulin, setidaknya dia masuk dalam lima terbaik. Namun hari ini dia benar-benar mendapati kalau ada seseorang yang punya ilmu meringankan tubuh jauh di atas dirinya, namun nama gadis itu tidak dikenal luas.
Dari tempat pertarungan, Qu Qingyin berdiam di sebuah lokasi yang letaknya cukup jauh. Sepertinya dia tak punya niat untuk bergerak lebih dekat.
Ji Chuiyu berhenti di sampingnya, berdiri bersisian.
“Kupikir kau sudah menerobos masuk.”
“Biarkan orang-orang itu menguras tenaganya lebih dulu. Akan lebih mudah bila memukul anjing tanpa ampun saat dia di dalam air*.”
*(T/N: tòng dǎ luò shuǐ gǒu / 痛打落水狗 berarti tidak memberi ampun pada orang jahat, bahkan saat mereka sedang tenggelam.)
Ji Chuiyu menelan ludahnya, “Dan dia masih berpikir kalau kau akan terlena oleh perasaan pribadi. Dia itu benar-benar terlalu khawatir.”
“Guru dulu pernah berkata, untuk seorang gadis yang berkelana di Dunia Persilatan, keselamatan adalah yang utama.”
Pria itu menganggukkan kepala tanda setuju, “Kata-kata itu benar sekali.”
Qu Qingyin mengamati tempat pertarungan dan menghela napas panjang, “Juga, aku tak berpikir kalau orang-orang itu bisa bertahan melawannya. Takutnya semua akan menjadi kacau.”
Ji Chuiyu menatapnya.
“Kemampuan dia sepertinya telah meningkat lagi. Ini merepotkan.”
Suara Qu Qingyin begitu lirih, hampir tak terdengar, tapi Ji Chuiyu masih bisa menangkap kata-katanya. Jauh di dalam hati, pria itu tah bisa menahan diri untuk bertanya-tanya. Melihat semua yang terjadi, tampaknya gadis ini punya pemahaman besar atas diri si penjahat.
“Kau pergi rebut kembali orang yang ada di tangannya itu. Seharusnya tak menjadi masalah, kan?”
Dihadapkan pada sorot mata Qu Qingyin, Ji Chuiyu merasa seperti tersangka yang sedang diinterogasi. Dia pun langsung memukul dadanya sendiri dengan yakin, “Tidak masalah.”
“Kalau begitu cepatlah. Bila berlama-lama akan jadi terlambat.”
“Bagaimana denganmu?” Pria itu tak tahan untuk bertanya.
Dengan dingin Qu Qingyin menautkan tangannya di balik punggung. “Saat ini, masih belum tiba waktunya untuk kami bertemu. Tapi aku percaya kalau hari itu akan segera tiba.”
Ji Chuiyu mengangguk, lalu memelesat untuk melepaskan gadis yang ditangkap oleh si penjahat.
Pada akhirnya, si penjahat memang berhasil kabur dari tempat itu. Ji Chuiyu juga hanya meninggalkan gadis yang berhasil diselamatkannya pada sekelompok orang dan kembali.
“Tebak siapa dia?”
Qu Qingyin berkata kalem, “Tak mungkin Nona Besar Shui, kan?”
“Tebakanmu benar, itu memang dia.”
“Nona itu benar-benar tak mau mendengarkan orang lain.” Qu Qingyin sudah tak ingin bicara lagi.
“Kau sendiri juga tak mendengarkan kata-kata dari seseorang.”
“Aku punya kesadaran diri dan kewaspadaan, juga tahu bagaimana memakai otakku untuk memikirkan segalanya dengan seksama.” Setelah mengucapkan ini, dia pun berbalik dan pergi.
Ji Chuiyu menggosok hidungnya, tak terkesan, dan langsung mengekorinya. “Kenapa kau hanya menyuruhku untuk merebut kembali orang yang dia tangkap, tapi tak menangkap si penjahat?”
Qu Qingyin bertanya balik dengan santai, “Kau yakin bisa menangkap dia?”
Ji Chuiyu dibuat terdiam. Dia sendiri tak merasa yakin. Sebelumnya saat dia bersinggungan dengan si penjahat, dia sadar akan sulit untuk menang melawan orang itu.
Qu Qingyin terus bicara, “Bila melihat di seluruh Dunia Persilatan sekarang ini, takutnya ada sangat sedikit orang yan gpunya kemampuan untuk bertahan melawannya. Kalau kita terus membiarkannya mengumpulkan baik energi yin dan yang, aku khawatir kalau dia akan segera menjadi orang nomor satu di Wulin.”
“Mengumpulkan energi yin dan yang?” Langkah Ji Chuiyu melambat.
Qu Qingyin berhenti melangkah dan berbalik untuk menatap pria itu. “Mungkinkah, kalian semua belum pernah mempertimbangkan apa alasan dia secara khusus mengincar kaum wanita yang memiliki keahlian beladiri?”
“Bukannya dia itu hanya cuma setan mesum?”
“Tapi targetnya hanya terbatas pada kaum wanita di dalam Dunia Persilatan.”
Ji Chuiyu terpana, “Kalau sekarang dipikir-pikir, hal itu memang adalah masalahnya. Tapi bagaimana kau bisa begitu yakin?”
“Butuh waktu sedikit lebih lama untuk menganalisanya, karena itu aku tahu.”
“Kabar semacam ini harus disebarkan dengan cepat. Karena ini semua adalah untuk mengembangkan ilmu beladiri secara menyeluruh, maka kita perlu menimbang dari segi itu. Pertama-tama kita harus membuat supaya dia tak lagi bisa mendapatkan wanita.”
“Kau tidak buruk juga.” Qu Qingyin tak menahan pujiannya.
“Hal yang penting adalah, Nona cukup cerdas.”
Qu Qingyin terus berjalan maju.
Ji Chuiyu sekali lagi menyusul Qu Qingyin, “Kau mau mengatakan padaku sebanyak ini, apa alasannya?”
“Saat ingin agar seseorang mati lebih cepat, tentu saja aku akan membantu menggali kuburannya.”
Ji Chuiyu terpana sampai-sampai tanpa sadar langkahnya terhenti. Sebenarnya keterlibatan macam apa yang dia punya dengan si penjahat? Mereka berdua jelas-jelas belum pernah bertemu sebelumya, tapi sudah saling memahami, dan juga secara nyata sangat bersemangat untuk menggali perangkap bagi yang lain. “Kenapa kau tak pernah mengatakan hal ini pada Liu Feng sebelumnya?”
“Waktunya tak pernah tepat. Kalau dia ada di sini sekarang, aku akan mengatakan padanya hal yang sama.”
“Kurasa tidak.”
“Oh?”
“Bahkan bila Nona ingin bilang padanya, kemungkinan besar kau akan mengatakan hal itu dengan pendekatan berbeda, alih-alih mengatakan secara langsung keras-keras.”
“Benarkah?”
“Terkadang, semakin kau peduli pada seseorang, semakin waspada pula kau jadinya. Semakin kau waspada, semakin kau tak berani membuat kesalahan sedikit pun. Nona peduli pada Liu Feng, karenanya terhadap dia, kau takkan bicara tanpa menahan diri, tapi terhadapku, itu tak masalah.”
Qu Qingyin menengadahkan kepalanya ke arah langit hitam, mengesah tanpa suara, lalu membisikkan kata, “Mungkin.”
Terkadang, begitu sesuatu segera akan berakhir, orang-orang malah merasa takut.
Manusia berencana, Langit yang menentukan, tapi siapa yang tahu takdir macam apa yang telah ditentukan oleh Langit?
***
Perubahan di Dunia Persilatan begitu cepat, dan dunia menjadi semakin ajaib. Inilah yang Qu Qingyin pikirkan saat dia melihat Shui Suyun.
Mungkin berkat pengaruh jasa penyelamatan yang semalam, Nona Besar Shui dengan keras kepala menempel di sisi Ji Chuiyu. Dengan gaya yang begitu dilebih-lebihkan, bahkan Ji Chuiyu yang memang bersifat mesum, tak bisa menahan pesona wanita cantik ini.
“Anda adalah teman Pendekar Liu, jadi tentu Anda sama kuat dengan dirinya. Lagipula, tadi malam Anda lah yang menyelamatkanku. Sekarang ini, siapa yang tahu apakah si iblis bejat itu akan kembali untuk menyelesaikan apa yang telah dia mulai? Akan jauh lebih aman bila saya mengikuti Anda.”
Qu Qingyin berdiri di samping, sudah menonton drama ini setengah harian. Tak bisa menhan diri lebih lama lagi, gadis itu pun melontarkan komentar, “Secara mendasar, aku merasa kalau Ji Chuiyu dan setan bejat itu sejenis. Menyuruh para wanita untuk tetap berada sejauh mungkin dari mereka adalah pendekatan yang paling baik.”
Ji Cuiyu tersenyum karena mengenali olokannya.
Shui Suyun menjawab balik dengan gaya mencela, “Kalau begitu kenapa kau tak jauh-jauh dari Pendekar Ji sejauh mungkin? Kau cuma takut pada si penjahat.”
“Itu, Nona Besar Shui, adalah letak kesalahanmu. Bukannya aku yang tak mau berada sejauh mungkin dari dia, tapi dia lah yang tak bersedia menjauh dariku. Ada perbedaan mendasar di sini.”
“Kau kira kau adalah dewi yang turun ke bumi? Ji Chuiyu si hidung belang sudah melihat berbagai macam jenis wanita, memangnya dia akan memandangmu secara berbeda?”
“Untuk membuat Ji Chuiyu memandangku secara berbeda, tidak berarti aku harus menjadi seseorang yang kecantikannya bisa disamakan dengan dewi dari khayangan.”
Ji Chuiyu berkomentar tepat waktu, “Aku hanya diberi kepercayaan oleh seseorang. Ini tak lebih dari sebuah komitmen setia.”
Wajah Shui Suyun langsung berubah, “Apakah Pendekar Liu yang telah memberimu kepercayaan?”
Pria itu mengangguk. “Selain dia, siapa lagi yang bisa?”
Shui Suyun menggigit pelan bibir bawahnya, matanya menatap nanar Qu Qingyin.
Dengan acuh tak acuh Qu Qingyin mengambil sebutir almond dari tangannya, menghancurkan cangkang almond itu untuk memakan isinya.
Ji Chuiyu dengan seksama melirik Shui Suyun.
“Pendekar Ji, aku akan memasakkan makanan untukmu.” Begitu Shui Suyun selesai bicara, dia pun bangkit dan pergi tanpa menunggu jawaban. Para pengawal dari Serikat Elang Terbang bergegas mengikutinya.
Ji Chuiyu menatap orang yang sedang mengupas almond. Alisnya terangkat dan dia pun tertawa. Ujarnya, “Nah, menurutmu apakah makanan yang dia hidangkan akan bisa dimakan?”
Yang diajak bicara berkomentar dingin, “Kenyamanan materi menyebabkan hasrat seksual, bagaimana menurutmu?”
Ji Chuiyu terbahak, “Bagus!” Mengubah topik, dia lantas berkata, “Untuk menghormati Ketua Serikat Shui, kuharap kau memberi sedikit keringanan.”
Qu Qingyin menjawab sesukanya, “Aku akan bertindak sesuai keadaan.”
Kemudian kedua orang itu pun mengurus urusan mereka sendiri saat duduk di sana, menunggu masakan Shui Suyun dihidangkan.
Tak lama setelahnya, Shui Suyun mengeluarkan beberapa jenis makanan. Meski dia memiliki sifat yang begitu kasar, keahlian memasaknya cukup hebat.
“Saya tak menyangka kalau keahlian memasak Nona Besar Shui begitu luar biasa.” Ji Chuiyu selalu murah hati kalau berhubungan dengan memuji wanita.
Dengan pongah Shui Suyun memandang rendah pada Qu Qingyin yang mengambil sumpitnya untuk makan, “Tentu saja. Ibuku bilang, wanita harus selalu memiliki sejumlah masakan yang bisa mereka keluarkan dari dapur dengan bangga.”
“Kalau begitu, para lelaki hanya perlu menikahi seorang koki,” Qu Qingyin mencemoohnya.
Mendengar hal ini, Ji Chuiyu menurunkan kepalanya untuk tertawa diam-diam.
“Kau – “
“Bahkan meski kebenaran mungkin tidak enak didengar, terkadang lebih baik kau tetap mendengarkannya.” Qu Qingyin berkata dengan ketulusan yang langka.
“Hanya karena kau sendiri tak seperti wanita, tak usah iri pada orang lain.” Shui Suyun akhirnya mengeluarkan perkataan itu.
“Kalau untuk menjadi seorang wanita sepertimu, lebih baik aku tidak.” Kata-kata Qu Qingyin selalu begitu datar namun tajam.
“Memangnya kenapa denganku? Si penjahat menculikku, bukan kau, hal ini menunjukkan kalau secara mendasar kau itu tak berguna.”
Qu Qingyun menggosok alisnya dengan telunjuk, menatap si nona besar dengan sorot tak percaya. Cukup lama kemudian, dia akhirnya berhasil berkata-kata, “Aku yakin kalau sebagian besar wanita bersedia menjadi tak berguna sepertiku.”
Ji Chuiyu mati-matian menahan tawanya sampai-sampai bahunya gemetar hebat. Jangankan Qu Qingyinyang sampai dibuat tak bisa bicara, dia sendiri juga tak sanggup berkata-kata sama sekali.
Shui Suyun juga mengerti ketidakpantasan dari perkataan yang baru saja dia ucapkan. Hatinya merasa agak keki, tapi masih tak mau mengaku kalah di depan Qu Qingyin. Maka dia hanya bisa membebalkan lidah dan berkata, “Jadi kau sadar ya? Heng~.”
“Semua orang normal akan berpikir demikian.”
Shui Suyun marah luar biasa. Arti di balik perkataan lawan bicaranya ini, apakah secara mendasar Qu Qingyin bilang kalau dirinya tidak normal?
Meski dia jelas mengerti arti di balik perkataan Qu Qingyin, Shui Suyun tak bisa memakai itu untuk melawannya. Maka dia hanya bisa memelototi Qu Qingyin dengan sepasang mata yang membara.
“Kau tak boleh makan makanan yang kumasak.” Merasa marah, Shui Suyun menjauhkan makanannya dari penglihatan Qu Qingyin.
Tanpa peduli Qu Qingyin meletakkan sumpitnya dan melanjutkan mengupas dan memakan almondnya.
Ji Chuiyu mengambil sebutir almond yang sudah dikupas di depan gadis itu dan melemparkannya ke dalam mulut, mengunyah sambil bicara: “Memangnya almond sebegitu enak dimakan ya?”
“Almond bisa dimakan dalam jumlah banyak, tanpa membuat celaka*.”
*(T/N: ucapan Qu Qingyin ini mengacu pada komentar dia sebelumnya: ‘Kenyamanan materi menyebabkan hasrat seksual.’)
Mata Ji Chuiyu berkilat. Pria itu tertawa saat berkata, “Begitu ya?”
Qu Qingyin menatapnya sambil tersenyum, “Kau selalu bisa mencobanya.”
“Orang bilang, ‘dengarkan nasihat, dan makan secukupnya’. Karena Nona berkata demikian, aku pasti akan mencobanya sedikit.”
“Anak-anak yang berkelakuan baik biasanya tak terkena masalah.”
Ji Chuiyu memikirkannya dalam-dalam, “Masuk akal, tapi barang ini tak bisa dimakan seperti masakan yang sepatutnya.”
“Aku tak berniat menikahi seorang koki, tapi aku masih punya sejumlah uang. Si koki seharusnya akan sangat bersedia memasak banyak untuk kumakan.”
“Dan di sinilah aku mengira kalau Nona tidak berniat untuk makan hari ini.”
Qu Qingyin dengan acuh tak acuh berkata, “Aku sudah bilang kalau di sana ada wanita cantik untuk memuaskan mata, tapi terkadang menatapnya membuat orang sulit untuk menelan makanannya.”
Setelah perkataan itu diucapkan, Ji Chuiyu menatap Qu Qingyin, Shui Suyun memelototinya.
Qu Qingyin tetap bersikap cuek saat dia menghabiskan separuh cangkir tehnya lalu berdiri. “Sekarang aku akan mencari koki untuk memasakkanku sesuatu untuk dimakan, permisi.”
***
Seperti baru saja turun hujan, udara malam terasa agak dingin. Di malam yang dingin ini, sebuah bayangan memanjat tanpa suara pada dinding bangunan, melompat masuk ke halaman, dan memelesat ke sisi kiri.
Membuka kunci pintu dan perlahan mendorongnya terbuka, si bayangan masuk dalam sekejap, lalu menutup kembali pintunya.
Di dalam ruangah sarat dengan kegelapan. Samar-samar kau bisa melihat melewati tirai ranjang kalau di baliknya berbaring seseorang.
Dalam kegelapan, sepasang mata yang penuh nafsu menatap ke arah ranjang. Sekilas angin meluncur dari jarinya, menotok titik tidur dari sosok yang tengah tertidur itu. Dalam sekejap, orang itu sudah menyusup masuk ke balik tirai.
Di malam yang gelap ini, sarat dengan hasrat duniawi, tubuh berkulit seputih susu si wanita membuat orang dipenuhi gairah. Lapisan penghalang pun ditusuk hingga tembus, menghancurkan imaji kesucian. Pria itu dengan penuh hasrat menunggangi si wanita, sambil dengan seenaknya mengisap hawa fundamental yin-nya. Menodai habis-habisan sekujur tubuh harum tersebut.
Sekitar dua jam kemudian, si bayangan meninggalkan kamar dalam sekejap, melompat ke atas bubungan gedung dan menghilang dalam pekatnya malam.
Setelah dia pergi, sesosok ramping tiba-tiba muncul di sudut halaman. Sepasang mata dingin menatap ke arah perginya si pria, diikuti dengan tatapan dingin ke arah kamar yang ditinggalkan orang itu, lalu sekali lagi mundur ke balik bayangan.
Paginya, Ji Chuiyu yang telah menghabiskan malam dengan mabuk-mabukan, kembali ke penginapan dalam kondisi masih agak mabuk. Di teras dia melihat Qu Qingyin yang sedang menyangga pipinya dengan tangan, menikmati cahaya mentari pagi di atas bangku. Sembari tertawa pria itu mendekati dan memberi salam, “Nona sepertinya sedang penuh semangat.”
“Tidak sebersemangat Pendekar Ji. Semalam, sekali lagi bertukar kata-kata mesra di atas ranjang pengantin.”
Ji Chuiyu tertawa lepas, “Beberapa hari terakhir ini cukup damai.”
Qu Qingyin hanya merespon dengan seulas senyum samar.
Kedua orang itu masuk ke griya untuk duduk, menunggu si pemilik penginapan menyajikan sarapan.
Tanpa diduga, sebelum sarapan tiba, dari arah kamar yang ada di sayap kanan terdengarlah sebuah jeritan melengking. Suara itu bagai guntur yang menggelegar di musim semi, sebuah panggilan menggugah yang begitu intens.
Ji Chuiyu menatap orang yang ada di seberangnya dengan waspada.
Wajah Qu Qingyin tak menampakkan perubahan. Dengan acuh tak acuh dia hanya berkata: “Kau tak seharusnya punya pikiran untuk mencelakai orang lain. Kau juga tak boleh pergi tanpa pikiran untuk mempertahankan diri dari orang lain. Aku tak pernah punya pikiran untuk mencelakai orang lain, tapi….” Gadis itu berniat untuk memakai pendekatan hati-hati.
Ji Chuiyu telah memahami apa yang ingin dikatakan gadis itu. Ekspresinya berubah beberapa kali, dan tenggorokannya mengejang, “Dia datang?”
Qu Qingyin mengangguk.
“Kau hanya menonton….” Tangan Ji Chuiyu mencengkeram pinggiran meja batu.
“Aku sudah pernah bilang kalau aku takkan menempatkan hidupku dalam bahaya.”
Ji Chuiyu terbengong-bengong.
“Apa kau sudah menyadari kalau orang-orang di penginapan ini semuanya tidur dengan amat nyenyak?” Tanpa terburu-buru Qu Qingyin memberinya masukan.
Pria itu berkata pelan dengan begitu serius, matanya mengarah pada sayap kiri penginapan, “Apa gadis itu yang melakukannya?”
“Aku sudah pernah mengatakan ini sebelumnya, Ketua Serikat Shui memanjakannya sampai seperti itu, pasti benar-benar ingin agar dia mati dengan tidak wajar.”
Ji Chuiyu tak bicara. Hanya setelah beberapa saat berlalu baru dia berkata, “Tak heran kenapa si pemilik penginapan begitu terlambat menyajikan sarapan.” Di semua tempat suasananya begitu sunyi dan tenang.
Ekspresi Qu Qingyin begitu cuek seperti biasanya, “Dia telah memasukkan obat tidur ke dalam makanan dan arak para pengawal Serikat Elang Terbang. Takutnya takkan mudah bagi mereka untuk bangun sebelum tengah hari.”
Ji Chuiyu melotot. Kejam sekali! Tak heran kenapa gadis ini cuma menonton saja. Orang yang dia kasihani sejak awal pasti telah melakukan sesuatu yang pantas untuk menimbulkan kebencian.
“Ji Chuiyu.”
“En?”
“Apa mungkin, kau tak menyadari perubahan di tubuhmu sendiri?”
Begitu Ji Chuiyu mendengar hal ini, benaknya tiba-tiba seperti diterangi oleh cahaya spiritual. Tak mampu memercayainya, pria itu memukul meja dan berdiri, lalu menuding ke arah sayap kiri. Digertakkannya gigi seraya berkata, “Pelakunya juga dia?” Tak heran kenapa semalam dia jadi begitu tergoda untuk keluar mencari wanita cantik, dan di sinilah dia mengira kalau hal itu karena dia merasa kesepian. Jadi ternyata gara-gara….
Qu Qingyin meraup segenggam almond lagi untuk dipecahkan cangkangnya. Sembari memecah cangkang, gadis itu menggelengkan kepala dan mengesah, “Kau jelas-jelas tahu dengan prinsip ‘mendengarkan nasihat, makan secukupnya’, namun sayangnya kau tak bisa menerapkannya.”
Ji Chuiyu memandangi almond di tangan gadis itu, wajahnya seperti telah melihat hantu.
Pada saat ini, kamar di sayap kiri telah menjadi riuh dengan jeritan yang mematahkan hati.
Jemari Ji Chuiyu yang gemetar menuding almond-almond itu. Ujarnya dengan tidak percaya, “Itu bisa menawarkannya?”
Qu Qingyin mengangkat sebutir kacang almond, berkata, “Ini adalah almond manis dari selatan, rasanya manis, tak seperti almond dari utara yang agak pahit. Aku suka dengan almond selatan, rasanya begitu nkmat saat dimakan.” Gadis itu seperti tidak sedang menjawab pertanyaan, tapi sebenarnya dia telah menjawab pertanyaan itu.
Ji Chuiyu menghela napas panjang. “Ini memang karma.” Tak peduli apakah dirinya atau para pengawal Serikat Elang Terbang, selama ada seseorang di sana pada saat itu, segalanya takkan sampai seperti ini.
Qu Qingyin juga mengesah, “Hanya saja kalau kau memakan banyak almond, akan jadi lebih mudah untuk mencerna. Jadi aku memakannya setiap hari.”
Begitu kata-kata itu terucap, kalau bukan karena waktu yang tidak tepat, Ji Chuiyu mungkin akan sudah tertawa keras-keras.
“Haruskah kita masuk dan memeriksa?” Pria itu tak tahu apa yang bisa dianggap sebagai hal yang benar untuk dilakukan. Maka dia hanya bisa bertanya apda orang di hadapannya.
Qu Qingyin bersuara ‘heng’ dengan dingin, “Aku tak pernah punya kebajikan seperti Bodhisattva. Mereka yang berkelana di Dunia Persilatan, punya hari ini tapi tak punya hari esok. Mengurus diri sendiri saja sudah lebih dari cukup. Bisa bertemu dengan orang seperti Tuan Muda Xiao Yao yang suka ikut campur dalam urusan orang lain itu langka.”
Apa dia sedang melampiaskan kemarahan? Ji Chuiyu tak bisa menahan diri untuk berpikir demikian.
“Kalau kau ingin mengambil peran sebagai ‘orang yang peduli dengan kaum wanita’, maka silakan kau periksa dia, tapi jangan mengharapkanku pergi melihatnya.”
Dalam kamar di sayap kiri, Shui Suyun yang telanjang terbaring di atas ranjang yang berantakan, menangis sampai-sampai kehilangan suaranya.
Tak hanya dia kehilangan kesuciannya, delapan puluh persen keahlian beladiri yang telah dipelajarinya seumur hidup juga sudah lenyap.
Kenapa hasilnya jadi seperti ini?
Jelas-jelas Qu Qingyin yang seharusnya menderita takdir semacam ini, jelas-jelas seharusnya Qu Qingyin… sebenarnya di bagian mana yang salah?
Shui Suyun, yang kewarasannya telah menjadi kacau balau, dengan nanar menengadahkan kepalanya, menjadi linglung. Bahkan berlapis-lapis pakaian yang melindunginya tak dia kenakan saat dirinya membuka pintu dan berjalan ke luar.
Ji Chuiyu mengedarkan pandangan kemudian langsung berbalik.
Qu Qingyin yang melihat Ji Chuiyu seperti itu menaikkan kepalanya untuk melihat. Dia juga tak tahan unutk mengernyit. Dengan satu jejakan kaki ringan, tubuhnya telah melayang.
Segera, sepotong baju telah terjatuh ke atas kepala Shui Suyun. Sebuah suara yang terdengar dingin merasuk ke dalam telinganya.
“Pakailah baju, apa kau mau semua orang melihat tubuhmu?”
Shui Suyun terpana mendengar kata-kata itu. Sebagian kewarasannya telah kembali. Merasa agak panic, dengan kikuk dia mengenakan pakaian tersebut lalu berbalik untuk mendapati wajah Qu Qingyin yang sedingin es.
Itu adalah ekspresi yang tak pernah dia lihat sebelumnya, dengan mata dingin bagai embun beku, menghujam langsung ke arahnya. Seolah mata itu mampu melihat seluruh organ-organ dalamnya.