The Glass Maiden - Chapter 5
Kedua murid itu berlari ke arah mereka dan berkata, “Kupikir aku baru saja melihat Guru Yinghong mengikuti Ketua Sekte dan Ibu Guru pergi ke Aula Turnamen Tusuk Rambut Bunga. Ke mana Guru Yinghong memberimu pesan ini?”
Zhong Mingyan berkata dengan seulas senyum tegas, “Tapi itu adalah pagi ini. Hanya saja aku ada hal lain yang harus diurus, dan karenanya jadi tak punya waktu untuk pergi mencari Ibu Guru.”
Kedua murid itu berkata, “Kalau memang begitu, maka kau tak perlu masuk. Karena Ibu Guru dan Guru Yinghong sama-sama ada di Aula Turnamen Tusuk Rambut Bunga, aku yakin mereka sudah mengatakan apa yang ingin mereka katakan. Para Kepala Sekte dan Tetua dari semua sekte besar ada di dalam, jadi kau tak boleh mengganggu mereka.”
Zhong Minyan menimbang-nimbang ribuan kali, namun tak bisa memikirkan alasan apa pun, jadi dia pun berbalik dan hendak pergi. Tetapi Linglong berkata dingin, “Aku tak tahu apakah ini benar atau salah. Tapi kalau Bibi Hong bisa mengatakan sendiri hal ini kepada ibuku, kenapa Beliau perlu menyuruh kami untuk mengirimkan pesan? Ini saja kau tak mengerti, kau harus diberitahu!”
Saat mereka mendengar kata-kata Linglong, mereka pun jadi marah. Setelah memikirkannya, mungkin sesuatu yang tak menyenangkan telah terjadi di antara Guru Yinghong dan istri dari Kepala Sekte, dan sebagai putri dari sang Ibu Guru, Linglong sedang menyampaikan pesan di antara mereka. Hal ini bukannya tidak lazim. Di antara wanita, selalu ada hal-hal yang merepotkan, dan mereka suka membengkokkan aturan tanpa penjelasan, bahkan orang seberpengaruh dan seterpelajar istri dari Kepala Sekte serta Guru Yinghong juga tidak kebal atas perilaku ini.
Memikirkan tentang hal ini, kedua murid itu pun harus berjalan menjauh kembali, dengan ragu membiarkan mereka lewat.
Barulah hingga mereka telah melewati Teras Kumala, melalui pintu depan, dan tiba di halaman belakang, Zhong Minyan meledak tertawa, mengetuk kepala Linglong dan berkata, “Kau itu benar-benar gila! Guru Yinghong belum pernah melakukan apa-apa padamu, dan kau sudah membuatnya membawa kuali hitam*.”
(T/N: Mendapat prasangka buruk)
Linglong merengut dan berkata marah, “Siapa suruh mereka memakai bulu ayam sebagai anak panah? Memangnya kenapa dengan pemungutan suara? Tak ada yang perlu membuat malu, seperti pencuri saja. Apa lagi yang bisa kita lakukan?”
Di tengah-tengah percakapan, Aula Tusuk Rambut Bunga pun telah terlihat. Meski disebut sebagai aula, pada kenyataannya tempat itu adalah sebuah menara. Di depannya terdapat hutan bambu, dan selengkung sungai kebiruan. Bangau-bangau ramping yang putih elegan sedang mencari makanan dan beristirahat di perairan berdua-dua atau bertiga-tiga. Teras Kumala dijaga dengan sangat ketat, dan sebenarnya tak ada seorang pun di depan Aula Tusuk Rambut Bunga.
Zhong Minyan melihat kalau Linglong sudah akan berlari ke dalam, dand ia pun bergegas menghentikan gadis itu dan berkata, “Kita tak boleh mengganggu mereka. Ayo kita bersembunyi saja di bawah jendela dan menguping.”
Setelah berkata demikian, mereka berdua pun berjalan mengendap ke jendela di sisi sayap barat. Jendelanya terbuka dan aroma elegan dari teh menyebar lewat celah dan aromanya sangat harum.
Mereka mendengar seseorang berbicara di dalam. Orang itu adalah Kepala Sekte Shaoyang, Chu Lei.
“… Untuk pemungutan suaranya, haruskah kita mengikuti aturan dari tahun-tahun sebelumnya? Harap tuliskan nama kalian pada tongkat bambu, dan kemudian istri kepala akan menariknya. Lima nama pertama akan bertanggungjawab untuk memetik bunga*.”
(T/N: maksudnya menangkap siluman yang akan dipakai dalam puncak tunamen)
Lima nama pertama akan memetik bunga? Linglong tak bereaksi selama sesaat. Zhong Minyan tanpa suara membentuk kata ‘Siluman’ dengan mulutnya. Linglong pun langsung menyadari bahwa ini adalah pemungutan suara untuk menangkap siluman yang merupakan acara utama.
Begitu Chu Lei selesai berbicara, dia mendengar sebuah suara parau tertawa, “Kepala Sekte Chu begitu pelit. Bahkan bila Turnamen Tusuk Rambut Bunga diadakan di Sekte Shaoyang Anda, bahkan pemungutan suaranya juga akan ditarik oleh istri Anda. Aku tak tahu apakah hal ini benar.”
Chu Lei menjawab dingin pada orang ini tanpa sedikit pun perubahan pada ekspresinya. Dia hanya tersenyum, “Kata-kata Tuan Song begitu serius, tapi pemungutan suaranya telah diatur dengan jujur. Istriku tidak berada di antara para kandidat untuk pemungutan suaranya, jadi dia bisa menarik undian. Kalau Anda pikir hal ini tidak pantas, Anda boleh merekomendasikan orang lain untuk menarik undian, dan takkan ada keberatan.”
“Kami semua adalah tamu, dan para tamu tak bisa begitu saja berbuat sesukanya, mana bisa ada keberatan! Ayolah! Cepat tarik undiannya! Mari selesaikan upacara ini lebih awal lalu pulang untuk tidur!” Setelah jeda sesaat, dia lantas berkata, “Ini tak termasuk untuk Sekte Shaoyang, tentu saja. Pada beberapa kali terakhir para pemetik bunga dari sekte-sekte lain bahkan tak mendapat kesempatan, jadi kali ini mari jangan lupakan mereka!”
Saat Chu Lei mendengar kata-katanya, orang ini ternyata berani menuduh Sekte Shaoyang telah berbuat curang demi keuntungan dan nama baik pribadi. Dia pun marah. Dia sudah akan balas mengatakan sesuatu ketika sebuah suara yang dalam dari arah sudut berkata, “Tuan Song, tak perlu gelisah. Apa Anda pikir mereka takkan membiarkan Anda pergi tepat pada waktunya? Anda sangat senior dan merupakan murid yang kuat dari Sekte Xuanyuan, dan karena Anda sepertinya tak tertarik untuk memetik bunga, kenapa Anda tak memberi kesempatan pada Pulau Fuyu?”
Song Dao tersenyum muram, namun berhenti bicara. Chu Lei juga tersenyum dan tak mengucapkan sepatah kata pun. He Danping menyerahkan tongkat-tongkat bambu kepada semua orang dan berkata seraya tersenyum, “Silakan tulis nama kalian pada tongkat-tongkat ini dan masukkan ke dalam keranjang bambu besar itu. Lima nama yang ditarik akan harus pergi dan memetik bunganya.” Wanita itu tersenyum ramah, seakan dia tak mendengar satu pun komentar Tetua Song Dao sebelumnya.
Linglong tak bisa mendengar dengan jelas dan ingin sedikit mengangkat kepalanya. Zhong Minyan buru-buru menariknya turun dengan lembut, dan berkata dengan suara pelan, “Jangan bergerak, di dalam adalah semua kultivator hebat. Berhati-hatilah jangan sampai ketahuan. Sekarang kutanya padamu, apa itu Lima Sekte Besar di dunia?”
Zhong Minyan takut kalau Linglong akan jadi terlalu penasaran dan ketahuan mengintip, jadi dia pun mencari sesuatu untuk mengalihkan perhatian gadis itu. Sudah barang tentu, Linglong menggelengkan kepalanya dan berkata penuh kemenangan, “Kau bahkan tak tahu soal ini? Biar kukatakan padamu. Lima Sekte Besar adalah Puncak Shaoyang di Dataran Tengah, Sekte Xuanyuan di Nanshan (T/N: Nan = Selatan), Pulau Fuyu di Beiyang (T/N: Bei = Utara), Lembah Dianjing di Rimba Barat, dan Istana Lize di Laut Timur. Masing-masing dari Lima Sekte Besar ini memiliki sejarah yang panjang, banyak murid, dan orang-orang dari seluruh dunia berkumpul ke tempat mereka. Hanya saja akhir-akhir ini Sekte Xuanyuan telah menunjukkan tanda-tanda penurunan, dengan jumlah murid semakin berkurang dari tahun ke tahun. Akan tetapi, mereka masih tak boleh diremehkan. Istana Lize adalah sekte baru yang baru muncul dalam lima puluh tahun terakhir. Sekarang mereka telah mendapatkan momentum dan tampaknya ingin menyamai posisi Puncak Shaoyang. Tapi kupikir orang-orang di istana itu semuanya sangat aneh… kita tak tahu apakah mereka adalah pria atau wanita… kita sudah mengenal Pulau Fuyu dan Lembah Dianjing, apa aku perlu mengatakan lebih banyak padamu?”
Zhong Minyan mengangkat alisnya, tersenyum, dan berpura-pura menganggukkan kepalanya lagi dan lagi, kemudian berkata lirih, “Jangan bilang apa-apa lagi. Ingat, saat kita pergi ke Pulau Fuyu dua tahun yang lalu? Aku tak menyangka kalau ada lautan bunga seindah itu di sebuah pulau kecil. Tetapi, begitu Nyonya dari pulau itu keluar, semua bunga tersebut langsung kehilangan warna mereka….”
Linglong memicing ke arahnya, “Bagus ya, jadi kalian para shixiong memerhatikan hal ini dalam kehidupan sehari-hari kalian! Aku akan bilang pada ayah bahwa pikiran kalian telah teralihkan, dan bahwa gadis-gadis cantik tidak membantu kalian berlatih!”
Zhong Minyan tahu kalau gadis itu sedang bercanda, dan tidaklah mudah untuk bermain dengannya, jadi dia hanya bisa tersenyum dan berkata, “Juga, siapa orang yang memandangi lebih lama daripada aku?”
Linglong mendesah, “Sungguh, aku tak pernah melihat ada orang yang lebih rupawan daripada dia….” Setelah berkata demikian, Linglong menolak untuk menerimanya, jadi dia merengut, “Kecuali ibuku, tentu saja!
Zhong Minyan dengan sengaja ingin menggoda Linglong, jadi dia berpura-pura bersandar pada ambang jendela dan mengintip ke dalam, berkata, “Kalau begitu aku akan lihat apakah kali ini sang Nyonya telah datang, dan memandangi dia sampai aku merasa cukup puas.”
Linglong terkikik dan buru-buru mendorongnya, berkata, “Hati-hatilah jangan sampai para tetua dari Lembah Dianxing menyeretmu keluar dan menghajarmu!”
Sebelum Linglong bisa menyelesaikan kalimatnya, dia mendengar sebuah suara “Huh” dari dalam. Mereka begitu ketakutan sehingga meringkuk di bawah ambang jendela dan menunggu dengan napas tertahan, tak berani bergerak.
Jadi, semua orang sudah melemparkan tongkat bambu dengan nama mereka ke dalam keranjang bambu. Saat mereka tiba di depan Song Dao, tetua itu tak bergerak, hanya menaruh bilah bambu itu di tangannya dan menekuknya menjadi beragam bentuk.
He Danping tersenyum dan bertanya, “Apa Tuan Song belum selesai menuliskan namanya?”
Song Dao menggelengkan kepalanya dan berkata dengan suara ganjil, “Sebagai tamu dari Sekte Xuanyuan, kurasa aku tak seharusnya mengatakan apa-apa. Tetapi karena Sekte Shaoyang adalah penyelenggara dari acara Memetik Bunga, mereka tak seharusnya menyembunyikan rahasia mereka. Apa gunanya bila pertama-tama memberikan suara kita saat ada dua anggota lain dari Sekte Shaoyang yang namanya tidak berada dalam tongkat-tongkat ini?”
Ekspresi He Danping sedikit berubah, dan dia pun berkata, “Saya tak tahu apa yang Tetua Song maksudkan? Tujuh Cabang dari Sekte Shaoyang semuanya ada di sini, saya ingin tahu siapa dua orang yang Tuan Song bicarakan?”
Song Dao mencibir, “Jadi ternyata bukan murid dari Sekte Shaoyang! Maka pasti adalah tikus pengintip! Mari kita lihat siapa yang sedemikian beraninya!”
Lengan baju melambai pelan, dan lengan baju itu lalu melontarkan belasan berkas energi pedang yang dingin, bercampur suara lolongan, menghantam tepat ke ambang jendela di mana Linglong dan Minyan bersembunyi. Jurus ini bernama Lengan Baju Puluhan Ribu Pedang, dan merupakan salah satu ilmu paling hebat dari Sekte Xuanyuan. Kerumunan pun dibuat terkejut oleh ilmunya yang kuat.
Tepat saat dinding itu sudah akan dihancurkan oleh energi pedang, kelebatan warna kelabu memelesat lewat seperti petir, benar-benar mampu mendahului energi pedang itu. Dinding Aula Bunga pun dihantam hingga hancur berkeping-keping oleh energi pedang tersebut, dan asap serta debu pun bergulung naik.
Wajah Song Dao tampak pucat, dan butuh waktu lama baginya untuk menyeringai dan berkata, “Anda patut menjadi Kepala Sekte, Tuan Chu, fisik yang bagus dan kemampuan yang bagus!”
Song Dao menatap pria yang bagaikan dewa di tengah asap, yang tak tergores sedikit pun, dan wajahnya memasang ekspresi biasa, seakan sedang berjalan-jalan di kebun. Chu Lei sedang memegangi kedua anak tersebut, Linglong dan Zhong Minyan, yang tampak begitu pucat hingga nyaris jadi biru.
He Danping begitu gembira saat dia melihat bahwa putrinya selamat, sehingga dia bahkan lupa untuk menyalahkan orang yang bertanggungjawab telah membahayakan gadis itu, dan menghambur ke arah Linglong, membelai leher putrinya itu dan bertanya, “Apa kau baik-baik saja? Ada luka tidak?”
Linglong begitu syok sehingga dia bahkan tak mampu mengucapkan sepatah kata pun dengan bibir bergetarnya, dan He Danping begitu cemas sehingga dia buru-buru membawa gadis itu ke samping untuk menenangkannya. Zhong Minyan yang ada di sebelahnya tidak seberuntung itu. Saat dia melihat Chu Lei menatap kosong pada dirinya, dia pun terpaksa berlutut, dan hanya berbisik, “Guru….”
Chu Lei mengernyit, dan berkata dengan suara dalam, “Bangun, pertama-tama pergilah ke samping! Aku akan bicara soal ini nanti.”
Jantung Zhong Minyan merosot, mengetahui bahwa setelah pemilihan suara, Guru pasti akan menyelidiki urusan ini. Linglong paling-paling akan dimarahi, sementara dia takut dirinya akan harus pergi ke Gua Mingxia selama beberapa waktu, seperti Xuanji.
Saat dia memikirkan tentang Xuanji, Zhong Minyan tiba-tiba teringat kalau dia belum mengantarkan makan siang untuk gadis itu. Melihat kalau sekarang siang hari sudah hampir berakhir, gadis kecil itu pasti dibuat panik oleh rasa lapar. Xuanji terus berada sendirian di tempat yang gelap dan sunyi itu, ditambah lagi kelaparan… mau tak mau Minyan jadi menyesalkan bahwa dia tak seharusnya mengikuti kenakalan Linglong.
Tanpa suara dia mundur ke sudut Aula Bunga dan melihat He Danping berbisik pada Linglong. Masih ada raut ketakutan di wajah gadis itu, namun sudah tak sepucat sebelumnya. Linglong bahkan tampak agak kesal pada teguran ibunya, dan mulai merengut.
Akan tetapi, Chu Lei menyelamatkan mereka berdua dari kekuatan Lengan Baju Sepuluh Ribu Pedang, yang tentu saja membuat semua orang yang hadir di sini mendesah kagum, pantas untuk menjadi kepala dari Sekte Shaoyang. Namun Chu Lei tak menampakkan apa-apa di wajahnya, hanya meletakkan keranjang bambu yang penuh dengan tongkat-tongkat bambu di atas meja mahoni, dan tersenyum, “Maafkan saya karena telah menyebabkan penundaan. Tongkat-tongkat bambunya telah ditulisi, jadi mari kita tarik undiannya sekarang….”
Orang-orang tahu kalau Chu Lei memiliki raut yang dingin dan selalu merupakan sosok yang serius, namun semakin tenang dirinya, semakin kesal mereka jadinya. Murid-muridnya telah membuat Sekte Shaoyang tampak buruk dengan mengintip ke dalam penarikan suara. Meski orang-orang ingin mengolok-olok situasi tersebut, mereka tak tahu harus berkata apa, dan ketika mereka melihat He Danping maju untuk menarik undian, mereka pun terdiam.
He Danping sudah akan memasukkan tangannya ke dalam keranjang, namun kemudian dia mendengar Song Dao mencibir, “Ya, ya! Di muka umum, Puncak Shaoyang masih pura-pura bodoh! Kalian tidak cukup tegas dan membiarkan kedua murid kalian mengintip kita tanpa alasan. Merupakan hal yang melanggar hukum bila menutupi perbuatan mereka dan tidak menghukum mereka! Kupikir kita tak perlu mengadakan upacara tusuk rambut lagi!”
Chu Lei tak bisa menahan amarahnya. Orang ini telah memprovokasi dan bicara terus-terusan. Kalau bukan karena fakta bahwa dia adalah salah satu dari empat tetua dari Sekte Xuanyuan, Chu Lei akan sudah memunggungi orang itu sejak lama. Meski kepala sekte sebelumnya, serta kepala Sekte Xuanyuan saat ini, Zhu Shi, di mulut berjanji bahwa kedua sekte sejak saat ini akan menjadi satu dan sama, bagaimana bisa perselisihan ratusan tahun dihapuskan dalam waktu beberapa puluh tahun?
Chu Lei pun langsung berkata tegas, “Saya ingin tahu apakah Tetua Song Dao punya suatu saran?”
Tetua Song Dao menyentuh jenggotnya yang jarang-jarang dan berkata dengan seulas senyum ganjil di wajah putih dan bulatnya, “Aku tak berani menyarankan apa pun. Namun, aturan dari Turnamen Tusuk Rambut Bunga selama ini adalah bahwa semua orang yang menghadiri Acara Tusuk Rambut Bunga memiliki hak untuk menarik undian. Kalau seseorang tidak bisa maju, maka yang lainnya bisa masuk untuk menggantikannya. Aku ingin bertanya kepada Kepala Sekte Chu, apa Anda berniat memperlakukan kedua murid Sekte Shaoyang ini seperti orang-orangan kayu dan menghilangkan hak mereka untuk menarik undian?”
Chu Lei menekan amarahnya dan berkata dengan suara yang dalam, “Kedua murid muda ini masih terlalu kecil, yang satu empat belas dan yang lain baru berumur sebelas tahun. Kalau mereka bahkan tak tahu bagaimana cara untuk terbang, bagaimana mereka bisa berkualifikasi untuk penarikan suara? Bahkan bila mereka menang, bagaimana mereka akan memetik bunga? Misi ini akan membuat mereka mati sia-sia!”
Tetua Song menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak, tidak, tidak, tidak! Kami mengerti keinginan Kepala Chu untuk melindungi murid muda mereka. Gadis itu adalah putri Anda, kan? Aku sudah dengar bahwa kedua putri Kepala Chu memiliki kekuatan luar biasa dalam usia sangat muda dan disayangi oleh seluruh Sekte Shaoyang. Anak kecil harus ditempa agar menjadi orang berbakat. Bagaimana bisa Anda beralasan untuk melindungi mereka? Bagaimana dengan penarikan suaranya?”
Chu Lei telah berusaha menahan diri atas kata-kata masam semacam itu, namun dia sudah tak tahan lagi, dan berkata tegas, “Maksud Tetua Song Dao adalah bahwa aku telah menaungi dan melindungi?! Sekarang juga aku akan….”
Dia tak menyelesaikan kata-katanya, karena dirinya ditahan oleh He Danping. Wanita itu berkata lembut, “Suamiku, jangan marah. Jangan biarkan para pendekar di seluruh dunia menertawai Puncak Shaoyang.”
Urat-urat biru di dahi Chu Lei nyaris meledak, namun dia menarik napas dalam-dalam, dan sudah akan bicara, ketika sebuah suara muda berkata di sampingnya, “Aku akan tulis! Aku ingin ikut serta dalam penarikan suaranya!”
Kerumunan berbalik dan melihat Linglong. Wajah gadis itu agak pucat, namun matanya sarat dengan semangat, dan dia benar-benar menganggap bahwa memetik bunga adalah sebuah tugas yang sangat menarik. Saat orangtuanya tak menanggapi, dia berkata, “Aku mau menarik undian! Ayah! Ibu! Bukankah itu aturannya? Aturan ini untuk semua orang! Kenapa aku tak bisa melakukannya?”
Sembarangan!” Chu Lei merasakan sakit kepala mulai terbentuk, dan benar-benar ingin melemparkan kedua idiot cilik ini dari Puncak Shaoyang dan membiarkan mereka mengurus diri mereka sendiri.
Sementara itu He Danping menghela napas, “Linglong, tugas memetik bunga itu bukanlah permainan, melainkan monster-monster berumur ribuan tahun yang bahkan ayahmu juga akan kesulitan dalam menanganinya, apalagi dirimu. Jangan bodoh dan nekat turun gunung!”
Kekeraskepalaan Linglong begitu kuat sehingga dia tak peduli dengan kecemasan orangtuanya. Dia berlari ke arah keranjang dan berkata tergesa, “Tidak! Aku mau ikut! Ibu, aku juga berhak untuk bergabung! Bukankah Ibu telah memberiku pedang emas kemarin? Apakah itu hanya candaan? Aku tak mau Ayah harus menjagaku seumur hidupku.”
Tetua Song Dao menepukkan tangannya dan tertawa, “Kata-kata yang bagus sekali! Kalian adalah ayah yang baik dan putri yang baik! Nona Chu benar-benar mengagumkan!”
He Danping menyadari bahwa bila Linglong tak diizinkan untuk menarik undian, takutnya Turnamen Tusuk Rambut Bunga ini takkan diadakan. Dia benar-benar tak mau menempatkan putrinya dalam bahaya, jadi dia pun menatap suaminya untuk minta bantuan. Chu Lei mengerang sesaat, dan melihat ekspresi bersemangat Linglong, wajah mungil gadis itu merona, dan benar-benar tak memedulikan bahayanya, mau tak mau dia mendesah dalam hati, dan tiba-tiba membuat keputusan.
Dia berbalik dan memanggil Zhong Minyan, berkata, “Karena kalian semua bergabung dalam penarikan suaranya, kenapa kalian tidak menuliskan nama kalian pada undian?” dia berkata, mengetuk bahu Minyan dua kali. “Kau lakukanlah, Minyan.”
Zhong Minyan merasa kalau samar-samar terdapat makna tersembunyi dalam kata-kata sang Guru, namun dia sendiri tak mampu memahami dan merasa tidak yakin, jadi dengan ragu dia pun mengambil kuas, lalu menatap pada Chu Lei. Chu Lei mengangguk samar, dan Zhong Minyan akhirnya mengerti. Mau tak mau dia merasa lebih keheranan lagi, namun dia tak berani mengajukan lebih banyak pertanyaan, jadi dia pun menundukkan kepala dan menuliskan dua nama lalu melemparkannya ke dalam keranjang bambu.
Sekarang Tetua Song Dao tak bisa mengatakan apa-apa, dan Linglong jadi lebih kegirangan lagi. Entah bagaimana dirinya jadi mendapatkan kesempatan sebesar itu. Mungkin dia bisa mengikuti semua orang turun gunung untuk bertemu dengan siluman besar yang legendaris.
He Danping mengulurkan tangannya ke dalam keranjang bambu dengan gelisah, dan tak berani menyentuh lapisan atas tongkat-tongkat bambu itu, karena takut bila dirinya tanpa disengaja menarik bilah bambu milik Linglong. Dia pun menarik satu dari bagian dasar dan membukanya: “Pemilik dari Pulau Fuyu, Dongfang Qingqi.”
Di sudut berdiri seorang pria bertubuh besar dengan rambut panjang menjuntai di punggungnya, alis tebal dan hidung lurus, perawakan tinggi, dan penampilan heroik. Dia tertawa, merapikan lengan bajunya, melangkah maju, dan berkata lantang, “Aku adalah orang yang dapat duluan! Tuan-tuan, permisi ya!” Suara itu rendah dan dalam, dia adalah orang yang sama dengan yang telah mendiamkan Tetua Song Dao di awal.
Semua orang tertawa, dan Tetua Song Dao tersenyum lalu berujar, “Selamat, Dongfang, karena menjadi orang pertama yang memenangkan kompetisinya.”
Dongfang Qingqi tersenyum dan menjawab, “Ya, terima kasih kepada Tuan Song Dao. Aku hanya berharap kalau akan ada beberapa lagi dari Pulau Fuyu! Kami akan mengurus tugas memetik bunganya.”
Sementara dia bicara, nama kedua ditarik, dan He Danping berkata, “Chu Yinghong, Kepala Aula Yuyang dari Sekte Shaoyang.”
Begitu kata-kata tersebut terucap, sebuah sosok ramping berjalan ke tengah-tengah aula dan membungkuk ke semua arah, berkata dengan suara jernih, “Aku menerima tawarannya!” Ucapan-ucapan selamat dari kerumunan pun jadi lebih keras lagi. Chu Yinghong adalah seorang wanita yang terkenal akan kecantikannya saat masih muda, namun kini dirinya hampir menginjak usia empat puluh tahun dan pesonanya masih ada. Sosoknya dengan kulit seputih salju, dan pengalaman selama bertahun-tahun telah membuat gesturnya menjadi gesit dan hebat, dan dirinya sungguh seorang wanita yang jelita.
Chu Yinghong berjalan ke barisan lima kursi di bagian tengah aula, dan tersenyum pada Dongfang Qingqi yang duduk di kursi pertama: “Kali ini, aku akan lebih mengandalkan pada Dongfang Qingqi.”
Dongfang Qingqi buru-buru menjawab, “Aku sangat berterima kasih kepada Anda, Pendekar Wanita Chu. Untuk membasmi siluman kali ini, kita harus bekerja sama.”
Mereka saling bertukar kata-kata sopan, namun He Danping sudah mengeluarkan tongkat bambu ketiga. Saat dia berbalik, ekspresinya berubah drastis. Sesaat kemudian, dia menggumam, “Murid dari Sekte Shaoyang… Zhong Minyan.” Dia menatap Chu Lei seakan meminta tolong, tak tahu harus bagaimana.
Kerumunan terperanjat, tak menduga bahwa pemuda itu benar-benar akan terpilih. Dalam sekejap, belasan pasang mata terarah pada Zhong Minyan. Saat yang bersangkutan mendengar namanya sendiri, dia pun berjalan menuju barisan kursi tanpa ragu, menekuk tangan dan menundukkan tatapannya, berkata, “Saya tidak berguna, memohon maaf kepada Anda sekalian, para tetua.” Saat orang-orang melihat dirinya begitu tenang, mereka menghela napas dalam hati, berpikir kalau pemuda ini akan menjadi bakat besar di masa mendatang.
Chu Lei mengira kalau kesempatan untuk nama kedua anak itu sampai ditarik sangatlah tipis. Namun takdir memiliki cara untuk mengakali orang, dan semakin kau tak mau suatu hal terjadi, semakin cepatlah hal itu terjadi. Untung saja, murid kecil ini tenang dan terkendali pada saat ini, dan tak membuatnya kehilangan muka. Dia sudah akan menghampiri dan menghibur Zhong Minyan, namun kemudian dia mendengar He Danping membacakan tongkat bambu yang keempat, “Kepala Sekte Shaoyang, Chu Lei.”
Begitu dia mendengar namanya disebut, beban di hati Chu Lei pun sedikit terangkat, dan dia berjalan ke arah barisan kursi. Chu Yinghong sedang menyentuh kepala Zhong Minyan dan bicara lembut kepadanya. Melihat Chu Lei mendekat, wanita itu pun tersenyum dan berkata, “Kepala Sekte, aku lega karena kau ada di sini. Kalau tidak, takutnya aku tak bisa menjaga keselamatan anak ini.”
Zhong Minyan buru-buru berlutut di depan Chu Lei dan tak berani bicara. Chu Lei berkata, “Berdiri. Jangan takut dan jangan bergerak sedikit pun, ikuti saja di belakangku. Ini juga adalah pengalaman untuk membuka matamu, tapi begitu kita pulang, aku akan menghukummu dengan mengurungmu di dalam Gua Mingxia selama satu bulan.”
Hati Zhong Minyan dibuat tergerak dan berkata “Ya” sambil berlinangan air mata. Setelah berdiri, Chu Lei ditarik oleh Chu Yinghong untuk bicara kepada Dongfang Qingqi seraya tersenyum.
Orang-orang di sisi lain ruangan semuanya mengucapkan hal-hal yang menyemangati, dan beberapa bahkan berkelakar bahwa Shaoyang-lah yang akan menangani urusan memetik bunganya. Ada ekspresi jelek di wajah Tetua Song Dao, namun dia hanya bisa tutup mulut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
He Danping merasa lega, mengetahui bahwa suaminya akan mampu melindungi Zhong Minyan. He Danping tak tahu nama siapa yang akan dia tarik dengan bilah bambu terakhir ini. Perlahan dia menarik sebatang tongkat keluar dari dalam keranjang dengan dua jari dan membalikkannya. Wajahnya tiba-tiba menjadi putih pucat.
Dia menatapnya dengan tak percaya, seakan tengah berusaha melihat menembusnya.
Semua orang akhirnya menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengannya. Chu Yinghong bertanya pelan, “Ping Jie? Ada apa?” Dia juga mendapatkan firasat buruk dalam hatinya… dia takkan sesial itu sampai-sampai bahkan nama Linglong juga terpilih, kan?
Waktu berlalu lama sebelum He Danping mengangkat kepalanya, air mata berkilauan di matanya, dan bahu kurusnya sedikit bergetar, seakan dirinya sudah akan jatuh pingsan. Dia membalikkan tongkat bambu itu dan membacakan dengan terbata-bata, “Murid Sekte Shao… Shaoyang… Chu… Xuanji.”
Kerumunan langsung jadi heboh.