The Magic Division Leader’s Contract Marriage - Chapter 3
Dalam perjalanan kembali ke tempat tinggalnya, Bridget merasa tidak nyaman berjalan di sisi Ray.
Ray terlalu mencolok. Orang-orang di jalan, baik pria atau wanita, tua atau muda, semuanya menatap padanya. Bridget tidak yakin Ray sudah terbiasa oleh hal ini atau tidak, tapi pria itu tampak tidak terganggu.
Bridget merasa pria ini tampan ketika dia pertama kali menyapanya di Divisi Sihir, tapi dia tidak terlalu memperhatikannya karena pria itu mengenakan jubah hitam.
Namun, ketika dia melihatnya hari ini, pria itu sangat mempesona dalam balutan pakaian aristokrat putih bersihnya. Belum lagi dengan adanya sinar matahari yang tampak seperti memantulkan rambut pirangnya yang tertata rapi.
Sulit untuk memahami kenapa pria ini tidak pernah menikah. Ahli sihir adalah pengrajin yang selalu bekerja. Tapi dengan penampilan Ray, dia yakin wanita tidak akan meninggalkannya sendiri.
Ketika Bridget meninggalkan tempat tinggalnya pagi ini, dia tidak bisa menahan rasa tidak nyamannya. Tanpa dia duga, dia memiliki pembicaraan yang menyenangkan dengan Ray.
“Di sini tempatnya. Terima kasih atas waktumu hari ini. Maaf, tapi pimpinan divisi harus menolak untuk ke depannya.”
Saat Bridget tiba di perempatan tempat tinggalnya, dia membungkuk menghadap Ray. Namun, Ray menunduk dan tampaknya seperti sedang memikirkan sesuatu.
“Pimpinan Divisi, ada apa? Jangan pedulikan jika itu memang tentangku.”
“Aku ingin memberikan usul.”
Ray mendongak dan menatap Bridget.
“Ya.”
“Kupikir aku dan Nona Taylor sama-sama sepakat kalau kita tidak ingin menikah, tapi tekanan dari keluarga kita cukup mengganggu.”
“Mmhm.”
“Jadi, cukup masuk akal untuk kita menikah secara formal.”
“Hah?”
Bridget menatap Ray dengan terkejut. Memang benar kalau dialah yang mengatakan akan lebih mudah untuk menikah dan kemudian bercerai. Tapi apa pimpinan divisi sihir diperbolehkan untuk melakukan hal seperti itu? Seseorang yang berasal dari keluarga adipati sihir pertama?
“Maksudmu pernikahan sementara?”
“Iya. Aku pikir ada beberapa hal yang tidak dapat kita kompromi, jadi kita akan menetapkan aturan. Itu caraku untuk tidak membiarkan orang lain mengajarkanku tentang apa yang harus kulakukan terhadap pernikahanku.”
Bridget berusaha membayangkan apa yang akan terjadi kalau dia menikahi pria tampan ini. Apa ada satu atau dua wanita yang juga memikirkan pria ini juga? Kalau begitu, apakah dia akan membuat para gadis menjadi iri padanya?
“Baiklah, kalau kita menikah, bukankah aku akan ditikam oleh para wanita yang memuja pimpinan divisi?”
Ray segera melambaikan tangannya.
“Tidak ada wanita seperti itu. Kita akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan kalau ini tidak berbahaya.”
Sembari Bridget merenung, Ray mengeluarkan selembar kertas dari sakunya dan menuliskan sesuatu.
“Kalau kamu masih butuh mempertimbangkannya, silakan hubungi aku. Aku minta maaf kalau sikapku kasar. Semoga harimu menyenangkan.”
Ray menyodorkan kertas itu kepada Bridget dan segera pergi.
Pada akhirnya, dua hari kemudian, Bridget mengirim surat ke alamat yang tertera di atas kertas. Dalam surat itu, dia menuliskan kalau dia ingin membahas detail dari pernikahan kontrak yang diusulkan.
♥♥♥
Mereka sedang berdiskusi di ruang tamu rumah Ray. Dalam perjalanan pulang kerja, Bridget mengenakan seragam hitam biasa dengan celana panjang. Ray pun mengenakan jubah hitamnya.
Mereka telah menetapkan aturan untuk pernikahan kontrak mereka.
Pertama adalah mereka akan mengutamakan pekerjaan. Bridget tidak akan berhenti dari pekerjaannya dan pekerjaannya sebagai wanita bangsawan akan diminimalisir. Ray juga tidak akan memaksanya untuk melakukan itu.
Kedua, kalau mereka menemukan orang yang mereka sukai, mereka akan bercerai. Namun, selama pernikahan, mereka harus menghindari rumor yang tidak terhormat dan dicap tidak setia.
“Yah, aku tidak tahu ini akan berhasil atau tidak. Tapi marilah kita coba. Kalau tidak berhasil, kita bisa bercerai.”
Bridget mengangguk pada ucapan Ray.
Lalu Ray menyerahkan sebuah cincin besar dengan lambang keluarga di atasnya.
“Tidak perlu mengenakannya di jarimu. Itu seperti jimat.”
“Yang tempo hari kamu katakan mengenai menghindari bahaya. Aku harus berhati-hati di jalan pada malam hari untuk sementara waktu. Namun, jimat dari penyihir terbaik di dunia sepertinya akan cukup efektif.”
“Mungkin aku sedikit minder, tapi mungkin saja ada beberapa wanita yang akan bicara buruk mengenai pernikahan kita. Aku tidak merasa kalau kita akan diserang, tapi untuk sementara waktu, cincin itu akan melindungi kita dari serangan fisik.”
“Kamu bukan minder. Saat kita bersama dan berdiri di depan tempat tinggalku, ada rekan kerjaku yang melihat kita dan mengajukan banyak pertanyaan padaku.”
Bridget melihat tangannya dengan cincin itu, terlihat terlalu besar dan akan sulit untuk dipakai setiap hari, maka dia memutuskan untuk memakainya di leher.
Setelah itu, Ray memperkenalkan Bridget pada semua orang di rumah.
Ray hanya memberi tahu Connie kalau pernikahan mereka adalah pernikahan kontrak. Secara mengejutkan, Connie tidak menunjukkan penolakannya.
“Pernikahan politik keluarga, dalam arti tertentu juga dinamakan pernikahan kontrak. Sayang sekali Anda tidak akan bisa punya anak.”
Dia tampaknya senang tuannya, yang sama sekali tidak berniat menikah, akhirnya memutuskan untuk menikahi Bridget. Meski hanya secara formal.
Miranda tersentuh sampai meneteskan air mata.
“Aku tidak percaya semuanya berjalan begitu mulus. Terima kasih, Bridget.”
“Tidak, terima kasih kembali. Terima kasih.”
Dalam persiapan menikah, mereka memutuskan untuk tidak mengadakan upacara. Mereka hanya menyerahkan dokumen pernikahan pada saat itu. Namun, meski mereka menghindari pernikahan, merka masih harus tetap melapor pada kedua orang tua mereka.
Baik Ray atau Bridget mengira itu akan menimbulkan keributan, tapi kedua keluarga mereka sedang berada di ibu kota kerajaan untuk acara sosial. Untuk menyelesaikan semuanya, mereka menghubungi kedua keluarga dan menyesuaikan jadwal mereka.
♥♥♥
Akhir pekan selanjutnya, mereka pertama-tama mengunjungi rumah Marquis Taylor untuk melaporkan pernikahan mereka.
Bridget pikir akan memakan waktu lama untuk menjelaskan karena perkembangan hubungan mereka yang menuju ke pernikahan secara tiba-tiba, tak diduga ternyata semuanya sangat mudah. Bukan hanya karena ibunya, tapi juga ayah dan kakaknya yang begitu antusias saat mereka melihat Ray dan tidak ingin membicarakannya.
Meski demikian, ayah Bridget, kepala di keluarga itu. Dia menyeka keringat di wajahnya dan angkat bicara.
“Aku yakin kamu sudah tahu fakta kalau putriku pernah putus dua kali di masa lalu, Pimpinan Divisi Miller.”
“Iya, Pak. Tidak ada satu pun yang merupakan kesalahan Nona Bridget. Aku turut menyesal atas kehilangan itu.”
Ayah Bridget tersenyum pada Ray, dia merasa malu dan kesal. Tapi ada secercah rasa lega karena kekhawatirannya sudah terkonfirmasi, dia pun tidak mengatakan hal lainnya lagi.
Setelah undur diri dari rumah Marquis Taylor, mereka langsung pergi ke rumah Duke of Miller dengan kereta kuda.
“Maaf, keluargaku tidak bisa bicara dengan pantas.”
“Tidak, kelihatannya mereka cukup dekat.”
“Terima kasih. Semua orang yang kamu temui benar-benar senang menjilatmu.”
Ray menatap wajah Bridget.
“Itu tidak benar. Bagaimanapun, Nona Taylor sama sekali tidak tertarik padaku saat pertama kali kita berjumpa.”
Bridget tersenyum dan menatap Ray.
“Dalam lingkup pekerjaanku, jarang sekali aku bertemu pria tampan.”
“Benarkah?”
“Iya. Soalnya, pria tampan biasanya sangat pandai mendapatkan dana gelap. Mereka membuat wanita membayar kesalahan mereka. Jadi saat aku bertemu dengan pimpinan divisi, aku sempat mengira kamu itu penuh dengan kecurangan, melakukan penggelapan pajak, atau penggelapan dana lainnya.”
“Aku baru tahu kamu menilai aku seperti itu!”
“Tapi audit beberapa hari lalu menunjukkan kalau Divisi Sihir sepertinya tidak melakukan semua ini.”
Di dalam kereta kuda, mereka saling memandang dan tertawa.
Ketika mereka tiba di rumah Duke of Miller, Bridget terpesona oleh pemandangan di sana.
Itu rumah adipati sihir yang pertama. Perabotannya indah, mewah, dan antik. Ada juga beberapa barang di lantai yang tidak dia ketahui kegunaannya. Perbedaan kasta dalam pernikahan kontrak ini tiba-tiba membuat Bridget merasa tidak nyaman.
“Aku tidak pantas memasuki rumah pimpinan divisi, apa boleh…”
Duduk di ruang tamu tempat ia diizinkan masuk, Bridget bergumam dengan cemas. Dia bahkan takut untuk menyentuh cangkir teh karena takut akan memecahkannya.
“Tidak masalah. Ini sudah tua. Oh, jangan minum teh itu. Mungkin sudah ada mantera yang diucapkan di dalamnya.”
Bridget menatap teh itu.
Kemudian pintu kamar terbuka dan seorang pria dan wanita yang tampak seperti orang tua Ray masuk. Mereka terlihat seperti Ray, terutama sang ibu, wanita yang sangat cantik. Bridget pikir kalau Ray pasti seperti ibunya.
“Terima kasih banyak, Bridget, untuk hal mendadak ini.”
“Tidak, terima kasih juga. Senang bertemu dengan Anda.”
Bridget buru-buru menundukkan kepalanya.
“Ray, terima kasih pada nenekmu. Dia memang telah membantumu.”
“Di mana dia?”
“Dia dalam perjalanannya kemari. Katanya dia akan melakukan segara cara agar Bridget tidak pergi.”
Ketika Bridget menatap Ray, dia tampak seperti serangga yang terjepit. Dia dapat melihat Ray yang sama seperti dirinya, di bawah banyak tekanan dari keluarganya.
Ayah Bridget memberitahunya kalau dia didekati oleh Duke of Miller untuk membicarakan perjodohan. Dia lega melihat bahwa setidaknya dia tidak terhindarkan sebagai seorang partner pernikahan.
Setelah itu, ibu Ray terus berbicara dengan kesal bagaimana Ray tidak pernah memiliki seorang wanita dalam hidupnya dan betapa cerobohnya Ray sejak dia masih kecil.
“Bagaimanapun, dia selalu didekati karena ketampanannya. Tapi putraku itu sangat pemurung dan tidak bisa banyak berkata-kata. Dia selalu membaca buku, menanam tanaman obat sejak usia mudanya. Dia lebih suka tinggal di dalam rumah.”
Bisa-bisanya si ibu mengatakan ‘pemurung’ di depan putranya yang begitu tampan. Bridget berusaha menahan tawanya.
“Dia anak yang sangat ceroboh, tapi Bridget, tolong jaga dia. Dia mungkin bukan pria yang hebat, tapi dia penyihir yang hebat.”
“Itu cara mengerikan untuk mengatakannya. Setidaknya aku bisa mengatakan sesuatu yang cerdas saat diperlukan.”
Ray membalas, tapi Bridget tahu dia tidak akan bisa menahannya dan meledak. Lagi pula, kalau Ray bisa melakukan hal itu, Ray sudah menikah sejak dulu kala.
Ayah Ray mendengarkan dengan tenang dan akhirnya angkat bicara.
“Baik Ray dan Nona Bridget memiliki tugas yang penting. Lakukan pekerjaan kalian dengan baik untuk mendukung negara. Jangan khawatirkan tentang rumah.”
Bridget tersentak dan mengkhawatirkan ayah Ray, seorang penyihir, sedang membaca pikirannya.
Kedua orang tua mereka sangat menyayangi mereka. Bridget merasa sedikit tertekan karena ini hanyalah pernikahan kontrak.