The Glass Maiden - Chapter 40
Ada sebuah toko terkenal di Kota Zhongli yang bernama He Shan Tang*, di mana para pelanggan akan berbaris dari satu ujung jalan ke ujung lainnya setiap hari demi membeli baozi isi daging. Bisnisnya sangat bagus sehingga para saingan mereka merasa iri.
(T/N: 和善 (hé shàn) – bersifat baik, 堂 (táng) – aula / balai.)
Sebelumnya, toko ini buka seskitar fajar, dengan beberapa kukusan besar diletakkan di depan pintu, dan aroma dari baozi-baozi yang dikukus bisa tercium oleh semua orang di kota itu. Tetapi hari ini berbeda, karena meski jam bukanya sudah cukup lama berlalu, dan orang-orang sudah berbaris mengantri selama berjam-jam, namun mereka tak juga membuka pintunya. Oleh karenanya beberapa orang mengetuk pintu. Siapa yang pernah melihat pedagang tidak berbisnis? Itu tidak masuk akal.
Tak lama setelahnya, si pemilik menyeka wajah berkeringatnya dengan senyum pahit, “Maafkan aku… aku tak tahu siapa yang telah membeli semua baozi-nya hari ini…. Silakan pergi dan belilah di tempat lain.”
Begitu mereka mendengar bahwa seseorang telah membeli semua baozi-nya, mereka pun berjalan pergi dengan menggerutu.
Si pemilik sendiri juga tak berdaya. Menurut pelayan, dia baru saja membuka pintunya pagi-pagi sekali dan bahkan sebelum kukusannya dipasang, dua sosok lewat seperti angin puyuh, satu sosok menyambar satu kukusan lalu kabur. Dia baru saja meneriaki para pencuri itu ketika dia melihat sebongkah tael perak seberat lima tael dilemparkan ke arahnya, dan dia pun mengambilnya.
Dia juga mendengar kedua pencuri di depannya berteriak, “Kami akan beli semua baozi-nya, maaf!”
Kedua orang itu seperti hantu, dan mustahil untuk menerka apakah mereka pria atau wanita, tua atau muda. Bos toko itu sudah berbisnis di Kota Zhongli selama lebih dari sepuluh tahun, namun dia tak pernah menjumpai hal semacam itu. Kabarnya di beberapa tempat, peri-peri rubah akan muncul dan mengambil makanan serta pakaian manusia, meninggalkan uang dan harta. Jadi orang-orang yang mengambil baozi-baozi dagingnya itu juga adalah peri-peri rubah, kan? Eh… peri-peri rubah yang kelaparan.
Lalu untuk baozi dagingnya, saat ini sudah berada di dalam perut kedua ‘Peri Rubah’ itu.
Xuanji begitu kelaparan sehingga dia telah menguburkan kepalanya dan makan dengan cepat, tak peduli bahkan bila dirinya tersedak. Di sebelahnya, Yu Sifeng tak lebih baik daripada dirinya, memegangi dua baozi di satu tangan, bahkan tidak mengernyit saat makan.
Mereka berdua benar-benar kelaparan. Pada mulanya, mereka berdua terluka dan tak mampu bergerak, jadi mereka telah kelaparan selama lima hari di dalam gua tanpa ada siput maupun kodok, tanpa ada apa-apa selain air. Belakangan ketika luka dalam Xuanji telah pulih, mereka pun keluar dari gua untuk memetik sejumlah buah-buahan liar untuk dimakan. Tetapi semua pemantik yang ada di tubuh mereka telah dibuat basah oleh air dan guanya lembab, sehingga mereka tak bisa membuat api untuk memasak. Pada akhirnya, keduanya pun hanya bisa memakan buah-buahan liar hingga mereka merasa muak dengannya. Xuanji begitu kelaparan sehingga dia ingin menangkap semut untuk dimakan. Untung saja, Yu Sifeng masih memiliki akal sehat untuk menyeretnya keluar dari gua dan terbang langsung ke Kota Zhongli setelah pulih dari luka-lukanya.
Agar tidak menakuti orang-orang di kota, mereka pun terbang kembali ke gunung dengan menunggangi pedang mereka dan memakan semua baozi dengan air dari mata air.
Xuanji begitu puas sehingga dia memegangi perutnya yang membuncit, berbaring di atas batu dan cegukan, berkata, “Baozi daging benar-benar adalah roti paling lezat di dunia.”
Yu Sifeng tidak lebih baik, namun setidaknya dia tahu harus mencuci tangan dan wajahnya dengan air, menyisir rambutnya yang berantakan, dan kemudian memanggil Xuanji, “Kemarilah dan bersihkan dirimu sendiri.”
Xuanji terlalu kelelahan untuk bergerak dan menggelengkan kepalanya dengan malas, “Kita bicara soal itu nanti saja…. Lagipula, tak ada orang lain di sini.”
Sifeng mendesah dan menghampiri untuk membersihkan tangan dan wajah Xuanji, dan pada saat bersamaan menyisir rambut berantakan gadis itu dengan air lalu menatanya membentuk sanggulan di kepala Xuanji. Namun tampaknya dia tak terlalu pandai dalam menyisir rambut wanita, karena sanggulannya tampak goyah dengan membahayakan.
“Luka-lukaku sudah hampir sembuh, dan kekuatanku sudah kembali. Ayo kita pergi dan mencari Linglong dan Minyan.”
Yu Sifeng memegangi sanggulan Xuanji dan kembali mengikatnya, lagi dan lagi, dan akhirnya setelah meyakinkan dirinya sendiri bahwa sanggulan itu takkan jatuh, dia pun melepaskannya.
Xuanji mulanya malas seperti kucing yang ingin tidur setelah makan kenyang, namun begitu dia mendengar nama Linglong dan Minyan, dia pun melompat bangkit dan berkata, “Ayo kita pergi mencari mereka sekarang juga. Mungkin mereka masih ada di Gunung Gao!”
Yu Sifeng menatap bajunya yang berlumuran lumpur, kemudian menatap Xuanji yang juga tampak seperti telah keluar dari kubangan lumpur, dan menemukan diri mereka berada dalam kondisi canggung. Mereka berdua saling bersitatap dan tersenyum kikuk.
Bagaimanapun, bungkusan pakaian yang telah mereka bawa telah diletakkan di rumah Keluarga Fang, dan mereka tak punya waktu untuk pergi dan berganti pakaian. Mereka pun sekedar menepuk-nepuk diri mereka sebersih mungkin dengan air untuk membasuh lumpur yang ada di bagian atas, kemudian berangkat untuk mencari yang lainnya.
Karena mereka cemas akan bertemu lagi dengan siluman-siluman itu, mereka pun memutuskan untuk terbang dengan pedang mereka dan terbang dekat dengan puncak pepohonan, sehingga mereka bisa kabur dengan cepat bila ada kondisi darurat.
akan tetapi, meski mereka telah menghabiskan sepagian untuk memanjat ke Gunung Gao, namun bukan hanya mereka tak bisa menemukan Linglong dan yang lain, juga tak ada tanda-tanda siluman mana pun, bahkan tidak pada gua di mana Ting Nu pergi untuk berlindung dari hujan.
“Waktu itu, sepertinya aku telah melihat seseorang menyalakan sinyal peringatan awal.” Yu Sifeng mencari di gua selama sesaat, namun tak menemukan petunjuk satu pun, jadi dia pun mendesah dan berkata demikian.
Xuanji bersandar pada dinding dengan terbengong-bengong dan berbisik, “Pasti karena Linglong dan yang lainnya… mungkinkah mereka telah ditangkap oleh siluman?”
Yu Sifeng menggelengkan kepalanya, “Para siluman itu ingin membunuh kita untuk balas dendam, jadi mereka takkan membiarkan kita hidup-hidup. Linglong dan yang lainnya pasti telah kabur karena kita tak bisa menemukan mereka. Ayo kita pergi ke Paviliun Tianji terlebih dahulu untuk memeriksa apakah Rantai Besi telah dihancurkan.”
Xuanji tak punya pilihan selain terbang bersama Sifeng ke puncak Gunung Gao. Istana megah Zi Hu tampak sangat jelas di depan mata. Kali ini mereka punya pengalaman dan tidak masuk ke dalam labirin.
Yu Sifeng mengeluarkan pedang pendeknya dan berjalan di depan, berkata, “Tetap di dekatku, karena takutnya siluman-siluman itu masih ada di dalam. Kita harus hati-hati.”
Xuanji tak bisa menemukan pedangnya setelah benda itu dirampas oleh Zi Hu, jadi kali ini dia menggenggam pedang Yu Sifeng, yang mana agak berat dan tak terlalu mudah untuk digunakan.
Segera mereka tiba di Paviliun Tianji. Yu Sifeng mendengarkan dengan seksama untuk waktu yang lama, namun tak ada pergerakan di dalam. Dia mengedip pada Xuanji, memberi isyarat pada gadis itu untuk mendekat dan membantunya. Dia segera berlari ke depan, dengan otot-otot tegang dan qi-nya tertuang ke dalam pedang pendeknya, bersiap untuk segera bereaksi kalau ada apa-apa.
Akan tetapi, tak ada seorang pun di Paviliun Tianji. Perlahan dia mundur dari posisinya dan memberi isyarat pada Xuanji, “Masuklah kemarilah… ada sesuatu yang tidak benar di sini.”
Setelah masuk, Xuanji menatap sekelilingnya dan berkata, “Tak ada apa-apa… tampaknya di sini jadi sedikit lebih terang.”
Dia teringat kalau Paviliun Tianji begitu gelap dan tertutup, karena Zi Hu telah menyimpan tubuhnya di sini. Namun sekarang tempat ini tidak gelap, melainkan terang, dan hembusan angin gunung bertiup masuk.
“Dindingnya sudah hilang.” Yu Sifeng menunjuk ke sisi timur, di mana semua dindingnya telah dilepas, dan itulah sebabnya kenapa tempat ini jadi begitu terang.
Sifeng menyentuh tepian dinding itu dan bagian itu terasa begitu mulus, seakan seseorang telah memakai sebilah pisau raksasa untuk memotong dindingnya dengan sangat seksama.
“Ah, aku ingat kalau dinding ini mulanya dipasangi rantai besi.” Xuanji menatap sekeliling dan akhirnya memastikan bahwa inilah dinding tempat rantai besi serta mantra-mantra itu dipasang.
Yu Sifeng mengernyit dalam-dalam. Bagaimanapun juga, tidaklah mudah untuk menghancurkan pusaka suci seperti Rantai Besi. Kalau tidak, siluman yang dipenjara itu akan sudah terselamatkan sejak lama, jadi mengapa menunggu hingga sedemikian lamanya? Sebenarnya dari mana asal-usul para siluman itu? Mereka mampu menghancurkan dinding yang ditempeli oleh rantai besi itu dengan mudah.
Mereka pun menyimpulkan bahwa Rantai Besi di Gunung Haiwan pasti telah dihancurkan, dan mereka tak tahu situasi dari keenam arah yang lainnya, namun sesuai dengan cara kerja para siluman itu, setelah Kota Zhongli, mereka semestinya mengarah ke timur laut. Ada banyak area bergunung-gunung dan dia tak tahu di mana Rantai Besi Penenang Samudera bisa disembunyikan.
“Sifeng, apa menurutmu Burung Bi Fang memakai api untuk membakarnya? Membakar dindingnya hingga runtuh.”
Xuanji menyentuh permukaan bekas terpotong yang mulus itu dan samar-samar merasakan aura siluman dari Bi Fang.
Yu Sifeng perlahan menggelengkan kepalanya, “Aku tak tahu, sebenarnya… ini adalah kali pertama aku mendengar tentang Rantai Besi Penenang Samudera, dan aku juga baru saja mengetahui kalau… ada begitu banyak siluman yang telah mendapat pencerahan di dunia yang telah berkumpul menjadi satu.”
Kalau rencana para siluman itu adalah menghancurkan rantai besi dan menyelamatkan sang siluman besar, haruskah mereka menghentikannya atau tidak? Bukan… pertanyaannya sekarang bukanlah apakah mereka harus melakukannya, melainkan apakah mereka mampu melakukannya. Sekarang karena mereka berlima telah terpencar, dia dan Xuanji takkan mampu melawan semua siluman-siluman itu.
Setelah berpikir sejenak, Sifeng menolehkan kepalanya dan berkata, “Xuanji, takutnya ada sesuatu yang salah dengan urusan ini. Sekarang kita berada paling dekat dengan Pulau Fuyu di Laut Timur, jadi mari kita pergi mencari Pemilik Pulau. Kalau kita beruntung, Ruo Yu dan Minyan akan bersama-sama,dan mereka akan menemukan Linglong, kemudian mereka akan pergi ke Pulau Fuyu terlebih dahulu. Ayo kita pergi ke Pulau Fuyu dan berkumpul dengan mereka.”
Xuanji mengangguk dan tiba-tiba terpikirkan sesuatu, tersenyum, “Ini adalah waktu yang sempurna untuk memastikan jumlah peserta dari Turnamen Tusuk Rambut Bunga tahun ini. Kompetisi tahun ini diadakan di Pulau Fuyu, mungkin kau bisa bertemu dengan teman-teman seperguruanmu. Aku yakin para Shixiong dari Perguruan Shaoyang juga akan ada di sana.”
Dalam hatinya, Yu Sifeng benar-benar tak ingin bertemu dengan siapa pun dari Istana Lize. Tak mungkin baginya untuk menjelaskan kepada siapa pun bahwa topengnya telah dilepaskan, namun topeng itu masih menangis. Lama kemudian, dia berbisik, “Baiklah… ayo kita berangkat sekarang.”