The Demoness Is Not Evil - Chapter 8
Tak lama setelahnya, para pengawal dari Serikat Elang Terbang dengan protektif mengawal Shui Suyun meninggalkan Kota Hong Ye.
Berdiri di jalan, Ji Chuiyu tak bisa menahan desahannnya, “Bagaimanapun juga, bagi seorang wanita, ini terlalu kejam.”
Qu Qingyin yang berdiri di samping hanya menatapnya dingin, “Bagi dia itu kejam, lalu bagi orang lain apa tidak kejam? Kaena dia punya nyali untuk mencelakai orang lain, maka dia seharusnya juga punya nyali untuk menerima akibatnya.”
Ji Chuiyu hanya bisa menggelengkan kepala.
“Pemabuk.”
“Feng Kecil!” Ji Chuiyu berbalik untuk melihat kemunculan tiba-tiba dari Liu Feng. Wajah pria itu menampakkan ekspresi syok, “Kapan kau sampai?”
“Kemarin.”
“Kenapa kau baru muncul hari ini?” Begitu kata-kata tersebut lolos dari mulutnya, Ji Chuiyu langsung sadar dan menatap ke arah di mana orang-orang dari Serikat Elang Terbang telah menghilang. “Bagus kau tidak muncul.”
Liu Feng tertawa, dan berjalan menuju orang yang lain, “Qingyin.”
Qu Qingyin meliriknya dengan sorot dingin, lalu berbalik dan berjalan menjauh.
Liu Feng mengangkat bahunya tanpa daya.
Ji Chuiyu mendekat lalu meletakkan tangan ke bahunya seraya berkata dengan perasaan campur aduk. “Wanitamu itu benar-benar punya sifat kejam.”
“Setidaknya aku tak perlu mencemaskan dia mengalami situasi yang tak menyenangkan.”
“Kata-katamu ini, tidakkah kau berpikir kalau kau juga melindungi dengan kejam?”
Wajah Liu Feng berubah serius. Menatap ke jalanan, suaranya menjadi berat saat dia berkata, “Qingyin benar. Kalau kau sampai hati untuk mencelakai orang lain, maka kau harus menerima balasan yang setimpal. Di dunia ini pasti ada sesuatu yang disebut sebagai penghakiman Langit.”
“Apa kau tak mau mengejarnya?” Dengan main-main Ji Chuiyu memajukan bibirnya ke arah kepergian Qu Qingyin.
Liu Feng menggelengkan kepalanya, “Saat ini dia tak mau melihatku.”
“Pada akhirnya, seluruh masalah ini disebabkan karena kau menarik semua bunga persik busuk itu.” (T/N: bunga persik adalah idiom untuk cinta / romansa)
“Tak usah memikurkan hal itu sekarang. Jadi katakan padaku, bagaimana situasi di sini?”
Ji Chuiyu menyingkirkan semua tanda bermain-main dan berkata, “Tebakanmu benar, targetnya selalu adalah si penjahat itu. Dan sepertinya pemahaman dia tentang si penjahat melampaui ekspektasimu.”
Liu Feng tetap terdiam.
“Sejak kapan kau menyadari kalau dia lah yang telah memancing si penjahat agar menjauh?”
“Sejak saat kita berada di Wisma Gunung Zhong Yi.”
“Seawal itu?”
“En.” Liu Feng mengangguk, “bagaimana urusan dengan Shui Suyun ini sampai terjadi?”
Ekspresi Ji Chuiyu tampak rumit. Sebelum dia sempat bicara, pertama-tama dia mengesah, “Sebelum sampai di Kota Hong Ye, dia sudah bertemu dengan si penjahat, dan bahkan telah memasang rencana. Tujuannya adalah untuk membuat Qu Qingyin menjadi wanita milik si penjahat, dan oleh karenanya akan menyingkirkan kesempatan bagi kalian berdua untuk bersama.”
Liu Feng mengeratkan genggaman pada kipasnya.
“Nona Qu memiliki mata yang tajam dan pikiran yang jernih. Dia berhasil mendeteksi keganjilan-keganjilannya, dan seraya tetap tenang dan santai, dia melakukan semua taktik dengan sesuai, dan akhirnya menempatkan Nona Besar Shui dalam perangkap.”
Liu feng berkata yakin, “Qingyin pasti sudah memberinya kesempatan.”
Ji Chuiyu mengangguk. “Memang. Sayangnya seseorang tak tahu bagaimana menghargainya.”
“Lebih baik aku pergi dan menemuinya.”
Liu Feng memakai ilmu meringankan tubuh untuk segera mengejar Qu Qingyin. Tak lama setelahnya, dia mendapati bahwa gadis itu telah berhenti di bawah sebatang pohon dan bersandar pada batangnya. Liu Feng tak tahu apa yang sedang dipikirkannya.
“Apa yang ingin kau tanyakan padaku?” Qu Qingyin menengadah pada dedaunan rimbun di puncak pohon, berkata pelan.
“Qingyin.” Pria itu hanya memanggil namanya dengan lirih.
“Di dunia ini, tak banyak pertemuan yang kebetulan, semua kebetulan itu palsu. Targetnya selalu adalah dirimu, tapi dia bersusah payah untuk membuat pertemuan yang kebetulan denganku. Terlebih lagi aku tahu keberadaan si penjahat, jadi hanya dengan melihat tingkah lakunya, tidak bertemu dengan si penjahat adalah nyaris tidak mungkin.” Qu Qingyin mengulurkan tangan untuk memetik beberapa helai daun lalu meniupnya. “Aku sudah berusaha untuk membuatnya berhenti, tapi sayangnya, Nona Besar Shui itu benar-benar tak mengerti niat baik orang.”
Liu Feng meraih dan menariknya ke dalam pelukan. “Jangan terlalu dipikirkan, segalanya selalu bisa diselesaikan.”
Qu Qingyin menertawai dirinya sendiri, “Aku merasa kalau semakin lama aku semakin menjadi orang yang tidak baik.”
“Bukankah kau sudah pernah bilang, kau sudah berhenti menjadi orang baik selama bertahun-tahun ini?”
“Itu benar. Mungkin karena aku telah terlalu lama menjadi orang jahat , entah bagaimana aku jadi merindukan saat-saat aku pernah menjadi orang baik.” Gadis itu menoleh untuk menatap Liu Feng, “Kau sebagai seorang Pendekar dengan reputasi yang begitu terkenal, untuk bersama denganku yang selama bertahun-tahun sudah tak pernah menjadi orang baik, apa kau tak takut dengan semua gosipnya?”
“Aku tidak takut.”
“Apa kau tahu? Barusan, aku tiba-tiba punya pemikiran yang menakutkan. Hanya memikirkannya saja telah membuat seluruh punggungku merinding.”
“Liu Feng merinding dengan rasa gugup, “Apa?”
Qu Qingyin hanya menggelengkan kepala, “Mungkin aku sedang berpikir terlalu banyak. Aku benar-benar berharap kalau ini hanya karena aku berpikir terlalu banyak. Pasti karena aku berpikir terlalu banyak.”
Karena kata-kata itu telah diucapkan tiga kali, setiap kali diucapkan dengan nasa yang semakin dan semakin ketakutan, Liu Feng jadi berpikir kalau pemikiran gadis itu pasti benar-beanr mengerikan.
“Jangan tanyakan padaku tentang apa itu, aku tak berani mengatakannya.” Takut kalau begitu diucapkan, hal tersebut akan menjadi kenyataan, dan itu akan jadi jauh terlalu menakutkan.
Liu Feng mengangguk tanpa suara.
“Sejak saat ini, jangan pernah membiarkan Ji Chuiyu menjaga seseorang menggantikanmu. Dia akan menempatkanmu dalam situasi bencana.”
“Apa ada yang terjadi?”
“Kemungkinan besar dia tak berani mengatakannya padamu. Tanpa sadar dia telah jatuh ke dalam perangkap seseorang. Seandainya saja tidak demikian, si penjahat takkan bisa mendapatkan apapun.”
“Apa kau sudah mengingatkan dia?”
Qu Qingyin berkata jujur, ‘Karena pada saat itu, tiba-tiba aku ingin menjadi orang jahat.”
Liu feng menggelengkan kepalanya. Mungkin karena pada saat itu hati Qu Qingyin sedang murka, apalagi gadis itu merupakan paradox kejahatan sekaligus kebaikan, maka temperamennya tentu akan bertindak sesuai dengan sisi mana yang sedang berkuasa. Ini semua terlalu normal.
“Sekarang beritanya telah menyebar di seluruh Dunia Persilatan. Sejak saat ini, aku takut bahwa karena kita telah mendorong si anjing ke jalan buntu, anjing itu akan dengan panik melaukan apa saja yang diperlukan.” Hanya ini satu-satunya hal yang dikhawatirkan oleh Liu Feng.
“Tapi ini adalah pemecahan yang berakar dari tak punya pemecahan.’
“ Memang.” Inilah faktor yang paling tak bisa diapa-apakan.
***
Ketua Serikat Elang Terbang telah mengeluarkan sebuah pengumuman, mengundang si penjahat pada tanggal lima belas bulan sembilan, saat malam purnama, untuk melakukan pertarungan hidup dan mati di depan Seikat Elang Terbang, demi membereskan urusan di antara mereka.
Semua orang di Dunia Persilatan memuji keberanian Ketua Serikat Elang Terbang, mengambil tanggung jawab, sehingga putrinya tak perlu menghadapi beban semacam itu sendirian.
Pada saat dia mendengar berita tersebut, Qu Qingyin tengah menuangkan teh. Saat gadis itu mengangkat teko, air panas memercik ke punggung tangannya.
Liu Feng langsung memegangi tangan gadis itu, memakai kipas untuk mendinginkannya, dan berkata, “Hati-hati, air ini sangat panas.” Dipanggilnya seorang pelayan: “Pelayan, bawakan es kemari, cepatlah.”
“mengerti. Mohon tunggu, saya akan segera datang.”
Qu Qingyin menenangkan pikirannya, “Tanganku hanya tergelincir, bukan apa-apa.”
“Masih bilang bukan apa-apa. Sudah merah semua.” Alis menawan Liu Feng bertaut. Sesaat kemudian si pelayan datang membawakan es dan pria itu pun mengeluarkan sehelai sapu tangan untuk membungkus es lalu memberikannya kepada Qu Qingyin.
Qu Qingyin bertanya, “Apa yang terjadi dengan Ketua Serikat Elang Terbang?”
Mungkin dorongan untuk memanjakan putrinya.”
“Apa kau pikir si penjahat akan menampakkan diri?”
“Dalam situasi normal, orang-orang Dunia Persilatan menghargai reputasi mereka dan pasti akan menampakkan diri; tapi lain halnya dengan si penjahat. Dia juga tahu kalau saat ini, orang-orang Dunia Persilatan semua mencarinya. Menampakkan diri hanya akan membuat dirinya menjadi target semua orang.”
“Karena semua orang mengerti dengan hal ini, lalu menurutmu, kenapa Ketua Serikat Shui malah menyebarkan kabar seperti ini?”
Liu Feng tak tahan untuk menatap Qu Qingyin, dan malah melihat gaya acuh tak acuh di wajah gadis itu. “Cukup langka melihatmu berusaha mencari dasar dari sesuatu.”
Qu Qingyin tersenyum, “Sepertinya aku tak biasa menjadi penasaran.”
“Itu bagus. Keingintahuan bagi orang-orang Dunia Persilatan, belum tentu merupakan hal yang baik.”
“Sepertinya kau merasakan hal ini secara mendalam. Apa ini wawasan yang penting?” Gadis itu menyindir.
Liu Feng mengangguk dengan sangat serius, ujarnya, “Memang.”
Qu Qingyin menatapnya dnegan sorot kosong, “Kau masih belum menjawabku.”
Liu Feng berpikir sesaat lalu berkata, “Meski kalau menurut logika umum, si penjahat seharusnya tidak muncul, tapi sebenarnya aku merasa kalau kali ini dia akan keluar untuk menerima undangan pertarungan itu.”
“instingmu?”
Ya, bagaimana denganmu?”
Qu Qingyin memajukan bibir bawahnya, nada suaranya agak muram, “Aku juga punya insting itu.”
Liu Feng menatapnya, “Apa kau berencana untuk menontonnya?”
Qu Qingyin bertanya balik, “Mungkin. Apa kau tak punya rencana begitu?”
Liu Feng tertawa, “Kalau demikian ini bisa dianggap sebagai ‘kita punya hati dan pikiran yang sama’?”
Qu Qingyin menepis tangan pria itu dan merawat sendiri tangannya.
Liu Feng tak keberatan. Dituangkannya teh dan menempatkannya di sisi gadis itu.
“Apa yang terjadi?” Ji Chuiyu masuk lewat jendela dan mengangkat jubahnya untuk duduk di samping Liu Feng. Dia agak terkejut melihat Qu Qingyin duduk di sana dengan sebungkus es.
“Dia tak memerhatikan dan terkena luka bakar gara-gara air panas.”
Ji Chuiyu mengambil botol arak dari meja dan menuangkan secawan arak untuk dirinya sendiri. Setelah menghabiskan isi cawannya dalam sekali tenggak, dia berkata, “Belakangan ini jumlah wanita di jalan jadi semakin sedikit. Kalau si penjahat tak segera dimusnahkan, hari-hari semacam ini akan jadi sulit untuk dilalui.”
Liu Feng menatap temannya itu dari atas ke bawah, “Apa barusan kau tak memanjat keluar dari ranjang pengantin?”
Ji Chuiyu berkata dengan gagah, “Aku sedang mengeluh demi semua lelaki di dunia ini.”
Qu QIngyin berujar kalem, “Selama kau menjaga sabukmu tetap terikat kencang, kaum lelaki di dunia ini akan sangat berterima kasih padamu.”
Ji Chuiyu menelan arak di rongga mulutnya dengan susah payah. Dengan wajah tersedak, ditatapnya sahabatnya itu, “Apa kau tak bisa melakukan sesuatu soal mulutnya itu?”
Liu Feng tertawa saat menuangkan arak untuk dirinya sendiri. Perlahan menyesapnya dua kali sebelum berkata, “Ucapannya tak bisa dianggap salah.”
“Sebagai manusia, terkadang kau tak perlu begitu jujur.”
Liu Feng berpikir sebaliknya, “Ketidakjujuran juga tidak ada bagusnya.”
Qu Qingyin mengikuti dengan hantaman lain, “Mereka yang seperti Pendekar Ji, jelas-jelas tidak jujur.”
Ji Chuiyu mendesah, “Kalian berdua bernyanyi dengan harmonis begini, sungguh adalah ‘pasangan dengan satu hati, ketajamannya cukup untuk memotong emas’.”
Wajah QU Qingyin tetap tak berubah saat dia melanjutkan mengurus tangannya.
Ji Chuiyu memasukkan arak ke tenggorokannya, menyeka mulut, dan berkata, “Aku harus bilang, soal seni tetap bersikap tenang, kau benar-benar menakjubkan.”
Qu Qingyin menaikkan kepalanya dan membalas, “Aku sudah kena luka bakar gara-gara teh.”
“Ini, mungkinkah ini karena Nona tak bisa mempertahankan ketenangan?”
“Qu Qingyin mengangguk, “Yah.”
“Apa yang telah kau dengar hingga membuatmu begitu tidak tenang?” Ji Chuiyu penasaran.
Liu Feng menjelaskan, “Dia mendengar kalau Tuan Shui, pada tanggal lima belas bulan sembilan, saat bulan purnama, telah mengundang si penjahat untuk bertarung.”
“Urusan ini memang benar-benar telah membuat orang sulit untuk tetap tenang.” Ji Chuiyu meraih sepasang sumpit untuk mengambil makanan, lalu makan seraya berkata, “Orang-orang di luar, semuanya bertanya-tanya apakah si penjahat akan muncul saat waktunya tiba.”
“Bagaimana menurutmu?”
“Aku yakin si penjahat akan pergi.” Ji Chuiyu mengatakannya tanpa keraguan sedikit pun.
Liu Feng tertawa, “Para pendekar besar ternyata berpikir serupa.”
“Bagaimana dengan Nona Qu?”
“Meski agak sedikit dipaksakan, aku juga bisa dianggap seorang pendekar.”
“Aku harus berkata, Tuan Shui adalah pria sejati, berani mengeluarkan undangan seperti itu.” Ji Chuiyu berkata dengan penuh kekaguman.
Qu Qingyin mengerang.
Liu Feng menatap gadis itu, “Qingyin punya pendapat lain?”
Tatapan gadis itu terarah pada jalanan di bawah. Suaranya dingin saat berkata, “Seorang ayah yang benar-benar mencintai putrinya takkan melakukan hal semacam itu. Ini tak ada bedanya dengan sebilah pedang yang mengarahkan gadis itu pada kematian.”
Ji Chuiyu tak tahan untuk bertanya, “Kalau dia tak melakukan ini, bagaimana bisa dia menuntut keadilan atas nama putrinya?”
“Ada banyak cara untuk membunuh seseorang, ilmu beladiri tak selalu mewakili kemampuan, terutama pda saat-saat di mana si penjahat merupakan musuh bersama. Tak perlu baginya membuat undangan pertarungan sebesar itu. Suatu pertunjukan yang dilakukan dengan berlebihan hanya akan terlihat palsu.”
Liu Feng menahan dirinya di tempat, menggerakkan kipas di tangannya, dan tetap diam.
“Apa ini prasangkamu terhadap Tuan Shui?”
Aku hanya mengucapkan kenyataan secara apa adanya.”
“Tuan Shui adalah pria yang murah hati dan terus terang. Dia, bagaimanapun juga, dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat.” Ji Chuiyu tak bisa menahan diri untuk membela orang yang dibicarakan.
“Terus kenapa?”
Dihadapkan pada pertanyaan gadis itu, menyentuh langsung intinya, Ji Chuiyu tiba-tiba tak tahu harus bilang apa.
Liu Feng menyela tepat waktu, “Apa kalian berdua saling memiliki dendam di kehidupan lampau? Selalu saling bertentangan seperti ini.”
Ji Chuiyu tertawa keras-keras, dengan main-main mengedipkan mata, dan berujar, “Di antara kami berdua, bisa dibilang kalau musuh ditakdirkan untuk bertemu. Feng Kecil, apa kau cemburu?”
Liu Feng mengulurkan tangan dan menarik orang di sisinya ke dalam pelukan, menempatkan gadis itu di atas pangkuannya. Tertawa-tawa dia berkata, “Kalau kalian seperti itu, aku hanya bisa merasa cemburu.”
Sejah awal sampai sekarang, bola daging yang ada di sumpit Qu Qingyin tidak berguncang sedikit pun. Gadis itu berpaling untuk menatap Ji Chuiyu, lalu dengan tenang dan terkendali memasukkan bola daging itu ke dalam mulutnya.
Ji Chuiyu menatap nanar untuk sesaat, lalu tiba-tiba mengisi cawn araknya dan menaikkan ibu jarinya pada gadis itu, “Nona Qu, aku benar-benar menyerah padamu.” Ekspresi dan sikap Qu QIngyin benar-benar tak berubah sedikit pun.
Sekejap kemudian, tangan kiri QU QIngyin mencabut jepit rambut dari kepalanya, lalu secepat kilat dia menusuk paha seseorang.
Kipas Liu Feng terbuka, menahan jepit rambut itu. Tersenyum pahit dia berkata, “Aku salah, apa itu tak cukup?”
Qu Qingyin menatapnya dengan sorot dingin.
Liu Feng memegangi jepit rambut di tangannya dan memasangkannya kembali ke rambut Qu Qingyin. Dengan jujur dan tulus mendudukkan gadis itu kembali ke tempat duduknya semula, Liu Feng kemudian berdiri dan berkata sungguh-sungguh, “Maafkan aku.”
Ji Chuiyu melirik jepit rambut pemberian Nyonya Besar Guan di rambut Qu Qingyin. Sudut bibirnya berkedut saat pria itu menundukkan kepala untuk berkonsentrasi meminum araknya.
Qu Qingyin mencabut kembali jepit rambut itu dan berkata dingin, “Jepit rambut ini, sekarang mungkin aku menyukainya, tapi itu tak berarti kalau aku akan terus menyukainya seumur hidupku. Apa kau mengerti?”
Wajah Liu Feng sedikit berubah. Dia mengeratkan genggamannya pada kipas. “Qingyin – “
Qu Qingyin menatap jepit rambut di tangannya, matanya terlihat agak kompleks.
Liu Feng sekali lagi mengambil jepit rambut dari tangan gadis itu lalu memasangkannya kembali ke rambutnya. Digenggamnya ringan tangan Qu Qingyin dan mengesah keras-keras. “Jangan marah.”
Qu Qingyin juga mendesah, membalikkan tubuh, setengah menyandarkan diri ke tepi jendela, dan memandangi pejalan kaki yang berlalu lalang di jalanan.
Liu Feng dan Ji Chuiyu saling bertukar pandang, kemudian melanjutkan minum dan makan sesuka hati, dengan bijak membiarkan gadis itu tak terganggu.
Karena mereka sama-sama menyadari, pada saat ini, Qu Qingyin sedang berada dalam suasana hati yang sangat sangat buruk. Satu provokasi kecil saja sudah cukup untuk membangkitkan api yang mengerikan.
Cahaya rembulan memoles tanah, seakan seluruh daratan berselimutkan salju.
Bulan baru menggantung di langit bagai kaitan, wanita cantik di depan jendela bagai lukisan.
Sehelai jubah jatuh di bahunya, dan sepasang tangan besar mendarat di atasnya, menarik si wanita ke dalam pelukan. Mengesah, pria itu berkata, “Suasana hatimu hari ini sepertinya tidak baik.”
“Aku tak mau membicarakan soal itu.”
Liu Feng menggelengkan kepalanya, “Kalau kau tak ingin mengatakannya, aku takkan bertanya lagi. Kalau kau ingin membicarakannya, maka aku akan mendengarkan semuanya.”
Qu QIngyin menatap bulan baru dan menjulurkan tangannya ke luar. “Buan hari benar-beanr indah.” Kalau hati seseorang bisa secerah dan sejernih sinar bulan, betapa menakjubkan hal itu jadinya.
“Tak peduli seberapa indahnya rembulan, kau tak boleh melewatkan tidurmu. Sudah larut malam, tidurlah. Besok kita masih harus melakukan perjalanan.”
“Kau tidurlah duluan, aku ingin tetap di sini sebentar lagi.”
Liu Feng mendesah, “Kalau kau tak tidur, apa kau sungguh berpikir kalau aku bisa?”
Qu Qingyin tetap diam untuk sesaat. “Apa kabar dari Ji Chuiyu bisa dipercaya?”
“Kalau berurusan dengan mengumpulkan informasi, dia memang punya keahlian itu. Apa ada sesuatu yang ingin kau tanyakan padanya?”
Qu Qingyin agak meragu.
Liu Feng menyadari keraguannya, maka menambahkan, “Mulutnya juga sangat rapat.”
Gadis itu berpaling padanya.
“Hanya saja, apa kau benar-benar ingin aku menanyakan sesuatu padanya saat ini juga?”
Alis Qu Qingyin berkedut.
Liu Feng mengeratkan lengannya di sekitar Qu Qingyin, mengesah saat berkata, “Jangan pergi, atau aku akan benar-benar jadi cemburu.”
“Kau jelas-jelas tahu kalau aku tak suka laki-laki seperti Ji Chuiyu.”
“Terkadang, orang jelas-jelas tahu suatu hal tapi masih tak mampu mengendalikan perasaan mereka sendiri. Ini adalah sesuatu yang aku tak bisa kendalikan.”
“Kau tak kelihatan seperti seorang laki-laki yang pencemburu.”
“Semua laki-laki pasti bisa cemburu.”
Tangan Qu Qingyin berada di atas bingkai jendela. Perlahan dia mendesah, “Tapi, aku tak bisa menahan pertanyaan yang ada dalam hatiku. Aku hanya tak bisa tenang.”
Liu Feng berkata sungguh-sungguh: “Kenapa kau tak mau bertanya padaku? Mungkin saja aku punya jawaban atas hal yang ingin kau ketahui.”
Qu QIngyin masih ragu-ragu.
Liu Feng beralih dari memeluk gadis itu dari belakang, dan memutar tubuh Qu Qingyin ke dalam pelukannya, berkata di telinga, “Kita sudah menjadi orang terdekat satu sama lain di dunia ini, kau tak perlu berjaga terhadapku.”
“Aku hanya khawatir.”
“Khawatir?” Liu Feng terbengong-bengong.
Qu Qingyin mengangguk. “Kalau kau bisa cemburu, maka apa mungkin aku bahkan tak mampu merasa khawatir kau takkan lagi menyukaiku?”
“Apa ini ada hubungannya dengan apa yang ingin kau ketahui?”
“Ya.” Gadis itu menjawab dengan begitu serius.
“Benar-benar tak bisa memberitahuku?”
“Meski cepat atau lambat kau akan tahu, tapi, aku masih berharap kau akan jadi orang terakhir yang tahu.”
“Kenapa?”
“Karena – “ Qu Qingyin menundukkan kepalanya, “Meski demikian, entah mati cepat atau mati tua, hasil akhirnya mungkin sama, tapi ada perbedaan pada waktu. Kalau datangnya belakangan, maka mungkin situasinya akan jadi lebih baik.”
“Itu masuk akal.”
“Tapi,” kata-kata Qu Qingyin berbelok lagi, “Tergantung pada situasinya, terkadang lebih cepat lebih baik daripada belakangan.”
“Qingyin – ah, kau itu berpikir terlalu banyak, ini tak seperti dirimu sama sekali.”
Qu Qingyin menaikkan tangannya dan memijit bagian di antara alisnya, terdengar agak gelisah, “Aku tak keberatan kalau orang-orang membicarakanku sebagai orang jahat, iblis betina, tapi….”
Liu Feng memotong perkataannya, “Bahkan meski kau adalah iblis betina, aku akan tetap menyukaimu.”
Qu Qingyin melepaskan alisnya dan memakai tangannya untuk menutupi mulut. Dia mengernyit, “Dulu Guru pernah berkata, orang jahat juga punya sifat yang cukup jahat, binatang yang selalu dicela oleh manusia. Kalau kau bahkan tak bisa dipertimbangkan sebagai binatang, maka kau benar-benar bisa menunggu disambar petir.”
(T/N: Binatang juga bisa mengacu pada manusia yang bertingkah tidak manusiawi)
Tangan Liu Feng menyelusup ke dalam pakaian Qu Qingyin, suaranya rendah, “Saat ini juga, aku ingin menjadi binatang terhadapmu.”
Qu Qingyin mengulurkan tangan untuk menyingkirkan tangan mesum pria itu. Dia mencela, “Aku ini serius.”
“Aku juga serius.”
“Kau sudah tak punya integritas. Serius? Kau sama seriusnya dengan hantu.”
Sudut mata Liu Feng menampakkan tawa. Pada akhirnya, gadis itu tetap melontarkan tatapan sibuk padanya, hanya kata-kata tak terkendali dan menyegarkan semacam itu yang paling cocok untuk Qu Qingyin.
“Berhenti mengacau. Cepat lepaskan aku, atau aku akan benar-benar marah.”
Liu Feng menekankan punggung Qu Qingyin pada jendela, tangannya berada di pinggang gadis itu. Tersenyum ke dahi si nona, dia berkata dengan suara rendah yang mengandung godaan, “Mengenai urusan orang lain, kenapa kita harus peduli? Benar kan?”
“Bagaimana kalau itu tidak benar-benar bisa dianggap sebagai urusan orang lain?”
Liu Feng mengekspresikannya dengan acuh tak acuh, “Selama kau aman dan selamat, maka hal itu tak penting untuk dipikirkan.”
“Liu Feng.” Qu Qingyin memanggilnya lirih.
“En?” Liu Feng siap mendengarkannya.
“Saat membuat komentar sesaat, pria yang tak berprinsip itu paling menggemaskan.”
“Lalu menikahi pria yang sedemikian menggemaskan, bukankah itu adalah ide yang sangat bagus?”
Qu Qingyin tak langsung menjawabnya, hanya hanya mengulurkan tangan untuk menggantungkan lengannya ke sekeliling leher pria itu.
“Apa ini berarti kau setuju?” Liu Feng menaikkan alisnya.
“Aku masih belum memikirkannya masak-masak.”
“Haruskah begini lama? Sekarang kukatakan padamu, aku sangat keras kepala.”
“Kalau kau menikahiku sekarang, dan menyesal kemudian, maka bukankah aku akan menjadi istri yang ditinggalkan? Daripada membiarkan hal itu terjadi, maka lebih baik tidak menikah dulu.”
Liu Feng mendesah, “Kalau kau seperti ini, bukankah aku secara mendasar telah menjadi tertuduh?”
Qu Qingyin tetap serius seperti biasanya, berkata, “Lalu bagaimana kalau menjadi seorang pria tua jomblo?”
Liu Feng mengangkatnya dengan satu tangan dan berujar, “Menjadi seorang pria tua jomblo, aku takkan mau. Harmoni yin dan yang adalah prinsip yang benar.”
“Sudah kuduga, Guru benar. Membuat seorang laki-laki tetap semurni kumala itu jauh lebih sulit daripada membuat mereka jadi tidak setia.”
“Kau salah kalau bilang begitu, aku ini selalu hanya milikmu.”
“Kesetiaan sesaat itu mudah, kesetiaan seumur hidup tidak semudah itu.”
“Apa kau mengharapkan itu?”
“Semua wanita mengharapkan itu.”
Liu Feng menurunkannya ke atas ranjang, merundukkan kepala untuk mengecup bibirnya, dan berkata, “Aku hanya berharap kalau kesetiaanku bisa membuatmu tetap di sisiku selamanya.”
“Lalu kenapa kita tak mencobanya?”
Liu Feng tertawa, meraih, dan kemudian melemparkan pakaian Qu Qingyin dari ranjang. Lalu dia menekankan tubuhnya sendiri di atas tubuh lembut gadis itu. “Baiklah, mari kita cona.”
Tirai tipis jatuh perlahan, menutupi ranjang yang sarat dengan musim semi.
Qu Qingyin terengah di bawah pria itu, berkata, “Ada yang bilang, saat hari bersalju, tanpa memakai paying, dua orang yang berjalan lurus ke depan, akan bisa terus bersama hingga tua dengan rambut memutih.”
“Bergandengan tangan, kita menua bersama, dengan rambut memutih, tak pernah berpaling satu sama lain.” Liu Feng menatap ke dalam matanya, dengan tulus mengucap janji.
Qu Qingyin tersenyum, dengan lembut membuka bibir merahnya, dan menjawab dengan satu kata, “Ya.”
Tepat pada saat ini, ada gerakan tiba-tiba di halaman.
Liu Feng melirik ke balik tirai. “Haruskah kita keluar dan memeriksa?”
“Rembulan menggantung di atas kita, orang-orang bertemu setelah senja. Kau mau aku keluar untuk melihat dia ketemuan dengan seseorang?”
“Si Hidung Belang Ji Chuiyu, benar-benar tak ada wanita yang tidak dia sukai.”
“Dia bisa pergi bertemu dengan wanita cantiknya, kita juga seharusnya tak membiarkan malam yang menakjubkan ini terbuang sia-sia….”
Keesokan harinya, mereka menunggu orang yang pergi mencari kesenangan di malam hari, Ji Chuiyu, namun ternyata hanya menunggu kabar bahwa untuk sementara ini dia tak kembali. Maka mereka pun hanya bisa melanjutkan perjalanan tanpanya.
Beberapa hari kemudian, kereta kuda yang mereka gunakan untuk melakukan perjalanan, sekali lagi menyambut kedatangan si pria hidung belang.
Udara di sekitar Ji Chuiyu saat ini sarat dengan bau alkohol. Pria itu terus menerus menguap, bahan wilayah di sekitar matanya menjadi agak kebiruan. Duduk di seberangnya adalah Liu Feng, yang berbanding terbalik dengan kawannya, tampak begitu bersemangat, wajah begitu bersinar-sinar.
Qu Qingyin duduk di samping, memegang palu untuk kenari. Ji Chuiyu dengan penasaran bertanya, “Kau jelas-jelas bisa menghancurkannya dengan mudah hanya dengan satu gerakan, ajdi kenapa bersikeras memakai palu?”
“Kalau aku punya palu, kenapa aku tak boleh memakainya?”
Itu adalah jawaban yang bagus. Lagipula, palu emas kecil di tangan gadis itu sangat spesial, indah dan ringkas.
Ji Chuiyu mendapati bahawa Qu Qingyin sepertinya sering memiliki beberapa macam aksesoris atau mainan yang indah, benda-benda semacam itu takkan bisa ditemukan di pasar. Hal ini membuatnya sangat tertarik dalam menyelidiki identitas dan dari latar belakang macam apa gadis itu berasal. “Aku dengar dari Feng Kecil, kau punya sesuatu yang ingin kau tanyakan padaku?”
Qu Qingyin menghentikan gerakan memalunya dan menengadah untuk menatap sekilas apda Liu Feng. “Awalnya memang ada.”
“Artinya sekarang ini, sudah tidak ada?”
“Kita sudah tidak jauh dari Serikat Elang Terbang. Aku bertanya atau tidak, sudah tak lagi penting.”
Pada saat ini, Liu Feng menyela dengan sebuah tawa, “Di mana kau, si hidung belang ini, telah bermain-main beberapa hati belakangan ini, sampai-sampai membuat dirimu sendiri berada dalam posisi yang memalukan begini?”
Ji Chuiyu tak tahan untuk mendesah keras-keras lalu menaikkan kepalanya untuk menatap tirai. “Di dunia ini, makhluk hidup yang namanya wanita, adalah yang paling sulit untuk dimengerti.”
Qu Qingyin secara terang-terangan melontarkan sorot tak setuju padanya.
Liu Feng berkomentar, “Saat bicara, lebih baik kau memikirkan kata-katamu dengan seksama lebih dahulu.”
Dengan was-was Ji Chuiyu menata Qu Qingyin, hanya untuk mendapati kepala gadis itu diturunkan saat dia berkonsentrasi menghancurkan kenari. Jauh di dalam hati, pria itu menghela napas lega dengan berat.
Tepat saat ji Chuiyu telah menenangkan hatinya, Qu Qingyin, tanpa mengangkat kepala, berkata, “Dua mata itu kelihatan sangat simetris. Kendali kekuatan si pelaku memang sangat menakjubkan.”
Liu feng meledak tertawa, memalingkan wajahnya sedikit untuk melihat wajah sahabatnya itu. Wajah dari seseorang yang telah memiliki rahasia memalukan pun terbongkar.
Ji Chuiyu tertawa pahit, “Nona Qu benar-benar suka bicara apa adanya.”
“Karena ujaran kebenaran adalah yang termudah untuk dikatakan.”
Ji Chuiyu mengambil poci teh dari atas meja dan menenggaknya beberapa tegukan, tampak agak muram. Liu Feng melihat raut wajahnya dan tahu bahwa ada sesuatu yang lebih jauh dalam urusan ini. Dia tak tahan untuk mengedutkan alisnya, dalam diam menunggu sahabatnya itu untuk bicara.
Tatapan pertama Ji Chuiyu jatuh pada Qu QIngyin, lalu dia pun membuka mulutnya untuk berkata: “Dendam Tuan Shui dari Serikat Elang Terbang terhadap si penjahat sudah dimulai sejak sembilan belas tahun yang lalu.” Dia berhenti. “Katanya Nyonya Shui lah yang telah membuang suaminya dan mengabaikan putrinya demi menikah dengan kekasih barunya.”
Liu Feng menyelesaikan, “Dan si kekasih baru itu adalah si penjahat.”
Qu Qingyin memukulkan palunya, menghancurkan satu kenari lagi. Dengan tenang dan terkendali dia berkata, “Si penjahat dulunya juga adalah seorang pemuda cantik yang elegan, bisa menggoda seorang wanita yang telah menikah itu tidak sulit.”
Ji Chuiyu mengangguk setuju. “Bahkan sekarang, penampilannya tak menunjukkan usianya.” Hanya saja ketampanan itu memiliki sedikit ketidaksenonohan feminine.
“Dia melatih energy yin dan yang bersamaan, untuk bisa mempertahankan kemudaan semacam itu, tidaklah sulit.” Qu Qingyin berkata dengan nada yang begitu tawar.
Liu Feng membantunya memunguti kenari dan meletakkannya pada piring di atas meja. Dia terkekeh dan berkata, “Kau mengatakan itu, membuatnya terdengar seperti kau sebelumnya pernah melihat si penjahat saat masih muda.”
Qu Qingyin berkata dalam nada apa adanya, “Aku tahu saja.” Guru dulu pernah melukiskan penampilan si penjahat itu agar dia bisa mengenalinya. Orang itu benar-benar tampak seperti seorang pria terhormat dengan keeleganan tanpa tanding.
“Bagaimana kau tahu?”
Qu Qingyin menatapnya, menundukkan kepala, dan tersenyum, “Guru dulu pernah secara khusus melukiskan satu gambar wajahnya untukku, agar aku bisa membuka mataku lebar-lebar dan tahu agar jangan sampai aku memberikan hatiku pada orang yang salah. Di dunia ini, beberapa lelaki mungkin memiliki penampilan tulus, tapi kau sungguh tak pernah boleh jatuh hati padanya.”
Ji Chuiyu merasa terlalu penasaran, “Siapa sebenarnya Gurumu ini?” Sebenarnya Guru aneh macam apa yang mampu mengajari seorang murid seaneh Qu Qingyin?
“Tak lebih dari seorang pria tua jahat.” Qu Qingyin meliriknya, “Bukankah Ji Chuiyu si hidung belang hanya tertarik pada wanita? Sejak kapan kau juga tertarik pada seorang pria tua jahat?”
Ji Chuiyu tak sanggup berkata-kata. Hanya setelah menenangkan diri lah dia kemudian berkata, “Penampilan Feng kecil juga lebih condong pada sisi tulus, jadi kenapa kau masih menyukainya?”
Qu Qingyin balik bertanya, “Apakah dia adalah penjahat mesum?”
Ji Chuiyu mengelus dagunya sendiri dan berkata dengan penuh pertimbangan, “Kalau dilihat dari satu cara tertentu, dia juga bisa dianggap sebagai penjahat mesum.”
Qu QIngyin tetap tenang dan santai. “Sesuai dengan aspek ini, kau jauh lebih hebat dari dia. Karenanya aku takkan pernah menyukaimu.”
Ji Chuiyu merasa yakin kalau dirinya baru saja menerima sesuatu yang disebut dengan tusukan dari belakang.
Liu Feng tertawa saat menuangkan teh.