The Glass Maiden - Chapter 19
Mereka semua mengucurkan keringat deras karena pria ini, dan mereka telah mengejarnya selama dua hari dua malam. Linglong berlari maju untuk memberinya pelajaran dan berkata keras kepadanya, “Kau pikir kau mau pergi ke mana?” Dia mengayunkan pedang di tangannya seakan dia hendak menusuk orang itu.
Ruo Yu buru-buru menghentikannya, “Nona Chu, jangan gegabah! Kita harus berhati-hati!”
Tangan lain pria itu memegangi lengannya yang patah, dan separuh tubuhnya berlumuran darah, namun dia bahkan tak mengerang kesakitan, yang mana membuat mereka agak terkesan.
Zhong Minyan menurunkan pedangnya dan berkata dengan suara rendah, “Siapa kamu? Mengapa kau ingin memanipulasi burung-burung Qu Ru itu?”
Orang tersebut hanya tertawa dan sesaat kemudian, mendesis, “Apa gunanya bicara? Bunuh saja aku.”
Ruo Yu melangkah maju sebelum yang lainnya bisa jadi lebih kesal, dan berkata lembut, “Kau keras kepala. Kenapa kau bicara sembarangan? Seperti kata pepatah, mereka yang tahu bagaimana cara melakukan hal yang benar adalah orang baik. Aku hanya ingin bertanya kepadamu, kenapa kau mengganggu kehidupan rakyat? Apa tujuannya? Kalau kau mengatakan yang sebenarnya kepadaku, aku bisa menjamin kalau kau takkan dilukai.”
Orang itu tertawa dan mengejek, “Kalian itu selalu berskap munafik. Kalau kalian ingin membunuhku, bunuh aku, aku takkan mengernyit pada kalian.”
“Kau tak bisa berkata demikian,” Ruo Yu berkata, “Aku adalah Ruo Yu dari Istana Lize, lainnya yang ada di sebelahmu juga adalah para murid dari perguruan-perguruan terhormat, jadi kami takkan mengucapkan satu hal dan memaksudkan hal lainnya. Selama kau memberitahu kami siapa yang ada di balik semua ini dan apa yang kau inginkan, kami takkan melanggar janji kami.”
Orang itu tertawa pahit, “Bah! Perguruan-perguruan paling ternama di dunia semuanya kotor, dan tak ada yang lebih kotor daripada kalian!”
“Apa yang kau katakan padanya? Kalau dia ingin mati, biarkan saja dia mati!” Linglong mengamuk.
Ketika Ruo Yu mendapati betapa keras kepala orang itu, dia pun tak tahu lagi harus bilang apa. Lu Yanran, bersikap anggun, memberinya seulas senyum dan berkata, “Kenapa kau begitu marah, saudaraku? Aku yakin kita bisa menerka apa yang ingin kau katakan bahkan kalau kau tak mengatakan apa-apa. Aku yakin kalau kau bukan manusia.”
Begitu kata-kata tersebut keluar, semua orang pun keheranan, namun Zhong Minyan cukup cepat untuk mengerti bahwa ini bukanlah olokan. Orang itu adalah siluman!
Linglong mengeluarkan suara ‘ah’. Dalam benaknya, dia selalu berpikir kalau siluman itu wujudnya seperti Qu Ru atau Tiangou (Siluman anjing), tapi dia tak pernah berpikir kalau ada siluman-siluman yang mampu berubah menjadi wujud manusia dan bicara dalam bahasa manusia. Diterangi sinar bulan di mulut gua, dia melihat kalau orang yang ada di depannya tampak seperti hewan buas, namun dia hanya berpikir kalau hal itu adalah karena penampilan anehnya.
Orang itu membuat suara mendengus dan tak mengatakan apa-apa.
Lu Yanran menambahkan, “Aku sudah dengar kalau ada banyak manusia siluman yang mampu bicara dalam bahasa manusia, tapi sebagian besar dari mereka menyebar dan tinggal terpisah. Juga ada mereka yang ingin membuat masalah dan menjadi raja gunung, serta mereka yang ingin menjadi siluman ganas di perairan, yang sering dibunuh oleh para kultivator. Meski kau tak mau memberitahu kami siapa dalang di balik semua ini, kami bisa menerka kalau pelakunya adalah sekelompok siluman tak tahu aturan yang berusaha mencelakai manusia. Aku ingin memberimu kesempatan untuk hidup, tapi kau tak mau. Maka jangan salahkan kami karena kejam!”
Begitu dia mengatakan ini, mereka semua pun menghunus pedang mereka, menudingkannya pada orang itu dengan amarah membara, berniat membunuhnya.
Orang itu tertawa panjang dan sedih, lalu berkata dengan suara rendah, “Ini adalah kemalanganku. Lupakan saja. Apa yang perlu ditakutkan sekarang?”
Tiba-tiba, dia meraih ke dalam lengan bajunya dan mengeluarkan suatu benda berukuran setengah lengan, menyalakannya dengan satu jentikan jari, dan berniat melemparkannya.
Linglong dan yang lain mengira kalau orang itu berusaha menipu mereka, namun mereka tak cukup berpengalaman untuk menutupi kepala dan wajah mereka lalu mundur. Tiba-tiba lengan orang berubah arah dan benda tersebut dilemparkan ke arah lubang!
Meski jaring pedangnya mampu menghadang manusia dan siluman, jaring itu tak merespon benda mati. Mereka pun melihat benda itu dilempar keluar, meledak dengan suara ‘boom’, dan menyebarkan titik-titik cahaya merah darah di udara.
Linglong melihat kalau orang itu mengirimkan sinyal peringatan lebih cepat, jadi dia berpikir kalau pasti ada rekan lainnya di sekitar, jadi mau tak mau dia pun emnatap ke mulut gua.
Orang itu berseru, “Aku akan menyeret salah satu dari kalian ke alam baka bahkan bila aku harus mati hari ini!”
Setelah berteriak, dia menerjang ke arah Linglong dengan tangan-tangannya yang panjang, rupanya berencana untuk mengajak gadis itu mati bersamanya. Perhatian Linglong terlalu teralihkan untuk memanfaatkan gerakannya, dan terlalu tercengang ketika orang itu hendak menangkapnya.
Ketika tampaknya semua sudah terlambat, Zhong Minyan dan Ruo Yu bergerak bersamaan pada saat yang sama. Orang itu memekik keras karena dadanya dihantam oleh beberapa butiran besi, dan pedang Zhong Minyan menusuk lambungnya.
Linglong melihat kalau orang di depannya dengan cepat menerkam ke arahnya, dan kemudian jadi berlumuran darah. Dirinya begitu ketakutan hingga kakinya melemas, dan baju luarnya tiba-tiba ditarik-tarik. Ketika dia melihat ke belakang, ternyata orang itu adalah Lu Yanran. Begitu Yanran menariknya ke belakang, gadis itu mengernyit dan berkata, “Kau bengong. Kau mau mati pada saat seperti ini?” Ini persis seperti ucapan yang Linglong gunakan untuk menyelamatkan gadis itu sebelumnya.
Linglong merasa dirinya begitu bodoh sehingga dia tak bisa mengucapkan terima kasih, karena itu dia pun menundukkan kepalanya dan berpura-pura bisu.
Zhong Minyan menarik pedangnya dan mengibaskan darah darinya, berkata, “Pada akhirnya, masalah ini tidak berhasil diselidiki dengan jelas. Tapi setidaknya satu hal sudah dibereskan. Kita harus membawa mayat ini kembali pada Paman Zhao dan yang lainnya untuk diperiksa.”
Ruoyu melihat siluman itu tergeletak di tanah, tak bernapas, dengan genangan darah di bawahnya, tampak agak mengenaskan. Dia tak bisa menahan diri untuk berkata, “Benar-benar tidak mudah bagi seorang siluman untuk berjalan tegak dalam wujud manusia dan bicara. Sayang sekali dia begitu ganas sehingga harus berakhir seperti ini. Tapi saat aku melihat tindakannya barusan tadi, dia tampaknya punya rekan, jadi ini tak kelihatan seperti sebuah perlawanan sederhana. Kita tak tahu rencana apa yang ada di balik semua ini.”
Lu Yanran menarik jaring pedangnya. Semua orang mencondongkan tubuh ke arah mulut gua dan melongok. Mereka melihat pegunungan dan terbing tandus di luar sana. Entah ada berapa banyak gua yang belum diperiksa. Mau tak mau mereka pun menghela napas.
Zhong Minyan berkata, “Sudahlah, tampaknya siluman ini adalah orang yang memanipulasi para Qu Ru. Mari kita selidiki nanti saja, kita pasti akan menemukan petunjuk.”
Dia membungkuk lalu mengangkat mayat itu, dan semua orang pun lalu terbang keluar dari gua itu dengan pedang mereka. Persis setelah melintasi sebongkah batu besar, mereka melihat sebilah pedang yang dinaiki oleh dua orang melayang di depan mereka. Penunggangnya adalah Xuanji yang mengarahkan Yu Sifeng, datang ke arah mereka.
Linglong bergegas menjumpai mereka dan berkata, “Apa yang Meimei lakukan di sini! Apa terjadi suatu masalah?”
Xuanji menatapnya, “Huh? Bukankah kalian yang menyalakan sinyal peringatan? Bagaimana….”
Zhong Minyan tertawa, “Kami tak menyalakannya! Lihat, dia yang melakukannya!”
Dia lalu mengguncang mayat siluman di tangannya, dan darah pun menetes dari mayat itu. Melihat tampang menakutkan siluman itu, penampilan mengerikannya membuat punggung Xuanji meremang dan dia menggumam, “Bukankah ini… orang yang memanipulasi Qu Ru? Kenapa dia mati….”
Linglong tertawa keras-keras, “Orang apa! Dia itu bukan manusia, dia itu siluman! Dia ingin mati dan tak mau memberitahu kami siapa dalangnya, jadi tentu saja kami harus memenuhi keinginannya!”
Xuanji terdiam. Yu Sifeng lantas bertanya, “Jadi, apa kita bisa mengakhiri Perlawanan Qu Ru sampai di sini?”
Zhong Minyan mengangguk, “Benar juga, ya? Dia mungkin masih punya rekanan, tapi dia takkan datang ke Wangxian untuk sementara ini. Kupikir kita harus meninggalkan Kota Wangxian terlebih dahulu dan mencari lebih banyak informasi di perjalanan. Dengan begitu kita akan bisa menyelidikinya.”
Yu Sifeng melihat mayat di tangannya dan bertanya-tanya, “Apa dia benar-benar sudah mati? Tapi….”
Zhong Minyan mengguncangkan mayat itu dengan sembarangan dan tersenyum, “Hidupnya sudah berakhir, dan dia sudah mati. Pedang telah menusuk jantung, dan sebutir peluru besi menembus dada! Dia takkan bisa hidup!”
Begitu kata-kata tersebut terucap, dia melihat mayat siluman yang diguncangkannya tiba-tiba menggerakkan tangan dan kakinya. Di tengah-tengah teriakan orang-orang, mayat itu tiba-tiba mendorong Zhong Minyan kuat-kuat, membebaskan diri dari cengkeramannya, dan terjatuh.
“Ah!” Zhong Minyan sendiri tercengang. Dia sudah akan pergi mengejarnya ketika Yu Sifeng berkata, “Siluman tidak mati semudah itu. Cepat kejar mereka!”