Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 211
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 211 - Peringkat (IV)
Tempat duduk Xue Jiao jauh lebih baik dibandingkan tempat duduk yang pernah ditempatinya tahun yang lalu dan tempat duduk sekarang juga berada di posisi terbaik.
Tapi—
“Yi Tian Yu masih teman sebangkumu?” Ekspresi Li Si Tong langsung menjadi jelek.
Ekspresi Xue Jiao pun kosong.
Li Si Tong memandang Xue Jiao, lalu menatap punggung Yi Da Fa.
Pihak lain tampaknya bisa merasakan tatapan Li Si Tong, pria itu berbalik dan berdiri dengan hangat——
“Teman sekelas Xue Jiao dan Ibu Jiao Jiao sudah datang! Kemari dan silahkan duduk!”
Li Si Tong: “…”
Yi Da Fa tampak sangat antusias dan berbicara berputar-putar. Li SI Tong akhirnya tidak mempertanyakan, “mengapa putra Anda duduk di meja yang sama dengan putri saya”!
Yi Tian Yu mendekati Xue Jiao dan menabraknya, “Kutu buku, aku belum mengucapkan selamat padamu. Bagaimanapun, kau selalu mendapatkan peringkat pertama.”
Xue Jiao: “…”
Dia terdiam sejenak dan bertanya, “Bagaimana denganmu?”
“Aku masuk babak semifinal! Tim sekolah kita telah memasuki babak semifinal!” Yi Tian Yu menggosok tangannya dengan penuh semangat.
Xue Jiao: “…”
Kemudian, Xue Jiao bertanya tanpa ekspresi, “Aku bertanya tentang hasil ujian tengah semestermu.”
Yi Tian Yu: “Oh… peringkat 180-an.”
“Peringkatmu turun?”
Yi Tian Yu menundukkan kepalanya karena malu.
Xue Jiao menyentuh dagunya, “Tidak masalah, selama kau mendapatkan tempat pertama dalam pertandingan basket, kau bisa pergi ke universitas yang bagus.”
Mata Yi Tian Yu menjadi cerah.
Xue Jiao berkata, “Tapi, masih tersisa satu tahun lagi. Jika kau tidak melakukan yang terbaik, kau mungkin tidak bisa melanjutkan ke universitas yang kau inginkan.”
Yi Tian Yu: “…”
Telinganya terkulai lagi.
***
Pertemuan guru dan orang tua hari ini bisa dibilang sebagai pertemuan penuh pujian untuk Xue Jiao. Hampir semua guru yang berdiri di atas panggung akan memujinya.
Di masa lalu, mereka mungkin takut dengan performa Xue Jiao yang tidak stabil, namun siapa sangka bahwa gadis itu selalu menduduki peringkat pertama dan juga meraih penghargaan pertama dalam olimpiade Matematika.
Para guru pun membual, terlebih lagi Yin Fang, yang memuji Gu Xue Jiao tanpa henti.
Sepanjang jalan, hampir semua orang mengenal Xue Jiao dan Li Si Tong.
Tatapan iri seperti ini adalah pengalaman yang belum pernah dialami oleh Li Si Tong.
Dagunya sedikit terangkat dan senyumnya tidak berkurang, ketika dia mendengarkan pujian indah dari para guru.
Ini mungkin pertemuan paling bahagia yang pernah dihadiri oleh Li Si Tong selama bertahun-tahun.
Sampai akhir pertemuan guru dan orang tua, ada banyak orang yang mengobrol dengan Li Si Tong. Selepas itu, mereka beristirahat dan keluar.
“Jiao Jiao, jika kau merasakan terlalu banyak tekanan, kau harus memberi tahu Ibu!” Li Si Tong memandang Xue Jiao dengan penuh kasih sayang, dia mengulurkan tangannya dan dengan lembut meletakkan tangannya di atas kepala putrinya.
Dia jarang bersikap baik kepada Xue Jiao. Hari ini, Xue Jiao telah memberikan wajah untuknya. Oleh karena itu, dia berpikir bahwa Xue Jiao adalah hartanya!
Xue Jiao: “Ya…”
Dia sedikit memalingkan wajahnya dan menndukkan kepalanya. Tangan Li Si Tong berhenti di udara.
Ekspresi wajah Li Si Tong sedikit kaku. Pada saat itu, dia tiba-tiba mengerti apa yang telah dikatakan Cheng Shuo—— dia telah menghancurkan hati Xue Jiao. Itu akan menjadi tugas yang sulit untuk menghangatkannya kembali.
Li Si Tong tiba-tiba menyesal ketika dia mengingat kembali keraguan, ketidakpercayaan, serta perbuatan yang pernah dia lakukan…
Rasanya seperti ditusuk dengan pisau.
Ketidakpedulian Xue Jiao ini membuatnya sedih. Seberapa besar kesedihan yang telah dirasakan gadis ini?
Hati Li Si Tong terasa sakit, ketika dia melihat kepala Xue Jiao.
Ada keheningan di antara mereka berdua.
Pada saat ini, seorang pria berkacamata keluar dari kelas sebelah.
Dia hendak melewati mereka, tapi dia tiba-tiba berhenti dan berbalik untuk melihat mereka.
Li Si Tong tercengang dan bertanya, “Anda…”
Xue Jiao dengan cepat mengangkat kepalanya, dia tersenyum dan berkata kepada Li Si Tong, “Bu, beliau adalah wali kelas 2-2, Guru Li. Guru, ini ibuku.”
“Ah, jadi ini Guru Li. Halo!” Li Si Tong mengulurkan tangannya dan menyapanya sambil tersenyum.
Li Ping juga mengulurkan tangannya, menjabat tangannya, lalu berkata sambil tersenyum, “Halo, ibu Xue Jiao. Saya adalah wali kelas 2-2 dan juga guru yang mengajar mata pelajaran Kimia.”
“Oh~” Li Si Tong tiba-tiba tersadar, sebenarnya saat ini, dia sangat bingung.
Guru ini… apakah ada sesuatu yang ingin dia sampaikan kepadaku?
Li Ping dengan cepat mengungkapkan tujuannya. Dia mendekati mereka dan berkata dengan suara rendah, “Guru Yin adalah guru yang tegas. Saya mempunyai gaya mengajar yang berbeda dengan Guru Yin. Jadi… Apakah siswa Gu Xue Jiao berniat untuk pindah ke kelas 2-2?”
“Ah?” Li Si Tong tercengang dan menatap Xue Jiao.
Xue Jiao juga terlihat bingung,
“Nilai rata-rata kelas kami lebih tinggi dibandingkan kelas 2-1 dan suasana belajar kelas kami jauh lebih baik dibandingkan kelas 2-1. Jika Gu Xue Jiao ingin pindah ke kelas 2-2, saya akan menyambutnya atas nama kelas 2-2!” Li Ping menunjukkan dua baris gigi putihnya ketika dia tersenyum, “Chu Sheng juga belajar di kelas kami. Gu Xue Jiao dan Chu Sheng bisa saling menyemangati dan belajar bersama. Itu akan memberikan pengaruh yang baik untuk studi mereka!”
Pindah ke kelas 2-2?
Sebenarnya, dia tidak merasa keberatan jika Xue Jiao pindah ke kelas 2-2. Bagaimanapun juga, Yin Fang sempat memberikan perlakuan dingin kepada mereka di awal semester.
Yang paling penting adalah Xue Jiao masih duduk satu meja dengan Yi Tian Yu. Jika Xue Jiao pindah ke kelas 2-2, bukankah mereka akan berpisah?
“Jika kalian mau, saya akan mengurus kepindahan Xue Jiao ke kelas 2-2. Xue Jiao hanya perlu mengemasi barang-barangnya. Saya akan menyuruh siswa unuk membantu Xue Jiao pindah ke…”
Sebelum dia selesai berbicara, raungan Yin Fang datang dari kejauhan——
“Apa yang kamu inginkan, Lin Ping?”
***
Penulis ingin mengatakan sesuatu:
Yin Fang: Beraninya kau menyentuh rambut biarawati ini!
Yi Tian Yu: Hari ini adalah hari di mana aku hanya muncul untuk satu adegan!
Cheng Ming Ze: Hari ini adalah hari di mana hanya namaku saja yang disebutkan…
Lin Zhi Hua: Hari ini adalah hari di mana namaku tidak disebutkan…