The Longest Day in Chang’an - Chapter 8
Jam pasir bahkan belum melewati seperempat jam saat keributan tiba-tiba terdengar dari luar aula. Dengan langkah-langkah tergesa, Yao Runeng membantu Wen Ran berjalan ke dalam. Wen Ran, terbungkus dalam selimut tipis dan was-was dengan lingkungan aneh ini, membiarkan pria itu mendorong dirinya ke depan.
Sebagian besar juru tulis mendongakkan kepala mereka untuk menatap dirinya dengan berbagai macam tatapan. ‘Ini pastilah putri Wang Zhongsi. Akhirnya, kita menemukan dia!’ Wanita ini adalah alasan utama kenapa mereka harus bekerja lembut alih-alih menikmati pertunjukan lentera.
Yao Runeng membawa Wen Ran pada Li Bi. Sebelum Li Bi bicara, Yao Runeng melangkah maju dan berkata dengan suara lirih, “Nona ini bukan Wang Yunxiu. Namanya Wen Ran.”
Li Bi tertegun. Dia mengira kalau akhirnya urusan ini selesai, tetapi tak disangka-sangka, sebuah masalah baru mengemuka. Dengan wajah dingin, dia bertanya, “Siapa itu Wen Ran?”
Yao Runeng berkata, “Aku sudah mencari tahunya pada perjalanan pulang kami. Dia adalah putri dari pemilik Toko Dupa Wen. Menurut kesaksiannya sendiri, dia diserang oleh Geng Api dan meminta bantuan pada Wang Yunxiu. Mereka sedang mengendarai sebuah kereta bergaya Hu saat beberapa orang bajingan menyerang dan menculik mereka ke Changming Fang. Jadi, mungkin… uh, kita sudah membuat kesalahan sejak awal.”
Ini adalah sebuah kesalahpahaman yang mengenaskan. Ternyata selama ini orang yang diculik oleh para Pengawal Serigala adalah Wen Ran.
“Bagaimana dengan Wang Yunxiu?” Li Bi memelototinya.
Merasa bahwa orang ini sangat galak, Wen Ran segera beringsut ke belakang Yao Runeng dan menggelengkan kepalanya. Semenjak kecelakaan kereta itu, semua yang telah terjadi pada dirinya menjadi lebih aneh daripada yang sebelumnya. Dia bahkan tak tahu apa yang sedang terjadi, apalagi tentang keberadaan Wang Yunxiu.
Li Bi kehilangan minat pada dirinya dan menyuruh Yao Runeng meminta Wen Ran tetap tinggal, menanyainya, lalu melepaskan gadis itu bila tak ada hal yang mencurigakan. Yao Runeng sudah akan membimbing Wen Ran pergi saat sesuatu terpikirkan oleh Li Bi yang kemudian langsung menghentikan mereka. “Apa kau mengenal Zhang Xiaojing?”
Secercah kegembiraan berkilat di mata Wen Ran saat dia mendengar nama yang dikenalnya ini. “Dia telah menyelamatkan keluargaku.”
Tiba-tiba Li Bi pun tercerahkan. Dia memuntir-muntir kebutan ekor kudanya dan tersenyum masam pada Xu Bin, “Tak heran Zhang Xiaojing bersikeras melakukan pencarian kedua. Ternyata orang yang ingin dicarinya bukan Wang Yunxiu, melainkan wanita ini, Wen Ran!”
Beberapa waktu yang lalu, Zhang Xiaojing bersikeras agar pencarian tambahan dijalankan di Changming Fang, dan Li Bi sudah bertanya-tanya tentang hal itu. Melihat Wen Ran, pikiran tajam Li Bi langsung menemukan hubungan samar di antara kedua hal ini. Melihat kembali ketika Zhang Xiaojing menambahkan dengan penuh empati bahwa yang diculik adalah Wang Yunxiu, Li Bi yakin kalau Zhang Xiaojing mungkin telah dengan sengaja menyesatkan mereka sejak awal mula.
Li Bi merasa kesal sekaligus kecewa. Ya, Zhang Xiaojing memang telah merisikokan jiwa dan raganya untuk berusaha menghentikan orang-orang Turki itu, dan perilaku menyesatkan ini tidak memiliki pengaruh merugikan apa pun pada operasi utama, namun muslihat kecil ini telah mengacaukan kepercayaan tak bersyarat Li Bi kepadanya. Apakah ada hal lain yang tak dikatakan Zhang Xiaojing kepadanya? Apakah orang itu akan melakukan hal-hal semacam ini lagi di masa mendatang? Insiden ini telah menyulut serangkaian problema dan ketidakpastian.
“Kurung dia di aula belakang. Tanyai dia dan cari tahu hubungan antara dia dan Zhang Xiaojing!”
Dengan suara kasar Li Bi mengubah perintahnya. Yao Runeng mengira kalau dirinya baru saja salah dengar. ‘Suruh dia tetap tinggal’ dan ‘kurung dia’ mengindikasikan motivasi yang berbeda.
Saat melihat keraguan Yao Runeng, Li Bi menghantamkan kebutan ekor kudanya ke atas meja dengan suara berdebum keras. Yao Runeng tak punya pilihan selain mencekal Wen Ran dan menariknya ke aula belakang dengan raut menyesal.
Terperangah, Wen Wan berpegangan erat pada lengan Yao Runeng. Dari antara semua orang di aula ini, pria ini adalah satu-satunya orang yang dirasanya bisa diandalkan.
Setelah mereka pergi, Li Bi memejamkan matanya dan menetapkan tekadnya untuk memanggil kembali Zhang Xiaojing begitu mendapatkan kemajuan di Kuil Nestorian di Yining Fang itu. Dia tidak yakin apakah dia bisa terus memercayai orang itu pada operasi berikutnya.
Xu Bin, yang berdiri di samping, tak tahu bahwa bahwa telah ada sebuah perubahan samar dalam sikap atasannya kepada temannya. Dia memusatkan semua perhatiannya dalam menulis sesuatu.
Karena kesempatan yang telah ditunggunya kini sudah tiba.
Departemen Jing’an memiliki dua gerbang yang mengarah ke depan, satu gerbang depan dan satu gerbang sudut, yang mana keduanya dijaga oleh para prajurit Lubi. Semua orang yang melewati gerbang-gerbang ini harus menunjukkan plakat pengenal bambu mereka. Para penyusup tanpa plakat pengenal akan dianggap telah melakukan kejahatan yang sama dengan memasuki istana kekaisaran, dan para prajurit diperbolehkan membunuh mereka di tempat.
Pada hari ini, dari waktu Si, sejumlah besar orang telah masuk dan keluar departemen melalui kedua gerbang itu, dan mereka semua memiliki urusan yang luar biasa mendesak. Semua kericuhan itu bertahan hingga waktu Shen saat lilin-lilin dinyalakan. Semua prajurit kelelahan, jadi pemeriksaan plakat identitas perlahan-lahan menjadi asal-asalan.
Seorang petugas berwajah panjang berjalan keluar dari gerbang sudut Departemen Jing’an dengan sebuah plakat identitas bambu di tangannya. Seorang menjaga melihat wajahnya dan mengenali dirinya. Dia adalah Panitera Pang, yang mondar-mandir antara Kantor Jingzhao dan Departemen Jing’an secara teratur melalui gerbang sudut ini. Dia bertanggungjawab mengantarkan semua jenis dokumen resmi. Dalam satu hari ini saja, dia telah kemari sebanyak lebih dari sepuluh kali. Segan untuk memeriksa plakat identitasnya secara seksama, si prajurit mengambilnya, menatapnya sebentar, dan kemudian membiarkannya lewat dengan lambaian tangannya.
Panitera Pang melangkahi pembatas dan memasuki Kantor Jingzhao. Setelah melihat sekeliling, dia tak langsung menuju ke Divisi Personalia tetapi malah berbelok dan pergi menuju sebuah jalan tapal kuda di antara aula utama dan dinding. Jalan ini sangat sempit dan hanya bisa dilalui oleh seekor kuda, sehingga disebut sebagai jalan tapal kuda. Ada macam-macam barang disimpan di sini, dan jarang ada orang yang datang kemari.
Dia berjalan ke tengah Jalan Tapal Kuda, berjongkok, dan mengeluarkan segulung kertas dari kantong dalam bajunya. Mendadak, sebuah gong berbunyi dan bersamaan dengan itu sebarisan lentera muncul di puncak dinding, serta merta menyinari seluruh jalanan. Xu Bin berdiri di ujung lain jalan, menatap dirinya dengan raut penuh sesal di wajah.
“Pang Tua, aku tak pernah menyangka kalau mata-matanya adalah kamu….”
Panitera Pang berkata panik, “Aku-aku datang kemari hanya untuk buang air.”
Xu Bin menggelengkan kepalanya dengan seulas senyum masam, berkata, “Aih…. Berhentilah berbohong padaku. Memangnya tidak ada cukup kakus di Departemen Jing’an?” Xu Bin berjalan menghampiri, merampas gulungan kertas dari tangan Panitera Pang dan membukanya. Secara mengejutkan, isinya hanya daftar pembelian makanan.
Dengan senyum merendah, Panitera Pang berkata, “Kau tahu aku, Xu Tua. Kakus di Departemen Jing’an terlalu kotor, jadi aku kemari. Lebih nyaman untuk menyekanya dengan kertas daripada lembar toilet (T/N: sebuah bilah bambu kecil sekali pakai yang dipakai untuk membersihkan diri di kakus pada Tiongkok zaman feodal). tetapi karena Dekrit Penyimpanan Kertas, aku tak bisa membiarkan siapa pun mengetahuinya.”
Pemerintahan Istana telah mengeluarkan Dekrit Penyimpanan Kertas, menyatakan bahwa semua penduduk harus menghormati kertas dan menghargai kata-kata, serta melarang penggunaan kertas yang ada tulisannya sebagai kertas toilet. Panitera Pang berusaha memakai daftar pembelian makanan sebagai kertas toilet, jadi secara teknis, dia harus dihukum pukul dengan tongkat.
Xu Bin berkata, “Eh… kau berpikir terlalu banyak, Pang Tua. Hukumnya ketat, tapi para pelaksana hukum memiliki akal sehat mereka sendiri. Bagaimana bisa mereka menangkap orang hanya karena sepotong kertas sepele?” Kemudian dia mengembalikan gulungan kertas itu pada Panitera Pang. Panitera Pang merasa lega. Dia sudah akan menepuk bahu Xu Bin untuk menunjukkan rasa terima kasih saat Xu Bin melangkah perlahan ke samping, dan tampak serius sekarang. “Kalau mereka melakukannya, itu adalah karena seseorang telah membo – membocorkan rahasia militer.”
Dia adalah orang yang jujur, dan kata-kata singkat yang terbata itu telah menghabiskan seluruh martabatnya saat dia mengucapkan kata-kata tuduhan itu. Raut di wajah Panitera Pang menjadi gelap saat dia mendengar hal ini. “Xu Tua, kau tak bisa memfitnah kolegamu seperti ini. Berusaha memakai ini sebagai kertas toilet memang adalah kesalahanku, tetapi bukankah tuduhanmu itu agak sedikit liar?”
Xu Bin sedikit terlonjak mundur dan kemudian mengesah berat, menyadari bahwa dirinya tak pernah dimaksudkan untuk menjadi seorang penangkap mata-mata. Dia melangkah ke samping, menampakkan seseorang di belakangnya. Dengan cahaya lilin, Panitera Pang melihat dan mendapati bahwa orang itu adalah penjaga yang bertugas pada gerbang sudut, yang tangannya telah diikat ke belakang, dan dia pun mulai gemetar.
Gang itu menjadi sunyi, sangat berbanding terbalik dengan keriuhan di luar. Kemudian Xu Bin berkata dengan suara lirih:
“Aku tahu kalau ada seorang mata-mata di departemen kita, tapi aku harus menunggu kesempatan itu datang. Barusan tadi, seorang wanita kembali ke aula, yang mana seharusnya adalah Wang Yunxiu tetapi diidentifikasikan sebagai orang lain. Aku dengan sengaja mengirimkan pesan ini kepada semua petugas. Hal ini begitu penting sehingga si mata-mata pasti akan langsung menyampaikannya sesegera mungkin, dan orang yang meninggalkan kursi mereka pada saat ini.… Er… adalah yang paling mencurigakan.”
Xu Bin menjelaskan jebakan yang telah dipasangnya dengan sikap sopan, seakan cemas kalau Panitera Pang mungkin tak mengerti.
“Sepanjang waktu ini, aku sudah bertanya-tanya bagaimana mata-mata di Departemen Jing’an bisa berhasil melewati gerbang depan atau sudut, er… er…. Dan kemudian aku menyadari bahwa aku telah membuat kesalahan. Orang ini belum tentu adalah seseorang yang pergi melewati gerbang. Dia bisa jadi adalah orang yang… er… menjaga gerbang.” Setelah mengatakan ini, Xu Bin menghela napas dalam-dalam dan nada suaranya menjadi lebih percaya diri. “Aku sudah melihatnya barusan tadi: kau berjalan melewati gerbang sudut, menyampaikan pesan kepada penjaga sementara dia memeriksa plakat identitasmu, dan kemudian pergi tanpa membawa apa pun yang mencurigakan pada dirimu; si penjaga mengoperkannya pada orang lain di luar dan kemudian lanjut menjalankan tugasnya, juga tanpa ada sesuatu yang mencurigakan pada dirinya. Itu adalah sebuah metode yang sangat cerdas. Kalau diselidiki secara terpisah, kalian berdua akan jadi tak bersalah. Hanya dengan menyatukan kalian berdua barulah aki bisa menemukan muslihat kalian.”
Panitera Pang merosot ke tanah di gang itu dengan suara berdebum. Xu Bin menyuruh beberapa orang anggota Buliang Ren untuk menangkap mereka. Panitera Pang segera mengangkat kepalanya dan memohon, “Aku-aku bekerja untuk Paviliun Phoenix….”
Paviliun Phoenix adalah Sekretariat. Dia telah mengaku kalau dirinya adalah bawahan dari Perdana Menteri Li, berharap Xu Bin akan berbelas kasihan kepadanya. Akan tetapi, meski Xu Bin orang yang lamban, dia tahu kalau tak mungkin Perdana Menteri Li akan mengakui hal ini, apalagi melindungi sang Panitera. Karir pejabat Panitera Pang sudah berakhir.
Panitera Pang juga menyadari hal ini. Dia mencengkeram lengan baju Xu Bin, berseru, “Aku ingin bertemu dengan Sicheng Li! Aku hanya menyampaikan pesan. Aku tak pernah ikut campur dalam urusan apa pun di Departemen Jing’an!”
Begitu mendengar hal ini, Xu Bin merasa cukup kesal, “Humph! Kau malah mengingkari ini. Kalau bukan karena kolusi antara kau dan Paviliun Phoenix, kau pikir masih akan ada api di Pedagang Makmur Jauh? Apa si Cui Qi itu masih akan mengkhianati kita?”
Begitu mendengar hal ini, Panitera Pang terpana dan berseru, “Aku memang menyampaikan kabar tentang Komandan Zhang ke Paviliun Phoenix, tapi aku tak ada hubungannya dengan urusan di Pedagang Makmur Jauh!”
“Hmm?”
“Bekerja untuk orang-orang Turki hukumannya adalah mati! Di samping itu, tak ada yang bisa kudapatkan dengan melakukan hal itu.” Panitera Pang kedengaran terbakar oleh amarah kebenaran.
Teringat pada hal ini, Xu Bin menyadari bahwa kedua kebocoran ini sebenarnya memiliki sifat yang sepenuhnya berbeda. Penerima manfaat dari api di Pedagang Makmur Jauh adalah para Pengawal Serigala Turki yang sedang berusaha mencuri peta di Xifu itu, sementara penerima manfaat dari pengkhianatan Cui Qi adalah Perdana Menteri Li.
Tak peduli seberapa pun tak tahu malunya Panitera Pang, dia tak mungkin bisa bekerja untuk kedua pihak pada waktu bersamaan.
“Apa ini berarti… sebenarnya ada dua mata-mata?” Berdiri di gang, Xu Bin merasakan gelenyar dingin rasa takut menjalarinya. Sejak kapan keamanan Departemen Jing’an jadi begitu rapuh? Para mata-mata telah masuk ke dalamnya seperti debu dan pasir menembus saringan.
Dia memancangkan tatapannya pada Panitera Pang yang merasakan hawa dingin merambat di tulang belakangnya. Namun Panitera Pang segera menemukan bahwa Xu Bin sebenarnya rabun jauh, bahwa dia sebenarnya sedang menatap gulungan kertas kosong yang telah dia maksudkan untuk dipakai sebagai kertas toilet. Dengan sangat hati-hati, dia memberikannya, berkata, “Kalau kau menginginkan ini….”
Mendadak, Xu Bin terlonjak, berbalik dan berlari keluar dari gang. Sungguh sulit bagi seorang pria paruh baya seperti dirinya untuk berlari secepat itu. Segera dia menghilang di ujung gang. Panitera Pang, si penjaga, dan beberapa orang anggota Buliang Ren yang mengawal kedua orang itu saling berpandangan, tak tahu apa yang harus dilakukan.
Xu Bin terengah menghirup udara, namun benaknya berlari dengan luar biasa kencang. Barusan tadi mendadak dia menyadari bahwa ada sebuah saluran yang lebih baik untuk menyampaikan pesan di Departemen Jing’an.