The Longest Day in Chang’an - Chapter 8
Susunan bagian dalam aula utama Kuil Nestorian sangat berbeda dengan kuil Dataran Tengah. Terdapat sebuah kubah, satu kolom pada masing-masing dari keempat sudut dan sebuah salib yang disucikan di bagian tengah. Pada salib itu terdapat patung seorang pria menderita yang mengenakan mahkota duri.
“Tuhan Nestorian, Messiah, mengasihani umat manusia yang menderita dalam dosa, jadi Beliau turun ke dunia ini untuk membimbing kita menuju kebenaran, namun dibunuh oleh seorang pejabat Qin Agung. Tubuhnya disalibkan. Tiga hari kemudian, Beliau hidup kembali, dan hal itu benar-benar merupakan mukjizat.” Es dengan tenang bicara tentang naskah-naskah Nestoriannya sembari berjalan, suaranya menggema di seluruh kubah itu.
Merasa curiga, Zhang Xiaojing berkata, “Sekedar seorang pejabat bisa membunuh dia. Kenapa Tuhan Nestorian begitu lemah?”
Senyum di wajah Es tetap tak berubah. “Harap mengerti bahwa semuanya sudah ditakdirkan. Tuhan Nestorian sudah sejak lama tahu bahwa Beliau harus melalui kemalangan ini, jadi Beliau memutuskan untuk mengorbankan nyawanya sendiri untuk menebus dosa-dosa manusia, yang mana merupakan tindakan yang dilakukan atas dasar belas kasih dan kasih sayang.”
Begitu mendengar ini, Tan Qi menjadi tertarik dan bertanya, “Bodhisattva Ksitigarbha pernah mengucapkan sebuah sumpah bahwa Beliau akan membebaskan semua jiwa dari Neraka, bahwa Beliau takkan naik ke Langit untuk menjadi Buddha kecuali bila Neraka sudah kosong. Bukankah itu adalah kisah yang serupa?”
“Saya tidak berani berspekulasi tentang doktrin-doktrin agama lain.”
Ketiga orang itu mengobrol sambil berjalan. Mereka berjalan memutari aula utama menuju sebuah ruang samping di sudut. Tempat itu sempit dan langit-langitnya rendah. Sebuah dinding kayu merah gelap membagi ruangan itu menjadi dua bagian. Terdapat sebuah jendela kecil yang kira-kira seukuran batu tinta di dinding, yang mana ditutup oleh sebuah papan kayu, dan keduanya sama sekali tak mengerti untuk apa itu.
Es berkata, “Ini adalah bilik pengakuan dosa. Para orang percaya yang melakukan kesalahan atau memiliki niatan jahat datang kemari untuk mengaku dan meminta pertolongan dari seorang biarawan terkemuka. Tempat ini terpisah dari Langit dan Alam Baka, dan tak seorang pun yang bisa mendengar apa-apa dari luar, jadi orang-orang percaya bisa bicara tanpa perlu mencemaskan tentang kerahasiaan.” Setelah mengatakan hal ini, Es membungkuk dalam-dalam dan berkata, “Karena Anda datang kemari untuk mencari sang biarawan terkemuka ini, tentunya ada sesuatu yang ingin Anda akui?”
“Tentu saja.”
Es membuat isyarat mendorong, berkata, “Silakan duduk di dalam bilik pengakuan. Saya akan pergi dan memanggil Beliau sekarang juga.”
Ukuran bilik pengakuan itu tidak besar, kira-kira seukuran sebuah kereta. Keduanya berjalan masuk ke dalam. Sebelum mereka bisa mengagumi dekorasi di dalamnya, pintunya berayun menutup dengan suara berdebum dan ruangan itu langsung dilingkupi oleh kegelapan.
Zhang Xiaojing mengulurkan tangan ke pintu, hanya untuk mendengar suara kunci berdentang. Es telah mengunci pintunya dari luar.
Zhang Xiaojing mendorong pintunya kuat-kuat beberapa kali, menghasilkan debuman keras. Pada saat ini, jendela kecil pada dinding kayu dengan cepat terbuka dan pancaran cahaya pun bersinar ke dalam. Suara Es masih lembut dan tenang seperti biasanya. “Kenapa kalian tidak mulai mengaku dosa sekarang juga?”
Zhang Xiaojing memaki, “Kalian rahib-rahib jahat! Kami adalah penganut yang taat. Kenapa kau memenjarakan kami?”
Pupil mata hijau yang seperti batu permata melintas di jendela kecil itu. Terdengar sarkasme berat pada nada suaranya. “Kalian berdua nyaris tak melakukan kontak mata, dan kalian juga tidak berjalan bersisian. Sejauh yang bisa kutebak, kalian bukan suami istri, juga bukan penganut taat macam apa pun, mungkin hanya semacam penipu jahat yang datang kemari untuk melakukan sesuatu demi rencana keji kalian. Kalian tak bisa menipuku dengan akal-akalan kecil seperti ini.”
Setelah itu dia menutup jendela kecil tersebut dan seluruh bilik pengakuan dosa pun tenggelam dalam kegelapan total.
***
Xu Bin sedang berdiri di bagian depan aula Departemen Jing’an memandangi kerumunan yang sibuk, suasana hatinya naik turun dengan cepat seperti menuggang kuda di dataran berbukit.
Pada saat ini, di depan meja pasir, Li Bi sedang bicara dengan beberapa orang kurator dengan suara rendah tanpa ada ekspresi tertentu di wajahnya. Namun kata-kata yang telah diucapkannya pada Xu Bin di bawah dinding masih begitu jelas, “Selama si mata-mata masih berkeliaran, Departemen Jing’an takkan pernah aman. Tetapi tak ada orang ketiga yang benar-benar bisa dipercaya di dalam departemen, jadi kau akan harus menyelidiki urusan ini sendirian.”
Xu Bin tak pernah menduga bahwa akan ada mata-mata di dalam Departemen Jing’an!
Semua anggota Departemen Jing’an telah dipindahkan ke departemen ini dari beragam agensi lainnya, jadi latar belakang mereka sangatlah rumit, namun Pengawas He dan Li Bi telah membaca riwayat hidup masing-masing dari mereka. Xu Bin tak percaya bahwa ada salah satu dari orang-orang barbar di padang rumput itu yang berhasil melewati begitu banyak prosedur pemeriksaan dan menyusup ke dalam departemen mereka. Bila Perdana Menteri Li adalah orang yang ada di balik hal ini, itu akan jadi lebih mengerikan.
Bicara tentang tersangka, Tan Qi adalah yang paling mencurigakan. Gadis itu berdarah campuran. Ibunya berasal dari Gilgit sehingga dia memiliki hidung yang tinggi dan pupil mata amber cerah. Untungnya, Tan Qi dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga Li Bi, jadi tak ada seorang pun yang akan cukup bodoh untuk mencurigainya.
Tetapi yang lain mungkin tak seberuntung itu.
Dinasti Tang tak pernah membeda-bedakan atas dasar keturunan seseorang, dan terdapat banyak pejabat, baik militer maupun sipil, yang bukan merupakan keturunan asli Dataran Tengah. Juga banyak anggota staf dari Departemen Jing’an yang berasal dari Hu. Proporsi keturunan asli Dataran Tengah dengan orang-orang yang berasal dari Hu di Departemen Jing’an sekitar lima banding satu.
Bila kabar tentang mata-mata menyebar, semua anggota staf yang berasal dari Hu akan merasa tidak aman, dan suasana yang nyaman mungkin takkan pernah ada lagi. Sekarang Xu Bin mulai mengerti kenapa Sicheng Li memilih untuk memberitahunya hal ini di dasar dinding.
Dirinya tak punya pembantu dan tak ada seorang pun yang bisa diajak berkonsultasi, dan dia juga tak bisa membiarkan hal ini sampai terungkap di depan umum, tetapi dia harus mengidentifikasi mata-mata ini sesegera mungkin, yang mana benar-benar merupakan kacang yang susah untuk dipecahkan bagi Xu Bin. Memikirkan tentang hal ini, Xu Bin mengeluarkan desahan kesal, berjalan hilir mudik dengan kedua tangan di belakang punggungnya, sesekali menolehkan kepalanya ke samping untuk mengamati semua orang di aula.
Namun daya penglihatannya tak terlalu bagus, jadi tanpa sadar dia bergerak lebih dekat ke arah orang yang ditatapnya. Pada sebagian besar kasus, sebelum dia bisa melihat dengan jelas pada orang itu yang bersangkutan akan sudah menyadari dirinya dan, dengan penuh kekagetan, balas menatap kurator ini yang bersikap aneh. Setelah berjalan mengelilingi aula tanpa tujuan beberapa kali, Xu Bin tiba-tiba mendapati bahwa di samping jam air di sudut berdirilah seseorang. Dia memicingkan matanya, berusaha menentukan siapa orang itu, seraya tanpa sadar berjalan semakin dekat. Tiba-tiba, orang yang ditatap Xu Bin mengangkat kepalanya dan mata mereka pun bertemu.
“Er… Eh?”
Yang mengejutkan, orang ini adalah Cui Qi!”
Si pengkhianat Departemen Jing’an yang berkulit tebal benar-benar kembali?
Cui Qi tampak sangat malu. Sebelum Xu Bin bisa menanyakan apa pun kepadanya, dia mengeluarkan plakat pinggang barunya dan berkata, “Aku punya perintah dari Jenderal Gan untuk memeriksa Departemen Jing’an.”
Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya antara Li Bi dan Gan Shoucheng, Departemen Pengawal Praetorian takkan lagi memburu Zhang Xiaojing, tetapi dia tak diperbolehkan muncul di Departemen Jing’an. Demi memastikan Li Bi menepati bagian perjanjiannya, Departemen Pengawal Praetorian tentu saja akan mengirim seseorang kemari untuk mengawasi Depertemen Jing’an. Namun tak disangka-sangka, orang yang dikirim oleh Jenderal Gan Shoucheng kemari adalah Cui Qi. Jelas, dia melakukan ini secara sengaja untuk membuat Li Bi jijik. Lalu mengenai apakah Cui Qi sendiri akan merasa jijik atau tidak, Gan Shoucheng tak peduli sama sekali.
Setelah kembali ke Departemen Jing’an, Cui Qi telah berdiam di sudut itu sepanjang waktu. Bagaimanapun, selama Zhang Xiaojing tidak muncul, tak ada yang berkaitan dengan dirinya. Barulah sekarang Xu Bin menemukan keberadaannya.
Entah sebagai mantan kolega atau seorang kenalan, Xu Bin antipati pada Cui Qi. Dia melontarkan tatapan dingin pada si pengkhianat, berbalik, dan berjalan pergi bahkan tanpa memberikan bungkukan basa-basi.
Sudut mulut Cui Qi berkedut. ‘Orang ini hanya pejabat tua berperingkat rendah. Beraninya dia bersikap begitu kurang ajar kepada seorang Wakil Petugas Xuanjie?’ Bila hal ini terjadi di masa lampau, dia pasti sudah mengayunkan sarung pedangnya pada Xu Bin dan membuatnya terlontar, tapi sekarang, dirinya adalah musuh dari seluruh Departemen Jing’an…. Saat dia bangun pagi ini, dirinya penuh dengan semangat tinggi, berencana untuk melakukan sesuatu yang besar bersama dengan kakaknya. Bagaimana segalanya bisa berakhir jadi seperti ini?
“Kakak, mungkin kau semestinya tidak memindahkanku kemari dari Longshan.”
Melihat aula yang terang dengan banyaknya lampu minyak yang menyala, Cui Qi menghembuskan desahan panjang dan melangkah mundur untuk menyembunyikan kembali dirinya di dalam kegelapan.
Dia yang memilih jalan ini sendiri, jadi dia harus menerima konsekuensinya.
Xu Bin tak tahu juga tak peduli dengan kesedihan Cui Qi. Dia berjalan memutari aula seperti seekor ayam tanpa kepala, gundah, tak punya satu petunjuk pun tentang bagaimana cara mengidentifikasi si mata-mata.
Mengingat angka-angka merupakan pekerjaan mudah bagi Xu Bin, tetapi berspekulasi tentang isi pikiran orang jauh lebih sukar. Dengan tangan di belakang punggungnya, Xu Bin kembali ke mejanya. Tiba-tiba, dia melihat sebuah pisau bambu kecil di depannya yang digunakan untuk memotong kertas.
Sebuah ide tiba-tiba menghampirinya. ‘Kalau aku terus memeriksa orang-orang ini satu persatu, bukankah aku akan butuh waktu bertahun-tahun untuk mempelajari mereka semua? Aku sangat bodoh. Alat yang berguna menghasilkan orang yang berguna. Aku harus membuat rencana lebih dahulu.’ Xu Bin berlutut, kembali ke bangkunya dan meletakkan kuas tulisnya, batu tinta, batang tinta, serta kertas secara berurutan satu persatu. Ini adalah kebiasaan Xu Bin saat dia perlu menjernihkan pikirannya.
Seperti yang sudah diperkirakan, saat semua yang ada di atas mejanya sudah dipilah-pilah dan diatur dengan baik, Xu Bin pun mendapatkan petunjuk. Dia membunyikan lonceng tembaga dan menyuruh seorang pelayan untuk segera mengambilkan dirinya sebuah peta mendetil dari Departemen Jing’an. Dia mengambil sebuah kristal tipis dan mulai mempelajari peta itu.
Seluruh depertemen dibagi menjadi tiga bagian: aula utama, dua sayap dan aula belakang. Aula utama adalah tempat id mana sebagian besar anggota staf bekerja. Sisi sayap adalah tempat di mana dokumen-dokumen dan berkas disimpan. Aula belakang adalah penjara. Di belakang seluruh bangunan, juga terdapat sebuah kebun yang luas, yang di sana beberapa rumah terpisah serta fasilitas ditempatkan berjauhan, seperti gudang, menara jaga, dapur, kakus, sumur, rak-rak kayu, got, dan sebagainya. Pada pinggirannya terdapat lingkaran dinding tinggi yang di puncaknya tumbuh tanaman berduri.
‘Seluruh Departemen Jing’an hanya memiliki dua pintu keluar – gerbang depan dari aula utama yang mengarah ke Jalan Kesepuluh di lingkungan ini, serta sebuah gerbang sudut yang menghadap ke timur, yang langsung mengarah ke Kantor Jingzhao di samping departemen ini. Oh, omong-omong, sekarang juga ada sebuah tangga yang mengarah ke pondok beratap jerami di Kuil Cibei.’
Deduksi Xu Bin sangat sederhana. Tak peduli siapa pun mata-mata ini, hanya ada satu masalah yang mau tak mau harus dihadapinya: bagaimana cara mengirim laporan intelijen keluar. Menilai dari betapa cepatnya kabar rahasia itu diungkapkan pada kejadian sebelumnya, saluran ini pastilah saluran yang sangat cepat. Dari semua gerbang yang ditandai pada peta, hanya dua gerbang yang memadai.
Dan juga ada masalah tentang sumber dari kabarnya.
Departemen Jing’an memiliki aturan khusus tentang pesan-pesan mana yang bisa diumumkan, pesan-pesan mana yang hanya boleh diketahui oleh para kurator, pesan-pesan mana yang hanya bisa dibaca oleh Sicheng Li dan Ketua Departemen Jing’an. Misalnya, keberadaan para Pengawal Serigala terbuka bagi seluruh anggota staf, tetapi kabar tentang penculikan Wang Yunxiu pada mulanya hanya diantarkan pada Li Bi.
Dari dua kebocoran di Departemen Jing’an, yang satu tentang Xifu dan yang lain tentang Changming Fang, tak satu pun yang melibatkan informasi amat rahasia, yang mana menunjukkan bahwa mata-mata ini tak punya akses atas kabar pada tingkat kerahasiaan yang lebih tinggi.
Segera Xu Bin menemukan beberapa fakta mendasar tentang mata-mata ini: pertama, dia tak kesulitan dalam hal keluar masuk gerbang depan dan gerbang sudut; kedua, dia punya akses pada pesan-pesan mengenai pergerakan terkini dari Departemen Jing’an, namun hanya pada tingkat kerahasiaan menengah atau rendah. Dengan melakukan hal ini, dia telah mengeluarkan sejumlah besar juru tulis, hanya meninggalkan para kurator dan petugas kantor.
Berpikir tentang hal ini, Xu Bin mengangkat kepalanya dan melontarkan lirikan ke arah sudut. Cui Qi telah dengan sengaja bersembunyi di dalam kegelapan sehingga tak seorang pun yang akan menyadari dirinya. Ironisnya, saat ini Cui Qi adalah satu-satunya orang di aula ini yang sudah jelas bukan merupakan mata-mata.
‘Tunggu. Apakah ada kemungkinan kalau Cui Qi tahu siapa mata-mata itu? Lagipula, pastinya ada penghubung yang membantu dia dengan rencana khianatnya.’ Tapi segera Xu Bin mengeluarkan kemungkinan ini. Orang yang mengubah Cui Qi menjadi seorang pengkhianat pastilah orang yang secara terbuka bekerja untuk Perdana Menteri Li, karena hanya ucapan dari orang seperti ini yang bisa cukup meyakinkan. Si penghubung bertanggung jawab untuk menarik Cui Qi, dan si mata-mata bertanggung jawab untuk menyampaikan kabar. Ini adalah dua jalur pekerjaan yang berbeda.
Di samping itu, bahkan bila Cui Qi tahu, tak mungkin dia akan memberitahu Departemen Jing’an.
Tampaknya Xu Bin harus mencari jalan lain.
Xu Bin melihat lagi peta terperinci itu dan sebuah ide cemerlang tiba-tiba menyambarnya, tetapi dia masih membutuhkan kesempatan yang tepat untuk menjalankannya, jadi dia harus menunggu saat itu dengan sabar.